Anda di halaman 1dari 4

PERSEPSI

Persepsi merupakan sebuah proses yang hampir bersifat otomatik, dan ia bekerja dengan
cara yang hampir serupa pada masing-masing individu, tetapi sekalipun demikian secara tipikal
menghasilkan persepsi-persepsi yang berbeda-beda. Karena itulah persepsi menjadi begitu
penting dalam penafsiran individu terhadap keadaan atau kondisi disekelilingnya.
Persepsi atau pandangan adalah sebuah proses saat individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan guna memberikan arti bagi lingkungan masyarakat. Perilaku
individu seringkali didasarkan pada persepsi masyarakat tentang kenyataan, bukan pada
kenyataan itu sendiri. Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalah penilaian-
penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Tentu saja sangat penting,
namun bukan tugas yang mudah bagi setiap orang. Oleh karena itu, kami mencoba untuk
menyajikan bahasan menarik mengenai persepsi dalam pandangan atau konteks psikologi sosial.
Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi yang diukur
bersifat abstraks, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur, dimana sikap terhadap
obyek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode pengukuran sikap terdiri dari metode self
report dan pengukuran involuntary behavior.
1. PENGERTIAN PERSEPSI
Secara etimologis presepsi berasal dari bahasa latin  preceptio;
dari  preceptio,  yang artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu
sendiri adalah yang menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.
Kata “presepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, seperti: presepsi diri,
presepsi sosial (Calhoun &Acocela, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan
presepsiinterpersonal (Rahmat, 1994). Dalam kepustakaan berbahasa inggris istilah yang
banyak digunakan ialah “social perception”. Pada dasarnya , objek berupa pribadi
memberi stimulus yang sama pula.
Definisi Persepsi menurut beberapa pakar :
a. Leavit, 1978 mengatakan presepsi adalah bagaimana sesorang memandang atau
mengartikan sesuatu.
b. Devito (1997:75), presepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya
stimulus yang mempengaruhi indera.
c. Yusuf (1991: 108) menyebut presepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”
d. Gulo (1982: 207) presepsi ialah proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu
dalam lingkungannya melalui indera.
e. Rakhmat (1994: 51), presepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.
f. Atkinson, presepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola
stimulus dengan lingkungan.
g. Verbeek (1978), presepsi dapay dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia
secara langsung dapat mengenal dunia riil yang fisik.
h. Brouwer (1983: 21), presepsi ialah suatu reflika dari benda di luar manusia yang
intrapsikis, dibentuk  berdasar rangsangan-rangsangan dari objek.
i. Pareek (1996: 13), presepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima,
menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi
pada rangsangan panca indera atau data.
Presepsi bisa dikatakan sebagai inti komukasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti presepsi , yang identic dengan penyandian-balik dalam proses komunikasi.
John R. Wenburg dan William W. Wilmot,menyebutkan  “presepsi dapat didefinisikan 
sebagai cara organisme  memberi makna” Rudolph F. Verderber, “presepsi adalah proses
menafsirkan informasi indrawi”  (dalam mulyana, 2000: 167).
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan
mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain persepsi
adalah cara kita mengubah energi – energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman
yang bermakna. Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak
akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan
kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan
persepsi individu,semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai
konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok
identitas. Persepsi meliputi :
a. Penginderaan ( sensasi ) melalui alat – alat indra kita ( indra perasa, indra
peraba, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar ). Makna pesan
yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Semua indra itu mempunyai andil bagi
berlangsungnya komunikasi manusia. Penglihatan menyampaikan pesan
nonverbal ke otak untuk diinterprestasikan. Pendengaran juga menyampaikan
pesan verbal ke otak untuk ditafsirkan. Penciuman, sentuhan dan pengecapan,
terkadang memainkan peranan penting dalam komunikasi, seperti bau parfum
yang menyengat, jabatan tangan yang kuat, dan rasa air garam di pantai. 
b. Atensi Pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar
informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan
proses kognitif lainnya.Proses atensi membantu efisiensi penggunaan
sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan
reaksi terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat merupakan proses sadar maupun
tidak sadar.
c. Interpretasi  Proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih
pembicara yang tak dapat menggunakan simbol- simbol yang sama, baik secara
simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai
interpretasi berurutan).
2. PROSES PEMBENTUKAN PERSEPSI
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa tahap-tahap persepsi antara lain:
a. Tahap pertama
Merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik,
merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
b. Tahap kedua
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses
diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf
sensoris.
c. Tahap ketiga
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses psikologik, merupakan proses
timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.
d. Tahap keempat
Merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan
perilaku.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan. Pengindraan
adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima
yaitu alat indra. Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya
stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari
proses pengindraan, dan proses pengindraan merupakan proses yang mendahului
terjadinya persepsi. Proses pengindraan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu
menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indra. Alat indra merupakan
penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964; Woodworth dan
Marquis, 1957). Dengan proses persepsi ini kemudian kita dapat membedakan sesuatu
kepada dua kategori, baik-buruk, cantik-jelek, tinggi-rendah dan lain sebagainya.

Selain melalui proses penginderaan, persepsi juga dapat terjadi oleh adanya
komunikasi nonverbal. Contohnya, ketika seorang anak sekolah dijemput dengan mobil
mewah setiap hari kemudian hal ini terlihat oleh temannya, pasti temannya tersebut
berpikir bahwa anak tadi berasal dari keluarga yang kaya. Proses penginderaan terjadi
oleh mata, yaitu bahwa teman-temannya tadi melihat suatu peristiwa. Tanpa ada
komunikasi verbal bahwa ada yang memberitahu bahwa anak tadi adalah orang kaya,
dengan sendirinya anak-anak yang lain tadi menafsirkan dari apa yang telah mereka lihat.

3. KARAKTERISTIK PERSEPSI

Anda mungkin juga menyukai