Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

MEMBUAT MAKALAH

“SIFAT-SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA DITINJAU DARI PSIKOLOGIS”

Oleh:

SITTI NURJANNAH
NIM: 220030301039

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan ini. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan
yaitu Bapak Dr. Usman, M.Si

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca terkait siafat umum yanfg
ada pada manusia bila ditinjau dari segi ilmu psikologi. Tak lupa penulis sampaikan terima
kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Dan juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan dan
pandangan, sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan ini, dan juga penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak penyempurnaan makalah ini, sangat penulis harapkan.

Makassar, 30 September 2022

Penulis
PEMBAHASAN
SIFAT-SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA

Pada kenyataannya kepribadian manusia itu sangat bermacam-macam sekali,


mungkin sama banyaknya dengan banyaknya orang, segolongan ahli berusaha menggolong-
golongkan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu, karena mereka berpendapat bahwa cara itulah
paling efektif untuk mengenal sesama manusia dengan baik. Pada sisi lain, sekelompok ahli
berpendapat, bahwa cara bekerja seperti dikemukakan di atas itu tidak memenuhi tujuan
psikologi kepribadian, yaitu mengenal sesama manusia menurut apa adanya, menurut sifat-
sifatnya yang khas, karena dengan penggolongan ke dalam tipe-tipe itu orang justru
menyembunyikan kekhususan sifat-sifat seseorang.
Berdasarkan aktifitasnya manusia memiliki beberapa sifat umum diantaranya adalah
1. Tanggapan
Atmaja Prawira dalam bukunya menjelaskan bahwa hingga kini secara tepat kata
“tanggapan” belum dapat di difinisikan, namun secara garis besar sudah dapat diuraikan atau
dijelaskan bahwa tanggapan adalah gambaran pengamatan yang tinggal di alam kesadaran kita
sesudah kita melakukan pengamatan terhadap suatu benda atau objek tertentu. Dalam artian
singkatnya bahwa tanggapan merupakan gambaran ingatan suatu pengamatan sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa antara pengamtan, ingatan dan tanggapan tentu memiliki keterikatan
satu sama lain
Dalam bukunya beliau juga menjelaskan bahwa sejauh ini tanggapan manusia dapat
dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
a. Berdasarkan alat indra dimana manusia mampu mengamati dan memberikan
tanggapan lewat audio,visual dan perasaan. Apa yang dia dengar, apa yang dia
lihat dan apa yang dia rasa
b. Menurut terjadinya, disitu ada tanggapan ingatan,fantasi pikiran dan sebagainya
c. Menurut lingkungannya disitu ada tanggapan benda, kata-kata dan sebagainya
Menurut prosesnya tanggapan tentu berbeda dengan pengamatan. Pengamtan berlaku pada
waktu sekarang dan disini sedangkan tanggapan tidak demikian adanya. Pengamatan bersifat
sensoris sedangkan tanggapan bersifat imajiner. Jika kita membaca dan menganalisa kembali
tentu akan kita dapatkan lebih banyak lagi perbedaan antara tanggapan dan pengaatan
meskipin keduanya memliki hubungan yang sangat erat. Disamping adanya perbedaan
keduanya antara tanggapan dan pengamatan ternyata juga memiliki persamaan yaitu keduanya
berlangsung selama masih ada perhatian yang bersifat perseorangan.
Setelah uraian diatas kita juga harus memahami bahwa tidak semua orang mengalami
perbedaan antara pengamatan dan tanggapan. Bahkan, ada orang yang mempunyai tanggapan
sama jelasnya dengan pengamatannya. Tanggapan sangat terang seterang pengatannya. Orang
semcam ini dinamakan orang eiditik. Gejala eiditik seringkali terdapat pada wanita, anak-anak
dan seniman.
Nilai praktis/praktek baik “tanggapan” dalam pembelajaran
Seperti yang telah diuraikan pada materi tanggapan di atas tentu hal ini membawa nilai positif
untuk peserta didik, dimana dengan adanya sifat tanggapan ini akan memberikan ruang belajar
yang luas untuk anak-anak didik kita dalam mengamati menganalisa dan memahami suatu
permasalahan sehingga menjadikannya tumbuh menjadi pribadi yang punya prinsip dan tidak
mudah dikendalikan oleh orang lain.

