Anda di halaman 1dari 24

Pendekatan Psikodinamika

Ainindita Aghniacakti, M.Psi., Psikolog


Pendekatan Psikodinamika - Freud
• Tokoh pencipta pendekatan Psikodinamika terhadap ilmu Psikologi :
Sigmund Freud.
• Psikoanalisis digunakan untuk mengganti istilah psikoterapi dalam
pendekatan psikodinamika Freud

Sigmund Freud (1856-1939) developed psychoanalysis as


(1) a theory of psychological development, personality, and neurosis;

(2) a method for studying symbolic cognitive processes and the


unconscious; and
(3) a technique of psychotherapy.

Upaya untuk mengurangi suatu atau beberapa gejala yang dikeluhkan pasien
dengan menggali alam bawah sadarnya sampai menemukan inti
permasalahan/sumber gangguan
Cakupan Psikoanalisa
1. Tingkah laku sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar.
2. Perkembangan masa dini kanak-kanak sangat mempengaruhi
kepribadian seseorang pada masa dewasa.
3. Psikoanalisa mempunyai kerangka kerja untuk memahami cara-cara
yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasannya dan
menjelaskan tentang mekanisme-mekanismenya dalam
menghindari luapan-kecemasan tersebut.
4. Sasaran terapi psikoanalisa karena itu adalah untuk membuat motif-
motif tidak sadar menjadi disadari agar orang bisa melakukan
pilihan
Struktur Kepribadian
• ID : pleasure principle/primary
process  suatu bentuk pemikiran penuh
khayalan fantasi
• EGO : reality principle/secondary process 
bersifat realistik didorong kebutuhan untuk
kompromi dengan tuntutan dan tekanan dari
luar.
• SUPEREGO : ego ideal  bersifat ideal,
menimbang-nimbang, menyensor perilaku
berdasarkan moral. Dipelajari dari orangtua
atau guru selama masa kanak-kanak
Kesadaran dan Ketidaksadaran
• Ketidaksadaran menyimpan pengalaman-pengalaman, ingatan-ingatan, dan bahan-
bahan yang direpresi. Termasuk kebutuhan-kebutuhan dan motivasi yang tidak
tercapai.
• Proses-proses tak sadar adalah akar segenap gejala dan tingkah laku neurotik.
• Pembuktian klinis mengenai ketidaksadaran:
• a. mimpi: need, hasrat, konflik a sadar,
• b. salah ucap atau lupa
• c. bahan-bahan dari asosiasi bebas
• d. sugesti pascahipnotis
• e. bahan-bahan dari tehnik proyektif
Mekanisme Pertahanan Ego

• Mekanisme pertahanan ego membantu individu mengatasi


kecemasan dan mencegah terlukanya ego.
• Mekanisme pertahanan yang digunakan oleh individu tergantung
pada taraf perkembangan dan derajat kecemasan yang dialaminya.
• Mempunyai ciri menyangkal atau mendistorsi kenyataan dan
beroperasi pada taraf ketidaksadaran.
Mekanisme Pertahanan Ego
1. Penyangkalan : Pertahanan melawan kecemasan dengan “
menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang
mengancam. Contoh : kehilangan orang yang dicintai 
penyangkalan terhadap fakta kematian.
2. Proyeksi (Projection) : Mengalamatkan sifat-sifat tertentu
yang tidak bisa diterima oleh ego kepada orang lain.
Memproyeksikan perasaan kita pada orang lain. Contoh :
Anak kecil berkata adiknya cemburu padanya, padahal ia yang
cemburu pada adiknya.
Mekanisme Pertahanan Ego

