Anda di halaman 1dari 20

Management of Guidance and Counseling

Service “Designing Annual Program”

Lecturer:

Dr. Nurfarhanah, S.Pd., M.Pd., Kons

By :

Azahra Hardi Cusinia

19006069

STUDY PROGRAM OF GUIDANCE AND COUNSELING

FACULTY OF EDUCATION

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 2


PROGRAM TAHUNAN ............................................................................................................... 3
A. Rasional .............................................................................................................................. 3
B. Dasar Hukum ....................................................................................................................... 5
C. Visi dan Misi........................................................................................................................ 7
D. Deskripsi Kebutuhan ............................................................................................................. 7
E. Bidang Layanan ...................................................................................................................15
F. Rencana Kegiatan (Action Plan) Bimbingan dan Konseling di SMP NEGERI 22 PADANG .........17
G. PROGRAM TAHUNAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMP NEGERI 22 PADANG .........19
PROGRAM TAHUNAN

A. Rasional
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan
potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas
perkembangan tersebut.Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah,
pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus
pelayanan.Atas dasar pemikiran tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan
kegiatan urgen pada awal layanan bantuan.Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada
mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dan sekolah. Bimbingan dan konseling di
sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik dalam mencapai tugas
tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Kemandirian
Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD).Dalam upaya mendukung pencapaian tugas
perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan
kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah. Tugas – tugas perkembangan itu adalah:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya
2. mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan
jenis
4. Mencapai kemandirian emosional
5. Mencapai kemandirian ekonomi
6. Mengembangan konsep dan keterampilan intelektualnya yang sangat diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. Mengembangkan prilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa
9. Mempersiapkan diri memasuki perkawinan
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga
Bimbingan dan konseling merupakan komponen integral sistem pendidikan,
yangberupaya memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli.

Bimbingan dan Konselinga dalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk
memfasilitasi kemandirian perkembangan peserta didik/konseli yang optimal.
Sebagai komponen yang terpadu dalam sistem pendidikan, bimbingan dan konseling
memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam
wujud kemampuan memahami diri dan lingkungan, menerima diri, mengarahkan diri, dan
mengambil keputusan, serta merealisasikan diri secara bertanggung jawab, sehingga
bahagia dan sejahtera dalam kehidupannya.

Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan emiliki banyak
tantangan baik secara internal maupun eksternal. Pada dasarnya setiap individu memiliki
kecenderungan untuk menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak
terkecuali peserta didik di sekolah. SMP 22 terletak di kota padang, dan lancarnya arus lalu
lintas serta jauh dari keramaian, membuat SMPN 22 padang sangat nyaman dalam
melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar terlebih di lihat dari sruktur sekolah dan
fasilitas yang sangat memadai menciptakan PBM yang sangat kondusif dan menyenangkan
bagi siswa dan guru yang mengajar di sekolah ini. Di sisi lain sistim pengaman dan kontrol
dari guru piket yang berjalan dengan lancar membuat siswa tidak berkeliaran seenaknya
dalam sekolah ataupun pekarangan sekolah.
Dari pengamatan dan pengalaman penulis lakukan selama pelaksanaan program
pengalaman lapangan di SMP Negeri 22 padang dapat penulis gambarkan bahwa secara
keseluruhan SMP Negeri 22 padang telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup
memadai dalam kelangsungan belajar mengajar, serta bangunan lain yang menunjang
proses pendidikan. Keadaan udara yang sejuk, nyaman bersih, jauh dari keramaian kota
dan banyaknya tanaman serta pepohonan yang hijau dan terpelihara dengan baik.
Rincian keadaan lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah, rumah penduduk dan kompi.
2. Kondisi lingkungan sekolah baik.
3. Hubungan masyarakat lingkungan sekolah baik.
4. Dukungan masyarakat ada dan sangat baik.
Kondisi umum sekolah tempat melaksanakan Praktik yaitu:
1. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : SMP NEGERI 22 PADANG
b. No. Statistik Sekolah / NIS : 201086108022 / 200220
c. Tipe Sekolah :B
d. Alamat Sekolah : JL. Tut Wuri Siteba
: (Kecamatan) Nanggalo
: (Kabupaten/Kota) Padang
: (Propinsi) Sumatera Barat
e. Telepon/HP/Fax : (0751) 7056485
f. Status Sekolah : Negeri
g. Nilai Akreditasi Sekolah :B
h. Luas Lahan, dan jumlah rombel :
Luas Lahan : 5.032 m2
Jumlah ruang pada lantai 1 : 12
Jumlah ruang pada lantai 2 : 14
Jumlah Rombel : 24 Rombel Nila
i. Akreditasi Sekolah : B
j. Belajar : 1 Shift
k. Kepemilikan Tanah : Pemerintah
Status Tanah : SH
Luas Lahan/Tanah : 5.032 m2
Luas Tanah Terbangun : 1.394 m2
Luas Lantai Atas Siap Bangun : 126 m2

Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Oleh karena itu, dengan berbagai keunggulan yang
dimiliki sekaligus beberapa problematika yang tengah dihadapi, layanan bimbingan dan
konseling yang akan diselenggarakan berkomitmen untuk membantu penyelesaian
berbagai problem yang dialami oleh peserta didik, termasuk pula memfasilitasi pencapaian
optimal dari bakat dan minat yang dimiliki peserta didik. Rancangan program yang
dideskripsikan secara rinci dalam dokumen ini merupakan bukti dari komitmen untuk
memberikan layanan bimbingan dan konseling yang profesional bagi peserta.

B. Dasar Hukum
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah berlandaskan kepada:

1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus
diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah.
2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada
Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah
termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar Menengah.
4. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat (5)
Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru
bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban
kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang siswa dan paling banyak 250
dua ratus lima puluh) orang siswa per tahun.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan
bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesion yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor 69 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan Nomor 70 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum
memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok
peminatan, lintas minat atau pendalaman minat. Disinilah peranan bimbingan dan
konseling penting dalam membantu pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014, tentang
Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, yang
mengamanatkan Kegiatan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan di dalam kelas
(sewaktu jam pembelajaran berlangsung) dan/atau di luar kelas (diluar jam
pembelajaran) di dalam jam pembelajaran kegiatan tatap muka dilaksanakan secara 7
Program Tahunan Bimbingan Konseling Kelas XII klasikal dengan volume kegiatan 2
jam per kelas (rombongan belajar per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal).

C. Visi dan Misi


Adapun visi dan misi SMPN 22 Padang dalam melaksanakan peranannya sebagai lembaga
pendidikan adalah:
1. Visi: Bertaqwa, Unggul dan Berprestasi, Terampil, Dan Berbudaya Lingkungan.
2. Misi:
a. Melaksanakan kegiatan pmbinaan keagamaan sebagai upaya penanaman nilai-nilai
imam dan taqwa.
b. Melaksanakan proses pembelajaran yang berwawasan imam dan taqwa untuk
mewujudkan manusia yang berakhlak mulia.
c. Melaksanakan proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM) untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang mampu
bersaing.
d. Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler yang mampu menunjang prestasi sekolah
(Branding sekolah).
e. Menciptakan lingkungan yang rapi dan bersih untuk menunjang proses pembelajaran
yang lebih berkualitas.
f. Menata lingkungan asri untuk mewujudkan sekolah yang ramah.

