Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM

Tentang

PERSEPSI

Dosen :

Prof.Dr.Herman Nirwana,M.Pd,Kons.

OLEH KELOMPOK :

ANINDA AZHARA (21006043)

ANNISA FITRI BANOWATI (21060045)

MEIDINUL IHFA AMRI (21006067)

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang “ PERSEPSI” dapat
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang di tentukan.

Tujuan dari penyusunan laporan ini ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Prof.Dr.Herman Nirwana,M.Pd,Kons. dan juga untuk menambah wawasan tentang
konsep dasar psikologi .

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof.Dr.Herman


Nirwana,M.Pd,Kons. Yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang penulis tekuni.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna .
Mengingat keterbatasan kemampuan penulis untuk menyusun makalah ini. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
demi kesempurnaaan makalah ini. Akan tetapi penulis berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat, khusus nya bagi penulis sendiri.

Padang,2 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 4
2.1 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
3.1 Tujuan Makalah ................................................................................................................. 4
BAB II ................................................................................................................................................ 5
1.2 Pengertian Persepsi............................................................................................................ 5
2.2 Proses Pembentukan Persepsi ............................................................................................ 6
3.2 Karakteristik Persepsi ......................................................................................................... 6
4.2 Proses Kognitif Dalam Persepsi........................................................................................... 8
5.2 Peran Belajar Dalam Persepsi ............................................................................................. 9
BAB III ............................................................................................................................................. 10
1.3 Kesimpulan .................................................................................................................. 10
2.3 Saran ............................................................................................................................ 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Kamus Inggris Indonesia, kata perception diartikan dengan


“penglihatan” atau “tanggapan” (Echlos & Shadily dalam Desmita, 2010, hlm.117).
Sementara itu, menurut Wilcox (2013, hlm. 104-106) persepsi adalah penerjemah otak
terhadap informasi yang disediakan oleh semua indera fisik serta segala sesuatu yang
telah ada dalam pikiran kita, semua yang kita inginkan, kehendaki, sangka, dan
dibutuhkan, pengalaman masa lalu, membantu menentukan persepsi. Pendapat serupa
disampaikan oleh Sarwono (2002, hlm. 7) dalam pandangan konvensional persepsi
dianggap sebagai kumpulan penginderaan, sebagai proses pengenalan objek yang
merupakan aktivitas kognisi dimana otak aktif menggabungkan kumulasi (tumpukan)
pengalaman dan ingatan masa lalu serta aktif menilai untuk memberi makna dan
penilaian baik atau buruk. Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang
sangat penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia
sekelilingnya. Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris “perception”, yang
diambil dari bahasa Latin “perceptio”, “perceptio”, yang berarti menerima atau
mengambil.

2.1 Rumusan Masalah

Dari judul yang telah diberikan oleh dosen untuk memenuhi tugas mata kuliah
kami dan dari latar belakang yang telah kami susun, maka kami dapat merumuskan
makalah ini dengan beberapa rumusan makalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari persepsi?
2. Bagaimana proses pembentukan persepsi?
3. Apa saja karakterisktik persepsi?
4. Bagaimana proses kogitif dalam persepsi?
5. Apa peran belajar dalam persepsi?

3.1 Tujuan Makalah

Tujuan dari pembuatan makaah ini adalah :


1. Mendeskripsikan pengertian dari persepsi
2. Mendeskripsikan proses pembentukan persepsi
3. Mendeskripsikan karakteristik persepsi
4. Mendeskripsikan proses kognitif dalam pesepsi
5. Mendeskripsikan peran belajar dalam persepsi

4
BAB II
PEMBAHASAN

1.2 Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau bisa disebut proses sensoris.
Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan
dan proses selanjutnya disebut proses persepsi. Proses tersebut mencakup pengindraan
setelah informasi diterima oleh alat indra, informasi tersebut diolah dan
diinterpretasikan menjadi sebuah persepsi yang sempurna.

Philip kottler memberikan definisi persepsi sebagai proses seorang individu


memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran yang memiliki arti. Persepsi disini tidak hanya tergantung
pada hal fisik, tetapi juga berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu
tersebut. Sedangkan dalam proses memperoleh atau menerima informasi tersebut
adalah juga berasal dari objek lingkungan.

Menurut Stanton sebagaimana yang dikutip dalam buku perilaku konsumen


yang di tulis oleh Nugroho: “ Persepsi dapat di definisikan sebagai makna yang kita
pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu dan stimulus (rangsangan-rangsangan)
yang kita terima melalui panca indra (penglihatan, pendengaran, perasaan,dll).

Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai apa yang dipikirkan, dilihat,
dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa persepsi menentukan apa yang akan
diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai kepentingan baik untuk diri sendiri,
keluarga, maupun lingkungan masyarakat tempat berinteraksi. Persepsi inilah yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Persepsi dihasilkan dari kongkritisasi
pemikiran, kemudian melahirkan konsep atau ide yang berbeda-beda dari masing-
masing orang meskipun obyek yang dilihat sama.

Definisi mengenai persepsi yang sejatinya cenderung lebih bersifat psikologis


daripada hanya merupakan proses penginderaan saja, maka ada beberapa faktor yang
mempengaruhi, seperti perhatian yang selektif, individu memusatkan perhatiannya
pada rangsang-rangsang tertentu saja. Kemudian ciri-ciri rangsang, rangsang yang
bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Selanjutnya
adalah nilai dan kebutuhan individu, dan yang terakhir pengalaman dahulu.
Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan
dunianya (Shaleh, 2009).

5
2.2 Proses Pembentukan Persepsi

Proses terjadinya persepsi dimulai dari adanya objek yang menimbulkan


stimulus, dan stimulus mengenai alat indera. Stimulus yang diterima alat indera
diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat
kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau
apa yang dirasa. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam
berbagai macam bentuk (Walgito, 2010).
Menurut Walgito (2010) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi yaitu
terjadinya stimulasi alat indera dan ditafsirkan.
1. Obyek yang dipersepsi
Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor stimulus
dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari
dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf penerima
yang bekerja sebagai reseptor.
2. Alat indera, saraf, dan pusat susunan saraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping
itu juga harus ada saraf sensori sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat susunan saraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
3. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian,
yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi.

Walgito 2004 (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi


merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman
atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat
indera manusia.
2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris.
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima
reseptor.
4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
berupa tanggapan dan perilaku.

3.2 Karakteristik Persepsi

Agar dihasilkan suatu pengindraan yang bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu
dalam persepsi, ciri-ciri tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Modalitas: rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas
tiap-tiap indra, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-masing indra (cahaya untuk

6
penglihatan; bau untuk penciuman; suhu bagi perasa; bunyi bagi pendengaran;
sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya).
b. Dimensi ruang: persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang); kita dapat
mengatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, latar depan latar belakang,
dan lain-lain.
c. Dimensi waktu: persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat lambat, tua
muda, dan lain-lain.
d. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau gejala-gejala
dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan
konteksnya. Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu.
e. Dunia penuh arti: persepsi adalah dunia penuh arti. Kita cenderung melakukan
pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita,
yang ada hubungannya dalam diri kita.

Dari beberapa ciri-ciri persepsi di atas, kita dapat melihat bahwa alat-alat indra
manusia sangat berpengaruh dalam proses pembentukan sebuah persepsi. Alat-alat
indra yang dimiliki manusia menyebabkan manusia mampu berpikir, merasakan, dan
memiliki persepsi tertentu mengenai dirinya dan dunia disekitarnya. Persepsi di mulai
dengan adanya stimulus atau rangsangan dari luar alat indra kita. Dari stimulus tersebut
alat indra kita kemudian memprosesnya sehingga kita dapat menentukan atau
menafsirkan informasi dari apa yang terjadi.

Menurut Baihaqi (2007) secara umum ada beberapa sifat persepsi, antara lain:
1. Bahwa persepsi timbul secara spontan pada manusia, yaitu ketika seorang
berhadapan dengan dunia yang penuh dengan rangsang indera manusia
menerima 3 milyar perdetik, 2 milyar diantaranya diterima oleh mata.
2. Persepsi merupakan sifat paling asli, merupakan titik tolak perbuatan kesadaran
3. Dalam persepsi tidak selalu dipersepsikan secara keseluruhan, mungkin hanya
sebagian, sedangkan yang lain cukup dibayangkan.
4. Persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi atau bergantung pada konteks
dan pengalaman berarti pengalaman-pengalaman yang dimiliki dalam
kehidupan sebelumnya.
5. Manusia sering tidak teliti sehingga dia sering keliru, ini terjadi karena sering
ada penipuan dibidang persepsi. Sesuatu yang nyata pada bayangan. Selain itu
adapula ilusi persepsi yaitu persepsi yang salah sehingga keadaannya berbeda
dengan keadaan yang sebenarnya
6. Persepsi sebagian ada yang dipelajari dan sebagian ada yang bawaan. Persepsi
yang sifatnya dipelajari dibuktikan dengan kuatnya pengaruh pengalaman
terhadap persepsi. Sedangkan yang sifatnya bawaan dibuktikan dengan
dimilikinya persepsi ketingia pada bayi.
7. Dalam persepsi, sifat benda yang dihayati biasanya bersifat permanent dan
stabil, tidak dipengaruhi oleh penerangan, posisi, dan jarak (Permanent Shade).
8. Persepsi bersifat prospektif, artinya mengandung harapan

7
9. Kesalahan persepsi bagi orang normal, ada cukup waktu untuk mengoreksi,
berbeda dengan orang yang terganggu jiwanya.

