Anda di halaman 1dari 19

Teori Psikologi Dasar

P SYC H O D I NA M I C :
PERSONALITY STRUCTURE
Presented for: Parahita Education

Ega Asnatasia Maharani, M.Psi., Psikolog


Clinical Psychologist
Psychodynamic Approach

Freudian psychoanalysis
Merujuk pada teori dan metode terapeutik yang
dikembangkan oleh Sigmund Freud pada tahun
1896. Freud adalah seorang dokter dan
neuropathologist dan dijuluki bapak Psikoanalisis.

Post-Freudian / Neo-Freudian
Pendekatan Psikoanalisis yang berangkat dari
argumen Freud, namun ada perubahan dan
pengembangan dari teorinya. Tokoh: Carl Jung,
Alfred Adler, Karen Horney, Erik Erikson, dll.
Pandangan mereka lebih dikenal dengan istilah
Psychodynamic theories.
Dasar Teori Psikoanalisa

Menekankan pentingnya faktor


Dasar kepribadian seseorang
ketidaksadaran dalam pembentukan
diperoleh sejak masa kecil
kepribadian

Pendekatan ini menggunakan Tujuan hidup manusia: mengejar


teknik analisis mendalam yang kesempurnaan, mendapatkan
bertujuan menggali masa lalu kenikmatan dan menghindar dari
ketidaknikmatan

Pengalaman mendatang hanya Gangguan jiwa terjadi akibat


pengulangan masa lalu pertentangan id dan superego
Unconcious
Bagian terpenting dari jiwa manusia; berisi instinc dan impuls yang
dibawa sejak lahir, dan menyimpan pengalaman traumatic.
Unconcious menghasilkan pikiran-pikiran dan dorongan.

Subconcious
Awalnya disadari namun kemudian tidak dicermati. Pada keadaan
tertentu, seseorang dapat menarik informasi di level ini menjadi
kesadaran. Berisi mimpi, lamunan, ingatan peristiwa, mekanisme
pertahanan diri (defence mechanism)

Concious
Menyimpan informasi pada level kesadaran. Pada proses mental ini,
seseorang dapat berpikir secara rasional.
DIVISIONS OF THE
MIND
• Dibawa sejak lahir
0
• Bekerja menurut prinsip kesenangan (pleasure principle) ;
ID mencari kepuasan secara instan terhadap keinginan dan
kebutuhan
• Id merupakan tempat asal dorongan primitive yang belum
dibentuk kebudayaan : libido seks, makan dan minum,
• Internalisasi
agresivitas nilai dan moral dari lingkungan sosial
• Tumbuh di lima tahun pertama kehidupan, hasil dari
Superego hukuman dan penerimaan orangtua
• Berlanjut usia remaja dan dewasa : role model
• Dibedakan menjadi: ego ideal dan concience

• Mediator antara id dan superego


• Berusaha memenuhi keinginan dengan cara yang
Ego diterima secara sosial.
• Berfungsi menunda pemuasan (reality principle)
Reality anxiety
Timbul dari bahaya nyata Anxiety
Freud viewed anxiety as the symptomatic expression
of the inner emotional conflict caused when a person suppresses
Neurotic anxiety (from conscious awareness) experiences,
Kekhawatiran akan hilangnya
feelings, or impulses that are too threatening or disturbing to live
with.
kontrol id dalam pemenuhan
dorongan Defense mechanism are psychological strategies that are
unconsciously used to protect person from anxiety.
Moral anxiety
Muncul ketika individu akan /
sudah melanggar norma yang
telah terinternalisasi
 Intensitas kecemasan setiap individu tergantung
seberapa besar selisih antara situasi yang dianggap
‘mengancam’ dengan self-protective resources.
 Ketidakmampuan mengatasi situasi yang dipersepsi
negatif  menggunakan defensive strategy untuk
mempertahankan self-esteem.
 Example: alcoholic mungkin tidak mau mengakui
mereka memiliki masalah minum karena mereka
sebisa mungkin ingin menjauh dari kesadaran diri

False Self
Psychosexual Stages
• Menurut Freud, kepribadian terutama terbentuk di 5 tahun
pertama kehidupan. Pengalaman awal berperan penting
dalam struktur kepribadian dan akan berlanjut
mempengaruhi perilaku individu di tahap kehidupan
berikutnya.

• Freud percaya bahwa kepribadian dibentuk melalui


serangkaian tahapan di usia kanak-kanak saat energi
pleasure-seeking terfokus pada area sensitif tertentu. Energi
psikoseksual atau libido (dorongan seks) ini dideskripsikan
sebagai energi pendorong di balik perilaku.

• Fiksasi (fixation) terjadi ketika dorongan psikoseksual pada


tahap tertentu merasakan ketidakpuasan atau terlalu
dipuaskan. Akibatnya, anak akan ‘tertahan’ di tahap
tersebut meski ada pertambahan usia.
Personality Development
Freud’s Psychosexual Stages
Stage Focus
Oral Pleasure centers on the mouth--
(0-18 months) sucking, biting, chewing
Anal Pleasure focuses on bowel and bladder
(18-36 months) elimination; coping with demands for
control
Phallic Pleasure zone is the genitals; coping with
(3-6 years) incestuous sexual feelings
Latency Dormant sexual feelings
(6 to puberty)
Genital Maturation of sexual interests
(puberty on)
Tahap Oral
(lahir – 1 tahun)
• Pada tahap ini bayi mencari kesenangan
melalui perilaku menghisap dan menggigit.
Pusat libido berada di mulut.