D. Deskripsi Kebutuhan
1. Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik
a. Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik
dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru
Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need
Assesment). Tujuan penyusunan instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan
dan permasalahan Konseli
b. Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas
Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas
Perkembangan (ATP), Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS) dan
Aplikasi angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) dan lain-lain. Selain itu
pengalaman Konselor dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan
masukan dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar
penyusunan daftar kebutuhan peserta didik
c. Angket masalah Konseli atau peserta didik di SMA Semen padang, dibuat dan
disusun sendiri oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan
dan masalah/kebutuhan peserta didik di sekolah.
d. Angket Kebutuhan Peserta Didik diolah dengan AplikasiAngket Kebutuhan
Peserta Didik (AKPD).
Hasil dari asessmen yang dijalankan oleh guru BK diperoleh lah suatu kebutuhan yang
harus dituangkan oleh guru BK dalam rancangan Program BK untuk satu tahun kedepan
dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini:
1) Berdasarkan AUM UMUM lebih 50 % siswa mengalami masalah berikut:
a) Item nomor 99 mudah tersinggung atau sakit hati (64,52%)
b) Item nomor 43 ceroboh atau kurang hati-hati (58,06%)
c) Item nomor 125 merasa tidak senang karena dibicarakan orang lain (58,06%)
d) Item nomor 44 sering merasa sedih (54,84%)
e) Item nomor 70 mudah marah(54,84%)
f) Item nomor 3 merasa tidak dianggap penting, diremehkan atau dikecam oleh
orang lain 48,39%)
g) Item nomor 67 penakut, pemalu atau mudah menjadi bingung (48,39)
h) Item nomor 151 kekurangan waktu senggang seperti waktu istirahat, waktu
luang di sekolah/ rumah atau waktu libur, untuk bersantai atau bermain
bebas(45,16%)
i) Item nomor 6 merasa bermasalah kalau HP tidak jalan atau tidak ada jaringan
sehingga tidak dapat menggunakan media sosial dan atau sejenisnya(41,94%)
j) Item nomor 48 khawatir tidak mampu memenuhi tuntutan atau harapan
orangtua (41,94%)
k) Item nomor 69 takut mencoba sesuatu yang baru (41,94%)
Kesimpulan:
4.1.a, d, e (bidang pribadi dengan topik pengendalian emosi)
4.1. b (bidang pribadi dengan topik meningkatkan ketelitian )
4.1. c, f (bidang sosial dengan topik berpikir positif)
4. 1. g, k (bidang pribadi dengan topik meningkatkan kepercayaan
diri)
4.1. h (bidang pribadi dengan topik manajemen waktu)
4. 1. i (bidang pribadi dengan topik mengurangi kecanduan
gadget)
4. 1. j (bidang pribadi dengan topik Keluarga dan kiat mencapai
tuntutan orangtua)
2) Berdasarkan AUM PTSDL lebih 50 % siswa mengalami masalah berikut:
a. Item 27 Guru tidak mengerti minat dan keinginan siswa (70,97%)
b. Item 76 Kurang memperhatikan pelajaran dan banyak membuat coretan dalam
buku (67,74%)
c. Item 148 Jarang membuat catatan dan tugas melalui telepon genggam
(64,52%)
d. Item 74 Tidak menulis catatan dan tugas pada kartu khusus (64,5%)
e. Item 13 Tidak memperbaiki hasil ujian atau ulangan yang nilainya rendah
(61,29%)
f. Item 126 Tidak memperbaiki PR yang sudah dinilai guru walaupun tidak
dikumpul kembali (58,06%)
g. Item 40 Tidak membuat pertanyaan dan menjawabnya ketika belajar
(58,06%)
h. Item 36 Lebih memilih duduk di belakang ketika belajar (58,06%)
i. Item 147 Tidak menggunakan telpon genggam dalam membicarakan mencari
pelajaran yang diberikan guru (54,84%)
j. Item 146 Tidak menggunakan HP dalam mencari materi atau bahan pelajaran
(54,84%)
k. Item 41 Ketika tidak hadir, PR tidak diselesaikan (54,84%)
l. Item 28 Peraturan dianggap terlalu ketat (54,84%)
m. Item 110 Belajar dirumah,namun jarang membuat pertanyaan yang akan
diajukan kepada guru (51,61%)
n. Item 101 Tidak mengerjakan soal ujian sesuai waktu yang ada (51,61%)
o. Item 98 Sering diganggu teman atau suara luar ruangan (51,61%)
p. Item 84 Sekolah hanya untuk memperoleh ijazah dan menyenangkan orangtua
(51,61%)
q. Item 73 tidak membuat jadwal belajar sendiri (51,61%)
r. Item 7 jarang membaca materi pelajaran terlebih dahulu (51,61%).
Kesimpulan:
4. 2.a digabung dengan 4.1.c,f (bidang sosial dengan topik berpikir positif)
4.2.b (bidang belajar dengan topik konsentrasi belajar)
4.2. c, d, (bidang belajar dengan topik membuat catatan rapi)
4.2. e,f,k (bidang belajar dengan topik Mengerjakan PR)
4.2. g, m (bidang belajar dengan topik kiat membuat
pertanyaan)
4.2. h, o, q (bidang pribadi dengan topik menciptakan
suasana belajar yang nyaman)