2. Fantasi
Setiap orang pernah berfantasi, mulai dari fantasi yang menyenangkan,
menyedihkan, dan menakutkan. Jika ditanya apa itu fantasi umumnya orang akan menjawab
fantasi itu adalah berkhayal. Tapi penulis akan membahas lebih rinci dalam Ilmu Psikologi.
Dalam Ilmu Psikologi fantasi adalah jiwa untuk membentuk tanggapan atau
bayangan baru. Melalui kekuatan fantasi, manusia bisa melepaskan diri dari situasi yang
dihadapinya dan situasi yang akan terjadi. Fantasi bisa terjadi secara disadari, misalnya
seorang pelukis sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya dan secara tidak
disadari, misalnya seorang anak membawakan berita yang tidak sesuai dengan kenyataannya,
tapi ia  tidak ada maksud untuk berbohong. (Abu Ahmadi, 2009)
Fantasi dan berpikir tentulah berbeda di mana fantasi adalah kemampuan jiwa untuk
membentuk tanggapan atau bayangan baru. yang dibentuk belum ada dan tidak terikat pada
realitas. Sedangkan berpikir adalah  kita berusaha untuk menemukan sesuatu yang sudah ada
tetapi belum diketahui dan terikat kepada realitas.
Fantasi juga memungkinkan kita mengikuti pengarang atau pencerita dalam
ceritanya, merasakan apa yang dirasakan, dan mengikuti apa yang diciptakan. Dengan
demikian kita dapat membedakan fantasi, yaitu sebagai berikut.
1. Fantasi menciptakan atau kreatif, yaitu fantasi yang menciptakan hal-hal baru. Fantasi
ini biasanya lebih banyak dimiliki oleh seniman, anak-anak, dan para ilmuwan yang
mencetuskan teori-teori baru.
2. Fantasi terpimpin, merupakan jenis fantasi yang dituntut oleh pihak lain. Misalnya,
seorang yang melihat film dapat mengikuti apa yang dilihat dan dapat berfantasi
tentang keadaan atau tempat dalam perantara film itu.
3. Fantasi juga memiliki keburukan, yaitu orang dapat meninggalkan kenyataan, lalu
masuk dalam fantasi. Hal ini berbahaya karena orang terbawa hidup dalam alam yang
tidak nyata dan dapat menimbulkan kedustaan, takhayul, dan sebagainya.
Menurut Abu Ahmadi (2009) ada cara untuk mengetahui sampai sejauh mana
kemampuan individu untuk berfantasi, pada umumnya digunakan tes fantasi. Tes yang sering
digunakan untuk mengetes fantasi adalah sebagai berikut.
1. Tes TAT
Tes ini berwujud gambar dan disuruh bercerita tentang gambar.
2. Tes kemustahilan.
Tes yang berbentuk gambar atau cerita yang mustahil terjadi dan disuruh mencari
kemustahilannya.
3. Heilbronner Wirsma Test.
Tes yang berbentuk gambar yang makin lama akan makin sempurna.
4. Tes Rosrchah.
Tes yang berbentuk gambar dan disuruh berpendapat dengan gambar tersebut.
Dari uraian diatas dapat dismpulkan bahwa fantasi juga mempunyai peran penting. Sebab
dengn berfantasi manusia bisa menjangkau ke depan dan dengan fantasi manusia juga dapat
menambah bayangan dan tanggapan sehingga akan menambah bahan apersepsi yang ada
pada individu.
Nilai praktis/praktek baik “fantasi” dalam pembelajaran
Dengan adanya sifat fantasi dalam diri manusia secara khusus katakan anak didik kita tentu
memberikan kesempatan untuk perkembangan kognitif mereka dimana mereka mampu
berimajinasi akan keinginan atau cita-citanya. Anak yang memiliki fantasi yang baik tentu
akan tumbuh menjadi pribadi yang energik dan penuh semangat. Karena fantasi ada yang baik
dan ada yang buruk maka dibutuhkan stimulus langsung oleh orang dewasa yang ada
disampingnya

