Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMUNIKASI

PERSEPSI SOSIAL

DOSEN PENGAMPU:

Dr.NOVI YANTI,S.S,M.M

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

AFRILIANI AMELIA

AINUL KAMILAH SULAIMAN LUBIS

DITA EKA PRIYANI

JARIYAH NUR FADHILAH

KHAIRUNNISA HIDAYATUL JANNAH

MASHITHAH AININA AL AZKIA

MIKYAL AMRINIE WAHYU

SAFIRA RAHMATUDDINI

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

JURUSAN HUKUM KELUARGA

KELAS B TAHUN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..3

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………4

A. Latar Belakang……………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...4

BAB II : PEMBAHASAN……………………………………………………….5

BAB III: PENUTUP…………………………………………………………….14

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus sebagai makhluk individu maka dalam
kehidupanya pun memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain.Adanya perbedaan
inilah yang menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain
tidak senang bahkan membenci obyek tersebut.
Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan
persepsinya.pada kenyataanya sebagian besar sikap,tinggkah laku dan penyesuaian ditentukan
oleh persepsinya.
Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam
memahami tentang lingkungannya.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diharapkan kita akan mengetahui tentang :
a.       Pengertian  persepsi sosial
b.      Ciri-ciri persepsi sosial
c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi social
d.      Pengaruh kelompok sosial terhadap mayoritas

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Persepsi Sosial


Persepsi merupakan suatu proses yangdidahului oleh pengindraan. Pengindraan adalah
merupakan suatu prosesditerimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat
indra.Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulustersebut
diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, danproses selanjutnya merupakan
proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidakdapat lepas dari proses pengindraan, dan proses
pengindraan merupakan prosesyang mendahului terjadinya persepsi. Proses pengindraan terjadi
setiap saat,yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui
alatindra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya(Branca, 1964;
Woodworth dan Marquis, 1957).
Stimulus yang mengenai individu itukemudian di organisasikan, diinterpretasikan,
sehingga individu menyadaritentang apa yang di indranya itu. Proses inilah yang dimaksud
dengan persepsi.Jadi stimulus diterima alat indra, kemudian melalui proses persepsi sesuatuyang
diindra tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dandiinterpretasikan
(Davidoff, 1981). Disamping itu menurut Maskowitz dan Orgel(1969) persepsi itu merupakan
proses yang intergrateddari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian
dapatdikemukakan bahwa persepsi itu merupakanproses pengorganisasian, penginterpretasian
terhadap stimulus yang diterimaoleh organism atau individu sehingga merupakan sesuatu yang
berarti, danmerupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu. Karena merupakanaktifitas
yang integrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalamdiri individu ikut aktif
berperan dalam persepsi itu.
Dengan persepsi individu dapatmenyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan
yang ada di sekitarnya,dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan (Davidoff,
1981).Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat datingdari luar
diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yangbersangkutan. Bila yang
dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi,inilah yang disebut persepsi diri (self-
perception).Karena dalam persepsi itu merupakan aktifitas yang intergrated, maka seluruhapa
yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuanberfikir, kerangka acuan,
dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individuakan ikut berperan dalam persepsi tersebut.
Berdasarkan atas hal tersebut,dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun
stimulusnya sama, tetapikarna pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama,
kerangka acuantidak sama, ada kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan
individuyang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi
itumemang bersifat individual (Davidoff, 1981).
Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalahpenilaian-penilaian yang terjadi
dalam upaya manusia memahami orang lain. Tentusaja sangat penting, namun bukan tugas yang
mudah bagi setiap orang. Tinggi,berat, bentuk tubuh, warna kulit, warna rambut, dan warna lensa
mata, adalahbeberapa hal yang mempengaruhi persepsi sosial. Contohnya di Amerika
Serikat,wanita berambut pirang dinilai sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan.