4.2 i, j digabung dengan 4. 1. i (bidang pribadi dengan topik mengurangi


kecanduan gadget)
4.2. l (bidang pribadi dengan topik meningkatkan
disiplin diri)
4.2. n (bidang belajar dengan topik persiapan ujian/
ulangan)
4.2.p digabung dengan 4. 1. j (bidang pribadi dengan topik Keluarga dan kiat
mencapai tuntutan orangtua)
4.2.r (bidang belajar dengan topik membaca cepat)
3) Sosiometri teman belajar
a) Terdapat hubungan sosial antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan
b) Untuk siswa yang paling disenangi dalam belajar siswa no 16 dimana dipilih
sebanyak 9 dari 31 siswa.
c) Untuk siswa laki-laki, urutan pertama yaitu no 16 yang paling disenangi
dalam belajar dimana ia dipilih 7 orang dari 17 siswa laki-laki
d) Untuk siswa perempuan urutan pertama siswa no 8 yang disenangi dalam
belajar dipilih oleh 6 orang dari 14 siswa perempuan.
e) Siswa laki-laki yang terisolir berjumlah 3 orang dari 17 orang (yaitu nomor 3,
23, 19)
f) Siswa perempuan yang terisolir berjumlah 4 dari 14 orang (yaitu 21, 25, 27,
30)
g) Konfigurasi rantai siswa laki-laki : ada yaitu sebanyak 5 kelompok
h) Konfigurasi rantai siswa perempuan: ada yaitu sebanyak 4 kelompok
i) Saling memilih siswa laki-laki: 6 dengan 2, 2 dengan 13, 9 dengan 24, 14
dengan 16, dan 15 dengan 16
j) Saling memilih siswa perempuan: 22 dengan 7, 5 dengan 29, 5 dengan 28, 8
dengan 28, 12 dengan 26.
Siswa laki-laki nomor 1 dan siswa perempuan nomor 8 dengan pilihan
terbanyak dapat dipertimbangkan untuk menjadi pimpinan dalam tugas kelompok
atau dalam kegiatan bimbingan kelompok dengan topik tugas atau topik bebas.
Kesimpulan:
4.3 e,f dengan pemberian layanan bimbingan kelompok dengan topik tugas
menjadi pribadi yang menyenangkan dalam belajar.
4) Sosiometri teman bermain
a. Terdapat hubungan sosial antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan
b. Untuk siswa yang paling disenangi dalam bermain adalah siswa no 14 dimana
dipilih sebanyak 4 dari 31 siswa.
c. Untuk siswa laki-laki, paling disenangi adalah siswa no 14 yang dipilih oleh 4
orang dari 17 siswa laki-laki
d. Untuk siswa perempuan urutan pertama siswa no 5 yang dipilih oleh 3 orang
dari 14 siswa perempuan
e. Siswa laki-laki yang terisolir berjumlah 6 orang dari 17 orang yaitu no 3, 13,
17, 23, 24, 31
f. Siswa perempuan yang terisolir berjumlah 3 orang dari 14 orang yaitu nomor
1,7, 22.
g. Konfigurasi rantai siswa laki-laki : ada, yaitu sebanyak 5 kelompok
h. Konfigurasi rantai siswa perempuan: ada yaitu sebanyak 2 kelompok
i. Saling memilih siswa laki-laki, sebanyak 5 orang yaitu 2 dengan 6, 2 dengan
9, 15 dengan 11, 4 dengan 10, 10 dengan 19.
j. Saling memilih siswa perempuan sebanyak 5 orang yaitu 27 dengan 12, 12
dengan 28, 29 dengan 20, 5 dengan 29, 28 dengan 30.

