1. Filsafat Behaviorsme
Filsafat behaviorisme dalam pembelajaran dapat di artikan sebagai pengaruh
Telah muncul proses tahapan untuk melihat sikap karakter pada manusia dari mulai anak-anak
sampai dewasa, Psikologi konstitusi juga harus mengembangkan dan meminjamkan cara
sebagai metode penilaian tingkah laku untuk mengusut serta melihat hubungan antrara jasmani
dan kpribadian dalam diri anak. Dalam situasi ini pemikiran banyak dimensi serta variable yang
di gunakan untuk melihat gambaran tingkah laku yang dapat menjelaskan secara kompleksitas.
Lalu di kembangakan suatu cara untuk mengambil hikmah dari penelitian pada karakter
kepribadian nya.
Dalam kata besar kompone ini di beri nama Viskerotonia. Seseorang yang tinggi dalam
kepribadiaan ini mempunyai ciri-ciri cinta atau suka berada pada kenyamanan, makanan, gaya
hidup, hobi dan memiliki kasih saying yang tulus. Dalam bergaul seseorang yang memiliki tipe ini
mudah di ajak
bergaul dengan orang yang baru di kenal sekali pun. Orang ini lebih agresif,
Penelitian Ivan Pavlov dan ia berpendapat maka belajar adalah caraa terjadi
Refleks yang memiliki respons terkuat melalui gerakan stimulus pada peserta
Didik. Semua perilaku terbentuk karena adanya rangsangan stimulus yang berupa
Akan merasakan perasaan nya merasa begitu bahagia, begitu takut, akan harus di
Latih, karena tak selama nya seseorang akan berada di dalam perasan bahagia
Ataupun sedih. Kondisi belajar akan menimbulkan reaksi yang sangat kuat dalam
Perasaan anak.
Dalam proses belajar anak harus melakukan syarat yang sudah di sepakati
Bersama untuk memulai proses belajar dan memulai melakukan kegiatan praktik
Yang kontinu. Yang paling di khususkan dalam teori ini yaitu belajar terjadi secara
Otomatis. Karena seorang anak bisa belajar melalui apa yang di lihat dengan sejuta
Rasa penasaran nya dan akan menjadi kebiasaan yang memiliki reaksi tinggi pada
Dapat di kembangkan bahwasan nya knosep belajar dalam teori ini sebagai Hasil
Dalam aliran behaviroristikan ini mejelaskan bahwasan nya terbentuk nya Perilaku
dalam pembentukan sikap seorang siswa melalui sikap pasif dari Masing-masing
peserta didik melalui metode pelatihan atau pembiasaan yang Sering di lakukan
Konsep pembelajaran pada teori behaviorisme ini muncul karena tidak ada Nya
kepuasan terhadap teori psikologi daya dan teori mental state. Ini terjadi Karena
diri seseorang dalam psikologi dan naturalisme science maka muncul lah
Aliran baru ini. Kesadaraan jiwa atau gambaran wajah tidak dapat di prediksikan
Melalui dalam jiwa itu sendiri. Karena sebenar nya kesadaran jiwa itu merupakan
Respon psikologis yang menjadi titik tolak dalam diri seseorang yang perlu di
Amati. Dalam pembelajaran menggunakan teori behavior ini pada dasar nya
Pembentukan kelompok asosiasi antara kesan yang bisa di pandang melalui panca
Maka suatu pembelajaran harus mampu mewujudkan rangsangan yang baik agar
Menghasilkan respon yang baik untuk di teliti dan mengajak peserta didik untuk
Membangun daya berfikir, daya ingat baik dalam sikap, etika, dan perilaku yang
Neurosains adalah sistem pendidikan baru yang mempelajari tentang sistim kerja Syaraf.
Pendidik umumnya jarang memerhatikan permasalahan ini. Pengabaian terhadap Sistem ini
Neurosains secara etimologi adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari Sistim
syaraf, terutama mempelajari neuron atau sel syaraf dengan pendekatan Multidisipliner
(Taufiq Pasiak, 2012). Secara terminologi, neurosains merupakan bidang Ilmu yang
mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistem syaraf. Neurosains juga Disebut sebagai
ilmu yang mempelajari otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf lainnya. Neurosains merupakan
satu bidang kajian mengenai sistem saraf yang ada di dalam Otak manusia. Neurosains juga
mengkaji mengenai kesadaran dan kepekaan otak dari segi Biologi, persepsi, ingatan, dan
Sistem syaraf dan otak merupakan asas fisikal bagi proses pembelajaran manusia.
