Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“DIMENSI KEPRIBADIAN DALAM PSIKOANALISA (Carl Gustav
Jung)”. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda nabi
Muhammad Saw. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi
kepribadian.
Tidak lupa penulis mengucapkan Terima kasih kepada ibu Meyrina Eka
Prasetyo Budi., M. Psi., Psi. yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan karya ilmiah. Serta semua pihak yang sudah membantu penulis
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangannya. Penulis berharap adanya saran dan kritik dari pembaca
yang bersifat membangun. Semoga dengan tersusunya makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca khususnya bagi penulis.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
2.Rumusan Masalah
3.Tujuan
PEMBAHASAN
3.Arsetipe (archetype)
Arsetipe adalah suatu bentuk pikiran atau ide yang mengandung unsur emosi
yang besar. Bentuk pikiran inilah yang menciptakan gambaran atau visi dalam
kehidupan sadar yang berkaitan dengan situasi tertentu. Misalnya dalam dunia
kedokteran dapat digambarkan bahwa sejak awal seorang dokter telah
menampilkan sosok yang sabar, tlaten, baik hati, penyayang dan mencintai
pasiennya. Maka sosok itulah yang melekat pada benak pasien tentang dokter.
Namun jika pesan buruk yang muncul sejak pertama kali seperti memukul,
pemarah, dan tampilan yang menakutkan maka kesan tersebut yang akan menjadi
persepsi terhadap sosok dokter. Jung mengidentifikasi berbagai macam arsetip
seperti ; lahir, kebangkitan, kematian, kekuatan dll. Diantaranya yang paling
penting adalah ; persona, anima-animus, shadow dan self.
1.Persona
Persona ialah topeng yang dipakai seseorang untuk memberi kesan kepada
orang lain. Persona itu sendiri mencerminkan persepsi masyarakat mengenai
peran yang harus dimainkan seseorang dalam hidupnya. Persona adalah
kepribadian publik atau pendapat publik mengenai diri individu yang berada
dibalik wajah sosial. Topeng ini dibutuhkan untuk membantu diri mengontrol
perasaan, fikiran dan tingkah laku. Tujuannya adalah untuk menyembunyikan
hakekat pribadi yang sebenarnya dan menciptakan kesan tertentu kepada orang
lain. Sebagai contoh, seseorang yang berprofesi sebagai dosen , ia harus mampu
menggunakan topeng dengan kata lain ia harus mampu menampilkan diri sebagai
dosen. Ia berusaha sebaik mungkin menjalankan perannya dan menyembunyikan
jati diri aslinya, karena itu tuntutan profesi dan lingkungannya.
2.Anima dan Animus
Sering sekali orang-orang beranggapan bahwa sisi feminim cenderung
melekat pada perempuan, sedangkan sisi maskulin cenderung melekat pada laki-
laki. Namun, secara psikologis sifat maskulin dan feminim ada pada keduanya
baik laki-laki maupun perempuan. Anima dapat diartikan sebagai seorang laki-laki
yang memiliki karakteristik maskulin sekaligus feminim. Sedangkan Animus
dapat diartikan sebagai seorang perempuan yang memiliki karakteristik feminim
sekaligus maskulin. Seorang laki-laki yang memiliki sifat feminim akan
cenderung bersikap lemah lembut dalam setiap aktivitasnya. Dan perempuan yang
memiliki sifat maskulin akan menampilkan sosok yang kuat dan sisi maskulin
lainnya. Anima dan Animus menyebabkan masing-masing jenis menunjukkan ciri
lawan jenisnya yang berperan sebagai gambaran kolektif yang memotivasi
masing-masing jenis untuk tertarik dan memahami lawan jenisnya.
3.Shadow (bayang-bayang)
Bayangan adalah arsetip yang mencerminkan insting kebinatangan yang di
warisi manusia dari evolusi makhluk tingkat rendahnya. Menurut Darwin manusia
adalah evolusi dari bintang dan sifat-sifat kebinatangan dalam wujud Arsetipe
shadow atau bayangan. Jadi bayangan adalah sisi binaang dalam kepribadian
manusia, arsetipe yang sangat kuat dan berpotensi menimbulkan bahaya.
Bayangan adalah insting dasar yang menuntun penyesuaian dengan realita
berdasarkan pertimbangan untuk menyelamatkan diri (survival). Insting semacam
ini sangat penting dalam situasi yang menuntun keputusan dan reaksi segera.
Karena bayangan dapat membuat tingkah laku meski dalam situasi bahaya tapi
tetap efektif.