Kesimpulan:

4.4 e, f dengan pemberian layanan konseling kelompok yaitu kiat membina


pertemanan dengan orang lain.

5) Masalah yang berat/menganggu


a. Siswa no 10 (Laki-laki)
Berdasarkan aum umum diketahui bahwa masalah yang mengganggu yaitu:
Mengalami masalah karena ingin lebih diperhatikan orang lain, penakut,
pemalu atau mudah menjadi bingung, hubungan dengan orangtua/ anggota
keluarga kurang hangat dan kurang mengembirakan, selera makan sering
terganggu, rendah diri atau kurang percaya diri, dan merasa tidak senang karena
dibicarakan orang lain.
Sedangkan pada sosiometri teman belajar ia tidak terisolir karena dipilih
oleh 1 orang yaitu nomor 19 dan pada sosiometri teman bermain dipilih oleh 2
orang yaitu nomor 4 dan 19.

b. Siswa no 13 (Laki-laki)
Berdasarkan aum umum diketahui bahwa masalah yang mengganggu yaitu:
sering pusing atau sakit, sering mimpi buruk, sering melamun atau berkhayal,
ceroboh atau kurang hati-hati, sering merasa sedih, kurang berminat dan tidak
mengetahui cara-cara atau keterampilan khusus untuk memanfaatkan waktu
senggang yang ada.
Sedangkan pada sosiometri teman belajar ia tidak terisolir karena dipilih
oleh 1 orang yaitu nomor 2 dan pada sosiometri teman bermain terisolir.

c. Siswa no 15 (Laki-laki)
Berdasarkan aum umum diketahui bahwa masalah yang mengganggu yaitu:
asyik menggunakan Hp atau media sosial sehingga tugas pokok terabaikan,
tidak terlaksanakan apa yang menjadi tanggung jawab sendiri, mengalami
perasaan cinta pada seseorang tetapi tidak dibalas, kekurangan waktu senggang
seperti waktu istirahat waktu luang di sekolah/ rumah atau waktu libur untuk
bersantai atau berekreasi atau bermain bebas, tidak bebas dalam menggunakan
waktu senggang yang ada, kekurangan biaya atau perlengkapan untuk
memanfaatkan waktu senggang yang ada.

Sedangkan pada sosiometri teman belajar ia tidak terisolir karena dipilih


oleh 2 orang yaitu nomor 4 dan nomor 23 dan pada sosiometri teman bermain
dipilih oleh 3 orang yaitu nomor 6,11 dan 21.

d. Siswa no 16 (Laki-laki)
Berdasarkan aum umum diketahui bahwa masalah yang mengganggu yaitu:
badan terlalu kurus atau terlalu gemuk, berat badan terus berkurang atau
bertambah, mengkhawatirkan keadaan orangtua yang bertempat tinggal jauh,
tidak disukai oleh seseorang, merasa tidak senang karena dipersalahkan oleh
orang lain, hubungan kurang baik dengan kakak/adik atau dengan anggota
keluarga lainnya.
Sedangkan pada sosiometri teman belajar ia tidak terisolir karena dipilih
oleh 9 orang yaitu nomor 4, 11, 12, 14, 15, 18, 23, 24, 26, dan pada sosiometri
teman bermain dipilih oleh 1 orang yaitu nomor 15.

e. Siswa no 19 (Laki-laki)
Berdasarkan aum umum diketahui bahwa masalah yang mengganggu yaitu:
cemas karena kesehatan anggota keluarga terganggu, mengalami gangguan atau
sakit mata, sering merasa sedih, sulit bergaul, takut ditinggal sendiri, merasa
tidak senang karena dibicarakan orang lain.
Sedangkan pada sosiometri teman belajar ia terisolir dan pada sosiometri
teman bermain dipilih oleh 2 orang yaitu nomor 4 dan 10.