3. Ingatan/memori
Memori atau ingatan sangat diperlukan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-
hari. Disadari atau tidak dalam menjalani kehidupan, memori merupakan salah satu hal yang
tidak dapat dipisahkan dari setiap aktivitas manusia. Mengingat identitas diri, masa lalu,
interaksi sosial, juga kemampuan memori dibutuhkan untuk mengerjakan tugas-tugas yang
kompleks seperti halnya dalam proses belajar. Proses belajar sangat erat hubungannya dengan
ingatan jangka pendek, anak yang mengalami kesulitan dalam ingatan jangka pendek akan
sangat sulit untuk menyimpan informasi atau pengalaman belajar dalam ingatan jangka
panjang.
Masuknya informasi ke dalam ingatan jangka panjang diperlukan proses menghafal.
Menghafal dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari seperti mengingat nama, nomor telepon
dan menghafal ayat Al-qur’an. Oleh sebab itu, ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting
dalam proses-proses kognitif manusia.
Secara keseluruhan, psikolog mendefinisikan memori sebagai proses mengodekan,
menyimpan dan memarik kembali informasi. Setiap bagian dari definisi pengodean,
penyimpanan dan penarikan kembali informasi mewakili proses yang berbeda.
Ada tiga unsur dalam perbuatan ingatan yaitu menerima kesan-kesan, menyimpan dan
mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu
indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu
yang  pernah dialami. Namun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan tinggal
seluruhnya dalam ingatan, oleh karena itu ingatan merupakan kemampuan yang terbatas.
Berdasarkan jenisnya memori dapat dibedakan menjadi 4 bagian yaitu:
1) Memori sensori
Kilatan petir, suara gesekan dahan , dan tusukan peniti semuanya mewakili stimulasi
dalam durasi yang sangat singkat namun mereka dapat memberikan informasi yang
penting, sehinggga diperlikan respon. Stimulus seperti ini pada  awalnya dan secara
singakat disimpan didalam memori sensori yaitu tempat penyimpanan pertama dari
informasi yang disampaikan dunia kepada kita. Memori sensori bekerja seperti
kamera yang menyimpan informasi yang mungkin berupa visual, auditoria tau jenis
sensori lain untuk waktu yang sangat singkat.
2) Memori jangka pendek
Memori jangka pendek adalah memori yang disimpan dimana informasi untuk
pertama kalinya memiliki arti, meskipun panjang maksimum dari penyimpanan di sini
relatif singkat
3) Memori Kerja
Memori kerja adalah perangkat penyimpanan memori yang aktif dan bersifat
sementara secara aktif memanipulasi dan mengulang informasi. Memori kerja
dipandang memiliki proses eksekutif pusat yang terlibat dalam logika dan pembuatan
keputusan. Eksekutif pusat ini mengkoordinasi tiga system penyimpanan dan
pengulangan yang berebeda yaitu penyimpanan visual, penyimpanan verbal, dan
episodic buffer. Penyimpanan visual berspesialisasi dalam informasi visual dan
spasia, sementara penyimpanan verbal menyimpan dan memanipulasi materi terkait
dengan ucapan, kata-kata, dan angka
4) Memori jangka panjang
Materi yang berhasil melewati memori jangka pendek dan beralih ke memori jangka
panjang memasuki sebuah pusat penyimpanan dengan kapasitas yang hampir tidak
terbatas. Salah satu perbedaan utama dalam memori jangka panjang adalah perbedaan
memori deklaratif dan memori procedural. Memori deklaratif (eksplisit) adalah
memori tentang informasi faktual : nama, wajah, tanggal dan fakta. Sebaliknya
memori prosedural (memori implisit) adalah memori tentang kecakapan dan
kebiasaan. Memori deklaratif (eksplisit) dapat dipecah menjadi memori semantic dan
episodic. Memori semantic adalah memori untuk pengetahuan umum dan fakta-fakta
tentang dunia, serta memori untuk aturan logika yang digunakan untuk menjelaskan
fakta lain. Sebaliknya, memori episodic adalah memori tentang kejadian-kejadian
yang terjadi pada waktu, tempat atau konteks tertentu. Sedangkan memori procedural
(implisit) meliputi procedural memory, priming dan classical conditioning. Procedural
memory  adalah ingatan yang melibatkan keahlian. Priming yaitu adalah aktivasi
informasi yang telah dimiliki seseorang dalam penyimpanan untuk membantunya
mengingat informasi dengan lebih baik dan lebih cepat.Sedangkan classical
conditioning yaitu ingatan yang melibatkan pembelajaran otomatis mengenai asosiasi
antar-rangsangan.

Nilai praktis/praktek baik “ingatan/memori” dalam pembelajaran


Seperti yang telah di uraikan diatas bahwa memori memiki peran yang penting dalam
kehidupan manusia tak terkecuali anak didik kita sehingga inilah kesempatan terbaik bagi
seorang anak dan guru untuk mengisi memori tersebut dengan hal-hal yang baik. Tidak ada
pembelajaran yang mengajarkan keburukan maka sinergitas isi dari pembelajarn dengan
penerimaan memori tersebut harus terus sejalan.

4. Berpikir
Menurut Laura dalam buukunya berpikir adalah suatu proses memanipulasi
informasi secara mental, seperti ketika membentuk konsep-konsep abstrak, menyelesaikan
beragam masalah, dan membuat keputusan serta berefleksi kritis atau menghasilkan gagasan
kreatif.
Berpikir bertitik tolak pada masalah yang dihadapi oleh seseorang. Hal-hal atau
fakta-fakta dapat dijadikan titik tolak dalam pemecahan masalahnya. Dalam proses berpikir
tidak selalu berlangsung dengan begitu mudah, sering orang menghadapi hambatan-hambatan
dalam proses berpikirnya. Sederhana tidaknya dalam memecahkan masalah bergantung pada
masalah yang dihadapinya.
Hamabatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses berpikir dapat disebabkan antara
lain :
1) Data yang kurang sempurna, sehingga masih banyak lagi data yang harus diperoleh
2) Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang
lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berpikir
3) Kekurangan data dan kurang jelasnya data akan menjadikan hambatan dalam proses
berpikir seseorang, lebih-lenih kalau datanya bertentangan satu dengan yang
lainnya,dll
Perilaku kreatif adalah hasil dari pemikiran kreatif. Oleh karena itu, hendaknya
sistem pendidkan dapat merangsang pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif-produktif,
disamping pemikiran logis dan penalaran. Adapun sifat-sifat orang yang berpikir kreatif
1) Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks
2) Mempunyai psikodinamika yang kompleks, dan mempunyai skope pribadi yang luas
3) Dalam judgement-nya lebih mandiri
4) Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self assertive)
5) Menolak suppression sebagai mekanisme control

