EMOTIONAL DEVELOPMENT)
Kelompok 7
Anggota kelompok
1. Erika Febriani Limbong (201301094)
2. Filbert (201301095)
3. Friska Hutabarat (201301096)
4. Gabriella Novrianty Lubis (201301097)
5. Genesia Ivania Limbong (201301098)
6. Grace Angelin Damanik (201301099)
7. Henny Setiawaty( 201301100)
Pembahasan
01 02
Perkembangan
Emosional dan Families
Kepribadian Parenting, Child Maltreatment, Sibling Relationship
The self ( Diri ), Perkembangan Emosional, and Birth Order, dan The Changing Family In A
Perkembangan Moral dan Gender Society
03 04
Peer Reltions, Play,
Review video
and Media Screen Mereview kembali video yang
Peer relations, Play, dan Media/ disajikan
Screen Time
Perkembanga
n Emosional
dan
Kepribadian
Anak Usia
Dini
The Self (Diri)
Saat anak berumur 2 tahun , anak mengalami kemajuan dalam pengenalan
diri. Di tahun awal masa kanak-kanak, anak berkembang dalam banyak cara
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman diri mereka. Hal yang
dirasakan anak dalam dua tahun adalah sebagai berikut :
- Inisiatif VS Rasa Bersalah
Tahap psikososial Erikson terkait dengan anak usia dini adalah inisiatif
versus rasa bersalah. Sekarang, anak-anak yakin bahwa mereka memiliki
haknya sendiri: Pada masa kanak-kanak, mereka mulai menemukan akan jadi
orang seperti apa mereka nantinya. Selama masa kanak-kanak, anak
menggunakan keterampilan perseptual, motorik, kognitif, dan kecakapan
berbahasa.
• Pemahaman Diri dan Pemahaman
Orang Lain
- Pemahaman Diri
Dalam pandangan Erikson tentang masa kanak-kanak, anak kecil itu mulai
untuk mengembangkan pemahaman diri, yang merupakan representasi diri,
substansi, dan konteks konsepsi diri. Meski bukan untuk keseluruhan identitas
pribadi, pemahaman diri memberikan dasar rasionalnya.
•emosi seperti
kesombongan dan rasa Memahami
bersalah menjadi lebih Emosi
umum. • Pengaturan emosi dapat
•Kesombongan, rasa malu, dikonseptualisasikan
malu dan rasa bersalah sebagai komponen penting
adalah contoh dari emosi dari pengaturan diri atau
sadar diri • Selama masa kanak-kanak, anak fungsi eksekutif.
semakin memahami bahwa situasi
Mengekspresika tertentu cenderung membangkitkan Mengatur Emosi
n emosi emosi tertentu, ekspresi wajah
menunjukkan emosi tertentu,
emosi mempengaruhi perilaku, dan
emosi dapat digunakan untuk
mempengaruhi emosi orang lain
MORAL
DEVEL0PM
ENT
Moral
Feelings
Moral Reasoning
anak-anak berusaha Aspek ini menggunakan
untuk mengurangi kemampuan seorang
perasaan gelisah , anak dalam berpikir dan
bersalah , serta menerapkan suatu
dalam upaya untuk aturan sebagai salah
menghindari satu faktor yang
hukuman membantu
perkembangan moralnya
Moral
Behaviour Conscience
Anak-anak akan
cendenrung Conscience atau hati
mengulangi perilaku nurani mengacu pada
pengaturan standar
yang sama ketika ia
tentang kebenaran
menerima stimulus
dan keburukan
yang membenarkan
secara internal
sikapnya
Gender
- Pengaruh Biologis
Kromosom dan Hormon
normalnya manusia memiliki 46 kromosom yang saling
berpasangan. 23 pasang kromosom terdiri dari kombinasi
kromosom X dan Y, yang biasanya dua kromosom X pada
perempuan dan satu buah kromosom Y pada laki-laki.
Pandangan Psikologi Evolusioner
adaptasi selama proses evolusi manusia menyebabkan
terjadinya perbedaan fisiologis antara perempuan dan laki-
laki
- Pengaruh Sosial
Teori Sosial Gender
Berdasarkan teori peran sosial (social role theory),
perbedaan gender dihasilkan dari perbedaan peran antara
laki-laki dan perempuan
Menurut teori psikoanalitik gender (psychoanalytic theory of
gender) yang berasal dari pandangan Freud ini
mengungkapkan bahwa anak-anak prasekolah
mengembangkan ketertarikan seksual terhadap orang tua
yang berlawanan jenis dengan mereka
- Pengaruh Orang Tua
Baik ayah maupun ibu secara fisiologis sangat berperan
penting dalam perkembangan gender anak-anaknya
• Authoritarian parenting
• Authoritative parenting
• Neglectful parenting
• Indulgent parenting
Parenting Styles in Context
Penelitian menemukan bahwa dalam beberapa kelompok etnis,
aspek pola asuh otoriter (Authoritarian parenting) dapat membuat
perkembangan anak menjadi lebih positif dari yang diperkirakan
oleh Baumrind
Berikut ini beberapa alasan mengapa harus menghindari hukuman fisik pada
anak :
Ketika orang dewasa menghukum anak dengan berteriak, menjerit,
ataupun memukul, sebenarnya mereka memberikan contoh perilaku
agresif pada anak. Sehingga suatu saat anak-anak mungkin saja
meniru hal tersebut.
Hukuman dapat menimbulkan ketakutan, kemarahan, dan rasa ingin
menghindar dalam diri anak-anak
Hukuman lebih cenderung memberi tahu anak apa yang tidak boleh
dilakukan daripada apa yang harus dilakukan.
Hukuman bisa sangat kasar sehingga mereka melukai anak secara
fisik atau emosional.
Child Maltreatment