3. Fiksasi : Menjadi ‘terpaku’ pada tahap perkembangan yang lebih


awal karena mengambil langkah ketahap selanjutnya bisa
menimbulkan kecemasan. Contoh : Anak yang dilarang bergaul,
maka akan takut saat bertemu dengan banyak orang.
4. Regresi : Melangkah mundur pada usia perkembangan yang
seharusnya, biasanya mundur ke fase perkembangan yang lebih
awal yang tuntutannya tidak terlalu besar. Contoh : seorang anak
yang takut sekolah, ia akan memperlihatkan perilaku infantil seperti
: Menangis, mengisap ibu jari atau menggantungkan diri pada guru.
Mekanisme Pertahanan Ego
5. Rasionalisasi : Menciptakan alasan-alasan yang ‘baik’ untuk
menghindari ego yang cidera, memalsukan diri sehingga
kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak begitu
menyakitkan. Contoh : seorang pemuda yang ditinggal kekasih,
guna menyembuhkan luka egonya menghibur diri dengan
mengatakan sebenarnya ia memang sudah tidak cocok dan ingin
putus.
6. Sublemasi : Menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau
yang secara sosial lebih dapat diterima bagi dorongan-
dorongannya. Contoh : seorang akan berolah raga dan mencari
kesibukan yang bermanfaat untuk melupakan dorongan
seksualnya.
Mekanisme Pertahanan Ego
7. Displacement : Mengarahkan energi kepada suatu object atau
orang lain apabila object asal atau orang yang sesungguhnya ,
tidak bisa dijangkau. Contoh : Anak yang tidak berani
menendang temannya, ia akan adiknya atau menendang
anjingnya.
8. Represi : Melupakan isi kesadaran yang traumatis atau sesuatu
yang bisa membangkitkan kecemasan sehingga tidak menyadari
akan hal-hal yang menyakitkan tersebut. Contoh : seorang
pelacur yang bertobat, ia akan mengabdikan dirinya menjadi
pengurus mesjid.
Mekanisme Pertahanan Ego
9. Formasi Reaksi : Melakukan tindakan yang berlawanan dengan
hasrat-hasrat tak sadar untuk menyangkal perasaan-perasaan
yang menimbulkan kecemasan. Contoh : Tom berkata bahwa ia
tidak mau bermain dengan Tim karena ia tidak suka Tim. Padahal
ia suka dengan Tim tapi takut Tim tidak suka padanya.
Ciri-ciri problem yang cocok dengan
psikoanalisis
Problem yang disebabkan oleh unconscious factors:
‘I’m stuck’- dalam berkarir, romatic love, they don’t know how to move
‘My life is great except for’-
‘I don’t know why I keep doing..’-

• Problem yang mengindikasikan lemahnya fungsi ego:


• Baru didiagnosa sakit medis
• Perubahan kehidupan sosial yang drastis dan menyulitkan
Perkembangan Kepribadian & Problem Psikologis
1. Fase oral (memperoleh rasa percaya)
=> kegagalan dalam periode ini berakibat pada tidak matang,
ketergantungan atau agresi, bicara ketus, mudah memaki,
alkoholisme, menggigit kuku, merokok
2. Fase anal (rasa bergantung yang sehat, mandiri)
=> obsesif, kompulsif; perfeksionis, kepribadian berantakan
3. Fase phalik (pengembangan super ego yang sehat)
=> konflik-konflik moral; sangat patuh moral tapi hanya karena takut;
rasa berdosa
4. Fase laten
ÞKesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial, tidak percaya
diri
5. Fase genital
=> hambatan dalam memenuhi hubungan seksual, adanya
ketidakseimbangan antar aspek kehidupan
Terapi Psikoanalisis
 Tujuan Psikoanalitik :
Mengubah ketidaksadarab menjadi sadar
Mengoptimalkan fungsi ego sehingga individu lebih adaptif
 Proses Terapeutik :
Proses Terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali
pengalaman masa kanak-kanak. Proses dimana pengalaman masa
lampau direkontruksi, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran
merekontruksi kepribadian.
 Menjadikan dimensi afektif ketidaksadaran diketahui.
 Yang digali perasaan dan ingatan masa lalu.
Peran Terapis
 Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran,keefektifan dalam melakukan
hubungan personal, dalam menangani kecemasan secara realistis, serta dalam
memperoleh kendali Atas tingkah laku yang impulsif dan irasional.
 Banyak mendengar dan menafsirkan hal-hal mana yang tidak disadari klien
 Memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien. Mengamati dengan
cermat dan peka terhadap isyarat-isyarat yang menyangkut perasaan-perasaan klien.
 Menginterpretasi proses terapi sehinga klien mampu memperoleh pemahaman thdp
masalahnya sendiri, mengalami peningkatan kesadaran atas cara-cara untuk berubah
dan mendapatkan kendali lebih rasional atas kehidupannya sendiri
Peran Klien
Klien sepakat untuk berbicara jujur dan terbuka terkait masa lalunya
Selama therapi klien bergerak melalui tahap-tahap tertentu : Mengembangkan
hubungan dengan analis, mengalami krisis treatment, memperoleh pemahaman
atas masa lampaunya yang tak disadarinya, mengembangkan resistensi-resistensi
untuk belajar lebih banyak tentang diri sendiri, mengalami proses transferensi,
memperdalam terapi, menangani resistensi dan masalah yang tersingkap dan
mengakhiri terapi.
Teknik dan Prosedur Terapi
1. Asosiasi Bebas
• Klien diminta mengatakan apapun yang terlinta di pikirannya dengan tujuan
membuka alam bawah sadarnya

