Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi kepribadian merupakan cabang dari ilmu


psikologi dengan segi pandangan yang menekankan hal
penanaman dan pelekatan tingkah laku di dalam kepribadian
individu.

Kepribadian sendiri memiliki beberapa definisi, yaitu suatu


kebulatan yang terdapat aspek-aspek jasmaniah dan rohaniah.
Bersifat dinamis dalam hubungan dengan lingkungan. Wataknya
unik atau khas, dan dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar.

Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi dinamik


dari suatu system psikofisik dalam diri individu yang dapat
memberikan corak yang khas dalam caranya menyesuaikan diri
dengan lingkungan.

Sedangkan menurut Pervin dan John, kepribadian mewakili


karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan
dan perilaku yang konsisten.

Dalam pembelajarannya, Psikologi Kepribadian menyoroti


beberapa hal. Di antaranya yaitu Struktur dan Dinamika
Kepribadian. Struktur Kepribadian merupakan integrasi dari sifat-
sifat dan system-sistem yang menyusun kepribadian. Sedangkan
Dinamika Kepribadian adalah studi mengenai komponen-
komponen motivasional dan emosional dari kepribadian.

1.2 Rumusan Masalah

1
a. Apa yang dimaksud dengan struktur kepribadian?

b. Apa yang dimaksud dengan dinamika kepribadian?

c. Bagaimana struktur dan dinamika kepribadian menurut


para ahli?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk


mengetahui tentang struktur dan dinamika kepribadian dalam
psikologi kepribadian.

1.4 Manfaat

• Secara teoritis : memberikan sumbangan pengetahuan


tentang masa puber dalam pembentukan jati
diri remaja bagi civitas academia UNS
khususnya jurusan psikologi UNS

• Secara Praktis :

a. Mengerti definisi struktur kepribadian

b.Mengerti definisi dinamika kepribadian

c. Mengetahui teori-teori tentang struktur dan dinamika


kepribadian menurut para ahli

2
BAB II

PEMBAHASAN

Struktur kepribadian memiliki arti integrasi dari sifat-sifat dan


system-sistem yang menyusun kepribadian.

Sedangkan dinamika kepribadian yaitu studi mengenai


komponen-komponen motivasiional dan dan emosional dari
kepribadian.

3
Struktur dan dinamika kepribadian dijelaskan oleh berberapa
ahli menurut teorinya masing-masing. Dalam makalah ini kami
membahas beberapa teori psikologi berkaitan dengan struktur dan
dinamika kepribadian.

2.1 Psikologi analitis Carl Gustav Jung

2.1.1 Struktur Kepribadian

Jung tidak berbicara tentang kepribadian melainkan tentang


psyche. Adapun yang dimaksud dengan psyche ialah totalitas segala
peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari.
Menurutnya, jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu alam sadar
dan alam bawah sadar. Alam sadar adalah semua hal yang dikenali
ego, alam bawah sadar tidak ada hubungannya dengan ego.

Menurut Jung, ego adalah pusat kesadaran, tetapi bukan inti


dari kepribadian. Ego bukan seluruh kepribadian, ego harus
dilengkapi oleh self yang merupakan pusat dari kepribadian dan
bersifat tidak sadar. Dalam orang yang sehat secara psikologis ego
berada dalam posisi kedua dibawah alam tak sadar. Ego yang
terlalu dominan akan menyebabkan gangguan keseimbangan dalam
kepribadian

• Personal unconscious
Personal unconscious berisikan semua pengalaman-
pengalaman individu yang direpresi, dilupakan atau
disublimasikan. Personal unconscious dibentuk dari
pengalaman-pengalaman individual setiap orang, bersifat unik.
Ada isi personal unconscious yang mudah diingat ada yang
sulit diingat, namun semua bagian dari alam sadar.

Isi dari personal unconscious disebut complexes


(kompleks). Kompleks adalah gabungan ide-ide yang saling
berhubungan dan bersifat emosional. Salah satu contoh adalah
Mother complex, gabungan pengalaman yang berkaitan

4
dengan ibu atau kata ibu yang menimbulkan dampak
emosional, sehingga menghambat proses berpikir.

Mother complex bersumber tidak hanya dari pengalaman


individu, tetapi juga berasal dari pengalaman para leluhur
dengan tokoh ibu (bisa hanya personal unconscious tapi bisa
juga gabungan antara personal unconscious dan collective
unconscious)

• Collective unconscious
Collective unconscious berakar pada pengalaman
seluruh leluhur dari seluruh spesies. Collective unconscious
adalah konsep Jung yang paling unik. Isi dari Collective
unconscious diturunkan dari generasi ke generasi. Oleh karena
itu ada konsep-konsep universal yg berkaitan dengan Tuhan,
ibu, air, tanah, dsb.

Isi dari Collective unconscious aktif mempengaruhi


pemikiran, perasaan dan perilaku individu. Collective
unconscious adalah sumber dari mitos, legenda dan
kepercayaan (termasuk agama). Collective unconscious juga
membangun “impian besar” umat manusia dalam setiap
tempat dan di setiap waktu

Collective unconscious bukan konsep, tetapi


kecenderungan manusia untuk berperilaku dengan cara
tertentu bila ia berhadapan dengan situasi yang memancing
kecenderungan respon yang diwariskan, misalnya:

- Perempuan yang tidak menyukai anak kecil, akan


menunjukkan reaksi yang sama dengan seluruh ibu di
dunia jika ia menjadi ibu
- Seseorang yang jatuh cinta pada pandangan pertama
dengan sosok figur yang bukan figur idealnya selama ini

5
• Archetypes
Archetypes adalah imaji2 kuno yang berasal dari
Collective unconscious. Archetypes memiliki kesamaan dengan
kompleks, yaitu koleksi dari ide-ide yang saling berhubungan
dan mengandung bobot emosional, hanya Archetypes
sepenuhnya berasal dari Collective unconscious.

