Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SENSASI DAN PERSEPSI


Dibuat untuk memenuhi tugas
Matakuliah “psikologi komunikasi”

DOSEN PENGAMPU
Arini, S.Psi, M.Psi.

DI SUSUN OLEH
FEBRI ANGGRIAWAN
MEILANI

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur tak habis-habisnya diucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberi segala nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Tidak lupa pula, shalawat dan salam buat Nabi akhir zaman Muhammad SAW yang
penuh kasih sayang telah membawa umatnya menuju jalan kebenaran, dan buat semua keluarganya,
para sahabat serta seluruh pengikutnya yang tidak luput dari mengikuti sunnahnya hingga hari akhir,
dengan ucapan: Allahummasalli a’la Muhammad wa’ala alihi washahbihi ajma’in.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit pula rintangan dan hambatannya. Pemakalah
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, hal ini semata-mata karena keterbatasan
kemampuan pemakalah sendiri. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan masukan berupa kritik dan
saran yang membangun untuk kemajuan pemakalah dimasa yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sensasi
B. Syarat Syarat sensasi
C. Faktor Faktor yang mempengaruhi sensasi
D. Pengertian persepsi
E. Faktor Faktor yang berperan dalam persepsi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan berawal dari ketika individu dilahirkan, sejak itulah setiap individu dapat secara langsung
berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai saat itu individu akan menerima stimulus dari
lingkungannya. Manusia akan selalu menerima rangsang atau stimulus dari lingkungannya. Namun ini
tidak berarti bahwa stimulus juga dapat berasal dari luar individu itu, sebab individu juga dapat berasal
dari dalam diri individu itu sendiri. Stimulus ini berkaitan dengan sensasi dan persepsi.

Dalam proses penerimaan stimulus, alat indera merupakan faktor yang menentukan, karena setiap
stimulus yang kita terima dari luar diri kita akan ditangkap oleh alat indera kita. Untuk melakukan
sensasi dan persepsi tidaklah timbul begitu saja, ada tahapan-tahapan atau proses tertentu yang harus
dilalui oleh seseorang untuk bisa berpersepsi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud pengertian sensasi
2. Apa yang di maksud syarat syarat sensasi
3. Apakah Faktor Faktor yang mempengaruhi sensasi
4. Apa yang di maksud dengan pengertian persepsi
5. Apakah faktor faktor berperan dalam persepsi
BAB 11
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SENSASI
Sensasi adalah deteksi energi fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek fisik. Sensasi
adalah tahap pertama stimuli mengenai indra kita. Sensasi terjadi ketika dalam lingkungan eksternal
atau dalam tubuh merangsang reseptor dalam organ-organ indera. Seperti yang kita tahu bahwa
manusia mempunyai lima indera, yang berhubungan dengan lima organ inderawi : penglihatana
(mata), pendengaran (telinga), pengecapan (lidah), perabaan (kulit), dan pembauan (hidung).
1. Syarat-syarat sensasi

1) Adanya objek yang diamati

2) Alat indera atau reseptor serta syaraf sensoris yang baik sebagai untuk meneruskan stimulus ke
otak untuk mengahasilkan respon.

3) Pengalaman dan lingkungan budaya pengalaman dan budaya mempengaruhi kapasitas alat
indera yang mempengaruhi sensasi.

2.Faktor-faktor yang mempengaruhi Sensasi


1.Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi sensasi misalnya alat pendengaran, jika kita mendengar
sesuatu yang suaranya agak jauh tentu sulit bagi kita untuk bisa mendengarnya dengan jelas atau
samar-samar. Lalu lamanya rangsangan itu, misalnya alat penglihatan, jika kita melihat seseorang
yang cantik/ganteng yang sedang berjalan di kerumunan orang banyak apakah kita bisa melihatnya
secara jelas atau tidak. Inilah yang merupakan faktor dari luar yang dapat mempengaruhi sensasi
yang di indera.

2.Faktor Internal
Faktor internal lebih kepada kefungsian alat indera kita sendiri. Jika alat indera kita masih baik maka
dalam menerima rangsangan akan lebih efektif lagi, dan tidak timbul keragu-raguan sehingga dapat
sinkron dengan alat pengolahan yaitu syaraf dan otak.