5
Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa
elemen, yaitu:
a.     Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
b.    Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkanpengalaman orang untuk meniiai
sesuatu.
c.     Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain.Ada dua pandangan mengenai proses
persepsi, yaitu:
1)      Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpabanyak pertimbangan orang membuat
kesimpulan tentang orang lain dengan cepatberdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
2)      Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks,orang mengamati perilaku orang lain
dengan teliti hingga di peroleh analisissecara lengkap terhadap person, situasional, dan
behaviour.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulanbahwa persepsi suatu proses
aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadapsuatu obyek yang merupakan faktor internal
serta eksternal individu meliputikeberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian
nilai terhadapobjek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari,dihilangkan
atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurangsempurna merupakan salah
satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol,1994).
Dalam usaha menginterpretasioranglain sering digunakan dimensi-dimensi tertentu. Wrightman
(1981)mengemukakan ada 6 dimensi pokok, yaitu:
a.    Dapat dipercaya – tidak dapat dipercaya
b.    Rasional – tidak rasional
c.    Altruis – orientasi diri (selfness)
d.   Independen – conform dengan kelompok
e.    Variatif – kesamaan
f.     Kompleksitas – kesederhanaan

Melalui perkembangan dan pengalaman,orang membangun konsep kepribadian implicit


(implicit personality theory),yaitu asumsi-asumsi adanya sifat-sifat tertentu yang berkorelasi
dengan sifatlain. Orang yang memiliki kecenderungan demikian disebut psikolog naïf.

  Pembentukan Kesan / Persepsi


Pengetahuan tentang orang-orang tertentu dan kaitannya dengan atribut tertentu sering
diistilahkan sebagaiprototype. Hasil prototype memunculkan adanya stereotype, yaitu
pemberianatribut tertentu pada sekelompok orang tertentu. Contoh: orang Indonesia ramah,orang
Amerika individualistis.
Dalam pembentukan kesan, stereotypesulit diabaikan begitu saja. Stereotype akan
membatasi persepsi dan komunikasi,stereotype juga bisa dimanfaatkan untuk membina
hubungan yang lebih lanjut.Pada konsep kepribadian implicit, stereotype juga akan
memunculkan illusorycorrelation, yaitu mengaitkan secara berlebihan antara satu
karakteristikdengan karakteristik yang lain secara general.

6
  Kategori Sosial
Dalam pembentukan kesan terhadap orang lain, ada kecenderungan untuk secepatnya
mengkategorikan orang tersebut kedalam suatu cirri tertentu. Penilaian yang cepat ini (snap
jugdment) memilikiarti penting dalam proses pembentukan kesan selanjutnya. Contoh yang
seringditemu adalah munculnya halo efek. Yang disebut gejala self-fulfillingprophecy adalah
pembuatan kategorisasi tertentu dengan diwarnai harapanberdasarkan asumsi penilai.

1.      Faktor-Faktor Yang Berpengaruh pada Persepsi


2. Kesan yang terbentuk dalam pikiran seseorang di saat pertama kali berjumpa dengan orang
lain ditentukan oleh berbagai hal, yaitu :
a.    Ciri ciri penampilan fisik ( fisikal attractiveness ) meliputi :
b.    Penampilan fisik akan menentukanbagaimana persepsi kita terhadap orang lain. Penampilan
fisik ini berakar pada:
1)        Wajah (menarik / tdk menarik)
2)        Bagaimana cara berpakaian, bahan, model,cara memakainya
3)        Postur tubuh, make up, potongan gayarambut
4)        Assesories yang dikenakan
c.    Ciri ciri sosial demografik (social demographic characteristic ) meliputi :
1)        Jenis Kelamin : umumnya perempuandinilai lebih rendah kemampuannya dibanding laki-laki
dalam pekerjaan tertentu.(lihat penelitian Goldberg 1968).
2)        Suku / Ras / Etnis : Suatu hari kitadiminta unt bertemu dengan orang yang bernama
Situmorang yang berasal dariBatak karo, dan pada hari lain kita diminta bertemu dengan Widodo
Rahardjo yangberasal dari Solo Jawa tengah. Biasanya sebelum kita bertemu kita
membayangkanseperti apa sifat/karakter rang yang akan kita jumpai. Dalam persepsi kita
adaperbedaan sifat antra orang yang berbeda suku.
3)        Status Sosial Ekonomi meliputi :Social economic performance (penampilan berdasar persepsi
status sosial ekonomi)sering menjebak penilaian terhadap orang lain). Social economic
performance inibiasanya dilihat/dinilai dari penampilan luaran. Mis, tongkrongannya,
stylepergaulannya, fashion, assesories, pekerjaan dll.
d.   Komunikasi non verbal ( non communication verbal skill management ) : Kesan terhadap orang
lain ikut ditentukan oleh komunikasi non verbal seperti :
1)        Ekpresi wajah (wajah adalah ekpresikejiwaan)
2)        Gerakan tubuh/tangan/ gerak mata
3)        Intonasi suara
4)        Kontak pandangan mata