• Proses: Terapis duduk di belakang klien  klien duduk di sofa/kursi yang


nyaman  terapis mengucapkan kata yang ‘bermakna’ secara bergantian 
klien harus mengatakan apapun yang terlintas (perasaannya, pengalamannya,
asosiasinya, ingatan dan fantasi-fantasinya) tanpa sensor
• Tugas terapis: mengidentifikasi materi yang direpresi, mengidentifikasi saat klien
blocking, menafsirkan pola/jawaban berulang klien.
Teknik dan Prosedur Terapi
2. Analisis Mimpi
• Mimpi itu sebagai “ royal road to the unconscious ” terhadap keinginan alam
bawah sadarnya, kebutuhan dan dapat mengungkapan ketakutan-ketakutan si
klien.

• Berdasarkan isinya, mimpi memiliki 2 level yaitu:


• Latent content : terdiri dari sesuatu yang tidak tampak/tersembunyi seperti
keinginan, ketakutan, symbol, dan dorongan dari alam bawah sadar
• Manifest content : mimpi sebagai hasil transformasi dari latent content

• Tugas terapis  menginterpretasi makna dari simbol/isi di dalam manifest


content, dikaitkan dengan apa yang direpres klien selama ini
Teknik dan Prosedur Terapi
3. Analisis dan penafsiran Transferensi
• Transference adalah suatu reaksi klien terhadap konselor yang tidak tepat; klien
memproyeksikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang dia rasakan tentang
significant others (khususnya orang tua) kepada terapis.

• Positive transference : perasaan-perasaan sexual (loving, liking, trust, approval,


dan lain-lain)
• Negative transference : perasaan-perasaan agresif klien terhadap konselor
(perasaan tidak suka, tidak percaya, benci, tidak hormat, dan lain-lain)
Teknik dan Prosedur Terapi
4. Analisis tentang resistensi
• Resistensi adalah pertahanan terhadap kecemasan, perilaku perlawanan untuk
mencegah insight atau alam bawah sadarnya muncul ke kesadaran karena
tidak siap merasa sakit
• Contoh: mengalihkan pembicaraan, menghilangkan informasi tertentu,
berhenti lebih lama, tiba-tiba blank, menunda pertemuan
• Sikap terapis : melakukan konfrontasi, berupa pertanyaan atau pernyataan
terkait hal yang masih disembunyikan/ditahan untuk menyadarkan klien
Teknik dan Prosedur Terapi
5. Penafsiran
• Terdiri dari proses identifikasi, analisa, konfirmasi, dan explaining atau
menjelaskan makna perilaku dari mimpi, asosiasi bebas, resistance, reaksi
saat bercerita dan proses terapi
• Fungsi : agar ego dapat memahami sesuatu yang baru dan untuk
mempercepat proses pengetahuan akan alam bawah sadarnya
Tahapan Proses Psikoanalisis (Freud)

OPENING WORKING THROUGH INSIGHT TERMINASI

• Therapeutic alliance: •Teknik psikoanalisia: negative Klien menemukan Mengakhiri proses


setting goals, task, bonds transference, asosiasi bebas, insight (intellectual & treatment, setelah ada
• Core Problem & defining a interpretasi, analisis mimpi, emotional kesepakatan di antara
focus resistensi klien dan terapis, atau
• Setting goal •Building a story: Konfrontasi, klien sdh merasakan
• Positive transference konfirmasi, describing, perubahan
reviewing, linking
Keterbatasan
• Fokus pada masa lalu dan alam bawah sadar
• Durasi terapi yang panjang
• Diperlukan terapis yang benar-benar terlatih untuk melakukan terapi

Anda mungkin juga menyukai