Menurut Jung, Archetypes adalah mitra kerja insting


(pembangkit dorongan fisik yang bersifat tak sadar), sama-
sama tak sadar dan mempengaruhi kepribadian. Archetypes
memiliki dasar biologis yang munculkan berulang dalam
pengalaman hidup para leluhur. Setiap individu memiliki
banyak Archetypes, yang siap aktif jika ada pengalaman
selaras yang memunculkannya.

Archetypes tidak memiliki bentuk tertentu, namun bila ia


aktif Archetypes memunkan dirinya dalam bentuk mimpi,
fantasi dan delusi. Setiap Archetypes memiliki kehidupan & ciri
tersendiri. Walaupun Archetypes itu banyak sekali, Jung
mengkonsepkan beberapa saja:

- Persona - Anima
- Great mother - Hero
- Shadow - Animus
- Wise old man - Self

• Persona

Bagian dari kepribadian yang diperlihatkan seseorang


kepada dunia. Persona adalah peran yang kita mainkan selaras
dengan harapan lingkungan, misalnya: dokter diharapkan
sebagai penolong.

6
Menurut Jung kalau kita terlalu tergantung pada persona,
kita tidak akan menyadari individualitas kita dan terhambat
untuk mencapai Self Realization

• Shadow

Archetype kegelapan dan represi, mewakili kualitas-


kualitas pribadi yang ingin kita sembunyikan dari diri sendiri
maupun orang lain. Shadow terdiri dari kecenderungan-
kecenderungan moralitas dan sejumlah kualitas2 konstruktif
dan kreatif yang tidak ingin kita perlihatkan. Pada umumnya
kita semua hanya memfokuskan diri pada sisi kepribadian
yang baik dan dapat diterima. Menurut Jung penting untuk
mengenal kedua sisi kepribadian agar tercapai keseimbangan
yg nyata

• Anima

Seperti Freud, Jung juga percaya bahwa semua orang


secara psikologis adalah bisexual, memiliki sekaligus sisi
feminin dan maskulin. Anima adalah archetype feminin yang
terdapat dalam diri seorang laki-laki, bisa muncul di dalam
mimpi atau menjadi panduan untuk mencari pasangan hidup.

Anima mewakili perasaan dan suasana hati yang


irasional pada seorang laki2. Perilaku laki2 dipengaruhi oleh
Anima, namun biasanya mereka kurang senang untuk
mengakuinya

• Animus

Archetype maskulin di dalam diri seorang perempuan


disebut Animus. Animus adalah simbol dari pikiran dan
penalaran rasional pada seorang perempuan. Adanya anima
dan animus ini membuat laki2 dan perempuan dapat saling
memahami dan membina hubungan baik jangka panjang.

7
Seperti juga anima, animus menampilkan dirinya dalam mimpi,
visi/pandangan, lamunan dan khayalan dalam bentuk yang
personal

• Great mother

Great mother selalu dihubungkan dengan perasaan


positif maupun negatif, karena mewakili kesuburan dan
perawatan di satu sisi, dan kekuasaan serta kerusakan di sisi
lain. Aspek kesuburan/perawatan sering dilambangkan sebagai
pohon, kebun, padang luas, laut, surga, rumah, kampung,
gereja dan objek2 spt oven dan alat dapur. Aspek
kekuasaan/kerusakan diwakili oleh ibu para dewa, ibu pertiwi,
ibu tiri dan sang penyihir. Kombinasi dari kekuasaan &
kesuburan menghasilkan konsep kelahiran kembali seperti
dalam reinkarnasi, surga, nirwana, realisasi diri atau
individuasi

• Wise old man

Archetype dari kebijaksanaan dan makna. Simbol dari


pemahaman manusia akan misteri kehidupan. Archetype ini
sering muncul dalam mimpi sebagai ayah, kakek, guru, filosof,
guru atau pendeta. Dalam dongeng dia tampil sebagai raja
atau sang pahlawan penumpas kejahatan. Archetype ini
dilambangkan oleh kehidupan itu sendiri, misalnya dalam
bentuk cerita tentang pengembara muda yang mengalami
berbagai cobaan hidup dan akhirnya menjadi pribadi dewasa
yang bijaksana

• Hero

Archetype hero dalam mitologi dan legenda tampil


sebagai sosok kuat berkuasa, kadang setengah dewa. Hadir
untuk memerangi kejahatan, berperang melawan naga,

8
monster, maupun setan. Biasanya hidupnya berakhir karena
alasan/kejadian sepele. Tindakan heroik hanya bisa dilakukan
oleh orang yang rentan (melambangkan sisi manusiawi dari
kita semua). Archetype ini dipercaya sebagai gambaran dari
keberhasilan manusia (kesadaran) melawan kegelapan.
Archetype ini merupakan model untuk gambaran kepribadian
yang ideal

• Self

Menurut Jung semua orang memiliki kecenderungan


bawaan untuk maju, mencapai kesempurnaan dan keutuhan,
disposisi bawaan ini disebut self. Self dikatakannya sebagai
archetype dari semua archetypes karena ia menyatukan
semua archetypes untuk berproses menuju self realization.

Self memiliki komponen Collective unconscious dan pu,


namun terutama dibentuk oleh ide Collective unconscious. The
self dilambangkan oleh ide2 kesempurnaan, kelengkapan dan
keutuhan pada seseorang yang dilambangkan dengan
mandala.

