PSIKOLOGI UMUM
Tentang
PERSEPSI
Dosen :
Prof.Dr.Herman Nirwana,M.Pd,Kons.
OLEH KELOMPOK :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang “ PERSEPSI” dapat
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang di tentukan.
Tujuan dari penyusunan laporan ini ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Prof.Dr.Herman Nirwana,M.Pd,Kons. dan juga untuk menambah wawasan tentang
konsep dasar psikologi .
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna .
Mengingat keterbatasan kemampuan penulis untuk menyusun makalah ini. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
demi kesempurnaaan makalah ini. Akan tetapi penulis berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat, khusus nya bagi penulis sendiri.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dari judul yang telah diberikan oleh dosen untuk memenuhi tugas mata kuliah
kami dan dari latar belakang yang telah kami susun, maka kami dapat merumuskan
makalah ini dengan beberapa rumusan makalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari persepsi?
2. Bagaimana proses pembentukan persepsi?
3. Apa saja karakterisktik persepsi?
4. Bagaimana proses kogitif dalam persepsi?
5. Apa peran belajar dalam persepsi?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau bisa disebut proses sensoris.
Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan
dan proses selanjutnya disebut proses persepsi. Proses tersebut mencakup pengindraan
setelah informasi diterima oleh alat indra, informasi tersebut diolah dan
diinterpretasikan menjadi sebuah persepsi yang sempurna.
Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai apa yang dipikirkan, dilihat,
dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa persepsi menentukan apa yang akan
diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai kepentingan baik untuk diri sendiri,
keluarga, maupun lingkungan masyarakat tempat berinteraksi. Persepsi inilah yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Persepsi dihasilkan dari kongkritisasi
pemikiran, kemudian melahirkan konsep atau ide yang berbeda-beda dari masing-
masing orang meskipun obyek yang dilihat sama.
5
2.2 Proses Pembentukan Persepsi
Agar dihasilkan suatu pengindraan yang bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu
dalam persepsi, ciri-ciri tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Modalitas: rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas
tiap-tiap indra, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-masing indra (cahaya untuk
6
penglihatan; bau untuk penciuman; suhu bagi perasa; bunyi bagi pendengaran;
sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya).
b. Dimensi ruang: persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang); kita dapat
mengatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, latar depan latar belakang,
dan lain-lain.
c. Dimensi waktu: persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat lambat, tua
muda, dan lain-lain.
d. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau gejala-gejala
dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan
konteksnya. Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu.
e. Dunia penuh arti: persepsi adalah dunia penuh arti. Kita cenderung melakukan
pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita,
yang ada hubungannya dalam diri kita.
Dari beberapa ciri-ciri persepsi di atas, kita dapat melihat bahwa alat-alat indra
manusia sangat berpengaruh dalam proses pembentukan sebuah persepsi. Alat-alat
indra yang dimiliki manusia menyebabkan manusia mampu berpikir, merasakan, dan
memiliki persepsi tertentu mengenai dirinya dan dunia disekitarnya. Persepsi di mulai
dengan adanya stimulus atau rangsangan dari luar alat indra kita. Dari stimulus tersebut
alat indra kita kemudian memprosesnya sehingga kita dapat menentukan atau
menafsirkan informasi dari apa yang terjadi.
Menurut Baihaqi (2007) secara umum ada beberapa sifat persepsi, antara lain:
1. Bahwa persepsi timbul secara spontan pada manusia, yaitu ketika seorang
berhadapan dengan dunia yang penuh dengan rangsang indera manusia
menerima 3 milyar perdetik, 2 milyar diantaranya diterima oleh mata.
2. Persepsi merupakan sifat paling asli, merupakan titik tolak perbuatan kesadaran
3. Dalam persepsi tidak selalu dipersepsikan secara keseluruhan, mungkin hanya
sebagian, sedangkan yang lain cukup dibayangkan.
4. Persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi atau bergantung pada konteks
dan pengalaman berarti pengalaman-pengalaman yang dimiliki dalam
kehidupan sebelumnya.
5. Manusia sering tidak teliti sehingga dia sering keliru, ini terjadi karena sering
ada penipuan dibidang persepsi. Sesuatu yang nyata pada bayangan. Selain itu
adapula ilusi persepsi yaitu persepsi yang salah sehingga keadaannya berbeda
dengan keadaan yang sebenarnya
6. Persepsi sebagian ada yang dipelajari dan sebagian ada yang bawaan. Persepsi
yang sifatnya dipelajari dibuktikan dengan kuatnya pengaruh pengalaman
terhadap persepsi. Sedangkan yang sifatnya bawaan dibuktikan dengan
dimilikinya persepsi ketingia pada bayi.
7. Dalam persepsi, sifat benda yang dihayati biasanya bersifat permanent dan
stabil, tidak dipengaruhi oleh penerangan, posisi, dan jarak (Permanent Shade).
8. Persepsi bersifat prospektif, artinya mengandung harapan
7
9. Kesalahan persepsi bagi orang normal, ada cukup waktu untuk mengoreksi,
berbeda dengan orang yang terganggu jiwanya.
8
Didasarkan pada daftar yang dikembangkan oleh Eleanor Gibson
(1969). Distinctive-features relative konstan baik bagi huruf-huruf yang ditulis
tangan, dicetak, maupun diitik. Model ini bisa menjelaskan bagaimana
mempersepsi pola-pola dua dimensi dalam pelbagi variasi, misalnya lukisan.
Penelitian uji distinctive-features secara khusus hanya terfokus kepada
kemampuan merekognisi huruf-huruf dan angka-angka saja.
