Anda di halaman 1dari 11

BAB I

(PENDAHULUAN)

Kita tahu, manusia terdiri dari milyaran sel-sel saraf yang saling berkolaborasi
membentuk sistem pendeteksi bahkan menerjemahkan dan membentuk ide-ide kompleks.
Topik tentang kesadaran merupakan tema yang sangat kontroversial baik dalam ruang
lingkup filsafat maupun science. Dalam fisika pembahasan fundamental berputar terhadap
massa, ruang dan waktu. Tetapi jika menyangkut ilmu psikologi pembahasan yang paling
fundamental adalah kesadaran (Consciousness). Beberapa ahli berpendapat jika kita dapat
memetakan kesadaran dan mengerti bagaimana cara kerjanya maka akan membawa ranah
baru dalam kehidupan manusia.

Perkembangan science saat ini masih terhenti pada korelasi-korelasi tentang


kesadaran. Misalnya pada kasus penggunaan anastesia, para ilmuan telah berhasil
memetakan reseptor bagian otak mana yang mempengaruhi akses motorik dan sensorik
manusia akan tetapi, masih belum bisa mengerti bagaimana cara kerja kesadaran itu
sendiri. Bagaimana bagian otak tersebut mencerna informasi menjadi suatu persepsi.
Contoh lain pada kasus amnesia, dimana individu melupakan sebagian atau dalam kasus
tertentu semua tentang dirinya. Kita dapat memetakan bagian otak mana yang rusak atau
tidak bekerja tetapi belum bisa menjelaskan secara rinci kenapa dan bagaimana jutaan
neuron-neuron di otak bekerja.

Dalam kehidupan, kita memiliki waktu 24 jam per satu hari. Waktu ini akan kita
habiskan dengan aktivitas-aktivitas seperti makan, kuliah, bermain, bekerja, beribadah,
belajar, mandi serta tidur dan lain sebagainya. Aktivitas tersebut merupakan aktivitas sadar
kita. Ketika kita tidur pun kita juga masih sedikit sadar. Bila tidak demikian, bagaimana
kita mampu terbangun karena dering alarm yang sudah kita atur ?. Dalam makalah ini akan
dibahas masalah kesadaran agar kita bisa lebih memahami apa sebenarnya kesadaran itu
bagaimana sejarahnya, fungsi-fungsi kesadaran dan tingkat-tingkat kesadaran.

Makalah ini disusun oleh kelompok-3 untuk membantu jalannya persentasi.


BAB II
(PEMBAHASAN MATERI)

1.Pandangan Aliran Psikologi Tentang Kesadaran (Consciousness)

1.1 Kesadaran menurut Psikoanalisis

1.1.A. Sigmund Freud

Dalam teori tentang alam sadar (Conscious Mind), Freud menjelaskan bahwa alam
sadar adalah satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan realitas. Terkait
dengan alam sadar ini adalah apa yang dinamakan oleh Freud sebagai alam pra-sadar
(Preconscious Mind), yaitu jembatan antara Conscious dan Unconscious, berisikan segala
sesuatu yang yang dengan mudah dipanggil ke alam sadar, seperti kenangan-kenangan
yang walaupun tidak kita ingat ketika kita berpikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil
lagi, atau seringkali disebut sebagai “kenangan yang sudah tersedia” (available memory).1

Dasar teori Freud mengenai bawah sadar adalah konsep bahwa keinginan yang
tidak dapat diterima (dilarang, dihukum) pada masa anak-anak, dibuang dari kesadaran dan
menjadi bagian bawah sadar, dan tetap berpengaruh. Bawah sadar memberikan tekanan
untuk mencari ekspresi, yang dilakukannya dalam banyak cara, termasuk mimpi. Dalam
teori Freud klasik, keinginan bawah sadar itu, hampir seluruhnya seksual. Penekanan
seksualitas pada masa anak-anak merupakan salah satu penghalang diterimanya teori
Freud pada awal diperkenalkan.

Freud mengibaratkan alam sadar dan tak sadar itu dengan sebuah gunung es yang
terapung, dimana bagian yang muncul ke permukaan air (alam sadar). Dimana kesadaran
itu sendiri merupakan bagian terkecil dari manusia. Yang berpengaruh besar terhadap
manusia itu sendiri merupakan alam ketidaksadaran.