• Yin & Yang

9
Yin dan Yang adalah lambang self realization. Jarang
orang dapat mencapai self realization atau keseimbangan
sempurna.

– mengatasi ketakutan alam bawah sadarnya


– mencegah diri untuk mendominasi kepribadian
– mengenali sisi gelap dari dirinya (the shadow)
– berani menghadapi anima dan animus-nya

2.1.2 Dinamika Kepribadian

Menurut Jung, motivasi berasal dari masa lalu (causality)


maupun dorongan untuk mencapai sesuatu di masa depan
(teleology). Untuk mencapai self realization individu harus
beradaptasi dengan dunia luar (progression) maupun dunia di
dalam dirinya sendiri (regression)

2.2 Psikoanalisis Sigmund Freud

2.2.1 Struktur Kepribadian

Menurut Freud, tingkatan mental adalah model topografis


dari jiwa kita, sementara struktur kepribadian bersifat fungsional.
Struktur yang paling awal adalah Id (das es), kemudian ego (das
ich) dan yang terakhir superego (das uber-ich). Ketiga struktur
ini bersifat konseptual, mereka berinteraksi dengan tiga tingkatan
mental sedemikian rupa: ego berada di semua tingkatan
topografis (sadar, preconscious dan bawah sadar), superego

10
berada di dua tingkatan (sadar dan preconscious) sementara id
sepenuhnya berada di alam bawah sadar.

• Id

Inti dari kepribadian yang sepenuhnya tidak sadar dan tidak


memiliki kontak dengan realitas. Secara konstan menurunkan
ketegangannya dengan memenuhi dorongan-dorongan dasar dan
mencari kepuasan. Prinsip id: pleasure principle (contoh: bayi baru
lahir, puting susu ibu=jempolnya).

Id bersifat primitif, chaos, tidak bisa masuk alam sadar,


tidak bisa berubah, amoral, tidak logis, tidak terorganisir, berisi
energi2 dasar yang dikeluarkan hanya untuk mencari kepuasan.
Oleh karenanya bisa menciptakan dorongan saling bertentangan:
cinta tapi benci.

Kegiatan id terjadi dalam proses2 primer, untuk mencapai


kepuasannya sangat tergantung pada proses2 sekunder yang
dikendalikan oleh ego

• Ego

Ego adalah satu-satunya area mental yang bisa


berhubungan dengan realitas. Berkembang dari id sejak masa
bayi sampai menjadi narasumber satu-satunya bagi seseorang
dalam berhubungan dengan dunia nyata. Ego bekerja dengan
reality principle yang mencoba mengendalikan prinsip mencari
kepuasan dari id.

Karena ego juga kontak dengan dunia luar, maka ego


menjadi pengambil keputusan atau eksekutif dari kepribadian.
Ego melakukan hal ini dalam tiga tingkat kesadaran (mis:
seseorang berpakaian rapi karena merasa nyaman (realita),
pengalaman dipuji (preconscious) dan pengalaman latihan
kerapian dlm toilet training (unconscious).

Untuk dapat berfungsi secara kognitif/intelektual, ego harus


mempertimbangkan id, superego dan tuntutan dunia luar. Karena

11
ego secara konstan selalu mencari jalan tengah dari ke tiga
tuntutan yang sama-sama kuatnya, maka ego selalu
tegang/cemas.

Ego memanfaatkan represi dan model2 defense


mechanism (mekanisme pertahanan) lain untuk mempertahankan
dirinya dari kecemasan tersebut. Ego berkembang dari id sejak
seorang bayi mulai belajar memisahkan antara dirinya sendiri
dengan dunia luar. Ego tidak memiliki energi, energi ego diperoleh
dari id. Oleh karena itu ego tidak selalu sukses mengendalikan id.

Pada saat anak belajar reward dan punishment dari


orangtuanya, mereka belajar bagaimana mendapatkan kepuasan
sekaligus bagaimana menghindari penderitaan. Pada usia ini
kepuasan dan penderitaan adalah fungsi ego, karena anak belum
memiliki hati nurani.

• Superego

Superego adalah aspek moral dan ideal bagi kepribadian,


bekerja dengan prinsip moralistik dan idealistik. Superego
berkembang dari ego, superego tidak memiliki energi sendiri.
Superego tidak memiliki kontak dengan realitas, oleh karenanya
bersifat tidak realistik dalam menciptakan tuntutan2 untuk
kesempurnaan.

Superego memiliki 2 subsistem: hati nurani (conscience)


dan ego ideal. Hati nurani berkembang dari pengalaman-
pengalaman dihukum karena perilaku yang tidak pantas berisikan
nilai-nilai apa yang tidak boleh dilakukan, sementara ego ideal
berkembang dari pengalaman-pengalaman mendapat
penghargaan karena melakukan perilaku yang benar sehingga
isinya adalah apa yang seharusnya dilakukan.

Superego yang berkembang baik dapat mengendalikan


dorongan-dorongan seks dan agresi melalui represi. Superego
tidak dapat melakukan represi sendiri, tetapi dapat

12
memerintahkan ego untuk melakukannya. Superego
mengendalikan ego, menilai tindakan maupun niat ego.

Rasa bersalah adalah produk dari niat atau tindakan ego


yang bertentangan dengan standar moral superego.
Memunculkan rasa bersalah adalah fungsi dari hati nurani.

Rasa rendah diri adalah produk dari niat atau tindakan ego
yang tidak berhasil mencapai standar kesempurnaan superego.
Memunculkan rasa rendah diri adalah fungsi dari ego ideal.

Superego menuntut ego secara tidak realistik untuk


mencapai kesempurnaan. Sama dengan id, superego tidak
mempertimbangkan sulitnya ego menghadapi dunia nyata.