Dari komunikasi non verbal kita bisamenarik kesan tentang kondisi emosi, watak
kepribadian dan kejujuran seseorang. Didepan telah dipaparkan bahwa apayang ada dalam diri
individu akan dipengaruhi dalam individu mengadakanpersepsi, ini merupakan faktor internal.
Di samping itu masih ada faktor lainyang dapat mempengaruhi dalam proses persepsi, yaitu
faktor stimulus itusendiri dan faktor lingkungan dimana persepsi itu berlangsung, dan
inimerupakan faktor eksternal. Stimulus dan lingkungan sebagai faktor eksternaldan individu
sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individumengadakan persepsi.

7
Agar stimulus dapat dipersepsi, makastimulus harus cukup kuat, stimulus harus
melampaui ambang stimulus, yaitukekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat
menimbulkan kesadaran, sudahdapat dipersepsi oleh individu. Kejelasan stimulus  akan banyak
berpengaruh dalam persepsi.Stimulus yang kurang jelas, stimulus yang berwayuh arti, akan
berpengaruh dalamketepatan persepsi. Bila stimulus itu berwujud benda-benda bukan manusia,
makaketepatan persepsi lebih terletak pada individu yang mengadakan persepsi, karnabenda-
benda yang di persepsi tersebut akan berbeda bila yang dipersepsikan itumanusia.
Mengenai keadaan individu yang dapatmempengaruhi hasil persepsi dating dari dua
sumber, yaitu yang berhubungandengan segi kejasmanian, dan yang berhubungan dengan segi
psikologis. Bilasystem fisiologisnya terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam
persepsiseseorang. Sedangkan segi psikologis seperti telah dipaparkan di depan, yaituantara lain
mengenai pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan,motivasi akan
berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi.
Sedangkan linkungan atau situasikhususnya yang melatar belakangi stimulus juga akan
berpengaruh dalam persepsi,lebih-lebih bila objek persepsi adalah manusia. Objek dan
lingkungan yangmelatarbelakangi objek merupakan kebulatan atau kesatuan yang sulit
dipisahkan.Objek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda, dapat menghasilkan
persepsiyang berbeda.
3. Persepsi Sosial
Telah dipaparkan didepan berkaitandengan persepsi objek yang dipersepsi dapat berada
diluar individu yangmempersepsi, tetapi juga dapat berada di dalam diri orang yang
mempersepsi.Dalam mempersepsi diri sendiri orang akan dapat melihat bagaimana keadaan
dirinyasendiri, orang akan dapat mengerti bagaimana keadaan dirinya sendiri, orangdapat
mengevaluasi tentang dirinya sendiri.
Bila objek persepsi terletak diluarorang yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat
bermacam-macam, yaitu dapatberwujud benda-benda, situasi, dan juga dapat berwujud manusia.
Bila objekpersepsi berwujud benda-benda disebut persepsi benda (things perception) atau juga
disebut non-social perception, sedangkan bila objek persepsi berwujudmanusia atau orang
disebut persepsi sosial atau social perception (Heider. 1958). Namun disamping istilah-
istilahtersebut khususnya mengenai istilah socialperception masih terdapat istilah-istlah lain yang
digunakan. Yaitupersepsi orang atau person perception (Secord dan Backman.1964), juga
istilah person cognitionI atau interpersonal perception. Yang kurangdapat mendukung
istilah social perceptiondalam pengertian person perceptionmemberikan alasan bahwa karena
persepsi sosial menyangkut persepsi yangberkaitan dengan variable-variabel social, sehingga ini
memberikan pengertianyang lebih luas dari pada pengertian personperception (Tagiure dalam
lindzey dan aronsome 1975).
Dalam individu mempersepsikanbenda-benda mati bila dibandingkan dengan
mempersepsikan manusia, terdapatsegi-segi persamaan disamping segi-segi perbedaan adanya
persamaan bila dilihatbahwa manusia atau orang itu dipandang sebagai benda fisik seperti benda-
bendafisik lainnya yang terikat pada waktu dan tempat, pada dasarnya tidak berbeda.Namun
karena manusia bukan semata-mata bukan hanya benda fisik melulu, tetapimempunyai
kemampuan-kemampuan yang tidak dipunyai oleh benda fisik lainnya,maka hal ini akan
membawa perbedaan antara persepsi benda-benda denganmempersepsi manusia (Morgan, dkk.
1984).

