MANUSIA
KESADARAN DIRI
Pengertian Kesadaran
Tingkat kesiagaan individu pada saat ini terhadap
rangsangan eksternal dan internal, artinya terhadap
persitiwa-peristiwa lingkungan dan suasana tubuh,
memori dan pikiran.
1. Kondisi Terjaga
a) Melamun (daydreams)
b) Kesadaran yang terbagi dua pada waktu yang sama (Divided
Consciousness )
c) Konsep ketidaksadaran pikiran (cocktail party phenomenon)
1. Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan
perasaan-perasaan sadar. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang
umumnya dimiliki dan ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam suatu
masyarakat. Ego merupakan bagian manusia yang membuat ia sadar pada dirinya.
2. Personal Unconscious
Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri
dari pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan
diabaikan dengan cara repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman
yang kesannya lemah juga disimpan kedalam personal unconscious.
Penekanan kenangan pahit kedalam personal unconscious dapat dilakukan
oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari pihak
luar yang kuat dan lebih berkuasa.
3. Collective Unconscious
Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa
lampau leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras
manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga leluhur
pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective
unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan
ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang
diturunkan dari generasi ke generasi.
Teori Sigmund Freud
Teori topografik tentang kesadaran. Tingkat Kesadaran
mempunyai 3 daerah daerah yaitu :
a. Alam Sadar (Conscious Mind)
Alam sadar adalah satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan
realitas. Alam yang berisi hasil pengamatan kita terhadap dunia luar
b. Alam Prasadar
Sebagai jembatan antara Conscious dan Unconscious.Ia berisikan segala sesuatu
yang yang dengan mudah dipanggil ke alam sadar. Seperti: kenangan-kenangan yang
walaupun tidak kita ingat ketika kita berpikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil
lagi, atau seringkali disebut sebagai “kenangan yang sudah tersedia” (available
memory).
c. Alam Tak Sadar
Alam bawah sadar ( Unconscious Mind ), merupakan bagian yang paling dominan
dan penting dalam menentukan perilaku manusia.
Mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam sadar, seperti nafsu dan
insting kita serta segala sesuatu yang masuk ke dalamnya karena kita tidak mampu
menjangkaunya, seperti kenangan pahit atau emosi yang terkait dengan trauma.
SAAT-SAAT RENTAN KESADARAN
b. Proyeksi
Proyeksi proyeksi adalah menempatkan isi-isi batin dengan tidak sadar ke objek-objek di luar
dirinya.
c. Imago
Imago adalah isi kejiwaan yang diproyeksikan kepada orang lain.
Kesadaran universal
.Kesadaran diri yang bersifat global dan universal memiliki pengertian
kesadaran dan pengetahuan terhadap diri dalam kaitannya dengan alam
bahwa: dari mana saya datang? Saya berada di mana sekarang? Dan nanti saya
akan kemana? Pada kesadaran diri semacam ini, manusia akan menyingkap
bahwa dirinya merupakan salah satu bagian dari “keseluruhan” (kull) yang
bernama alam dunia, ia akan mengetahui bahwa dirinya itu tidak independen
dan tidak mandiri, dirinya itu bergantung, yakni ia ada bukan dengan
sendirinya, ia hidup bukan dengan sendirinya dan akan meninggalkan dunia
ini bukan melalui dirinya, ia hendak memperjelas kondisi dirinya pada
“keseluruhan” ini.[3] Imam Ali As suatu waktu pernah menyinggung bentuk
kesadaran semacam ini. Imam Ali As bersabda sebagai berikut: ”Semoga Allah
Swt merahmati…orang yang mengetahui bahwa dirinya datang dari mana?
Sedang berada di mana? Dan hendak menuju ke mana?”[4]
Kesadaran fitrawi
Kesadaran diri yang bersifat hudhuri mengandung makna
bahwa: saya ada dan saya punya serta memiliki kesadaran serta
pengetahuan terhadap keberadaan dan eksistensi ini melalui
potensi-potensi internal saya. Hal ini merupakan sebuah
pengetahuan dan kesadaran prinsipil dan nyata serta sama persis
dengan pribadinya. Pada pengetahun dan kesadaran ini, manusia
memperoleh dan akan meraih sebuah realitas bernama “saya” dan
hal itu sama dengan pengetahuan dan kesadaran terhadap diri
Kesadaran irfani atau dalam bahasa lain disebut
kesadaran sufistik.
Kesadaran irfani adalah sebuah kesadaran terhadap diri
sendiri dalam kaitannya dengan Allah Swt. Hubungan ini
adalah sebuah hubungan dua wujud dan eksistensi yang
bukan bersifat sejajar atau horizontal, akan tetapi suatu
hubungan antara cabang dengan pohon, hubungan antara
majazi dengan hakikat tunggal (Allah Swt), dan merupakan
sebuah hubungan antara muqayad (tergantung) dan mutlaq
(absolut). Keinginan seorang ‘arif adalah keinginan yang
bersifat internal dan merupakan sebuah kebutuhan fitrah diri.
MENUMBUHKAN KESADARAN DIRI
Kesadaran dalam Islam merupakan hal yang sangat penting untuk diciptakan.
Hal ini diseababkan kesadaran itu diperlukan untuk mencapai situasi
kehidupan yang lebih baik. Inti dari hidup sesungguhnya kesadaran diri.
