Anda di halaman 1dari 51

NON FARMAKOLOGIK INTERVENSI

PADA NYERI KANKER

Kemala Rita Wahidi


Disampaikan pada Webinar Peringatan Ultah HIMPONI ke 14
DPW Himponi, JATIM, 18 September 2021
Pokok Bahasan
Pendahuluan
Dasar Hukum
Konsep Dasar
Non Farmakologik Intervensi Manajemen
Nyeri

. Hasil-hasil penelitian manajemn nyeri


Hambatan
Penutup
American Pain Society (1996)
Nyeri adalah tanda vital ke 5

JCI Standard Ed 7 :
Patient’s right to appropriate pain
assessment and management
I ISNCC (2017) Cancer Pain Position Statement :
WHY To optimize cancer pain screening, assessment and
PAIN?? management practices by cancer nurses’ globally.
Declaration of Montréal: (IASP), 2010)
Access to Pain Management Is a Fundamental
Human Right

SNARS Ed 1.1 (2018)


HPK 2.5. (1-3), PAP6.(1-7), AP1.5 (1-3), MKE.10
3
PENDAHULUAN…..

WHO Tantang
Pendekatan MENINGKAT
an KAN
85-90% Multi
KUALITAS
Nyeri dapat
bagi disiplin HIDUP
dikontrol nakes
Ira Byock, MD., (Director of Palliative
Medicine DMC Libanon )

“…there are worse things than having some one you love die.
Most basic, there is having the person you love die badly,
suffering as he or she dies. Worse still is realizing later on that
much of his or her suffering was unnecessary.”
“.. adalah hal yang menyedihkan saat memiliki seseorang yang kita cintai meninggal
dunia dengan penderitaan, Lebih buruk lagi menyadari bahwa banyak dari
penderitaan itu yang seharusnya tidak perlu terjadi “.
DASAR HUKUM…

penanganan nyeri yang


optimal membutuhkan
penanganan yang lebih
kompleks dan multi-
disiplin terutama pada
penanganan nyeri
kronik dan kanker
DASAR HUKUM…

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 812/Menkes/SK/VII/2007
TENTANG
KEBIJAKAN PERAWATAN PALIATIF

Pasal 16
LINGKUP KEGIATAN PERAWATAN
PALIATIF: Dalam menyelenggarakan Praktik
1. Jenis kegiatan perawatan paliatif Keperawatan, Perawat bertugas sebagai:
meliputi : a. pemberi Asuhan Keperawatan;
– Penatalaksanaan nyeri. b. penyuluh dan konselor bagi Klien;
– Penatalaksanaan keluhan fisik
lain. c. pengelola Pelayanan Keperawatan;
– Asuhan keperawatan d. peneliti Keperawatan;
– Dukungan psikologis e. pelaksana tugas berdasarkan
– Dukungan sosial pelimpahan wewenang; dan/atau
– Dukungan kultural dan spiritual f. pelaksana tugas dalam keadaan
– Dukungan masa berduka keterbatasan tertentu
• “An unpleasant sensory and emotional experience arising
from actual or potential tissue damage or described in
Pain terms of such damage”.
adalah (IASP , Ferrell.)
“Pengalaman emosional dan sensorik yang tidak
menyenangkan sehubungan dengan adanya kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial”
• “Pain is : “whatever the experiencing person says it is,
existing whenever he says it does.”(Margo Mc.Caffrey).
Physical
Sympto
ms

Psycholo
Spiritual
gical
Concerns
Total Factors

Pain

Cultural Social
Factors Issues
Pendekatan Multidisiplin
(Anava et al, 2018)

• Adalah suatu pendekatan modalitas terapi


oleh berbagai disiplin ilmu yang bekerja
sama di fasilitas yang sama secara
terintegrasi dengan tujuan pengobatan
bersama dan intervensi terkordinasi yang
difasilitasi oleh komunikasi berkelanjutan di
antara anggota tim Nakes
MULTIDIPILINE APPROACH IN PAIN
MANAGEMENT
Dr.
UMUM
PSICH
Farmakol Meningka AKUPU OLOG
Multi ogik & tkan NTUR
disiplin Non kualitas DLL. PASIEN & NS.
approach Farmakol hidup FAR KELUARGA MAHIR
ogik MA
CIS DIETIC
OT FISIOTE
IEN
RAPI
Multidisciplinary Pain Management
Treatment. (Anava, et al, 2018)
Terapi Fisik :
relaxation → Bensons TENS, occupational therapy,
Technique physiotherapy, akupuntur,
muscle relaxation,

