Psi,MA
LAILI AULIA RAHMAH 1810914120003
MAYDINIE RAMADINA 1810914220047
MELI HAYATI 1810914220051
NIDA NURAINI 1810914220031
WIDYAWATI 1810914120031
Status internal manusia selalu diselimuti dengan kecemasan sebagai produk dari konflik antar
struktur kepribadian yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Kemudian termanives ke dalam perilaku
kongkrit dalam mekanisme pertahanan diri atau mekanisme pertahanan ego (Ego Defense
Mechanism).
Ego berdiri di tengah-tengah kekuatan dahsyat kebutuhan biologis dan norma. Ketika terjadi
konflik di antara kekuatan-kekuatan ini, ego merasa terjepit dan terancam, serta merasa seolah-
olah akan lenyap dan tidak berdaya digilas kedua kekuatan tersebut. Perasaan terjepit dan
terancam ini disebut kecemasan.
Ada tiga jenis kecemasan tersebut:
1. kecemasan realistiko
2. kecemasan moral
3. kecemasan neurotik
Mekanisme pertahanan diri atau mekanisme pertahanan ego (Ego Defense Mechanism)
adalah cara seseorang akan bertahan dengan cara memblokir atau menciut seluruh
dorongan- tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima konsepsi dan tidak terlalu
mengancam. Terdiri atas :
1.Penolakan
Memblokir peristiwa-peristiwa yang datang dari luar kesadaran. Jika dalam situasi tertentu
peristiwa ini terlalu berat untuk ditanggulangi, seseorang hanya perlu menolak mengalaminya.
2.Represi (Repression)
Begitu seseorang melakukan represi, maka selamanya tidak akan terhapuskan dan bersifat laten.
Represi merupakan mekanisme pertahanan ego yang berbahaya sekaligus menjadi bentuk paling
umum dipakai.
3.Asketisisme
Menolak segala kebutuhan. Ini adalah mekanisme pertahanan ego yang paling jarang dikenal
orang. Bentuk asketisisme yang agak longgar disebut sebagai “pengendalian ego”.
4.Isolasi
Disebut juga dengan intelektualisasi. Mekanisme dengan cara mengalihkan emosi dan kenangan yang
menakutkan.
5.Penggantian
Mekanisme dengan mengalihkan ke target pengganti. Jika seseorang merasa nyaman dengan hasrat dan
nafsu yang dirasakan, tapi orang lain yang akan dijadikan sasaran perasaan tersebut malah merasa
terancam, maka orang tersebut dapat mengganti dengan orang lain atau benda lain yang dijadikan target
simbolik.
7.Proyeksi
Sumber-sumber ancaman adalah dari dunia luar dan bukan bersumber pada impuls-impuls primitifnya.
Proyeksi memiliki tujuan rangkap yaitu mengurangi ketegangan dan alasan-alasan (yang sebenarnya pura-
pura) mempertahankan diri agar dalam posisi aman.
8.Tawanan Altruistik
Seseorang berusaha memenuhi kebutuhannya semaksimal mungkin, tapi dengan memanfaatkan
orang lain.
9.Pembentukan Reaksi
Penggantian impuls-impuls atau perasaan yang membuat kecemasan menjadi lebih aman dan
tidak berbahaya. Mekanisme ini adalah mengubah dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima
menjadi kebalikannya (dapat diterima). Perasaan benci diganti dengan perasaan cinta.
10.Penghapusan
Mekanisme ini mencakup ritual yang bertujuan menghapus pikiran atau perasaan yang tidak
mengenakkan. Tindakan-tindakan yang bersifat melupakan, atau tindakan meminta maaf, tapi
tindakan melupakan ini tidak disadari sama sekali.
11.Introjeksi (Identifikasi)
Mekanisme dengan membawa kepribadian orang lain masuk ke dalam diri sendiri, karena dengan
begitu dapat menyelesaikan masalah perasaan yang mengganggunya. Mekanisme ini sangat
penting dalam teori kepribadian Psikoanalisa sebagai mekanisme yang dibentuk oleh Super Ego.
12.Regresi
Mekanisme dengan kembali ke masa-masa perkembangan yang telah dilewati, di mana seseorang
mengalami tekanan psikologis. Mekanisme regresi muncul pada saat mengalami frustasi karena
kesulitan dalam menghadapi fase-fase perkembangan kelanjutan.
13.Rasionalisasi
Mekanisme rasionalisasi adalah usaha distorsi kognitif terhadap “kenyataan” dengan tujuan
kenyataan tersebut tidak lagi akan memberi kecemasan. Mencoba memaafkan diri sendiri dan
kesalahan dengan menyalahkan orang lain.
14.Sublimasi
Freud mengatakan hanya ada satu pertahanan yang positif, yaitu sublimasi. Mengubah berbagai
impuls yang tidak diterima, seperti dalam bentuk seks, agresifitas, ketakutan atau bentuk lainnya,
ke dalam bentuk-bentuk yang bisa diterima secara sosial.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Sigmund Freud, seorang teoretisi psikologi yang menitikberatkan perhatiannya pada
perkembangan kepribadian. Menurut Freud, masa anak-anak atau masa pregenithal ( 0-5 tahun)
mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Ada empat sumber ketegangan pokok yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
seseorang yaitu sebagai berikut:
o Proses pertumbuhan fisiologis;
o Frustasi;
o Konflik; dan
o Ancaman.
Frued membagi taha-tahap perkembangan menjadi tiga tahapan yaitu tahap pregenital atau
infantil (0-6 tahun), tahap laten (6-13 tahun), dan tahap genital (diatas 13 tahun). Pada tahap
infantil terbagi tiga fase yaitu fase oral, fase anal, dan fase falis.
• Tahap intantil
a) Fase oral (0-1 tahun), pada fase ini sumber kenikmatan barasal dari mulut yakni
makan. Kepuasan yang berlebihan pada fase ini berakibat dengan membentuk oral
incorpation personality pada masa dewasa, yaitu ketika dewasa dengan kesenangan
dalam memperoleh ilmu pengetahuan atau hak milik. Sedangkan ketidakpuasan pada
fase ini yang membentuk sifat tamak atau tidak pernah puas.
b) Fase Anal (1-3 tahun), pada fase ini sumber kenikmatan berasal dari anus dengan
mengeluarkan feses yang menghilangkan perasaan tekanan yang tidak menyenangkan
dan menghasilkan rasa lega.
c) Fase Falis (3-6 tahun), pada fase ini pusat kenikmatan bersumber pada perkembangan
seksual dan rasa agresi serta fungsi alat kelamin.
Efek yang mungkin terjadi, ada dua, yaitu positif dan negatif. Positif: saat pasien secara terbuka mentransferkan
perasaan-perasaannya sehingga menyebabkan kelekatan, ketergantungan, bahkan cinta kepada terapis. Negatif: saat
kebencian, ketidaksabaran, dan kadang-kadang perlawanan yang keras terhadap terapis.