4.2 Proses Kognitif Dalam Persepsi

Persepsi adalah proses yang memanfaatkan pengetahuan sebelumnya untuk


mengumpulkan dan memaknakan stimuli yang telah daftar oleh organ pengindraan.
Dua aspek persepsi yang relevan dengan kognisi adalah pattern of recognition
(rekognisi pola) . Pattern of recognition mencakup pengindentifikasian serangkaian
stimulasi pengindraan yang kompleks, seperti tulisan alphabetis, wajah seseorang, atau
pemandangan.

Rekognisi pola adalah proses mengidentifikasikan serangkaian stimuli


pengindraan yang kompleks. Ketika kita merekognisi suatu pola, maka indra kita akan
mengubah dan mengorganisasikan informasi yang masih mentah yang diberikan oleh
reseptor pengindraan, lalu informasi ini akan dibandingakan dengan informasi lain
yang telah tersimpan di dalam ingatan (memory). Beberapa teori pattern recognition :
1. Template-Matching Theory
Menurut teori ini, kita akan membandingkan setiap stimulus dengan
seperangkat emplates (yaitu pola-pola khusus yang telah tersimpan didalam
memory).Setelah membandingkan stimulus dengan sejumlah templates, maka
kita akan mencatat templates yang derajat kemiripannya peling dekat. Menurut
Jolicour & Landau, manusia memerlukan sekurangkurangnya 15 milisekon
untuk mengenali huruf yang telah diputar 180 derajat. Setiap perputaran
gambar, dan ini jelas sangat sulit. Secara ringkas dinyatakan teori templates
tidak dapat menanggulangi kompleksitas human visual processing.
2. Prototype Models
Model ini lebih fleksibel dibandingkan teori template-matcing.Menurut
model ini, kita menyimpan prototipi dalam ingatan (berbentuk abstrak dan pola
ideal) sehingga setiap kali melihat suatu stimulus maka akan di bandingkan
dengan prototipinya. Kesamaan ciri antara stimulus dengan prototipi ini tidak
perlu persis sama,melainkan dimungkinakn adanya variasi minor. Bila
kemiripannya sangat dekat, maka stimulus tersebut segera dapat dikenali.
Namun bila kepadanannya tidak adekwat, maka stimulus itu akan di bandingkan
dengan prototipi lain sampai di peroleh kesamaan yang adekwat.
3. Distinctive-Features Models
Menurut model ini, kita melakukan diskriminasi huruf-huruf
berdasarkan karakteristika tertentu. Karakteristika yang menjadi pembeda antar
suatu huruf dengan huruf lainnya itulah yang disebut distinctive-features. Bila
menurut teori prototipi kita menyimpan abstraksi dan versi ideal setiap huruf di
dalam ingatan kita, maka sebaliknya menurut model ini kita menyimpan daftar
komponen komponen yang menjadi ciri setiap huruf alphabetis.

8
Didasarkan pada daftar yang dikembangkan oleh Eleanor Gibson
(1969). Distinctive-features relative konstan baik bagi huruf-huruf yang ditulis
tangan, dicetak, maupun diitik. Model ini bisa menjelaskan bagaimana
mempersepsi pola-pola dua dimensi dalam pelbagi variasi, misalnya lukisan.
Penelitian uji distinctive-features secara khusus hanya terfokus kepada
kemampuan merekognisi huruf-huruf dan angka-angka saja.
4. Pendekatan Komputasional
Pendekatan ini berisi penggabungan pendekatan prototipi dan
pendekatan distinctive-features.Tujuan utama pendekatan ini adalah
mengembangkan dasar-dasar teori computer yang dapat melakukan tugas-tugas
kognitif manusia dengan cepat dan akurat mengenai bentuk-bentuk 3 dimensi.
Penggunaan computer untuk menstimulasi proses-proses perceptual dikenal
sebagai mesin visual.