Neurosains adalah suatu bidang penelitian saintifik tentang sistem saraf, utamanya otak.
Neurosains merupakan penelitian tentang otak dan pikiran. Studi tentang otak menjadi
Landasan dalam pemahaman tentang bagaimana kita merasa dan berinteraksi dengan dunia
Luar dan khususnya apa yang dialami manusia dan bagaimana manusia mempengaruhi yang
Neurosains dapat membuat hubungan diantara proses kognitif yang terdapat di Dalam otak
dengan tingkah laku yang akan dihasilkan. Hal ini dapat diartikan bahwa, setiap Perintah
yang diproses oleh otak akan mengaktifkan daerah-daerah penting otak (Harun, 2003).
Kandel (2000) mengatakan "The last frontier of the biological sciences-their ultimate
Challenge-is to understand the biological basis of consciousness and the mental processes
Komunitas atau Perkumpulan Neurosains didirikan pada tahun 1969, namun Pembelajaran
mengenai otak sudah dilakukan sejak lama sekali. Beberapa hal yang Dipelajari meliputi
informatika, komputasi neurosains dan patologi dari sistem syaraf. Neurosains seakan-akan
terlihat cabang dari ilmu biologi. Namun, saat ini sudah Banyak dilakukan kerjasama
penelitian antar bidang ilmu dalam kerangka neurosains, Seperti disiplin ilmu psikologi-
Menurut Kushartanti, berat otak kurang lebih 1350 -1400 gram atau lebih kurang 2% dari
berat badan. Tidak ada hubungan langsung antara berat otak dan besarnya kepala Dengan
Namun tetap berada dalam tengkorak sehingga semakin lama Akan semakin berlekuk-lekuk.
Semakin dalam lekukan Pertanda semakin banyak informasi yang disimpan, dan Semakin
cerdaslah pemiliknya. Ketika anak memasuki Usia 3 tahun, sel otak telah membentuk sekitar
1.000 triliun Jaringan koneksi/sinapsis. Jumlah ini 2 kali lebih banyak dari Yang sel-sel yang
ada pada orang dewasa. Setiap rangsangan Atau stimulasi yang diterima anak akan
melahirkan sambungan Baru atau memperkuat sambungan yang sudah ada (Suyadi, 2014).
Eksplorasi otak selama era otak (Brain Era) yaitu tahun 1990 - 2000 berhasil menunjukkan
Fakta bahwa otak menyediakan komponen anatomis untuk aspek rasional (Intelligence
Quotient = IQ), aspek emosional (Emotional Quotient = EQ), dan aspek spiritual (Spiritual
Quotient = SQ). Seperti diketahui bahwa dalam satu kepala memang ada tiga cara berpikir
Yaitu rasional, emosional, dan spiritual. Penemuan mutakhir dalam neurosains semakin
Membuktikan bahwa bagian-bagian tertentu otak bertanggung jawab dalam menata jenis-
Jenis kecerdasan manusia. Kecerdasan matematika dan bahasa berpusat di otak kiri,
Meskipun untuk matematika tidak terpusat secara tegas di otak kiri, sedangkan untuk bahasa
Tepatnya di daerah Wernicke dan Brocca. Kecerdasan musik dan spasial berpusat di otak
Motorik cortex cerebri. Kecerdasan intra pribadi dan antar pribadi ditata Pada sistem limbik
1996).
Setidaknya ada tujuh jenis kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner (1999) yaitu:
Linguistik, matematika, spasial, kinestetik, musik, antar pribadi, dan interpribadi. Selanjutnya
Gardner juga menambahkannya lagi dengan tiga kecerdasan penting yaitu: kecerdasan
3.Teori psikologi kognitif adalah merupakan bagian terpenting dari sains Kognitif
Menekankan pada arti penting proses internal mental manusia. Dalam pandangan
Para ahli kognitif, tingkah laku manusia yang tampak tidak dapat diukur dan
Pilihan dan mengambil keputusan. Selain itu aliran behaviorisme juga tidak mau
Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya adalah peristiwa Mental,
dalam setiap siswa belajar. Secara lahiriah, seorang anak yang sedang belajar
Dan menggoreskan pena yang dilakukan anak tersebut bukan semata-mata respon
atas stimulus yang ada, melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang
Rahyubi (2012: 77) menyatakan bahwa peletak dasar teori gestalt adalah Max
antara bagian dan keseluruhan. Intinya, tingkat kejelasan dan keberartian dari apa
yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan kemampuan belajar
seseorang dari pada dengan hukuman dan ganjaran. Aplikasi teori Gestalt dalam
proses pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut: (1) Pengalaman tilikan
(insight), bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku; (2)
yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran; (3)
keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai; (4) Prinsip ruang hidup (life
seseorang berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki
keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik; dan (5)
Transfer dalam belajar, yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Transfer belajar akan terjadi apabila peserta
didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan
lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk
kekuatan baik yang dari dalam diri individu (seperti tujuan, kebutuhan, tekanan
kejiwaan) maupun dari luar diri individu seperti tantangan dan permasalahan.