Setiap diri semestinya menyadari akan eksistensinya sebagai manusia di
samping sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Oleh karena itu
semestinya setiap diri memiliki kesadaran yang tinggi dikaitkan dengan
Tujuan hidup
manusia diciptakan hanyalah untuk beribadah kepadanya dan menjadi
khalifah di muka bumi. Beribadah kepada Allah (abdi) dilakukan dengan
penuh keihlasan dalam penghambaan.(Qs. Az-Zariyat: 56, Al-Bayyinah: 5).
Prinsip beribadah dalam menjalankan kehidupan akan mendorong
manusia untuk selalu berbuat optimal dan terhindar dari perasaan terpaksa
dan memberatkan.
Tugas hidup
khalifat yang ditugaskan untuk mengatur dan menata kelola kehidupan
di bumi dengan cara-cara yang dirdhoi Allah swt yakni dengan kasih
sayang dan keadilan erta menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Tantangan hidup
Tantangan hidup adalah bagaimana bisa menundukkan kehidupan
dunia yang serba gemerlap untuk kepentingan akhirat. Kehidupan
juga memiliki tantangan yang begitu hebat yaitu mengusahakan
kemaksiatan dan kejahatan serta perlanggaran menjadi kebaikan,
kesalehan dan ketaatan. Bagaimana kemalasan yang ada dalam diri
berubah menjadi pribadi yanh ulet, inisiatif, roduktif dan sebagainya
Teman hidup
Sebagai makhluk sosial dapat diartikan bahwa sosial memiliki makna
kemampuan dan kesanggupan diri untuk menempatkan diri pada
diri dan orang lain sesuai dengan kaedah yang berlaku. Kemampuan
dalam menempatkan diri sangat dipenggaruhi oleh sejauhmana
kemampuan dan kesanggupan diri dalam mengenali diri dan orang
lain, memahami dan menerima keterbatasan dan kelebihan diri dan
orang lain yang memiliki karakter yang berbeda.
Lawan hidup
Kesadaran yang perlu dimiliki oleh setiap diri adalah siapa yang
menjadi musuh dan kawan dalam hidup. Musuh dalam konteks
al-Qur`an khususnya bagi orang beriman adalah setan dan orang-
orang kafir. Karena setan berupaya menggoda dan menyesatkan
manusia dari kebenaran dan orang kafir menghalangi orang-
orang beriman untuk tunduk di jalan Tuhan. Orang kafir (Yahudi
dan Nashara) selama-lamanya tidak akan pernah senang terhadap
orang beriman selagi belum mengikuti millahmereka
Perbekalan hidup
Hidup ini hanyalah sebentar dan akan kembali kepada Tuhan.
Oleh karena itu kehidupan sesaat juga akan diminta
pertangungjawabannya kelak di akhirat tentang apa yang telah
dibuat selama hidup di dunia dan untuk perbekalan hidup di
kampung akhirat.
Berakhirnya kehidupan.
Semestinya setiap orang harus mampu memanfaatkan kehidupan yang sesaat itu untuk
menciptakan kehidupan bermakna dan menguapayakan terciptanya kondisi hidup yang
penuh dengan kedamaian. Kedamaian hidup bisa diraih ketika kesedihan dan kesengsaraan
batin bisa dihindari.
Kesedihan menurut `Aidh al-Qarni (2004: 161) bisa dihilangkan dengan keredhaan
hati.Keridhaan akan menciptakan ketenangan, hati yang dingin, ketegaran dalam
menghadapi syubuhat, ketegaran dalam menghadapi berbagai permasalahan yang tumpang
tindih dan muncul deras sekali. Hati yang ridha akan yakin sepenuhnya kepada janji Allah dan
rasul-Nya. (2004:374).
Ibnu Qayyim dalam `Aidh (2004: 216) mengemukakan bahwa cara membuat hati menjadi
damai dan lapang yaitu melalui tauhid. Dengan kebersihan dan kesucuian tauhid itu bisa
membuat hati menjadi lapang, jauh lebih luas dari dunia dan isinya.
Disamping itu kelapangan hati diperoleh dengan cara mengulurkan tangan untuk berbagi
dengan sesama melalui sedekah. Sedekah membuat hati menjadi lapang. Sebab apa yang
diberikan kepada orang lain akan mendatangkan kebahagiaan. Sebaliknya belenggu yang
mengikat jiwa adalah bagian dari belenggu yang mengikat tangan. Orang-orang kikir adalah
yang paling sesak dadanya dan sempit akhlaknya.(`Aidh, 2004:230).
Proses Menumbuhkan Kesadaran
Salah satu cara menumbuhkan kesadaran dalam persfektif
Islam melalui proses Muhasabah.
Muhasabah dalam perspektif sufi upaya memperhitungkan
atau mengevaluasi diri. Muhasabah(kalkulasi diri)
digunakan sebagai upaya dalam mencapai tingkat
ketenangan diri( Ahmad Mubarok:2005: 31).
Muhasabah dilakukan setelah beramal. Muhasabah juga
diartikan sebagai kegiatan mengingat, merenungi,
menyadari atau mengevalusai aktivitas untuk merancang
masa depan yang lebih baik.
Materi muhasabah bisa dikaitkan kepada proses merenungi
apa dan siapa kita? Untuk apa kita ke dunia? Apa yang perlu
kita siapkan? Kemana akhir kehidupan kita?
ALHAMDULILLAH SELESAI
DAN BERMANFAAT