TERAPI NON
FARMAKOLOGI
Mind therapy :
guide imagery, yoga, meditasi, aroma
therapy, hypnoterapi, finger hold, Edukasi,
EFT, CBT , terapi music, art therapy,
lough therapy, rekreasi, menyalurkan
Konseling
hobbi dll
Peran Perawat Dalam Tim Multidisplin
(Anava et al, 2018)

Asesmen nyeri
Pain Management Nurse:
Melaksanakan Program
Adalah seorang perawat yang
Terapi ( Farmakologis &
melakukan kordinasi tata
non farmakologis) laksana nyeri terkait aspek
Pengawasan titrasi obat & keperawatan baik dalam lingkup
pengawasan hasil terapi ruang rawat maupun dlm
Edukasi lingkup layanan di RS secara
Evaluasi keseluruhan
Pendokumentasian
14
PAIN MANAGEMENT NURSE
Penanga (ANA, 2005)
nan Penguata
nyeri Standar n peran
sangat perawat
kompeten
komplek klinis
si perawat

Masih
Level
rendah
nya karir
kompet
ensi
Kualifikasi Tempat Bekerja
• Pendidikan minimal S1 Ners • Di RS.( Rawat Inap &
• STR / SIP Rawat Jalan)
• Perawat Klinik PK 3 • Praktek Mandiri
• Minimal jam di pelayanan • Rehabilitation facilities
2000 jam dalam 3 tahun
terakhir • Sports medicine
• Mengikuti CPD 30 jam • Hospice / Palliative
dalam 2 tahun terakhir dg Care
15 jam tentang nyeri
Tugas Supervisor Pain Management Nurse.
1. Mensupervisi :
• Terlaksananya , skrening pengkajian awal dan ulang, serta
pengkajian kebutuhan asuhan nyeri terkait aspek bio-psikho-
sosio-spiritual dan menetapkan masalah & Diagnosis
Keperawatan
• Terlaksananya Collaborating with physician to develop a plan of
care (NCP)
• Terlaksananya program pengobatan
• Terlaksananya evaluasi dan dokumentasi asuhan
• Terlaksananya Edukasi dan diskusi bersama pasien & keluarga
tentang program intervensi nyeri yang paling sesuai.
Tugas Supervisor Pain Management Nurse.
2. Memastikan seluruh pasien dengan nyeri , terkontrol .
3. Mengajarkan tehnik latihan non Farmakologik
intervensi
4. Menyampaikan kemajuan manajemen nyeri ps terkait
pada ronde / meeting PCC
5. Menghadiri rakor Tim nyeri RS
6. Bersama ruangan terkait menetapkan indikator mutu
nyeri
7 . Mengevaluasi dan merekapitulasi data penanganan
nyeri di RS
Tugas Link Pain Management Nurse (LPMN)
1. Mengkordinasikan dengan PPJA :
• pengkajian kebutuhan asuhan nyeri terkait aspek bio-psikho-
sosio-spiritual
• menetapkan masalah & Diagnosis Keperawatan
• implementasi program pengobatan
• tehnik latihan non Farmakologik intervensi
• evaluasi dan dokumentasi respon pasien terhadap intervensi
2. Mengkolaborasikan dengan PPA lain NCP nyeri yang bermasalah
3. Edukasi dan diskusi bersama pasien & keluarga tentang program
intervensi nyeri yang paling sesuai.
4. Mengevaluasi ketercapaian IMUT Nyeri ruangan terkait.
Non Farmakologik
Intervensi Pada
Nyeri Kanker
1. KIE
◼ Pemahaman tentang Nyeri :
◼ →COUNSELING 5 W + 1H
→ Nyeri…??
What ?
When ?
Where ?
Why ?
Who ?
How ?
2. Terapi Spiritual

