Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN

PSIKOANALITIK

GADIS DESLINDA
IAIN SURAKARTA
SUMBANGAN PSIKOANALITIK
1. Kehidupan mental individu menjadi bias dipahami &
pemahaman terhadap sifat manusia bias meredakan
penderitaan manusia
2. Tingkah laku sering ditentukan olehfaktor-factor tidak disadari
3. Perkembangan masa kanak-kanak memiliki pengaruh yang
kuat bagi kehidupan dimasa dewasa
4. Menyediakan kerangka kerja untuk memahami cara individu
dalam mengatasi kecemasan
5. Memberikan cara-cara mencari keterangan dari
ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi2,
tranferensi2
STRUKTUR KEPRIBADIAN
1. ID
Sistem kepribadian yang orisinil. Id tempat bersemayamnya naluri. Id
kurang terorganisasi, buta, menuntut dan mendesak. Id bersifat
tidak logis, amoral, dan didorong oleh satu kepentingan
2. EGO
Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Ego
adalah eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan,
mengatur. Ego sebagai “polisi lalu lintas” bagi id, superego dan dunia
eksternal. Ego mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor.
Ego tempat bersemanyaman intelegensi dan rasionalitas yang
mengawasi dan mengendalikan impuls2 buta dari Id
3. SUPEREGO
Superego cabang moral atau hokum dari kepribadian. Superego
adalah kode moral individu yang urusan utamanya apakah tindakan
baik atau buruk.
PANDANGAN FREUD TENTANG
SIFAT MANUSIA
Pada dasarnya Sifat manusia pesimistik,
deterministic, mekanistik dan reduksionistik.
Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan
irrasional, motivasi tak sadar, kebutuhan dan
dorongan biologis dan naluriah. Freud
menekankan naluri-naluri seksual dan impuls-
impuls agresif.
Kesadaran dan ketaksadaran
Konsep kesadaran dan ketidaksadaran merupak kunci untuk
memahami tingkah laku dan masalah2 kepribadian. Ketidaksadaran
tidak bias dipelajari secara langsung, ia bias dipelajari dari tingkah
laku.
Pembuktian klinis mengenai konsep ketidaksadaran
1. Mimpi
2. Salah ucap
3. Sugesti2
4. Bahan dari teknik asosiasi bebas
5. Bahan dari teknik-teknik proyektif
KECEMASAN
Kecemasan suatu keadaan tegang yang berusaha memotivasi
kita untuk berbuat sesuatu. Kecemasana merupakan sinyal
bagi ego untuk mengatasi ancaman bahaya.
Ada 3 macam kecemasan:
a. Kecemasan realistis: ketakutan terhadap bahaya dari
dunia eksternal
b. Kecemasan neurotic: ketakutan terhadap tidak
terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang
melakukan sesuatu
c. Kecemasan moral : ketakutan terhadap hati nurani sendiri
MEKANISME PERTAHANAN EGO
1. Penyangkalan
Pertahanan melawan kecemasan dengan menutup mata
terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam
2. Proyeksi
Mengalamatkan sifat-sifat yang tidak bias diterima oleh ego
kepada orang lain
3. Fiksasi
Terpaku pada perkembangan yang lebih awal karena
mengambil langkah ke tahap selanjutnya bias menimbulkan
kecemasan
4. Regresi
Melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal
yang tuntutannya tidak terlalu besar.
Next…..
5. Rasionalisasi
Menciptakan alasan-alasan yang baik guna menghindari ego dari
cidera, memalsukan diri sehingga kenyataan yang megecewakan
tidak begitu menyakitkan
6. Sublimasi
Menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi yang secara social lebih
dapat diterima bagi dorongan-dorongannya.
7. Displacement
Mengarahkan energy kepada obyek atau orang lain apabila objek
asal atau orang yang sesungguhnya tidka bias dijangkau
8. Represi
Melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bias membangkitkan
kecemasan
9. Formasi Reaksi
melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak
sadar
Fase perkembangan Kepribadian
1. Fase Oral (0-1 thn)
Adanya tabu-tabu kultural mengakibatkan masyarakat
kesulitan untuk mengakui adanya seksual infantile sehingga
pengalaman infantile individu dan masa kanak-kanak yang
berada dalam area ini banyak direpresi.
Tugas perkembangan utama: memperoleh rasa percaya diri
2. Fase Anal (1-3 Thn)
Tugas yang harus diselesaikan pada fase ini adalah belajar
mandiri, memiliki kekuatan pribadi dan otonomi, serta
belajar bagaimana mengakui dan menangani perasaan-
perasaan negative.
Next……
3. Fase Falik (3-5 thn)
Adanya kesanggupan-kesanggupan untuk berjalan,
berbicara, berpikir, dan mengendalikan otot-otot
berkembang pesat. Pada fase falik, aktivitas seksual menjadi
lebih intens dan perhatian dipusatkan pada alat kelamin.
PROSES TERAPEUTIK
TUJUAN TERAPEUTIK
Membentuk kembali struktur karakter individual dengan
jalan membuat kesadaran kesadaran yang tidak disadari
didalam diri klien.
Proses Terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Terapi
psikoanalitik menekankandimensi afektif dari upaya
menjadikan ketidaksadaran diketahui
Fungsi dan Peran Terapis
- Karakteristik psikoanalisis : terapis/analis membiarkan dirinya anonim
serta berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien
memproyeksikan dirinya kepada terapis
- Analis berusaha membantu klien dalam mencapai kesadaran diri,
kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam
menangani kecemasan secara realisitis serta memperoleh kendali atas
tingkah laku yang impulsive dan irasional.
- Analis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien.
- Analis berusaha mendengarkan dan mengetahui kapan ia harus
membuat penafsiran-penafsiran yang layak untuk mempercepat proses
penyingkapan hak-hal yang tidak disadari
- Analis mendengarkan kesenjangan-kesenjangan dan pertentangan pada
cerita klien, mengartikan mimpi-mimpi dan asosiasi bebas
- Analis mengajarkan arti proses-proses ini pada klien sehingga klien
mampu memperoleh pemahaman terhadap masalahnya sendiri

Anda mungkin juga menyukai