2.2.2 Dinamika Kepribadian

Menurut Freud semua orang termotivasi untuk mencari


kepuasan dan untuk mengurangi ketegangan serta kecemasan.
Motivasi ini diperoleh dari energi fisik maupun psikis yang berasal
dari dorongan2 dasar.

Dorongan-dorongan dasar sering diterjemahkan sebagai


insting, namun sebetulnya lebih tepat jika disebut sebagai
dorongan atau rangsangan. Dorongan-dorongan secara konstan
bekerja sebagai kekuatan yang memotivasi, sebagai stimulus dari
dalam diri dorongan-dorongan tidak dapat dihindari.

2.3 Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Sistem Self merupakan struktur kognitif yang memberi pedoman


mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi,
pengaturan tingkah laku. Self adalah bagian dari sistem yang
resiprokal.

Regulasi Diri berfungsi menjembatani pengaruh-pengaruh


eksternal dengan kemampuan atau kapital yang dimiliki seseorang,
sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang bertujuan, sehingga

13
memungkinkan dirinya memiliki kontrol individual atas fikiran,
perasaan, motivasi, dan perilakunya. Merupakan mekanisme kontrol
internal yang memerintah perilaku, dan konsekuensi-konsekuensi yang
ditanggung oleh individu sebagai akibat dari perilakunya.

Efikasi diri berkembang sebagai hasil dari akumuluasi


keberhasilan seseorang dalam satu bidang tertentu, dari observasi-
observasi terhadap kesuksesan dan kegagalan orang lain, dari persuasi
orang lain, dan dari keadaan fisiologis yang dimilikinya, seperti
keadaan takut atau gelisah (nervousness), atau kecemasan (anxiety)
saat melakukan sesuatu (Bandura, dalam Brown, 1999). Perbandingan
sosial antara kinerjanya dengan kinerja orang lain, terutama kelompok
sebaya dan saudara kandung, juga merupakan sumber yang kuat bagi
efikasi diri.

2.4 Psikologi Individu Allport

2.4.1 Definisi Kepribadian

Organisasi dinamis dalam seseorang yang terdiri


dari sistem-sistem psikofisis yang menentukan keunikan
penyesuaian dirinya dengan lingkungan.

Dua hal yang menjadi tekanan utama adalah


kepribadian merupakan sesuatu yang berkembang dan
unsur-unsurnya saling terkait. Di teori lain, struktur dan
dinamika dibahas secara terpisah. Namun oleh Allport
semua itu dinyatakan dalam bentuk sifat. Antara struktur
dan dinamika itu sama. Sifat adalah penekanan teori
Allport sehingga sering disebut dengan traits psychology.

Definisi Allport tentang kepribadian adalah


organisasi dinamik dalam individu sebagai sistem sistem
psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas
terhadap lingkungannya.

14
Organisasi dinamik menekankan bahwa kepribadian
selalu berkembang dan berubah. Psikofisis menunjukan
bahwa kepribadian bukan hanya mental dan neural, namun
jiwa dan raga menjadi suatu kesatuan pribadi. Kepribadian
individu dipengaruhi oleh kepribadian masing masing dari
istilah menentukan.

Yang dimaksudkan dengan khas atau unik adalah


Allport memberi penekanan pada individualitas, bahwa
tidak ada dua orang yang benar benar sama dalam hal
kepribadian. Kepribadian itu memiliki arti sebagai adaptasi
atau penyesuaian diri dengan lingkungan.

Watak (karakter) mengisyaratkan norma tingkah


laku tertentu dimana individu akan dinilai perilakunya.
Watak sebagai kepribadian yang di evaluasi dalam arti
normatif. Watak yang baik adalah watak yang sesuai
dengan norma yang berlaku.

Dalam pencarian definisi kepribadiannya Alllport


dengan hati-hati menyadari istilah karakter dan
temperamen.

Temperamen biasanya menunjuk pada disposisi


disposisi yang erat kaitannya dengan faktor faktor biologis
atau fisiologis dan sedikit sekali mengalami perubahan
dalam perkembangan dan memiliki peran yang besar
dibanding aspek aspek lain. Temperamen adalah gejala
karakteristik dari sifat individu , termasuk mudah tidaknya
kena rangsangan emosi , cepat tidak berekasi, kualitas
hidup. Hal ini bergantung pada faktor konstitusional,
terutama keturunan.

15
Sifat adalah sistem neuropsikis yang
digeneralisasikan. Sifat memiliki eksistensi dalam diri
individu. Sifat dibedakan dengan habits. Kebiasaan
merupakan kecenderungan kecenderungan bersifat
menentuka. Sifat merupakan sifat gabungan dari beberapa
kebiasaan. Menurut Allport, sifat dan sikap adalah
predisposisi untuk merespon dan khas, dapat membimbing
tingkah laku, merupakan hasil belajar dan faktor genetis.
Sikap, berhubungan dengan suatu objek sehingga lebih
luas. Makin besar objek dikenai sifat, maka sifat dan sikap
akan menjadi semakin mirip. Sikap biasanya mengandung
penilaian terhadap suatu objek. Orang dapat memiliki
suatu sifat tapi tidak dapat memiliki suatu tipe. Sifat dapat
memunculkan keunikan pribadi, sedangkan tipe
menenggelamkannya.