4. Pendekatan Komputasional
Pendekatan ini berisi penggabungan pendekatan prototipi dan
pendekatan distinctive-features.Tujuan utama pendekatan ini adalah
mengembangkan dasar-dasar teori computer yang dapat melakukan tugas-tugas
kognitif manusia dengan cepat dan akurat mengenai bentuk-bentuk 3 dimensi.
Penggunaan computer untuk menstimulasi proses-proses perceptual dikenal
sebagai mesin visual.
Persepsi dan tindakan adalah sebuah siklus: Orang bertindak untuk belajar
tentang lingkungan mereka, dan mereka menggunakan apa yang mereka pelajari untuk
memandu tindakan mereka. Dari perspektif ini, ciri-ciri kritis persepsi mencakup
tindakan eksplorasi pengamat dan pengetahuan tentang peristiwa, benda hidup dan
mati, dan lingkungan sekitar yang diperoleh saat terlibat dalam melihat, mendengarkan,
menyentuh, berjalan, dan bentuk lain dari pengamatan langsung. Persepsi sering kali
menghasilkan informasi pembelajaran yang secara langsung relevan dengan tujuan
yang ada, tetapi terkadang menghasilkan pembelajaran yang tidak terkait dengan
tujuan langsung seseorang.
Persepsi menjadi lebih terampil dengan latihan dan pengalaman, dan
pembelajaran perseptual dapat dianggap sebagai pendidikan perhatian. Perceivers
mulai memperhatikan fitur situasi yang relevan dengan tujuan mereka dan tidak
memperhatikan fitur yang tidak relevan. Tiga prinsip umum pembelajaran perseptual
tampaknya sangat relevan. Pertama, persepsi yang tidak terampil membutuhkan banyak
perhatian yang terkonsentrasi, sedangkan persepsi yang terampil membutuhkan lebih
sedikit perhatian dan lebih mudah digabungkan dengan tugas-tugas lain. Kedua,
persepsi yang tidak terampil melibatkan memperhatikan fitur stimulasi sensorik yang
relevan dan tidak relevan tanpa memahami makna atau relevansinya dengan tujuan
seseorang, sedangkan persepsi yang terampil melibatkan penyempitan fokus seseorang
pada fitur yang relevan dan memahami situasi yang mereka tentukan. Dan ketiga,
persepsi yang tidak terampil sering kali melibatkan perhatian pada stimulus proksimal
(yaitu, pola informasi cahaya atau akustik atau tekanan pada retina, koklea, dan kulit,
masing-masing), sedangkan persepsi yang terampil melibatkan perhatian pada
peristiwa distal yang ditentukan oleh stimulus proksimal
9
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Definisi persepsi sebagai proses seorang individu memilih, mengorganisasikan
dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran
yang memiliki arti. Persepsi disini tidak hanya tergantung pada hal fisik, tetapi juga
berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu tersebut. Sedangkan
dalam proses memperoleh atau menerima informasi tersebut adalah juga berasal dari
objek lingkungan.
Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai apa yang dipikirkan, dilihat,
dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa persepsi menentukan apa yang akan
diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai kepentingan baik untuk diri sendiri,
keluarga, maupun lingkungan masyarakat tempat berinteraksi. Persepsi dihasilkan dari
kongkritisasi pemikiran, kemudian melahirkan konsep atau ide yang berbeda-beda dari
masing-masing orang meskipun obyek yang dilihat sama.
Kemudian ciri-ciri rangsang, rangsang yang bergerak diantara rangsang yang
diam akan lebih menarik perhatian. Selanjutnya adalah nilai dan kebutuhan individu,
dan yang terakhir pengalaman dahulu. Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi
bagaimana seseorang mempersepsikan dunianya.
Rekognisi pola(Pattern of recognition) adalah proses mengidentifikasikan
serangkaian stimuli pengindraan yang kompleks .Pattern of recognition mencakup
pengindentifikasian serangkaian stimulasi pengindraan yang kompleks, seperti tulisan
alphabetis, wajah seseorang, atau pemandangan.
Persepsi menjadi lebih terampil dengan latihan dan pengalaman, dan
pembelajaran perseptual dapat dianggap sebagai pendidikan perhatian. Perceivers
mulai memperhatikan fitur situasi yang relevan dengan tujuan mereka dan tidak
memperhatikan fitur yang tidak relevan.
2.3 Saran
Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai apa yang dipikirkan, dilihat,
dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa persepsi menentukan apa yang akan
diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai kepentingan baik untuk diri sendiri,
keluarga, maupun lingkungan masyarakat tempat berinteraksi. Persepsi inilah yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Oleh karena itu sebaiknya kita menghargai
persepsi orang lain,karena tidak ada persepsi yang sama persis diantara manusia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Shaleh, Abdul Rahman. 2009. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta
:Kencana.
AW Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bimo, Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi.
Drever. 2010. Persepsi Siswa. Bandung: Grafindo.
Ramadhani, S. 2015. Informasi Awal Pengujian Efektivitas Ekstrak Bakteri UBCF 013 Dan UBCR
012 Sebagai Agen Biokontrol Untuk Pengendalian Colletotrichum gloesporioides Pada
Cabai Kopay Di Rumah Kaca. Skripsi. Budidaya Pertanian Padang. Universitas Andalas
Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 50.
Sumanto. 2014. Psikologi Umum. Yogyakarta: CAPS. h. 52.
Matlin,Margaret,W.1994.kognitif (edisi ketiga). Syabri, Nilawati Tadjuddin. Bandar Lampung :
Harakindo Publishing
GOLDSTONE, ROBERT L. 1998. "Perceptual Learning." Annual Review of Psychology 49:585–612.
https://education.stateuniversity.com/pages/2167/Learning-PERCEPTUAL
PROCESSES.html#ixzz7DizBsIyE
11