 Consciousness : Hanyalah bagian terkecil dari pikiran dan satu-satunya


yang memiliki kontak dengan realitas

1
Rosleny Marliani, Psikologi Umum(Bandung:CV Pustaka Setia,2010),hlm.123-124
 Preconsciousness : Berperan sebagai jembatan antara consciouness yang berisi
ingatan yang dapapt diakses kapan saja.
 Unconsciousness : Tersimpan ingatan masa kecil, aspek ini paling penting dan
paling dominan dalam menentukan perilaku manusia.

Freud juga menjelaskan tentang struktur kepribadian (id, ego, dan superego) dan
interaksinya, tapi dalam makalah ini akan kita fokuskan kepada kesadaran itu sendiri.

1.1.B Carl Gustav Jung

Carl Gustav Jung seperti Freud, melandaskan teori kepribadiannya kepada asumsi
bahwa jiwa, atau psike, memiliki tingkatan sadar dan bawah sadar. Namun, tidak seperti
Freud, Jung menegaskan bahwa kebanyakan porsi terpenting alam bawah sadar bermuara
bukan dari pengalaman-pengalaman pribadi individual namun, dari eksistansi manusia
yang jauh di masa lalu, sebuah konsep yang disebut Jung alam bawah sadar kolektif. Jadi,
bagi teori Jungian, alam bawah sadar dan alam bawah sadar personal tidak begitu
diprioritaskan.

Kesadaran menurut Jung terdiri dari 3 sistem yang saling berhubungan yaitu
kesadaran atau biasa disebut ego, ketidasadaran pribadi (personal unconsciousness) dan
ketidaksadaran kolektif (collective unconscious)

 Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan-
perasaan sadar. Ego bekerja pada tingkat conscious Dari ego lahir perasaan
identitas dan kontinyuitas seseorang. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku
yang umumnya dimiliki dan ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam
suatu masyarakat. Ego merupakan bagian manusia yang membuat ia sadar pada
dirinya.
 Personal unconsciousness
Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari
pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan
dengan cara repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya
lemah juga disimpan kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan pahit
kedalam personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri secara mekanik
namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yang kuat dan lebih berkuasa.
Kompleks adalah kelompok yang terorganisir dari perasaan, pikiran dan ingatan-
ingatan yang ada dalam personal unconscious. Setiap kompleks memilki inti yang
menarik atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki kesamaan
tematik, semakin kuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap
tingkah laku manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu akan didominasi oleh
ide, perasaan dan persepsi yang dikandung oleh kompleks itu.
 Collective unconsciouness
Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur
seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies
tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya.
Collective unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan
ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan aspek-
aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi tertentu secara hampir menyeluruh dan
kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya.
Beberapa archetype yang dominan seakan terpisah dari kumpulan archetype
lainnya dan membentuk satu sistem sendiri.

Jadi teori Carl Gustav Jung tidak hanya menekankan pada kesadaran saja tetapi
juga ketidaksadaran. Keduanya memiliki fungsi penyesuaian, yaitu saling mengisi dan
berhubungan satu dengan yang lain. Jung mengemukakan dinamika psyche yang dinamis
atau berkembang terus menerus untuk mencapai suatu keseimbangan, di mana
keseimbangan bertujuan mewujudkan manusia yang sempurna.

1.2 Pandangan Behavioristik tentang kesadaran

Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak


nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang
perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan
penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism.
Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang
masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses
mental.
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang
dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa
ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia
akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan
sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan
yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya
pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris
mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif,
seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi,
sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.

1.3 Pandangan Humanistik Terhadap Kesadaran


,
Aliran Humanistik muncul pada tahun 1940-an sebagai reaksi atas
ketidakpuasan pada psikoanalis yang cenderung berpandangan negarif dan aliran
behavioristik yang cenderung kaku yang memandang manusia sebagai objek. Aliran
ini boleh dikatakan masih relatif muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidupdan terus
menerus mengeluarkan konsep yang relevan dengan bidang psikologi, yang sangat
menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan hal-hal yang bersifat positif
tentang manusia.
Jadi pada teori humanisitik cenderung pada kesadaran manusia dan proses
individu untuk menemukan makna hidup yang berisfat subjektif pada masing-masing
manusia (Viktor Frank, dalam bukunya man search for meaning).