Pembagian sifat :

1. Sifat Kardinal (pokok)

Sangat menonjol, sehingga pengaruhnya dapat


langsung dilihat. Jenisnya relatif kurang biasa sehingga
tidak tampak. Sifat kardinal nampak pada setiap orang
tapi tidak semua orang punya sifat ini

2. Sifat sentral

Merupakan kecenderungan kecenderungan yang


sangat khas pada individu, sering muncul dan sangat
mudah disimpulkan . contoh : ekstravert dan introvert

3. Sifat sekunder
2.4.2 Sifat-sifat dan Disposisi-disposisi Personal

16
Sifat adalah kecenderenungan untuk berespons
dengan cara tertentu atau disebut dengan tendensi
neuropsiki. Sifat bukanlah bentukan konsep abstrak lewat
sebuah pengamatan melainkan kenyataan objektif. Selain
itu sifat juga bukanlah sekedar eksistensi nominal.

Dua pembeda sifat, yaitu sifat umum dan disposisi


personal. Sifat umum yaitu ciri-ciri (sifat) yang terdapat
pada banyak orang. Sedangkan Disposisi Personal
adalah keunikan-kekhususan (sifat) pada individu.

Contoh :

Dalam sebuah kelompok ada 20 orang


menunjukkan sifat keagresifan (common trait). Tapi
kita tidak bisa mengtakan 20 orang itu
menunjukkan/mewujudkan keagresifannya lewat
jalan yang sama. Mungkin ada yang asertif dan
kompetitif, sarkastic dan bermusuhan, dan mungkin
lewat kekerasan fisik. Personal deposisi dapat
disebut sebagai sub kategori atau jalan khusus sifat
terwujud.

Sifat tidak hanya membimbing suatu tingkah


laku tapi juga memulai tingkah laku dan dalam
beberapa hal memerankan peran memotivasi yang
penting.

Contoh :

Seseorang yang punya sifat ramah/suka


bergaul, tidak suka duduk sendiri di rumah
menunggu orang lain menghubunginya. Dia akan
mencari teman-temannya.

17
Akan tetapi sebuah sifat tidak pernah sebagai
motivator murni tingkah laku beberapa dorongan
baik internal maupun eksternal yang mendahului
tindakan.

Contoh :

Jika seseorang suka pergi ke disko, secara


umum dia orang yang suka bergaul tapi ada tingkah
laku khusus bahwa dia suka mendengarkan musik.

Disposisi Pokok, Disposisi Sentral dan Disposisi


Sekunder

Disposisi Pokok yaitu sesuatu yang begitu umum


sehingga dapat ditemukan pada setiap individu. Contoh :
Orang Narcistik adalah orang yang memberikan perhatian
kuat dan terus-menerus pada kebutuhan dan
ketertarukannya.

Disposisi Sentral, yaitu kecenderungan karakter


yang kuat (khas) pada seseorang. Contoh : Mungkin kita
menggambarkan karya Shakespeare (Hamlet) introspektif,
obsesif, melankolis, dramatik.

Disposisi Sekunder, yaitu berfungsi terbatas,


kurang menentukan dalam deskripsi kepribadian dan lebih
terpusat pada respon yang dicocokinya. Contoh :
Seseorang yang menyenangkan, mungkin meledak marah
ketika seseorang menghina kelompoknya.

Dua kekhususan teori Allport adalah penolakannya


pada masa lalu yang mengambil bagian penting dalam
motivasi dan ketegasannya dalam proses kognitif seperti
intensi, perencanaan pada motivasi orang dewasa. Apa

18
yang dilakukan oleh individu adalah kunci petunjuk yang
penting tentang bagaimana orang bertingkah laku
sekarang. Allport mencari ke masa depan apa yang
diharapkan oleh individu.

2.4.3 Hubungan Sifat, Kebiasaan, Sikap dan Tipe

Keempat hal tersebut merupakan kecenderungan


(predisposisi) yang unik, hasil dari faktor genetik dan
pembelajaran dan mendorong/menuntun tingkah laku
seseorang .

• Kebiasaan

Kurang lebih umum (sifat/trait paling umum),


respons khusus pada stimulus tertentu, kurang
evaluatif. Contoh: Huming ketika mendengarkan
musik, membaca dengan bersuara.

• Sikap

Lebih umum dari kebiasaan, penekanan segi


lingkungan (kecenderungan untuk berespon positif
atau negatif terhadap objek tertentu), paling
evaluatif. Contoh: Kesukaan terhadap partai, atau
makanan tertentu.

• Tipe

Abstraksi atau pengelompokan sifat-sifat;


mementingkan keajegan/keteraturan sekumpulan
sifat. Akan tetapi tipe menyembunyikan
(sifat)keunikan pribadi dan menunjukan perbedaan
perbuatan yang tidak begitu cocok dengan
kenyataan.

19
2.4.4 Proprium dan Otonomi Fungsional

Proprium adalah istilah yang digunakan untuk


menunjukkan ego. Proprium menggambarkan ego sebagai
sesuatu yang dengan segera dapat kita sadari meliputi
perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, rasa
keakuan, gambaran diri. Proprium tidak dibawa sejak lahir
melainkan berkembang karena perkembangan individu.
Allport menghindari ego sebagai penggerak utama
kepribadian.

Otonomi Fungsioanal memandang motivasi


dewasa bermacam-macam, sistem self sustaining,
pertumbuhan sistem antecedent, tapi secara fungsional tak
terkait. Otonomi fungsional juga pendorong dan
pembentukan perilaku masa kini dan lepas lepas dari masa
lalu. Apa yang dilakukannya semata-mata dikhususkan
begitu saja demi tujuan berbeda dari semula. Contoh,
seorang pemburu tetap saja kan memburu meskipun tidak
ada nilai instrumentalnya (semata-mata senang berburu)

 Perseverative Otonomi Fungsional

Meliputi bentuk-bentuk kecanduan,mekanisme


sirkular, perbuatan yang diulang-ulang atau secara rutin.
Orang dewasa yang sehat ditandai dengan serangkaian
sifat yang teratur dan kongruen yang berfungsi sebagaian
besar secara rasional dan sadar. Maka untuk memahami
orang dewasa maka harus memahami maksud dan aspirasi
mereka.