3.Persepsi
Kehidupan individu tidak dapat lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosialnya. Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan
dunia sekitarnya. Mulai saat itu pula individu secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya,
dan ini berkaitan dengan persepsi.

B.Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului dengan proses pengindraan, yaitu merupakan
proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris.

Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu
sendiri. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan. Sekalipun persepsi
dapat melalui macam-macam alat indera yang ada pada diri individu, tetapi sebagian besar persepsi
melalui alat indera penglihatan.

Karena persepsi merupakan aktivitas yang intregated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri
individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi akan dikemukakan
karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam
mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu
yang lain, karena persepsi bersifat individual (Davidoff, 1981; Rogers, 1956)

1. Faktor-faktor yang Berperan dalam Persepsi


Persepsi individu mengorganisasikan dan menginterprestasikan stimulus yang diterimanya, sehingga stimulus
tersebut mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi. Berkaitan dengan faktor-faktor yang
berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:

1) Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu
yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf


Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf
sensoris sbagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak
sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

3) Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah
pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dari hal
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi ada syarat-syarat yang bersifat :

a) Fisik atau kealaman

b) Fisiologis

c) Psikologis

Berdasarkan atas penyelidikan-penyelidikan menunjukkan bahwa perhatian itu ada bermacam-macam, sesuai
dari segi mana perhatian itu akan ditinjau. Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, perhatian dapat dibedakan
atas perhatian spontan dan perhatian tidak spontan.

Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan secara spontan. Perhatian ini
erat hubungannya dengan minat individu. Bila individu telah mempunyai minat terhadap sesuatu objek, maka
terhadap objek itu biasanya timbul perhatian yang spontan, secara otomatis perhatian itu akan timbul. Misalnya
bila seseorang mempunyai minat terhadap seni lukis, maka secara spontan perhatiannya akan tertuju pada
lukisan yang ia lihat.
Perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sengaja, karena itu harus ada kemauan untuk
menimbulkannya. Seorang mahasiswa mau tidak mau harus memperhatikan pelajaran filsafat, sekalipun ia tidak
menyenangi, karena ia harus mempelajarinya. Karena itu untuk dapat mengikuti pelajaran tersebut, dengan
sengaja ia harus menimbulkan perhatiannya terhadap pelajaran filsafat itu.
Dilihat dari banyaknya objek yang dapat dicakup oleh perhatian pada suatu waktu, perhatian dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :

Perhatian yang sempit, yaitu perhatian individu pada suatu waktu hanya dapat memperlihatkan sedikit objek.
Perhatian yang luas, yaitu individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak objek pada suatu saat
sekaligus.
Proses Terjadinya Persepsi
Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus
mengenai alat indra atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada
kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung
mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut .

Proses stimulus mengenai alat indra merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh
alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses
di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau
apa yang diraba, proses ini disebut dengan proses psikologis.

1.Organisasi Persepsi
Dalam organisme atau individu mengadakan persepsi timbul suatu masalah apa yang dipersepsi terlebih
dahulu, apakah bagian merupakan hal yang dipersepsi dahulu, baru kemudian keseluruhannya, ataukah
keseluruhan dipersepsi terlebih dahulu baru kemudian bagian-bagiannya. Hal ini berkaitan bagaimana
seseorang mengorganisasikan apa yang dipersepsinya.

Menurut teori elemen dalam individu mempersepsi sesuatu maka yang dipersepsi mula-mula adalah bagian-
bagiannya, baru kemudian keseluruhan atau Gestalt merupakan hal yang sekunder.

Teori Gestalt mula-mula dikemukakan oleh Weirtheimer atas kejadian yang dialaminya pada waktu ia di stasiun
kereta api yang dinamakan phi-phenomena, yaitu bahwa dalam seseorang mempersepsi sesuatu tidak hanya
semata-mata tergantung pada stimulus objektif, tetapi individu yang mempersepsi juga berperan dalam
persepsi tersebut.