f. Siswa no 20 (Perempuan)
Berdasarkan aum umum diketahui bahwa masalah yang mengganggu yaitu:
mengalami kesulitan karena terpaksa mengingkari janji, mengalami masalah
karena keadaan rumah kurang menyenangkan, sering mimpi buruk, sering sakit
perut, kurang mampu mengemukakan pendapat, mengalami perasaan cinta pada
seseorang tetapi tidak dibalas.
Sedangkan pada sosiometri teman belajar ia tidak terisolir karena dipilih
oleh 1 orang yaitu nomor 1 dan pada sosiometri teman bermain dipilih oleh 2
orang yaitu nomor 8 dan 29.

g. Siswa no 21 (Perempuan)
Berdasarkan aum umum diketahui bahwa masalah yang mengganggu yaitu:
hubungan dalam berteman tidak tahan lama (rapuh), bermasalah karena kedua
orangtua hidup berpisah/bercerai atau kawin lagi, sering merasa sedih,
mengalami perasaan cinta kepada seseorang tetapi tidak dibalas, tidak bebas
dalam menggunakan waktu senggang.
Sedangkan pada sosiometri teman belajar ia terisolir dan pada sosiometri
teman bermain dipilih oleh 3 orang yaitu nomor 7, 20, dan 27.

h. Siswa no 29 (Perempuan)
Berdasarkan aum umum diketahui bahwa masalah yang mengganggu yaitu:
merasa tidak dianggap penting, diremehkan atau dikecam orang lain, sering
mimpi buruk, sering melamun atau berkhayal, ceroboh atau kurang hat-hati,
mudah marah, mengalami perasaan cinta pada seseorang tapi tidak dibalas.
Sedangkan pada sosiometri teman belajar ia tidak terisolir karena dipilih
oleh 1 orang yaitu nomor 5 dan pada sosiometri teman bermain dipilih oleh 2
orang yaitu nomor 5 dan 20.

i. Siswa no 27 (Perempuan)
Berdasarkan aum umum diketahui bahwa masalah yang mengganggu yaitu:
Merasa bermasalah kalau HP tidak jalan atau tidak ada jaringan sehingga tidak
dapat menggunakan media sosial/ internet, terkena pengaruh merugikan karena
berita atau program tertentu dalam HP atau media sosial, hubungan kurang baik
dengan kakak/adik atau dengan anggota keluarga lainnya, mudah tersinggung
atau sakit hati, lambat menjalin persahabatan.
Sedangkan pada sosiometri teman belajar terisolir dan pada sosiometri
teman bermain dipilih oleh 1 orang yaitu nomor 12.
j. Siswa no 5 (Perempuan)
Berdasarkan aum umum diketahui bahwa masalah yang mengganggu yaitu:
merasa tidak dianggap penting, diremehkan atau dikecam orang lain, ceroboh
atau kurang hati-hati, takut mencoba sesuatu yang baru, mengalami perasaan
cinta pada seseorang tapi tidak dibalas. Sedangkan pada sosiometri teman
belajar ia tidak terisolir karena dipilih oleh 3 orang yaitu nomor 8, 28, 29 dan
pada sosiometri teman bermain dipilih oleh 3 orang yaitu nomor 7, 8, 29.