• Pengaruh ketaatan ◼ Berzikir


Beragama→ ◼ Berdoa
– Berkurangnya depresi ◼ Sholat Tahajud
– Peningkatan kualitas hidup ◼ Berpuasa
– Mengurangi ketakutan
menghadapi kematian ◼ Dukungan jemaat,
– Peningkatan daya tahan tubuh Kebaktian
◼ Cara-cara Ritual agama
• → Perlu Layanan Spiritual
lainnya
Cara Terapi Spiritual
Melalui Tehnik Relaksasi
• Respon Relaksasi ( Bensons)→
• Pilih kalimat spiritual→ zikir. dll
• Duduk / tidur dengan rileks
• Tutup mata
• Kendurkan otot-otot
• Bernapas alamiah, mulai membaca
kalimat penguatan spiritual,
Lakukan 10-20 menit
• Akhiri secara bertahap→ duduk,
istirahat
• Menikmati udara segar
3. Terapi Alam → Jalan pagi, hirup udara segar,
menghirup udara sebelum tidur
dan setelah bangun pagi hari

• Sinar matahari→ Menghangatkan


tubuh,
menenangkan saraf, mematikan
kuman, melemaskan pembuluh
darah dan memulihkan tenaga

◼ Minum Air putih 9 gelas / hari


◼ Merendam kaki / anggota tubuh
dengan air hangat
Terapi Alam…….
• Menikmati alam &
tumbuh-tumbuhan
→Menentramkan jiwa &
lingkungan

• Makanan & Minuman


→Sayur & Buah
• Yoghurt→meningkatkan
daya tahan tubuh
4.Terapi Fisik
◼ Olah raga
◼ Refleksi / pemijatan
◼ Akupunktur
◼ PMR (Prog MR)
◼ Nutrisi
5. Mind Therapy:
• Guide imageri
• Distraksi
• Music therapy
• Yoga
• Meditasi
• Aroma therapy
• Hypnoterapy
• Finger hold
• EFT
MUSIK : (Don Campbell)
Terapi Musik ◼ Menghibur jiwa
◼ Membangkitkan
semangat /inspirasi
◼ Mendidik
◼ Menjernihkan pikiran
/Mengusir kesedihan
◼ Menimbulkan kenangan
◼ Mencerdaskan
◼ Merasakan keagungan
semesta
◼ Pengantar anak tidur
→MENYEMBUHKAN
Terapi Musik….
• Irama / ritme → Irama dalam diri
• Unsur harmoni→ mempengaruhi orkestrasi
kehidupa internal
• CARA→ AKTIF / PASIF

Oncology Nursing Forum (1980)→


• Terapi musik→ mengurangi mual,muntah
• Mengurangi nyeri,rehabilitasi setelah operasi
• Meningkatkan keterampilan motorik halus/kasar
• Mengurangi nyeri→ musik klasik ½ jam = 10 mg
Valium (St .Agnes Hospital Baltimore)
7. Cognitive Behaviour Teraphy (CBT)
• Cognitive behavioral therapy merupakan
salah satu bentuk terapi yang bertujuan
untuk membantu individu dalam melatih
cara berpikir maupun fungsi kognitif
lainnya dan cara bertingkah laku individu.

• Cognitive Behavioral Therapy membantu


individu untuk memahami permasalahan
yang dihadapi sehingga dapat mencari
pendekatan serta solusi permasalahan
sesuai dengan kondisi individu itu sendiri

7. Cognitive Behaviour Teraphy (CBT)..

◼ Tidak mau melihat luka op


mastectomy / luka stoma
◼ Pehatian yang berlebihan pada organ
tubuh
◼ Mual melihat RS sebelum Kemoterapi
◼ Tidak mau keluar rumah
◼ Nyeri bertambah saat emosi
◼ Intervensi→ :
◼ Merubah & melatih cara berfikir
Berikan suport pada pasien untuk
berani melihat luka bekas operasinya
8 Terapi EFT ( Emotional Freedom Technique)

• Terapi EFT adalah metode yang


digunakan untuk menangani nyeri
fisik dan tekanan emosional
lainnya . Dilakukan dengan cara
mengetuk titik-titik tertentu pada
tubuh guna mengembalikan
keseimbangan energi. Teknik ini
disebut dengan EFT tapping. EFT
dikembangkan oleh Gary Craig
(1990).
Indikasi Terapi EFT ( Emotional Freedom Technique)