• Mulut merupakan area vital bagi bayi untuk


mengenal dunianya. Selain itu, bayi masih
tergantung sepenuhnya pada caregivers
sehingga stimulasi oral dapat
mengembangkan rasa aman dan nyaman.

• Sign of fixation: oral passive / aggressive,


overeating, smoking, gullibility / suspicion,
envy.
Tahap Anal
(1 – 3 tahun)
• Pada tahap ini, anus merupakan area yang
paling sensitif. Anak merasakan kesenangan
dari proses ‘menahan’ dan ‘melepaskan’

• Fokus utama kontrol libido anak ada pada


pergerakan usus dan kandung kemih.

• Konflik anak berpusat pada kemampuan


toilet training.

• Sign of fixation: messiness, excessive


compulsiveness, over conformity,
exaggerated self control.

• Positive experience: competent, productive,


creative
Tahap Phallic
(3 – 5 tahun)
• Pada tahap ini anak menunjukkan minat
pada alat genital dan mulai memahami
perbedaan laki-laki dan perempuan.

• Fokus libido nampak pada kesadaran


tentang organ seksual dan konflik dengan
orangtua berjenis kelamin sama  Oedipus
Complex  Castration fear.

• Sign of fixation: reckless, afraid of love,


narcisstic, selfish, poor opposite sex
relationship
Tahap Latency
(6 – pubertas)
• Pada tahap ini anak akan mengalami
perbedaan impuls seksual yaitu penurunan
minat seksual akibat dari tidak adanya
daerah erogen baru yang dimunculkan oleh
perkembangan biologis.

• Pada tahap ini anak mengembangkan


kemampuan sublimasi.

• Sign of fixation: lack of close friend,


homosexuality, lack of self control
Tahap Genital
(pubertas - dewasa)
• Pada fase ini individu mengembangkan
ketertarikan seksual pada lawan jenis,
dimana pada tahap-tahap awal fokus hanya
pada kebutuhan individu, namun di fase ini
muncul kepedulian pada kesejahteraan
orang lain

• Impuls mulai disalurkan ke obyek luar


melalui kegiatan kelompok, menyiapkan
karir, cinta lain jenis, perkawinan dan
keluarga

• Sign of fixation: guilt about sexuality,


feeling inadequancy, anxious feelings
towards opposite sex
Tingkah laku dewasa matang:

1. Menunda kepuasan dilakukan karena obyek


pemuas belum tersedia
2. Tanggung jawab dan kontrol tingkah laku yang
dilakukan superego berlangsung efektif, tidak
lagi harus mendapat bantuan kontrol dari
lingkungan
3. Pemindahan/sublimasi yaitu mengganti
kepuasan seksual menjadi kepuasan dalam
bidang seni, budaya dan keindahan.
4. Identifikasi memiliki tujuan-tujuan kelompok,
terlibat dalam organisasi sosial, politik dan
kehidupan sosial yang harmonis.
Psychodynamic Approach to Addiction

Concious –
Behavior
Unconcious
Peristiwa masa lalu ,
attachment dengan
Kecemasan ditekan ke Unresolved anxiety >> Substance abuse,
orangtua menjadi sumber
bawah sadar dan menjadi defense mechanism dependency,
konflik
energi pendorong perilaku compulsiveness, low self-
control

Past events Thought and


circumstances

(Alvarez-Monjaras, Mayes, Potenza, & Rutherford, 2019 ;


Verma & Vijayakhrisnan, 2018)
Factors leading to Addiction

 Fungsi eksekutif ego dalam memahami realita dan


impulse-control tidak berkembang dengan baik >>
membatasi kemampuan ego untuk kematangan
Underdeveloped
mekanisme pertahanan diri >> strategi terbatas pada
Failure in denial, rasionalisasi, dan proyeksi.
Ego-function symbolization of
and the soothing
Defense
qualities of
internal objects
 Hubungan dengan significant others menjadi dasar
mechanism representasi mental anak dalam menyeimbangkan antara
fantasi (unconscious) dengan realita (concious).
Hubungan buruk dipersepsi sebagai kegagalan objek cinta
menyediakan kualitas yang menenangkan >> mencari
A deviant positioning ‘external regulator’
towards pleasure in the
form of enjoyment
 Adiksi dianggap sebagai alternatif perilaku untuk
merespon simtomp fisik sepertii halusinasi, ketakutan,
kecemasan, racing-thought yang muncul akibat rasa
frustasi.
(Bazan & Detandt, 2013; Alvarez-Monjaras, Mayes, Potenza,
& Rutherford, 2019)
Psychodynamic Therapy

 the patient needs to be ‘clean or dry’ before they


can start psychotherapy. Treatment is stopped if
the patient relapse.

 Exposing to unconscious internal state and aims at


staying with a difficult experience to understand it
better

 Helps individuals achieve a deeper awareness of


themselves, their unconscious desires,
motivations and conflicts >> offers individual
choice
Thank You
Email: eamaharani@gmail.com
IG: @Asnatasiaega
LinkedIn: Ega Asnatasia Maharani

Anda mungkin juga menyukai