Keluarga pasien :
Fase prainteraksi
Di Rs. Ciremai terdapat seorang pasien lansia bernama NY. ellent klien berumur 63 tahun,
alamat ds.dukuh widara rt 11 rw 03 kec.pabedilan kab.cirebon. NY. ellent menderita gangguan
imobilisasi. Sudah 3 hari kaki pasien tidak bisa digerakkan atau kaku dan pasien merasa gelisah
dengan keadaanya. Karena anak-anaknya mulai khawatir dengan keadaan ibunya keluarganya
membawa sang ibu membawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan.
Fase orientasi
Perawat 1 : “ini dengan keluarganya ibu elent ya? Perkenalkan saya anggi dan teman saya
deva perawat disini ”
Perawat 1 : “Saya akan memeriksa ibu elent pagi ini (senyum lalu bertanya). Bagaimana
keadaan ibu hari ini?”
Anak 1 : begini sus, ibu saya kakinya sakit dari semalem katanya kaku dan tidak bisa digerakkan.
Perawat 1 : begitu ya bu..kalau begitu saya boleh ngobrol sama ibu elent tidak?
Elent (nenek) : “ keadaan saya hari ini, kaki saya merasa sakit. Awalnya kaki saya sering merasa
kesemutan lalu nyeri pada bagian tulang terutama pada bagian sendi saat berjalan. Biasanya
pada pagi hari sendi terasa kaku ”
Perawat 1 : baiklah kalau begitu, sebentar lagi kami akan melakukan pemeriksaan pada orangtua
ibu. Kami permisi dulu ya bu..
Perawatpun meninggalkan keluarga pasien dan pergi keruangan perawat dan mengambil
alat yang akan disiapkan. Perawat 2 membawa alat untuk pemeriksaan.
Perawat 2 : “perkenalkan nama saya perawat deva, saya akan melalukan pemeriksaan ya bu yahh
?”
Jam 10 siang perawat 3 datang ke ruangan ibu ellent. Untuk melakukan tindakan refleksi
perawat 3 : perkenalkan nama saya perawat ayu dan perawat anggi, disini kami akan melakukan
tindakan refleksi pada orangtua ibu agar kakiknya bisa digerakkan.
Perawat 3 :
3. tahap
Ny. X : “Awalnya kaki saya sering merasa kesemutan lalu nyeri pada bagian tulang
terutama pada bagian sendi saat berjalan. Biasanya pada pagi hari sendi terasa
kaku”.
Sebelum pemeriksaan perawat 1 dan perawat 2 mempersiapkan alat terlebih dahulu. Setelah
alat sudah siap perawat mulai melakukan pemeriksaan pada pasien.
Perawat mulai memeriksa tanda- tanda vital pasien. Beberapa menit kemudian pemeriksaan
telah selesai dan didapatkan hasilnya
Perawat 1 : “Tekanan darah nenek 140/80, lalu suhunya 36,8 C, nadi nya 103 x permenit,
respirasinya 24 x permenit, spo2 nya 99”.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital perawat 1 dan perawat 2 pun pergi
meninggalkan ruangan pasien. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan fisik oleh perawat 2
dan perawat 3.
Ny. X : “Waalaikumsalam”
Perawat 3 : “Ibu bagaimana keadaannya sekarang? Apa masih nyeri kakinya ?”
Ny. X : “Di bagian telapak kaki sus, buat jalan pun nyeri”
Perawat 3 : “Kaki ibu nyeri, kalau misalkan 0-10 kaki ibu terasa nyeri di angka berapa ?
kalau 0 tidak nyeri, skala 1-3 nyeri ringan, skala 4-6 nyeri sedang, skala 7-9 nyeri
berat, dan skala 10 nyeri berat”.
Ny. X : “Nyerinya berada di angka 6 sus. Ya intinya nyeri kaya nyut-nyutan trs kaya di
tusuk-tusuk jarum”.
Perawat 2 : “Ibu sering digerakkan kakinya pelan-pelan, dan kalo bisa setiap pagi ibu jalan
ya jangan jauh-jauh yang penting ibu ada pergerakan”.
Anak 3 : “Jadi bagaimana sus, ibu saya sebenarnya sakit apa ? soalnya saya baru
nemenin ibu saya hari ini”.
Perawat 3 : “Oiya , kemarin berdasarkan diagnose dari dokter nenek mengalami penyakit”
reumatik”.
Perawat 3 : “Baik kalau begitu saya permisi dulu ya mba, semoga nenek cepat sembuh dan
bisa cepat pulang”.
Anak 3 : “Aminn………”
Perawat pun meninggalkan ruangan. Dan pada ke esokan harinya pasien Ny. X pun di
perbolehkan pulang oleh dokter karena keadaannya mulai membaik.