8
Mempersepsi seseorang, individu yangdipersepsi itu mempunyai kemampuan-
kemampuan, perasaan, harapan walaupunkadarnya berbeda seperti halnya pada individu yang
mempersepsi. Orang yangdipersepsi dapat berbuat sesuatu terhadap orang yang mempersepsi,
sehinggakadang-kadang atau justru sering hasil persepsi tidak sesuai dengan keadaansebenarnya.
Orang yang dipersepsi dapat menjadi teman, namun sebaliknya jugadapat menjadi lawan dari
individu yang yang mempersepsi. Hal tersebut tidakakan dijumpai bila yang dipersepsi itu bukan
manusia atau orang (Tagiuri danPetrullo, 1958). Ini berarti bahwa orang yang dipersepsi dapat
memberikanpengaruh terhadap orang yang mempersepsi.
Persepsi sosial merupakan suatuproses seseorang untuk mengetahui, mempersepsikan,
dan mengevaluasi orang lainyang dipersepsi, tentang sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan
yang lain yangada dalam diri orang yang dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran
mengenaiorang yang dipersepsi (Tagiuri dalam Lindzey dan Aronson, 1975). Namun
demikianseperti telah dipaparkan di depan, karena yang dipersepsi itu manusia sepertihalnya
yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat memberikan pengaruh kepadaorang yang
mempersepsi. Dengan demikian dapat dikembangkan dalam mempersepsimanusia atau orang
(person) adanyadua pihak yang masing-masing yang mempunyai kemampuan-
kemampuan,perasaan-perasaan, harapan-harapan, pengalaman-pengalaman tertentu yang
berbedasatu dengan yang lain, yang akan berpengaruh dalam orang mempersepsi manusiaatau
orang tersebut.
Dari uraian tersebut di atas, adabeberapa hal yang dapat ikut berperan dan dapat
pberpengaruh dalam mempersepsimanusia, yaitu (1) keadaan stimulus, dalam hal iniberujud
manusia yang akandipersepsi; (2) situasi atau keadaan sosial yang melatarbelakangi stimulus;
dan(3) keadaan orang yang mempersepsi. Walaupun stimulus personnya sama, tetapikalau situasi
sosial yang melatarbelakangi stimulus person berbeda, akanberbeda hasil persepsinya (Tagiuri
dan petrullo, 1958).
Pikiran, perasaan, kerangka acuan,pengalaman-pengalaman, atau dengan kata lain
keadaan pribadi orang yangmempersepsi akan berpengaruh dalam seseorang mempersepsi orang
lain. Haltersebut disebabkan karena persepsi merupakan aktifitas yang integrated (Moskowitz
dan Orgel, 1969).Bila orang yang dipersepsi atas dasar pengalaman merupakan seorang
yangmenyenangkan bagi orang yang mempersepsi, akan lain hasil persepsinya bilaorang yang
dipersepsi itu memberikan pengalaman yang sebaliknya. Demikian puladengan aspek-aspek lain
yang terdapat dalam diri orang yang mempersepsi.
Demikian pula situasi sosial yangmelatarbelakangi stimulus person juga akan ikut
berperan dalam hal mempersepsiseseorang. Bila situasi sosial yang berlatarbelakangi berbeda,
hal tersebutakan membawa perbedaan hasil pertsepsi seseorang. Orang yang bisa bersikapkeras,
tetapi karena situasi sosialnya tidak memungkinkan untuk menunjukkankekerasannya, hal
tersebut akan mempengaruhi dalam seseorang berperan sebagaistimulus person. Keadaan
tersebut dapat mempengaruhi orang yang mempersepsinya.Karena itu situasi sosial yang
melatarbelakangi stimulus person mempunyai peranyang penting dalam persepsi, khususnya
persepsi sosial.  
                 