• Mengatasi stres
• Mengurangi ketegangan otot serta nyeri
• Menambah energi dan menghilangkan rasa lelah.
• Mengatasi ketegangan di kepala.
• Membuat emosi lebih stabil.
• Meningkatkan kualitas tidur.
• Meningkatkan kemampuan koordinasi otak
• Mengurangi kecemasan
9
Area Tapping Terapi EFT

1. Ujung Alis bagian dalam


2. Ujung mata bagian luar
3. Bagian bawah mata
4. Bagian bawah hidung
5. Dagu
6. Tulang clavicula
7. Area di bawah ketiak
8. Sisi telapak tangan yang sejajar
dengan kelingking (karate chop point)
9. Area ditengah kepala
Cara Melakukan Terapi EFT
• 1. Kenali masalah utama
• → Hal inilah yang nantinya akan menjadi titik fokus saat mulai
mengetuk. (nyeri, takut,benci, cemas dll)
• 2. Tentukan seberapa besar masalah → skala 0-10
• 3. Tanamkan kalimat sugesti positif
• tanamkan sugesti positif bahwa Anda menyadari adanya masalah
dan menerima masalah tersebut apa adanya seutuhnya.
• Misalnya, bila Anda sedang stres karena putus cinta, Anda bisa
mengatakan, “Saya merasa sedih setelah putus cinta. Meski
begitu, saya tetap menerima diri saya seutuhnya dan berjanji
akan memperbaiki diri.”
Cara Melakukan Terapi EFT ( Emotional Freedom Technique)…

• 4. Mulai ketukan di titik tertentu


• Pada tahap ini, Anda bisa mulai
mengetuk atau menekan titik-titik
meridian di tubuh Anda dengan
jari sambil mengucapkan kalimat
sugesti positif secara berulang.
• Ketukan dilakukan sebanyak 7 kali.
Di setiap titik, ulangi
mengucapkan kalimat sugesti
Cara Melakukan Terapi EFT….

• 5. Kembali periksa intensitas masalah (skala)


• Tentukan kembali intensitas masalah Anda dengan skala
0−10. Jika Anda belum merasakan perubahan, ulangi
proses terapi EFT tersebut hingga Anda merasa skala
menurun atau mencapai angka 0. Anda bisa
mengulanginya hingga 2–3 kali.
• Latihan →
https://www.youtube.com/watch?v=npiO2x5B6U0
Evaluasi: Pain Tolerance Raised When:

Relief of symptoms
Sleep
Empathy & understanding
Companionship
Creative activity
Relaxation
Reduction in anxiety
Elevation in mood
DOKUMENTASI !!

• On appropriate charts
• Any new pain, or change in
established pain
• Document : assessment,
intervention, and outcome
• Review Review Review
Hasil Penelitian Non Farmakologik Terapi
• Dina Dewi (2009) : pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan persepsi
nyeri menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan → pemberian teknik relaksasi
nafas dalam dengan uji analisis Wilcoxon Test menunjukkan nilai ρ = 0,005

• Penelitian (Ani, 2014) : pengaruh kompres hangat dalam menurunkan nyeri persendian
osteoartritis pada lanjut usia dengan analisis uji paired T Test menunjukkan ρ = 0,000

• Penelitian Theresia (2015), tentang efektifitas latihan lutut terhadap penurunan


intensitas nyeri pasien osteoarthritis lutut menunjukkan efektif menurunkan nyeri lutut
dengan nilai ρ = 0,004.

• Fusfitasari,Y & Saprihadi,K (2020) :The Effect Of Music Therapy On Pain Level In Infusion
In Children 6-12 Years , Analisis BiVariat : skala nyeri 7,0→ 5,8 (p=0,000)