1.4 Psikologi Kognitif Tentang Kesadaran

Kesadaran dalam kamus bahasa Inggris di artikan consciousness dan


awereness. Istilah consciousness digunakan untuk pengertian kesadaran diri secara lebih
luas. Istilah awareness saat ini digunakan untuk pengertian keadaan sadar terjaga terkait
keadaan internal dan eksternal individu. Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan
mawas diri (awareness). Kesadaran adalah kondisi dimana seorang individu memiliki
kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran
juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh
individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat. Kesadaran juga dapat didefinisikan
sebagai kesiagaan seseorang terhadap peritiwa-peristiwa lingkungannya serta peristiwa-
peristiwa kognitif yang meliputi memori,pikiran, perasaan, dan sensai-sensasi fisik.

Kesadaran (Solso R. L., dkk, 2008) ialah kesiagaan (awareness) seseorang terhadap
peristiwa-peristiwa di lingkungannya (seperti pemandangan dan suara-suara dari
lingkungan sekitarnya) serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran,
perasaan dan sensasi-sensasi fisik. Definisi kesadaran memiliki dua sisi, kesadaran
meliputi suatu pemahaman terhadap stimuli lingkungan sekitarnya, misalnya kita mungkin
tiba-tiba mendengar kicauan burung, sakit gigi dan sebagainya. Kesadaran juga meliputi
pengenalan seseorang terhadap peristiwa-peristiwa mentalnya sendiri, seperti pikiran-
pikiran yang ditimbulkan oleh memori dan kesadaran pribadi akan jati dirinya. Sebagai
contoh ialah kita saat mendengar kicau burung mengingat nama burung tersebut, atau
sewaktu sakit gigi kita ingat nomor telepon dokter gigi langganan kita.

Pemikiran-pemikiran internal dan bersifat pribadi sama pentingnya dengan stimuli


eksternal dalam menentukan “siapa diri kita” dan “apa yang kita fikirkan”. Sepanjang hari
kita telah mengalami “pengalaman-pengalaman sadar” yang apabila dihitung tidak terkira
jumlahnya, yang diakibatkan oleh pemandangan serta suara-suara dari dunia sekitar kita,
dan juga dari pengalaman-pengalaman sadar internal yang tidak terhitung jumlahnya.,
yang diakibatkan oleh pemikiran-pemikiran kita yang merefleksikan reaksi dan perasaan-
perasaan pribadi kita.

Sejarah kesadaran, berawal psikologi ilmiah pada abad ke-19 sebagai studi
terhadap pengalaman-pengalaman sadar. Dalam kutipan dari William James (Dalam Solso
R. L., dkk, 2008) “psikologi ialah ilmu mengenai kehidupan mental” (psychology is the
science of mental life), kehidupan mental berarti kehidupan mental yang sadar. Para filsuf
dan orang awam telah merenungkan pertanyaan-pertanyaan tentang pikiran dan tentang
hakikat diri manusia. Pada awal abad ke-20, kesadaran sebagai suatu topic, hampir-hampir
disingkirkan dari ranah psikologi oleh para pengikut ideology psikologi yang dominan
pada masa itu, yakni behaviorisme, yang dipimpin oleh John Watson dan B. F. Skinner.
Terjadi perang suci memperebutkan pikiran manusia yang berlangsung sepanjang paruh
terakhir abad 20. Perang tersebut dilakukan oleh psikolog kognitif berjuang
mengembalikan kesadaran sebagai topic yang penting, sedangkan kaum behavioris
bertarung mempertahankan suatu bentuk ilmu psikologi yang sepenuhnya objektif.