Contohnya, tindakan seorang anak yang mengoceh


berulang-ulang, tugas yang belum selesai mendapat

20
interupsi dan cenderung diingat dari pada tugas yang
selesai.

 Propriate Otonomi Fungsional

Meliputi minat-minat yang dipelajari, nilai-nilai,


sentimen-sentimen, motif-motif pokok, disposisi pribadi,
gambaran diri dan gaya hidup. Manusia selalu dalam
proeses untuk menjadi lebih integral dan daya penyatiu
yang paling penting adalah propriate function, dimana
usaha mengejar tujuan yang membentuk kepribadian.

Contoh, seseorang yang ingin menjadi dokter


bukanlah merupakan sifat bawaan atau karena diperlukan
tapi belajar untuk hidup.

2.5 Ludwig Klages

(Sumadi Suryabrata:106) Klages menguraikan struktur


dinamika dimulai dengan memberikan pengertian tentang istilah
struktur. Struktur dipandang sebagai pelengkap dari materi. Bila
materi dipandang ssebagai isi,bahan (der Stof,aspek kepribadian
yang berisikan semua kemampuan pembawaan dan talent),maka
struktur dipandang sebagai sifat-sifat bentuknya atau sifat-sifat
formalnya (formele eigenschappen).

Ada tiga soal yang dikemukakan oleh Klages dalam


struktur ,yaitu temprament, perasaan,dan daya ekspresi.

• Temprament

Menurut Klages temprament merupakan sifat dari


struktur. Karena ito perbedaan-perbedaan tempramen

21
berakar pada perimbangan antara kekuatan pendorong dan
kekuatan penghambat.

• Perasaan

Tiap-tiap perasaan mempunyai dua sifat pokok yaitu


di dalam tiap perasaan terletak kegiatan batin(inner
activity), dan di dalam tiap perasaan terdapat corak
perasaan,yaitu taraf-taraf kejelasan.

Yang dimaksud dengan kegiatan batin adalah daya


untuk membeda-bedakan keinginan-keinginan yang
terkandung dalam perasaan menurut Klages dalam tiap
perasaan itu terkandung keinginan.

Adapun keinginan itu pada pokoknya ada dua macam


yaitu,keinginan menerima,dan keinginan menolak. Tapi
keinginan dalam perasaan mempunyai kebebasan
(otonomi).

Selanjutnya Klages mengupas secara luas mengenai


perasaan. Dalam perasaan dibedakan afek dan suasana
perasaan(stimmung). Suatu perasaan akan menjadi afek
kalau faktor keinginan menonjol ke muka,misal warna
kemarahan,kegembiraan. Sebaliknya suasana perasaan
lebih menonjolkan warna-warna tertentu,misalnya
kesedihan,kerinduan,hal ini kerap kali ditimbulkan oleh
sebab-sebab dari luar. Ditinjau dari fungsinya, ada dua hal
dalam suasana perasaan, yaitu suasana pearasaan yang
ekspansif, arahnya tertuju ke luar (sentrifugal), dan suasana
perasaan yang depresif, arahnya tertuju ke dalam,
(sentripetal).

• Daya Ekspresi

22
Ekspresi merupakan pernyatan proses-proses
kejiwaan. Daya ekspresi adalah bagian dari kemampuan
dasar.

2.6 Psikologi Medan Kurt Lewin

2.6.1 Struktur Kepribadian

Kenyataan psikologi yang selalu dipegang Lewin


ialah bahwa pribadi itu selalu ada dalam lingkunganya;
pribadi tidak bisa dipikirkan lepas dari lingkungannya.

• Pribadi
• Lingkungan psikologis
• Ruang hidup
• Diferensiasi Ruang Hidup
• Banyaknya Daerah
• Dimensi-dimensi ruang hidup
2.6.2Dinamika Kepribadian

Di dalam membahas dinamika kepribadian, Lewin


mengemukakan konsepsi yang istilah-istilahnya diambil dari ilmu
pengetahuan alam. Pengertian-pengertian pokok yang
dipergunakan Lewin di sini ialah:

a. Energy (energi)
b. Tension (tegangan)
c. Need (kebutuhan)
d. Valance (valensi)
e. Force atau vector
f. Locomotion (gerakan)
g. Pengubahan atau perubahan struktur
(umstruckterieurung,restructuring)

23
h. Tujuan proses psikologis

2.7 Teori Bio-Sosial Gardner Murphy (hal.345)

2.7.1Struktur Kepribadian

Menurut Murphy komponen-komponen pokok kepribadian


adalah :

• disposisi fisiologis
• kanalisasi
• response bersyarat
• kebiasaan kognitif dan perseptual.
2.7.2Dinamika Kepribadian

Dinamika kepribadian dimungkinkan oleh adanya dan


berfungsinya energi dalam bentuk motif yang ada di pribadi
itu. Menurut Murphy, tidak ada motif-motif yang berdiri
sendiri terpisah satu sama lain, karena tiap motif adalah
bagian dari sesuatu pada suatu keseluruhan struktur atau
system motif-motif. Bahkan tidak ada perbedaan antara
motif-motif biologis dan motif-motif social, sebab menurut
dia, “the biological is social and the social is biological”.