• Juwita,L. dkk (2017): Kemampuan perawat Karu melakukan Supervisi manajemen nyeri:
• Supervisi Karu Berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi (p=0.000)
Deept interview Penerapan Multi Disip. Nyeri & Pain Management Nurse → 12 RS.
N JENIS RS TIM PAIN MANAGEMENT NURSE & NON FARMAKOLOGIK INTERVENSI
NYERI
O
1 ada Ada, Ners, PK3,lingkup tugas baru di poli RJ, Jumlah ps / hari 10,
KELAS A Belum ada link pain nurse, belum menerapkan secara rutIn NFI
2 KELAS A ada Anggota hanya dr spesialis & 2 perawat. Belum terintegrasi dengan Tim nyeri
paliatif : Ada Perawat Ners,
Lingkup tugas hanya di poli RJ saja
Sudah menerapkan secara rutin Latihan Non Farmakologik, Jumlah pasien poli /
hari 25, belum ada link pain nurse.
3 KELAS A ada Tim nyeri sdh melipui semua profesi terkait Ada, Ners, PK3, PNM di Ranap Dewasa,
Ranap intensif, OK/RR & Rajal, Tugas mengkordinasikan penanganan nyeri , Belum
ada link pain nurse, belum menerapkan secara rutin NFI
4 KELAS A ada anggota hanya dr spesialis yang terkait saja. Ka Tim dr Anesthesi, belum multi
disiplin. Belum terintegrasi dengan Tim nyeri paliatif
Tim Nyeri Paliatif: Ada Perawat Ners,
Lingkup tugas hanya kordinasi untuk konsul, dan pemulangan serta rujukan ps
Paliatif saja. Belum meliputi penanganan nyeri oleh perawat.
Deept interview Penerapan Tim Nyeri & Pain Management Nurse
→ 12 RS..
NO JENIS RS TIM PAIN MANAGEMENT NURSE
NYERI

5 8. RSU. Ada 5/8 Tim nyeri sdh meliputi semua profesi terkait Ada, Ners,
Kls.B PK3, SPNM di Ranap Dewasa, Ranap intensif, OK/RR &
(Swasta) Rajal, Tugas mengkordinasikan penanganan nyeri ,
sudah ada link pain nurse, Kordinasi tim nyeri sudah
baik. Belum rutin menerapkan NFI
Hanya 3 RS yang belum menerapkan
Hambatan Dalam Penanganan Nyeri Non Farmakologik: → Provider

1. Hambatan spesifik:
– Regulasi : PNPK nyeri 2019-→ Multidisiplin hanya dr Spesialis
– Sistem pelayanan (pain clinic , tata laksana, rujukan nyeri dll)
– Pelatihan & kompetensi PPA / PPJA
2. Anggapan PPA, nyeri bukan merupakan prioritas utama
penyebab kematian
4. Kurang efektifnya komunikasi dengan pasien & keluarga
Hambatan Dalam Penanganan Nyeri:→ Pasien

• Tidak melaporkan nyeri


• • Memilih menderita dalam diam (culture)
• • Persepsi nyeri oleh orang lain
• • Gangguan fungsi kognitif / komunikasi
Tujuan utama pasien Transformasi perawatan
datang ke RS adalah untuk pasien bebas nyeri harus
menghilangkan rasa sakit / diwujudkan
nyeri→ NYAMAN
PENUTUP
Pendekatan tim nyeri Peningkatan peran &
multidisiplin merupakan kompetensi PPA / PPJA dalam
upaya penanganan nyeri penanganan nyeri Non
terintegrasi → PCC Farmakologik
Refferensi
1.Aisyah, Siti. (2017). Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non Farmakologi. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 2 (1) 2017

2.Agung Nugroho, F. (2018) : Praktik Perawat Tentang Manajemen Nyeri Post operasi Di Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah Indonesia. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Surabaya 3(1) 2018.
DOI:10.30651/jkm.v3i1.1590

3.Fusfitasari,Y & Saprihadi,K (2020) :The Effect Of Music Therapy On Pain Level In Infusion In Children 6-12
Years Of Age At Harapan Dan Doa Hospital , Journal Vokasi Keperawatan Vol3 (2) 2020

4. Paice,JA & Ferrrel B.,(2011): The Management of Cancer Pain , CA.Cancer JournalClinic 2011: 61: 157

5. Passik SD, Kirsh KL (2004): Pharmaceutical Council, Joint Commission on Accreditation of Healthcare
Organizations. Pain: Current Understanding of Assessment, Management, and Treatments. CNS Drug 2004;
18(1): 13 -25.

