Nurhayati
NRP: 7103016110
BUATLAH KAJIAN :
Dikumpulkan dalam bentuk soft copy ke Ketua Kelas ( Yasmin) : Tgl 10 April 2017 dikirim
email bersama-sama ke : iffahtugas@gmail.com
JAWABAN
1. Struktur Kepribadian Menurut Carl Jung
a. Ego
Ego adalah jiwa sadar yang berperan penting dalam menentukan persepsi,
ingatan, pikiran dan perasaan sadar. Tanpa seleksi ego, jiwa manusia menjadi
kacau karena dengan bebasnya pegalaman masuk ke dalam kesadaran. Dengan
menyaring pengalaman, ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribadian
dan melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang.
b. Ketidaksadaran pribadi (personal unconscious)
Ketidaksadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego.
Ketidaksadaran pribadi trdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar
tetapi kemudian direpresikan, disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta
pengalaman-pengalaman yan terlalu lemahuntuk menciptakan kesan sadar pada
seseorang. Isi dari ketidaksadaran pribadi dapat menjadi sadar dan berlangsung
banyak hubungan dua arah antara ketidaksadaran pribadi dan ego.
Di dalam ketidaksadaran prbadi, sekelompok ide ( Perasaa-perasaan, pikiran-
pikiran, persepsi-persepsi dan ingatan-ingatan) mungkin mengorganisir diri
menjadi satu disebut kompleks. Kompleks memiliki inti yang bertindak sebagai
magnet menarik atau “mengkonstelasikan” berbagai pegalaman ke arahnya.
Contoh: Remaja putri yang memiliki kompleks inferior, dia terobsesi dengan
penilaian bahwa dirinya kurang berkemampuan, kurang berbakat, kurang
menarik, disbanding orang lain. Dia sadar bahwa inferioritasnya akibat dari
prestasi buruknya di sekolah, hanya mempunyai sedikit teman dan tidak mampu
mengemukakan kemauan dan keinginannya.
2. Tipe Ketidaksadaran
a. Ketidaksadaran Kolektif ( Collective Unconscious)
Konsep ketidaksadaran pribadi atau transpersonal unconscious merupakan salah
satu di antara segi-segi teori kepribadian Jung yang paling original dan
kontroversial. Ia merupakan sistem psikis yang paling kuat dan paling
berpengaruh, dan pada kasus-kasus patologis menggungguli ego dan
ketidaksadaran pribadi.
Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan
oleh leluhur, baik leluhur dalam ujud manusia maupun leluhur pramanusia atau
nenek moyang binatangnya. Ingatan yang diwariskan adalah pengalaman-
pengalaman umum yang terus menu=erus berulang lintas generasi. Namun yag
diwariskan bukan memori atau pikiran yang spesifik, tetapi lebih sebgai
predisposisi ( kecenderungan untuk bertindak ) atau potensi untuk memikirkan
sesuatu. Manusia lahir dengan potensi kemampuan mengamati tiga dimensi,
namun kemampuan tersebut dapat diperoleh sesudah manusia belajar melalui
pengalamannya. Ketidaksadaran kolektif merupakan fondasi ras yang diwariskan
dalam keseluruhan struktur kepribadian. Di atasnya dibangun ego, ketidaksadaran
pribadi dan pengalaman individu. Jadi apa yang dipelajari dari pengalaman secara
substansial dipengaruhi oleh ketidaksadaran kolektif yang menyeleksi dan
mengarahkan tingkah laku bayi. Bentuk dunia yang dilahirkan telah dihadirkan
dalam dirinya, dan gambaran yang ada di dalam itu mempengaruhi pilihan-pilihan
pengalaman secara taksadar.
b. Arkhetipe
Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsur
emosi yang besar. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-
visi yang dalam kehidupan sadar normal berkaitan denga aspek tertentu dari
situasi.
Misalnya, arkhetipe ibu menghasilkan gambaran tentang figur ibu yang kemudian
diidentifikasikan dengan ibunyang sebenarnya. Dengan kata lain, bayi mewarisi
konsepsi mengenai ibunya yang bersifat umum, yang akan ikut menentukan
bagaimana bayi mempersepsikan ibunya. Jadi persepsi bayi kepada ibunya
ditentukan oleh akhetipe ibu dan pengalaman nyata bayi tersebut dengan ibunya.
Arkhetipe yang muncul pada pengalaman awal manusia membentuk pusat
kompleks yang mampu menyerap penalaman lain kepadanya. Arkhetipe
“kekuatan” misalnya; sepanjang sejarah manusia telah dihadapkan dengan
kekuatan alam yang dasyat, air terjun, banjir, badai, gempa bumi, dan lain-lain.
Nenek moyang kita pada generasi manapun berkeinginan kuat untuk menciptakan
dan mengontrol kekuatan. Siakap terhadap kekuatan lintas generasi itu akhirnya
menjadi unsur yang ikut diturunkan dalam proses kelahiran.
https://sutrisnogt.wordpress.com/2014/01/26/teori-carl-gustav-jung/