2. Fungsi-fungsi kesadaran

 yang pertama adalah fungsi konteks-setting yakni fungsi dimana sistem-sistem


bekerja untuk mendefinisikan konteks dan pengetahuan mengenai sebuah stimuli
yang datang ke dalam memori.
 Yang kedua adalah fungsi adaptasi dan pembelajaran, yang mendalilkan bahwa
keterlibatan sadar diperlukan untuk menangani informasi baru dengan sukses.
 Fungsi ketiga adalah fungsi prioritisasi dan fungsi akses dimana kesadaran
diperlukan untuk mengakses besarnya jumlah informasi yang tersedia di tingkat
ketidaksadaran.
 Fungsi keempat adalah fungsi rekrutment dan kontrol dimana kesadaran memasuki
sistem-sistem motorik untuk menjalankan tindakan-tindakan sadar.
 Fungsi kelima adalah fungsi pengambila keputusan dan fungsi eksekutif, yang
berperan membawa informasi dan sumber daya keluar dari ketidaksadaran untuk
mengambil keputusan dan penerapan kendali.
 Fungsi keenam adalah deteksi dan penyuntingan kekeliruan, fungsi ini berfokus
pada kesadaran yang memasuki sistem norma kita (yang berada ditataran
ketidaksadaran) sehingga kita (“kita” yang sadar) dapat mengetahui saat kita
membuat suatu kekeliruan.
 Fungsi ketujuh adalah monitor diri, dalam bentuk refleksi diri, percakapan internal
dan imagery, membantu kita mengendalikan fungsi-fungsi sadar dan fungsi-fungsi
tidak sadar dalam diri kita.
 Fungsi kedelapan dalam kesadaran adalah pengorganisasian dan fleksibilitas,
fungsi ini mengandalkan fungsi-fungsi otomatis dalam situasi-situasi yang telah
diprediksikan, namun sekaligus mmungkinkan kita memasuki sumber-sumber daya
pengetahuan yang terspesialisasi dalam situasi-situasi yang tidak terduga.
3. Indikator Kesadaran2

Menurut Soekanto (1982) menyatakan bahwa terdapat empat indikator kesadaran


yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya dan menunjuk
pada tingkat kesadaran tertentu, mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi,
antara lain: pengetahuan, pemahaman, sikap, pola perilaku (tindakan).

Priyono (1996) mengemukakan, awareness of environmental issues means being


environmentally knowledgeable and understanding fhe informed actions required for
finding the solutions to the issues. Jadi, dari teori di atas dapat dijelaskan bahwa indikator
kesadaran adalah pengetahuan dan pemahaman. Lain halnya dalam bidang Psikologi
menyebutkan bahwa kesadaran mencakup tiga hal, yaitu: persepsi, pikiran, dan perasaan
(Atkinson dkk, 1997:287). Sedangkan dalam teori konsientisasi (penyadaran), selain
mencantumkan indikator pengetahuan, sikap, juga menyebutkan indikator regulasi atau
peraturan

Berdasarkan indikator-indikator tersebut di atas, dapat dikembangkan dengan


menggunakan teori Benyamin Bloom (1908) yang membagi perilaku manusia dalam tiga
domain, yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangannya teori ini
dimodifikasi menjadi pengetahuan, sikap, dan praktik (tindakan).

4. Tingkat Kesadaran
Tingkatan kesadaran/keawasan
1. Kesadaran tingkat tinggi yaitu melibat pengolahan terkendali, di dalamnya
individu, secara aktif memusatkan berbagai usahanya mencapai sasaran
(keadaan kesadaran yang paling terjaga
2. Kesadaran tingkat rendah mencakup pengolahan otomatis yang menuntut
sedikit atensi, juga berkhayal
3. Keadaan Kesadaran terubah, dapat dihasilkan oleh obat-obatan, trauma,
kelelahan dan deprivasi sensori
4. Keawasan bawah sadar, dapat terjadi ketika seseorang terjaga juga ketika
sedang tidur dan bermimpi

2
Skripsi Rr.Ambar Sih Wardhani, FKM UI, 2008 (hal 8-9)
5. Tidak ada keawasan, Kepercayaan Freud bahwa terdapat pikiran-pikiran
tidak sadar yang terlalu membebani dari kecemasan dan emosi-emosi
negatif untuk diakui kesadaran.

lanjutan
 Tidur
Perbedaan yang paling jelas antara kesadaran dan ketidaksadaran dapat diamati saat
seseorang terjaga atau tertidur. Hal ini bisa diamati melalui alat EEG. Gelombang otak
dapat diamati selama periode tidur. Pada siang hari, kita berinteraksi dan secara konstan
berada dalam kondisi siaga, melihat ke suatu arah, mendengarkan suatu pesan, atau
membaui suatu aroma baru. Namun ketika kita tertidur, mekanisme kesiagaan tersebut
sangat berkurang dan interaksi personal hampir-hampir tidak ada3.