E. Bidang Layanan
1. Bidang Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan,
dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek
pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan
mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya. Aspek
perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangka meliputi (1) memahami potensi
diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2)
mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima
kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik, (4) mencapai keselarasan
perkembangan antara cipta-rasa karsa, (5) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-
karsa secara tepat dalam kehidupanya sesuai nilainilai luhur, dan (6) mengakualisasikan
dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan
agama.
2. Bidang Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi social secara positif, terampil
berinteraksi social, mampu mengatasi masalah-masalah 16ocial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Aspek
perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati terhadap
kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar social budaya, (3) menghormati dan
menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5)
berinteraksi social yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung
jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan.
3. Bidang Belajar
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta
didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan
keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi
ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal
sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam
kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi; (1) menyadari
potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar; (2) memiliki
sikap dan kebiasaan belajar yang positif; (3) memiliki motif yang tinggi untuk belajar
sepanjang hayat; (4) memiliki keterampilan belajar yang efektif; (5) memiliki
keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan (6) memiliki
kesiapan menghadapi ujian.
4. Bidang Karir
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta
didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan
pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis
berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya
sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi; (1) memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan
kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan; (2) memiliki pengetahuan mengenai dunia
kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir; (3) memiliki
sikap positif terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi kemampuan menguasai
pelajaran dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan; (5) memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi karir,
dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional
untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan socialekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal keterampilan,
kemampuan dan minat; memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil
keputusan karir.
F. Rencana Kegiatan (Action Plan) Bimbingan dan Konseling di SMP NEGERI 22 PADANG

Bidang Tujuan Layanan Komponen Strategi Kelas Materi Metode Media Evaluasi Ekuivalensi
Layanan Program Layanan

Pribadi Pesertadidik dapat Layanan Bimbingan VII.5 Doa dan Ceramah, Diskusi Slide Proses 1 jam
memahami hikmah dan Klasikal dan Hasil
Dasar maknanya Power
patuh terhadap perintah
agamanya Point

Peserta didik dapat Layanan Bimbingan VII.5 Doa dan Ceramah, Slide Proses 1 jam
menjalankan ajaran Kelompok dan Hasil
Dasar maknanya Diskusi Power
agamanya secara
konsisten Point

Peserta didik dapat Dukungan Kolaborasi VII.5 Kitab suci Ceramah, Slide Proses 1 jam
mengimpelementasikan dan Hasil
sistem dan Diskusi Power
sikap taat terhadap
ajaran agamanya maknanya Point
melalui aktif di kegiatan
keagamaan di sekolah

Sosial Peserta didik dapat Layanan Bimbingan VII.5 Menjadi Role play Slide Proses 1 jam
mengerjakan Kelompok dan Hasil
Dasar pribadi Power
secara maksimal yang tepat
tugas yang telah Point
janji
diberikan.

Peserta didik dapat Layanan Bimbingan VII.5 Nilai-nilai Sosiodrama Slide Proses 1 jam
berempati Kelompok Power dan Hasil
Dasar Kehidupan
terhadap teman Point
Peserta didik memiliki Layanan Bimbingan VII.5 Umar dan Sosiodrama Slide Proses 1 jam
pemahaman mengenai Dasar Kelompok dan Hasil
Ustman Power
pentingnya menghorma
ti orang lain Point

Peserta didik dapat Layanan Bimbingan VII.5 Menghargai Simulasi, Kertas, Proses 1 jam
menghargai pendapat Dasar Klasikal pendapat alat tulis dan Hasil
Diskusi
teman. teman

Peserta didik memiliki Layanan Bimbingan VII.5 Pekerjaan dan Menulis dan Slide Proses 1 jam
pemahaman mengenai Dasar Klasikal gender penugasan dan Hasil
Power
pentingnya perempuan
dan laki-laki harus Point
saling menghargai

Belajar Peserta didik memiliki Layanan Konseling VII.5 What should I Role play Slide Proses 1 jam
resiliensi diri yang do? Power dan Hasil
Responsif kelompok
baik Point

Karir Peserta didik dapat Layanan Konseling VII.5 Say to cheat Role play Slide Proses 2 jam
menghindari perilaku power
Responsif kelompok dan Hasil
menyontek point,
Sound
system

Pesertadidik Layanan Bimbingan VII.5 Nama- Ceramah Slide Proses 1 jam


mengetahui jenis-jenis klasikal nama profesi power
Dasar dan diskusi dan Hasil
pekerjaan dan point,
gelar Sound
system
G. PROGRAM TAHUNAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMP NEGERI 22 PADANG

Anda mungkin juga menyukai