6. Morishima T, Miyashiro I, Inoue N, Kitasaka M, Akazawa T, Higeno A, et al. (2019) Effects of laughter
therapy on quality of life in patients with cancer: An open-label, randomized controlled trial. PLoS ONE
14(6): e0219065. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0219065
Refferensi
7. Wren, A, A., Ross , D’Souza,G., Almgren,C., Feinstein,A., Marshall Golianu.,B.(2018):
Multidisciplinary Pain Management for Pediatric Patients with Acute and Chronic Pain: A
Foundational Treatment Approach When Prescribing OpioidsMDPI Children Journal, alaible at
www.mdpi.com/journal/children, Diakses 11 Juni 2021

8. Anwar, K. Pathophysiology of pain. Dis. Mon. 2016, 62, 324–329. [CrossRef] [PubMed]
diakses 12 Juni 2021

9. IASP Pain Terminology. International Association for the Study of Pain Committee on
Taxonomy. Available online: http://www.iasp-pain.org/Taxonomy#Pain (diakses 12 Juni 2021

10. Rusteen.T., Gaardsrud,T.,Legaard,M., (2009): Nursing Pain Management : A qualitative


Interview Study of patients With Pain, Hospitalized for Cancer Tratment: Journal of pain
Mangement Nursing , Vol 10, issue 1 p 48-55, March 2009.
Refferensi
11. Juwita,L., Nurachmah,E., Rahayuningsih, A. (2018): Nurses ability on
implementing pain management through supervision model by head nurse,
Nursing & Care Open Access Journal , Volume 5 Issue 2 – 2018
12. IASP (2010): Decleration of Montreal : https://www.iasp-
pain.org/DeclarationofMontreal, diakses 14 Juni 2021
13. ISNCC (2017): ISNCC Cancer Pain Position Statement :
https://cdn.ymaws.com/www.isncc.org/resource/resmgr/position_statements/isnc
c_cancer_pain_position_s.pdf, diakses 12 Juni 2021
14.hcpro (2008): Nursing responsibilities for managing pain: LTC Nursing Asistant Trainer :
https://www.hcpro.com/LTC-221162-1983/Nursing-responsibilities-for-managing-pain.html,
diakses 12 jUni 2021
15. Bailey, D., (2019): Patient-centered pain management
New federal recommendations for pain management recognize the crucial role of
psychological and behavioral treatment options. Journal APA Vol. 50, No. 8 , 2019
Print version: page 26 ; avalaible at : https://www.apa.org/monitor/2019/09/patient-pain-
Refferensi
16. Vargas,GS., & Cogan,J., (2014): Patient therapeutic education Placing the patient at the
centre of the WHO analgesic ladder Canadian Family Physician Journal
VOL 60: March 201, avalaible at https://www.cfp.ca/content/cfp/60/3/235.full.pdf, diakses
12 Juni 2021
17. The American Academy of Pain Medicine (AAPM ) 2019: How chronic pain Impact to
Quality of life, avalaible at https://www.aakc.com/services/pain-management/, diakses 12
Juni 2021
18.. Peng,P., Stinson,JR., Choiniere., M., Dion,D., Intrate,H., r LeFort,S., Mary,M.,
Lynch., Ong May., Rashiq, S., Tkachuk,G., Veillette,Y (2008): Role of health care
professionals in multidisciplinary pain treatment facilities in Canada, Pain Research
Management Journal v.13(6); Nov-Dec 2008, avalaible
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2799317/, diakses 13 Juni 2021
Refferensi…..
17. The Joint Commission Perspectives (2017): Joint Commission Enhances Pain Assessment and
Management Requirements for Accredited Hospitals. The Official Newsletter of The Joint Commission
July 2017 l Volume 37 l Number 7

18.RNAO (2007) : Assessment an Management of Pain in the elderly Ontario - USA

19. Franck L.S., Greenberg C.S., Stevens, B. (2000) : Pain assessment in infants and children

20. End of Life Nursing Education Consortium (ELNEC) project, (2009): Modul 2 : Pain Management

21. Nancy Olson Hester 2016) : Assessment of Pain in Children with Cancer
School of Nursing, University of Colorado Health Sciences Center, Denver, Colorado 80262

22. Ferrell, B. & Coyle, N (2006). Textbook of Palliative Nursing

23. Salma Said Mahfudh 1 (2011) : Nurse's role in controlling cancer pain, Journal of Pediatric Hematology
Oncology: 2011 Oct;33 Suppl 2:S146-8.

Anda mungkin juga menyukai