Nilai praktis/praktek baik “berpikir” dalam pembelajaran


Dengan adanya sifat berpikir maka pembelajaran terus berjalan maju membuat anak didik
semakin kritis, mampu mencari solusi sendiri dan tidak mudah mngikuti argumen orang lain.

5. Perasaan
Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subyektif yang
umumnya berhubungan  dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang
atau tidak senang dalam berbagai taraf.
Berlainan  dengan berfikir, maka perasaan itu bersifat subyektif, banyak dipengaruhi
oleh keadaan diri seseorang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal
artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, menghayalkan, mengingat-
ingat, atau memikirkan sesuatu. Kendati pun demikian perasaan bukanlah hanya sekedar
gejala tambahan daripada fungsi pengenalan saja, melainkan adalah fungsi tersendiri.
Perasaan itu pun bermacam jenisnya yaitu:
a) Persaan jasmaniah yang meliputi perasaan indriah dan perasaan vital. Persaan indriah
yaitu perasaan yang berhubungan dengan perangsangan terhadap pancaindera seperti
misalnya, sedap, manis, asin, pahit, panas dan sebagainya. Perasaan vital, yaitu
perasaan-perasaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani  pada umumnya,
seperti misalnya perasaan-perasaan segar, letih, sehat, lemah, tak berdaya, dan
sebagainnya.
b) Perasaan rohaniah yang meliputi perasaan intelektual, kesusilaan, keindahan, harga
diri, sosial, agama dll.
Nilai praktis/praktek baik “perasaan” dalam pembelajaran
Adanya sifat perasaan pada manusia menjadikan pembelajaran semakin berarti karena guru
dituntut harus bisa menstimulus kecerdasan emosional anak didiknya, dimana kita sama-sama
tahu bahwa anak yang memiliki kecerdasan emosioanal akan menjadikan dirinya tumbuh
menjadi pribadi yang memiliki karakter kepemimpinan.

6. Motiv dan Motivasi


Motif juga dapat membantu seseorang untuk mengadakan prediksi tentang perilaku.
Apabila orang dapat menyimpulkan motif dari perilaku seseorang dan kesimpulan tersebut
dengan benar, maka orang dapat memprediksi tentang apa yang akan diperbuat oleh orang
yang bersangkutan dalam waktu yang akan datang. Contohnya orang yang mempunyai
motif berafiliasi yang tinggi, maka ia akan mencari orang orang untuk berteman dalam
banyak kesempatan. Jadi sekalipun motif tidak menjelaskan secara pasti apa yang akan
terjadi, tetapi dapat memberikan ide tentang apa yang sekiranya akan diperbuat oleh
seorang individu.
Sedangkan motivasi dapat dikatakan pula sebagai pendorong usaha atau pencapaian
prestasi. Adapun tujuan dari motivasi adalah mendorong timbulnya perbuatan seperti
belajar, mengarahkan aktifitas. Motivasi mempengaruhi dan menentukan cepat atau
lambatnya suatu perbuatan.
Nilai praktis/praktek baik “motiv dan motivasi” dalam pembelajaran
Dengan adanya sifat motiv dan motivasi pada diri anak didik kita tentu pembelajaran dikelas
semakin hidup dan berwarna dimana anak yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan
menjadikan tujuan pembelajaran itu semakin mudah tercapai.
Daftar Pustaka

Ahmad, Abu Psikologi Umum.2009 https://staffnew.uny.ac.id

Sarwano, Sarlito W. Pengantar Psikologi Umum.2009. Depok: Karisma Putra Utama

King A Laura. PSIKOLOG UMUM, Sebuah Pandangan Apresiatif.2012.Jakarta: Salemba


Humanika

Ling,Jonathan. Psikologi Kognitif. 2012. Jakarta: Gelora Aksara Pratam

Prawira,Putra Atmaja. Psikologi Umum dengan Perspektif Baru. 2016. Jokjakarta: Arruzz
Media

http://nanometalovers.blogspot.com/2017/04/makalah-memori-atau-ingatan.html

Anda mungkin juga menyukai