5.2 Peran Belajar Dalam Persepsi

Persepsi dan tindakan adalah sebuah siklus: Orang bertindak untuk belajar
tentang lingkungan mereka, dan mereka menggunakan apa yang mereka pelajari untuk
memandu tindakan mereka. Dari perspektif ini, ciri-ciri kritis persepsi mencakup
tindakan eksplorasi pengamat dan pengetahuan tentang peristiwa, benda hidup dan
mati, dan lingkungan sekitar yang diperoleh saat terlibat dalam melihat, mendengarkan,
menyentuh, berjalan, dan bentuk lain dari pengamatan langsung. Persepsi sering kali
menghasilkan informasi pembelajaran yang secara langsung relevan dengan tujuan
yang ada, tetapi terkadang menghasilkan pembelajaran yang tidak terkait dengan
tujuan langsung seseorang.
Persepsi menjadi lebih terampil dengan latihan dan pengalaman, dan
pembelajaran perseptual dapat dianggap sebagai pendidikan perhatian. Perceivers
mulai memperhatikan fitur situasi yang relevan dengan tujuan mereka dan tidak
memperhatikan fitur yang tidak relevan. Tiga prinsip umum pembelajaran perseptual
tampaknya sangat relevan. Pertama, persepsi yang tidak terampil membutuhkan banyak
perhatian yang terkonsentrasi, sedangkan persepsi yang terampil membutuhkan lebih
sedikit perhatian dan lebih mudah digabungkan dengan tugas-tugas lain. Kedua,
persepsi yang tidak terampil melibatkan memperhatikan fitur stimulasi sensorik yang
relevan dan tidak relevan tanpa memahami makna atau relevansinya dengan tujuan
seseorang, sedangkan persepsi yang terampil melibatkan penyempitan fokus seseorang
pada fitur yang relevan dan memahami situasi yang mereka tentukan. Dan ketiga,
persepsi yang tidak terampil sering kali melibatkan perhatian pada stimulus proksimal
(yaitu, pola informasi cahaya atau akustik atau tekanan pada retina, koklea, dan kulit,
masing-masing), sedangkan persepsi yang terampil melibatkan perhatian pada
peristiwa distal yang ditentukan oleh stimulus proksimal

9
BAB III
PENUTUP

1.3 Kesimpulan
Definisi persepsi sebagai proses seorang individu memilih, mengorganisasikan
dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran
yang memiliki arti. Persepsi disini tidak hanya tergantung pada hal fisik, tetapi juga
berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu tersebut. Sedangkan
dalam proses memperoleh atau menerima informasi tersebut adalah juga berasal dari
objek lingkungan.
Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai apa yang dipikirkan, dilihat,
dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa persepsi menentukan apa yang akan
diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai kepentingan baik untuk diri sendiri,
keluarga, maupun lingkungan masyarakat tempat berinteraksi. Persepsi dihasilkan dari
kongkritisasi pemikiran, kemudian melahirkan konsep atau ide yang berbeda-beda dari
masing-masing orang meskipun obyek yang dilihat sama.
Kemudian ciri-ciri rangsang, rangsang yang bergerak diantara rangsang yang
diam akan lebih menarik perhatian. Selanjutnya adalah nilai dan kebutuhan individu,
dan yang terakhir pengalaman dahulu. Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi
bagaimana seseorang mempersepsikan dunianya.
Rekognisi pola(Pattern of recognition) adalah proses mengidentifikasikan
serangkaian stimuli pengindraan yang kompleks .Pattern of recognition mencakup
pengindentifikasian serangkaian stimulasi pengindraan yang kompleks, seperti tulisan
alphabetis, wajah seseorang, atau pemandangan.
Persepsi menjadi lebih terampil dengan latihan dan pengalaman, dan
pembelajaran perseptual dapat dianggap sebagai pendidikan perhatian. Perceivers
mulai memperhatikan fitur situasi yang relevan dengan tujuan mereka dan tidak
memperhatikan fitur yang tidak relevan.

2.3 Saran
Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai apa yang dipikirkan, dilihat,
dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa persepsi menentukan apa yang akan
diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai kepentingan baik untuk diri sendiri,
keluarga, maupun lingkungan masyarakat tempat berinteraksi. Persepsi inilah yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Oleh karena itu sebaiknya kita menghargai
persepsi orang lain,karena tidak ada persepsi yang sama persis diantara manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA
Shaleh, Abdul Rahman. 2009. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta
:Kencana.
AW Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bimo, Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi.
Drever. 2010. Persepsi Siswa. Bandung: Grafindo.
Ramadhani, S. 2015. Informasi Awal Pengujian Efektivitas Ekstrak Bakteri UBCF 013 Dan UBCR
012 Sebagai Agen Biokontrol Untuk Pengendalian Colletotrichum gloesporioides Pada
Cabai Kopay Di Rumah Kaca. Skripsi. Budidaya Pertanian Padang. Universitas Andalas
Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 50.
Sumanto. 2014. Psikologi Umum. Yogyakarta: CAPS. h. 52.
Matlin,Margaret,W.1994.kognitif (edisi ketiga). Syabri, Nilawati Tadjuddin. Bandar Lampung :
Harakindo Publishing
GOLDSTONE, ROBERT L. 1998. "Perceptual Learning." Annual Review of Psychology 49:585–612.
https://education.stateuniversity.com/pages/2167/Learning-PERCEPTUAL
PROCESSES.html#ixzz7DizBsIyE

11

Anda mungkin juga menyukai