9
  Teori-teori Atribusi (Labelling)
Ada 3 teori atribusi, yaitu:
1.         Theory of Correspondent Inference (Edward Jones dan Keith Davis)
Apabila perilaku berhubungan dengansikap atau karakteristik personal, berarti dengan
melihat perilakunya dapatdiketahui dengan pasti sikap atau karakteristik orang tersebut.
Hubungan yangdemikian adalah hubungan yang dapat disimpulkan (correspondent inference).
Bagaimana mengetahui bahwa perilakuberhubungan dengan karakteristiknya?
a.    Dengan melihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak wajar sesuai dengan keinginan
masyarakat, sulit untuk dikatakan bahwa tindakannya itu cerminan darikarakternya.
b.    Pengamatan  terhadapan perilaku yang terjadi pada situasi yang memunculkan
beberapa pilihan.
c.    Memberikan peran berbeda dengan peran yang sudah biasa dilakukan.Misalnya, seorang juru
tulis diminta menjadi juru bayar. Dengan peran yang baruakan tampak keaslian perilaku yang
merupakan gambaran dari karakternya.
2.         Model of Scientific Reasoner (Harold Kelley, 1967, 1971)
Harrold Kelley mengajukan konsepuntuk memahami penyebab perilaku seseorang
dengan memandang pengamat sepertiilmuwan, disebut ilmuwan naïf. Untuk samapi pada suatu
kesimpulan atribusiseseorang, diperlukan tiga informasi penting. Masing-masing informasi
jugaharus menggambarkan tinggi-rendahnya. Tiga informasi itu, adalah:
a.         Distinctiveness
Konsep ini merujuk pada bagaimanseorang berperilaku dalam kondisi yang berbeda-beda.
Distinctivness yang tinggiterjadi apabila orang yang bersangkutan mereaksi secara khusus pada
suatuperistiwa. Sedangkan distinctiveness rendah apabila seseroagn merespon samaterhadap
stimulus yang berbeda.
b.        Konsistensi
Hal ini menunjuk pada pentingnyawaktu sehubungan dengan suatu peristiwa. Konsistensi
dikatakan tinggi apabilaseseorang merespon smaa untuk stimulus yang sama pada waktu yang
berbeda.Apabila responnya tidak menentu maka seseorang dikatakan konsistensinya rendah.
c.         Konsensus
Apabila oranglain tidak bereaksisama dengan seseorang, berarti konsensusnya rendah, dan
sebaliknya. Selain itukonsep tentang consensus selalu melibatkan oranglain sehubungan dengan
stimulusyang sama.

Dari ketiga informasi diatas, dapat ditentukan atribusi pada seseorang. MenurutKelley
ada 3 atribusi, yaitu:
1) Atribusi Internal, dikatakan perilaku seseorang merupakan gambaran darikarakternya
bila distinctivenessnya rendah, konsensusnya rendah, dankonsistensinya tinggi.
2) Atribusi Eksternal, dikatakan demikian apabila ditandai dengandistinctiveness yang
tinggi, consensus tinggi, dan konsistensinya juga tinggi.
3) Atribusi Internal-Eksternal, hal ini ditandai dengan distinctivenessyang tinggi,
consensus rendah, dan konsistensi tinggi.
4) Atribusi Keberhasilan dan Kegagalan (Weiner)
Ada dua macam dimensi pokok:
a.         Keberhasilan dan kegagalan memiliki penyebab internal atau eksternal.

10
b.        Stabilitas penyebab, stabil atau tidak stabil.

Kestabilan Tidak stabil Stabil


Locus of Ctrl (Temporer) (Permanen)
Internal Usaha, mood, kelelahan Bakat,kecerdasan,
karakteristik fisik
Eksternal Nasib,ketidaksengajaan, Tingkat kesukaran tugas
kesempatan