Murphy menentang bahwa aktivitas-aktivitas yang


kompleks adalah hasil daripada pemberian arah baru
bentuk-bentuk energi primitif. Aktivitas-aktivas yang
kompleks dihasilkan oleh suatu stuktur motif-motif yang
kompleks, bukan sekedar energi-energi sederhana yang
mendapat bentuk penyaluran yang baru. Menurutnya, tiap
perkembangan berlangsung (maju) dari taraf sederhana tak
terdiferensiasi dan bersifat global menuju ke taraf
diferensiasi dan berakhir pada integrasi.

24
Murphy memberikan tekanan pada kebutuhan sensori
dan aktivitas. Ia yakin bahwa dorongan artistik adalah hasil
langsung dari tegangan tertentu dalam tubuh

Karena perbedaan antara jiwa dan raga bukanlah hal


yang hakiki menurut Murphy, maka dia tidak berusaha
membuat perbedaan secara eksplisit antara energy psikis
dan fisis; juga keterangan tentang perubahan energy dari
fisis ke energy psikis tidak perlu

2.8 Psikologi Individual (ALFRED ADLER 1870-1937)

Manusia adalah mahluk sosial. Bahwa manusia merupakan suatu


keseluruhan yang tidak dapat terbagi-bagi, tampaknya sudah jelas bagi
kita. Hal ini merupakan arti pertama dari ucapan “manusia adalah
mahluk individual “. Mahluk individual berarti mahluk yang tidak dapat
dibagi-bagi (in-dividere).

Aristoteles seakan-akan berpendapat bahwa manusia itu


merupakan penjumlahan dari beberapa kemampuan tertentu yang
masing-masing bekerja sendiri, seperti kemampuan vegetatif: makan,
berkembang biak; kemampuan sensitif: bergerak mengamati-amati,
bernafsu, dan berperasaan; berkemampuan intelektif: berkemampuan
dan berkecerdasan.

Segi utama lainnya yang perlu diperhatikan adalah bahwa


manusia secara hakiki merupakan mahluk sosial. Sejak ia dilahirkan, ia
membutuhkan pergaulan dengan orang-orang lain untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan biologisnya, yaitu makan, minuman, dan lain-
lain.

Manusia, selain mahluk individual yang sebenarnya tidak perlu


lagi dibuktikan kebenarannya, sekaligus juga merupakan mahluk sosial.
Hal ini pun sebenarnya tidak perlu dibuktikan. Disamping itu manusia

25
merupakan mahluk yang bertuhanan. Hal terakhir juga tidak perlu
dibuktikan lagi, sebab bagi manusia terutama Indonesia yang sudah
dewasa dan sadar akan dirinya sudah jelas sulit menolak adanya
kepercayaan terhadap Tuhan, sebagai segi hakiki dalam perikehidupan
manusia dan segi khas bagi manusia pada umumnya.

Adler yakin bahwa individu memulai hidup dengan kelemahan


fisik yang mengaktifkan perasaan interior, perasaan yang
menggerakkan orang untuk bergerak atau berjuang menjadi
superioritas atau menjadi sukses. Individu yang secara psikologis
kurang sehat berjuang untuk menjadi pribadi superior, dan individu
yang sehat termotivasi untuk mensukseskan umat manusia.

2.9 Psikologi Behaviorisme (Burrhus Frederic Skinner 1904-


1990)

2.9.1Struktur Kepribadian

Menurut Skinner, penyelidikan mengenai kepribadian


hanya sah jika memenuhi beberapa kriteria ilmiah. Umpamanya,
ia tidak akan menerima gagasan bahwa kepribadian (personality)
atau diri (self) yang membimbing atau mengarahkan perilaku.

Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan


pada penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah
organisme dan berbagai konsekuensi yang diperkuatnya.

Selanjutnya, Skinner menguraikan sejumlah tehnik yang


digunakan untuk mengontrol perilaku. Kemudian banyak
diantaranya dipelajari oleh social-learning theoritists yang tertarik
dalam modeling dan modifikasi perilaku. Tehnik tersebut adalah
sebagai berikut (Wulansari & Sujatno, 1997).

• Pengekangan Fisik ( physical restraints )


• Bantuan Fisik ( physical aids)

26
• Mengubah Kondisi Stimulus (changing the stimulus
conditions)
• Manipulasi Kondisi Emosional (manipulating emotional
conditions)
• Melakukan Respons-respons Lain (performing alternative
responses)
• Menguatkan Diri Secara Positif (positive self-
reinforcement).
• Menghukum Diri Sendiri ( self punishment).

Selanjutnya Skinner membedakan perilaku atas perilaku


yang alami (innate behavior), atau yang biasa disebut respondent
behavior. Yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang
jelas. Dan perilaku operan (operant behavior), yaitu perilaku yang
ditimbulkan oleh stimulus yang tidak jelas atau tidak diketahui,
tetapi semata-mata ditimbulkan organisme itu sendiri.

Bagi Skinner, faktor motivational dalam tingkah laku bukan


bagian elemen struktural. Dalam situasi yang sama tingkah laku
seseorang bisa berbeda-beda kekuatan dan keseringan
munculnya. Konsep motivasi yang menjelaskan variabilitas
tingkah laku dalam situasi yang konstan bukan fungsi dari
keadaan energi, tujuan, dan jenis penyebab sebagainya. Konsep
itu secara sederhana dijelaskan melalui hubungan sekelompok
respon dengan sekelompok kejadian. Penjelasan mengenai
motivasi ini juga berlaku untuk emosi.