Penelitian-penelitian secara eksperimental dilakukan oleh Wertheimer, dkk. dalam persepsi, sehingga
menemukan beberapa hukum dalam persepsi. Hukum-hukum persepsi menurut Teori Gestalt adalah sebagai
berikut.

2.Hukum Pragnanz
Hukum ini oleh kaum gestalt dipandang sebagai hukum yang pokok.
3.Hukum Figure-Ground
Dalam persepsi dikemukakan adanya dua bagian dalam perceptual field, yaitu figure yang merupakan bagian
yang dominan dan merupakan fokus perhatian, dan ground yang melatarbelakangi atau melengkapi. Jadi
hukum in i bergantung pada perhatian seseorang yang mempersepsi.

4.Hukum Kedekatan
Hukum ini menyatakan bahwa apabila stimulus itu saling berdekatan satu dengan yang lain, akan adanya
kecenderungan untuk dipersepsi sebagai suatu kesluruhan atau suatu gestalt.

5.Hukum Kesamaan
Hukum ini menyatakan bahwa stimulus atau objek yang sama mempunyai kecenderungan untuk
dipersepsi sebagai suatu kesatuan.

6.Hukum Kontinuitas
Hukum ini menyatakan bahwa stimulus yang mempunyai kontinuitas satu dengan yang lain, akan terlihat
dari ground dan akan dipersepsi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan.

7.Hukum Kelengkapan atau Ketertutupan (closure)


Hukum ini menyatakan bahwa dalam persepsi adanya kecenderungan orang mempersepsi sesuatu yang
kurang lengkap menjadi lengkap sehingga menjadi sesuatu yang penuh arti.

a.Objek Persepsi
Banyak objek yang dapat dipersepsi, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Manusia itu sendiri dapat
menjadi objek persepsi. Orang yang menjadikan dirinya sebagai objek persepsi disebut sel-perception. Pada
umumnya objek persepsi diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

Manusia, objek yang berwujud nonmanusia ini disebut person perception atau social perception.
Nonmanusia, persepsi yang berobjekkan nonmanusia disebut nonsocial perception atau things perception.
Konsistensi Dalam Persepsi
Pengalaman seseorang akan berperan dalam mempersepsi sesuatu. Persepsi merupakan aktivitas yang
integrated, adanya aktivitas dalam diri seseorang yang berperan sehingga menghasilkan hasil persepsi tersebut.

b.Konsistensi bentuk
Pengalaman memberi pengertian bahwa uang logam itu berbentuk bulat, hasil persepsi itu akan tetap
walaupun uang logam itu dalam posisi miring, hasil persepsi akan sama karena adanya konsistensi bentuk.

Konsistensi warna
Semua orang mengerti bahwa susu murni itu berwarna putih, jadi walaupun susu murni itu disajikan ditempat
yang penerangannya berwarna merah, persepsi susu murni itu akan tetap berwarna putih, hal itu terjadi karena
adanya konsistensi bentuk.

Konsistensi ukuran
Pengalaman memberikan pengertian bahwa gajah dewasa itu ukurannya besar, lebih besar dari seekor harimau.
Apabila seseorang melihat seekor gajah dari kejauhan, maka gajah tersebut kelihatannya kecil, makin jauh
jaraknya kelihatannya akan makin kecil. Sekalipun yang dilihat itu kecil, namun dari hasil persepsi orang
menyatakan bahwa gajah itu mempunyai ukuran yang besar. Inilah yang disebut dengan konsistensi ukuran.

Stimulus
Individu pada suatu waktu menerima bermacam-macam stimulus. Agar stimulus dapat disadari oleh individu,
stimulus harus cukup kuatnya. Apabila stimulus tidak cukup kuat, bagaimanapun besarnya perhatian dari
individu, stimulus tidak akan dapat dipersepsi atau disadari oleh individu yang bersangkutan. Dengan demikian
ada batas kekuatan minimal dari stimulus, agar stimulus dapat menimbulkan kesadaran pada individu. Batas
minimal kekuatan stimulusyang dapat menimbulkan kesadaran pada individu disebut ambang absolut sebelah
bawah atau ambang stimulus,yaitu kekuatan stimulus minimal yang dapat disadari oleh individu. Kurang dari
kekuatan tersebut individu tidak akan dapat menyadari stimulus itu.

Hukum Weber-Fechner
Metode psikofisik adalah suatu metode yang dikemukakan oleh Fechner. Tetapi sebelum itu telah ada yang
merintisnya yaitu Weber, namun demikian psikofisik sebagai suatu metode lebih dikenal dan dihubungkan
dengan nama Fechner.

Weber sebagai profesor dalam lapangan anatomi di Universitas Leipzig merasa tertarik dan mengadakan
eksperimen-eksperimen dalam hubungan dengan kinestetik atau muscular sensation, yaitu sampai seberapa
tepat orang dapat membedakan perbedaan-perbedaan dari bermacam-macam stimuli, misalnya mengenai
berat, mengenai penglihatan, samapai seberapa jauh orang dapat membedakan dua buah garis yang tidak sama
panjangnya dan sebagainya. Dengan kata lain seberapa jauh individu dapat membedakan stimulus yang berbeda
keadaannya. Weber juga membuat formulasi yang terkenal dengan hukum Weber yaitu:
“Di dalam memperbandingkan dua objek, perbedaan itu dapat dipersepsi apabila tambahan stimulus telah
mencapai perbandingan yang tertentu terhadap standarnya

Secara matematis hukum Weber dinyatakan dalam bentuk rumus:

=C R : (Reiz) stimulus standar

: tamabahan stimulus

Hukum Weber ini kemudian disempurnakan atau diolah lebih lanjut olh Fechner. Fechner meletakkan 2 prinsip
lagi untuk mengembangkan hukum Weber, yaitu:

Persepsi yang kompleks merupakan kumpulan dari beberapa persepsi yang lebih kecil atau yang lebih
sederhana.
Adanya asumsi kesamaan just noticeable differences (jnd’s) dalam persepsi, karena itu adanya unit yang dapat
untuk mengukur perubahan persepsi.
Atas dasar formulasi Weber dan atas prinsip yang dikemukakannya, maka Fechner berpendapat bahwa:

Apabila stimulus bertambah dengan suatu perbandingan yang tetap, maka persepsi yang ditimbulkan
bertambah dengan tambahan yang sama.

a.Ilusi
Ilusi adalah kesalahan dalam memberi arti terhadap stimulus yang diterima, misalnya tonggak dikira sebagai
orang yang sedang berdiri. Ilusi bukanlah merupakan kelainan dalam kehidupan kejiwaan seseorang. Mengenai
ilusi terdapat adanya bermacam-macam faktor yang menjadi sebab, yaitu:

b.Faktor ke-alaman
Ilusi terjadi karena faktor alam, misalnya ilusi kaca.

c.Faktor Stimulus
a. Stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu dapat menimbulkan ilusi, misalnya gambar yang ambigous,
yang mempunyai arti lebih dari satu dapat menimbulkan ilusi.
b. Stimulus yang tidak dianalisis lebih lanjut, yang memberikan empresi secara total
c. ) Faktor individu Ini dapat disebabkan karena adanya kebiasaan dan dapat juga karena adanya kesiapan
psikologis dari individu
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Sensasi merupakan tahap pertama stimuli mengenai indera kita, dan persepsi merupakan
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi yang diterima oleh individu. Sensasi dan persepsi keduanya saling
berhubungan. Sensasi meliputi 5 macam penginderaan, penglihatan yang dilakukan oleh mata,
pendengaran oleh telinga, penciuman oleh hidung, pengecapan oleh lidah, dan peraba oleh kulit

B.SARAN
Dalam proses pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
Masukan dan saran dari pembaca dan pendengar sangat kami perlukan guna untuk
Meningatkan pengetahuan untuk perbaikan bagi pemakalah untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta.

Wade,Carol. 2008. Psikologi Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

http://khildaamaliyah.wordpress.com/2011/05/21/makalah-sensasi-psikologi/

Anda mungkin juga menyukai