B.     PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEHIDUPAN PRIBADI

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun
di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala
yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan
komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia
dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Dalam kesempatan ini, saya akan membahas tentang pengaruh lingkungan sekitar
terhadap kehidupan pribadi seorang manusia. Setiap manusia pasti memiliki kehidupan yang
beragam, unik dan memiliki ciri-ciri khusus. Pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek,
antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual
yang terpadu secara integrativ dengan faktor lingkungan kehidupan. Pada awal kehidupannya
dalam rangka menuju pola kehidupan pribadi yang lebih mantap, Seorang individu berupaya
untuk mampu mandiri, dalam arti mampu mengurus diri sendiri sampai dengan mengatur dan
memenuhi kebutuhan serta tugasnya sehari-hari. Karena manusia termasuk ke dalam makhluk
sosial, mereka tidak bisa hidup sendirian dan harus berdampingan dengan orang lain. Untuk
menuju pola kehidupan pribadi yang lebih mantap, juga tidak bisa dicapai dengan sendirinya.
Harus ada individu lain yang mempengaruhinya sehingga terbentuk kepribadian yang tertanam
di dalam hatinya.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan
perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis,
termasuk didalamnya adalah belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai pengalaman, Karena
dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak
bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu
senantiasa tersedia di sekitarnya.
Seseorang individu, pertama tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Sesuai
dengan tugas keluarga dalam melaksanakan misinya sebagai penyelenggara pendidikan yang
bertanggung jawab, mengutamakan pembentukan pribadi anak. Dengan demikian, faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan pribadi anak adalah kehidupan keluarga beserta berbagai

11
aspeknya. Perkembangan anak yang menyangkut perkembangan psikofisis dipengaruhi oleh :
status sosial ekonomi, fisafat hidup keluarga, dan pola hidup keluarga seperti kedisiplinan,
kepedulian terhadap kesehatan, dan ketertiban termasuk ketertiban menjalankan ajaran agama.
Contohnya ketika dalam keluarga terdapat hanya 1 anak, mereka seharusnya tidak
memanjakan anak tersebut karena kedepannya akan tertanam sifat manja dan tidak mau berusaha
karena keinginannya sudah terkabulkan sejak kecil. Juga tidak akan menumbuhkan rasa
tanggung jawab kedepannya.
Karena lingkungan mempengaruhi kepribadian individu maka sejak kecil sebaiknya suatu
keluarga mendidik anaknya tersebut dengan sifat – sifat yang baik sehingga kedepannya akan
terbentuk kepribadian yang baik pada masing – masing individu.
Namun, tidak selamanya orang tua bisa memantau perilaku anak-anaknya, apalagi ketika
anaknya sedang di luar rumah. Ini lah lingkungan yang paling berbahaya. Bila kita tidak
mempunyai keteguhan hati yang kuat, maka kita akan mudah terjerumus ke dalam lingkungan
yang negative. Subjek yang paling berbahaya dalam hal ini adalah remaja. Secara psikologis
remaja telah cukup mampu untuk memikul tanggung jawab dan hidup mandiri dalam kehidupan
bermasyarakat. Akan tetapi tidak semua remaja siap menghadapi kondisi masyarakat yang terus
berkembang sehingga mereka belum memiliki konsep kehidupan masa depan. Hal ini akan
berakibat mereka akan tampak tidak memiliki pendirian dan mengalami kesulitan memilih jenis
pekerjaan serta tergantung kepada kelompok.
Lingkungan dapat membuat individu sebagai makhluk social. Yang dimaksud dengan
lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat
memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu
keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan
perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia.
Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan
bertingkah laku dengan sesamanya.
Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan
dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya cukup
makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia, maka
sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan bahasa yang biasa,
canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian
dirinya itu akan berlangsung sangat lambat sekali.
Maka dari itu, persiapkan diri Anda sebelum Anda benar-benar menghadapi lingkungan
social. Siapkan iman dan keteguhan hati agar Anda tidak terjerumus dalam pergaulan yang
negative. Semoga artikel ini memberikan manfaat baik untuk pembaca maupun untuk saya
pribadi.

C.    CIRI PERSPEKTIF SOSIAL


Di dalam setiap ilmu pengetahuan,senantiasa ada perspektif atau imajinasi tertentu,di
dalam sosiologi hal tersebut disebut dengan perspektif atau imajinasi sosiologikal.Ciri-ciri
perspektif sosiologikal:

12
1.        Keterkaitan pada interelasi sosial yang berpola
Interelasi sosial adalah hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara individu
dengan individu,kelompok dengan kelompok,serta antara individu dengan
kelompok.Contoh:hubungan antara seoreng Ibu dengan anaknya,antara pejabat dengan
rakyat.Interelasi sosial menjadi inti dari pergaulan hidup,dan seorang sosiolog senantiasa akan
berpaling pada kerangka berfikir yang didasarkan pada interelasi sosial.Masyarakat terjadi dan
berprose karena interelasi sosial tersebut. Oleh karena itu,interelasi sosial yang berpola
dibutuhkan dalam proses hubungan sosial untuk meminimalisir konflik dan membuat suatu
hubungan yang teratur.
2.        Mempunyai Interest yang luas
Dalam sosiologi,interest berarti kepentingan.Kepentingan disini terdapat dalam ruang
lingkup yang luas misalnya kepentingan masyarakat.Hubungan sosial seseorang,kelompok,dan
masyarakat memiliki kepentingan-kepentingan baik kepentingan yang sama maupun kepentingan
yang berbeda.Kepentingan yang sama dan kepentingan yang berbeda dapat memicu terjadinya
konflik.Contoh:kepentingan yang sama adalah pada waktu Pemilihan Kepala Daerah dan
kepentingan yang berbeda antara Guru dan Petani.Dibutuhkan interest yang luas didalam ilmu
sosial agar suatu hubungan sosial tidak tertuju pada satu kepentingan tetapi untuk semua
kepentingan kalangan luas.Kepentingan orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan
kepentingan orang yang tinggal di pedalaman Kalimantan.
3.        Konsentrasi pada kondisi sosial
Ilmu sosial sangat mengerti tentang keadaan suatu daerah dengan dasar unsur-unsur sosial yang
ada didalam masyarakat.Unsur-unsur sosialyang pokok dalam masyarakat antara lain:
a.        Kelompok sosial,baik yang teratur maupun yang tidak teratur.Contohnya:keluarga(yang
teratur) dan kerumunan(yang tidak teratur).
b.        Kebudayaan yang merupakan hasil karya,rasa dan cipta yang didasarkan pada
karsa.Contohnya:rumah,kaedah,ilmu pengetahuan,dan bahasa.
c.        Lembaga sosial,yaitu himpunan kaedah-kaedah dari segala tingkatan yang berkisar pada
kebutuhan pokok manusia.Contoh:sekolah,rumah sakit,rekreasi.
d.        Stratifikasi  sosial,yaitu lapisan sosial dalam masyarakat yang didasarkan pada
kekayaan,kekuasaan,ilmu pengetahuan,kehormatan,dsb.
e.        Kekuasaan dan wewenang.Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengeruhi pihak
lain,sehingga pihak tersebut mengikuti kehendak yang memberi pengaruh.Wewenang merupakan
kekuasaan yang diakui.Contoh:hubungan antara guru dan murid.
1. Pengaruh kelompok pada individu 
 Keseragaman suara 
 Kekuatan jumlah 
 Konformitas atau kepatuhan 
Contoh pada kelompok pertemanan “geng”

13
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan. Pengindraan adalah
merupakan suatu prosesditerimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat
indra.Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulustersebut
diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, danproses selanjutnya merupakan
proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidakdapat lepas dari proses pengindraan, dan proses
pengindraan merupakan prosesyang mendahului terjadinya persepsi. Proses pengindraan terjadi
setiap saat,yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui
alatindra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya(Branca, 1964;
Woodworth dan Marquis, 1957).
      
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh pada Persepsi
            Kesan yang terbentuk dalam pikiran seseorang di saat pertama kali berjumpa dengan
orang lain ditentukan oleh berbagai hal, yaitu :
a.    Ciri ciri penampilan fisik ( fisikal attractiveness ) meliputi :
b.   Penampilan fisik akan menentukanbagaimana persepsi kita terhadap orang lain. Penampilan
fisik ini berakar pada:
1)        Wajah (menarik / tdk menarik)
2)        Bagaimana cara berpakaian, bahan, model,cara memakainya
3)        Postur tubuh, make up, potongan gaya rambut
4)        Assesories yang dikenakan

B.     Saran

Makalah saya ini masih jauh dari  kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang mendukung
sangat saya harapkan dari para pembaca seklaian demi tercapainya kesempurnaan dari makalah
saya ini kedepannya

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.mail-archive.com/buni@yahoogroups.com/msg00195.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1837978-definisi-persepsi/
http://depe.blog.uns.ac.id/2010/05/07/persepsi-sosial/
http://annisaavianti.wordpress.com/2010/07/10/persepsi-sosial-memahami-orang-lain/
http://www.psikomedia.com/article/view/Psikologi-Sosial/2077/PENGERTIAN-PERSEPSI/

15

Anda mungkin juga menyukai