2.9.2Dinamika Kepribadian

Kepribadian dan Belajar

Hakikat teori skinner adalah teori belajar, bagaimana


individu menjadi memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih
terampil, menjadi lebih tahu. Dia yakin bahwa kepribadian dapat
dipahami dengan mempertimbangkan tingkah laku dalam

27
hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Cara
yang paling efektif untuk mengubah dawn mengontrol tingkah
laku adalah dengan melakukan penguatan (reinforment), suatu
strategi kegiatan yang membuat tingkah laku tertentu berpeluang
untuk terjadi atau sebaliknya (berpeluang tidak terjadi) pada
masa yang akan datang. Konsep dasarnya sangat sederhana
yakni semua tingkah laku dapat dikontrol.

Tingkah laku Kontrol Diri

Prinsip dasar pendekatan skinner adalah : Tingkah laku


disebabkan dan dipengaruhi oleh variabel eksternal. Tidak ada
dalam diri manusia, tidak ada bentuk kegiatan eksternal, yang
mempengaruhi tingkah laku. Pengertian kontrol diri ini bukan
mengontrol kekuatan di dalam “self”, tetapi bagaimana self
mengontrol variabel-variabel luar yang menentukan tingkah laku.

Stimulan Aversif

Stimulasi aversif adalah lawan dari stimulant penguatan,


sesuatu yang tidak menyenangkan atau bahkan menyakitkan.

“Perilaku yang diikuti oleh stimulant aversif akan


memperkecil kemungkinan diulanginya perilaku tersebut pada
masa-masa selanjutnya.”

Definisi ini sekaligus menggambarkan bentuk


pengkondisian yang dikenal dengan hukuman.

Kondisioning Klasik (Classical Conditioning)

Kondisioning klasik, disebut juga kondisioning responden


karena tingkah laku dipelajari dengan memanfaatkan hubungan
stimulus-respon yang bersifat refleksbawaan.

Kondisioning Operan (Operant Conditioning)

28
Reinforser tidak diasosiasikan dengan stimulus yang
dikondisikan, tetapi diasosiasikan dengan respon karena respon
itu sendiri beroperasi memberi reinsforment. Skinner menyebut
respon itu sebagai tingkah laku operan (operant behavior).

Tingkah laku responden adalah tingkah laku otomatis atau


refleks, yang dalam kondisioning klasik respon diusahakan dapat
dimunculkan dalam situasi yang lain dengan situasi aslinya.
Tingkah laku operan mungkin belum pernah dimiliki individu,
tetapi ketika orang melakukannya dia mendapat hadiah. Respon
operan itu mendapat reinforcement, sehingga berpeluang untuk
lebih sering terjadi. Kondisioning operan tidak tergantung pada
tingkah laku otomatis atau refleks, sehingga jauh lebih fleksibel
dibanding kondisioning klasik.

B. F. Skinner dengan pandangannya yang radikal, banyak


salah dimengerti dan mendapat kritik yang tidak proporsional.
Betapapun orang harus mengakui bahwa teori Behaviorisme
paling berhasil dalam mendorong penelitian dibidang psikologi
dengan pendekatan teoritik lainnya. Berikut lima kritik terpenting
terhadap B. F. Skinner.

a. teori skinner tidak menghargai harkat manusia. Manusia


bukan mesin otomat yang diatur lingkungan semata. Manusia
bukan robot, tetapi organisme yang memiliki kesadaran untuk
bertingkah laku dengan bebas dan spontan.
b. gabungan pendekatan nomoterik dan idiografik dalam
penelitian dan pengembangan teori banyak menimbulkan
masalah metodologis.
c. pendekatan skinner dalam terapi tingkah laku secara
umum dikritik hanya mengobati symptom dan mengabaikan
penyebab internal mental dawn fisiologik.
d. generalisasi dari tingkah laku merpati mematok makanan
menjadi tingkah laku manusia yang sangat kompleks, terlalu
luas/ jauh.

29
BAB III

KESIMPULAN

1. Struktur kepribadian memiliki arti integrasi dari sifat-sifat dan


system-sistem yang menyusun kepribadian.

2. Dinamika kepribadian yaitu studi mengenai komponen-komponen


motivasiional dan dan emosional dari kepribadian.

3. Struktur dan dinamika kepribadian menurut beberapa ahli yaitu :

a) Carl Gustaf Jung

Membagi jiwa manusia menjadi dua, yaitu alam sadar dan


alam tak sadar.

b) Sigmund Freud

Struktur yang paling awal adalah Id (das es), kemudian


ego (das ich) dan yang terakhir superego (das uber-ich)

c) Albert Bandura

Struktur kepribadian meliputi system self dan efikasi diri.

d) Allport

30
Struktur kepribadian dinyatakan dalam sifat-sifat (traits) dan
tingkah laku didorong oleh sifat-sifat.

e) Ludwig Klages

Mengemukakan struktur sebagai temprament, perasaan,


dan daya ekspresi.

f) Kurt Lewin

Menurutnya, pribadi itu selalu ada dalam lingkunganya,


tidak bisa dipikirkan lepas dari lingkungannya.

g) Gardner Murphy

Menurut Murphy komponen-komponen pokok kepribadian


adalah disposisi fisiologis, kanalisasi, response bersyarat,
dan kebiasaan kognitif dan perseptual.

h) Alfred Addler

Manusia adalah mahluk sosial dan merupakan suatu


keseluruhan yang tidak dapat terbagi-bagi.

i) Burrhus Frederic Skinner

Skinner menguraikan sejumlah tehnik yang digunakan untuk


mengontrol perilaku yang berhubungan dengan modeling
dan modifikasi perilaku.

31
DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. 2008. Jakarta :


Rajawali Press.

Chaplin, James. Kamus Lengkap Psikologi. 2006. Jakarta : PT.


Raja Grafindo Persada.

32

Anda mungkin juga menyukai