Menurut Lewin belajar berlangsung sebagai akibat dari 12 perubahan dalam struktur
kognitif. Perubahan struktur kognitif tersebut adalah hasil dari dua macam kekuatan,
satu dari struktur medan kognisi itu sendiri, yang lainnya dari kebutuhan dan
motivasi internal individu. Lewin memberikan peranan yang lebih penting pada
Teori Belajar Cognitive Developmental dari Piaget Piaget adalah seorang psikolog
atau proses berpikir. Karena, kemampuan belajar individu dipengaruhi oleh tahap
Pertumbuhan intelektual anak mengandung tiga aspek yaitu struktur, content, dan
mengartikan intelegensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada tingkat
oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada
peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan
Bruner berpendapat bahwa mata pelajaran dapat diajarkan secara efektif dalam 13
bentuk intelektual yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pada tingkat
anak dapat mempelajari bahan tersebut, yang sesuai dengan tingkat kemajuan anak.
utama, yaitu sebagai berikut: (1) Pembelajaran yang aktif, maksudnya adalah siswa
sebagai subyek belajar menjadi faktor yang paling utama. Siswa dituntut untuk
belajar dengan mandiri secara aktif; (2) Prinsip pembelajaran dengan interaksi sosial
yang bersifat egosentris; (3) Belajar dengan menerapkan apa yang dipelajari agar
melulu menggunakan bahasa verbal dalam berkomunikasi; (4) Adanya guru yang
yang positif; (5) Dalam memberikan materi kepada siswa diperlukan penstrukturan
baik dalam materi yang disampaikan maupun metode yang digunakan. Karena
siswa; (6) Pemberian reinforcement yang berupa hadiah dan hukuman pada siswa.
Saat melakukan hal yang tepat harus diberikan hadiah untuk menguatkan siswa
untuk terus berbuat dengan tepat, hadiah tersebut bisa berupa pujian, dan
lagi, hukuman tersebut bisa berupa: teguran, nasehat, dan sebagainya tetapi bukan
dalam hukuman yang berarti kekerasan; (7) Materi yang diberikan akan sangat
bermakna jika saling berkaitan karena dengan begitu seseorang akan lebih terlatih
pengenalan umum ke khusus (Ausable) dan sebaliknya dari khusus ke umum atau
dari konkrit ke abstrak (Piaget); (9) Pembelajaran tidak akan berhenti sampai
dengan orientasi ketuntasan; dan (10) Adanya kesamaan konsep atau istilah dalam
Sebelum mengarah pada pengaruh teori ini dalam proses belajar, akan
dikemukakan terlebih dahulu tentang definisi dari proses belajar itu sendiri, bahwa
proses belajar adalah kata yang berasal dari bahasa latin proccessus yang berarti
"berjalan kedepan". Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan
yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (Syah, 2009: 109)
perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan). Kemudian proses belajar dapat
Dari uraian tersebut kiranya teori kognitif ini menurut penulis sangat besar
menjaga keseimbangan antara peran kognisi dengan peran afeksi (perasaan dan
emosi yang lunak), sehingga lulusan pendidikan memiliki kualitas intelektual dan
Kesehatan
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajar yang
Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak
Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat
perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu; (2) Anak usia pra sekolah dan
awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan
benda-benda konkrit; (3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat
dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa, maka proses asimilasi dan
akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik; (4) Untuk
menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengalaman atau
informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki; (5) Pemahaman dan
retensi akan meningkatkan jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola
atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks; dan (6) Belajar memahami akan
lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar bermakna, informasi baru harus
disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
Tugas guru adalah menunjukan hubungan antara yang sedang dipelajari dengan apa
Jasmani dan Kesehatan, dengan memberikan pemahaman (kegunaan fungsi dan apa
pengambilan sikap saat menerapkan teknik dalam aktivitas olahraga, sehingga dapat