 Bermimpi
Bermimpi terjadi pada fase tidur REM. Freud meyakini bahwa mimpi adalah cara yang
digunakan ketidaksadaran kita untuk membocorkan informasi, dan kita dapat mempelajari
makna-makna tersembunyi di balik mimpi. Aktivitas otak yang berlangsung selama REM
diinterpretasikan otak dengan cara yang sama seperti saat kita sadar. Mimpi melibatkan
pengalaman-pengalaman dan emosi-emosi yang sama dengan yang kita jumpai sehari-
hari4.
Teori Mimpi
1. TeoriPsikoanalisis
Menurut teori Psikoanalisis, mimpi memungkinkan bertujuan untuk memenuhi
keinginan dan hasrat yang terlarang atau tidak realistis yang dipaksakan masuk ke
dalam bagian ketidaksadaran didalam bagian ketidaksadaran didalam pikiran.
Kelemahan→ interpretasi sering kali terlalu jauh; tidak ada cara yang dapat
diandalkan untuk menginterpretasi makna“terpendam”5
2. Teori Kognitif
Teori ini menyatakan bahwa mimpi merupakan modifikasi dari aktivitas kognitif
yang terjadi selama kita terjaga. Perbedaanya adalah saat kita tidur, kita “terputus”

3
Robert L. Solso,dkk, Psikologi Kognitif, Erlangga,2007,hlm.243
4
Robert L. Solso,dkk, Psikologi Kognitif, Erlangga,2007,hlm.255-256
5
Matt Jarvis, Teori-Teori Psikologi(Bandung: Nusa Media,2000),hlm.61-64.
dari input sensorik dari dunia luar dan pergerakan tubuh, sehingga pikiran kita
cenderung lebih terpencar dan tidak fokus.
3. Teori Aktivitas-sintesis
Teori ini menyatakan bahwa mimpi terjadi ketika korteks mencoba membuat
interpretasi atau makna yang berarti dari pelepasan saraf spontan yang diawali di
pons.Sintesis yang dihasilkan dari sinyal ini dengan ingatan maupun pengetahuan
yang telah kita miliki tampil dalam bentuk mimpi.
Dalam pandangan ini, mimpi tidak menutupi keinginan yang tidak disadari, tapi dapat
menunjukkan persepsi, konflik-konflik, dan kecemasan seseorang6

 Pengaruh obat-obatan
Penggunaan obat akan mengubah kondisi kesadaran kita sedemikian rupa sehingga
kesadaran tersebut akan menjadi berbeda dengan kondisi kesadaran normal saat kita
terjaga. Beberapa obat depressant (obat penenang) akan menhambat aktivitas sistem
saraf. Obat stimulant (obat perangsang) akan mempercepat aktifitas system saraf. Obat
hallucinogen (obat halusinogenik) mengubah pemahaman kita terhadap realita. Semua
obat-obatan berkerja dalam neurotransmitter kita dalam menghasilkan dampak-
dampaknya. Obat-obatan mempengaruhi kewaspadaan kita akan aspek-aspek fisiologis
dan psikologis dari pengalaman sadar kita.

 Meditasi
Meditasi adalah suatu kondisi konsentrasi rileks di mana pikiran dikosongkan.
Beberapa teknik meditasi menggunakan nyanyian yang diulang, ragam posisi tubuh,
dan objek-objek eksternal sebagai bagian dari keseluruhan ritual. Alasan bermeditasi
ada bermacam-macam, bisa berupa alasan keagamaan, spiritual, kedamaian pribadi,
atau kesehatan tubuh7.

6
Matt Jarvis, Teori-Teori Psikologi(Bandung: Nusa Media,2000),hlm.256-258
7
Robert L. Solso,dkk, Psikologi Kognitif, Erlangga,2007,hlm.256-257
BAB III
(PENUTUP)

Kesadaran masih menjadi misteri yang tak terpecahkan sampai sekarang,


karena ketika kita mengkaji tentang kesadaran mau tidak mau kita akan mengkaji
tentng jiwa yang sampai sekarang masih menjadi misteri terbesar umat manusia.
Namun, manusia tetap akan terus mencoba untuk memetakan kesadaran tersebut.
Seiring berkembangnya teknologi, sedikit demi sedikit tabir tentang kesadaran
akan terungkap.
Setidaknya dengan mempelajari teori-teori tentang kesadaran kita bisa
mempunya self controll yang lebih baik terhadap diri kita sendiri. Akhir kata, kami
segenap tim penyusun materi berharap pembahasan materi kesadaran akan
bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai