Anda di halaman 1dari 14

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

KOGNITIF
DOSEN PENGAMPU : INDO MORA S.PSI M.PSI

POWERFUL

PRESENTATIONSKELOMPOK 5:
!
DISUSUN OLEH :

1. PUJA AULIA TRI PAHSA ( 210206006 )

2. LEHONEY MARIA TARIHORAN ( 210206004 )

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN TAHUN AJARAN 2022/2023
1
Neal Creative | click & Learn more

PANDANGAN TEORI KOGNITIF TERHADAP KEPRIBADIAN

1. Banyak orang mempresepsi dirinya lebih dipengaruhi oleh perasaan-perasaan yang kerap kali
menghantui cara berpikirnya. Sebenarnya tidak hanya itu saja, faktor imitasi dari lingkungan
(belajar sosial) juga sangat berpengarh terhadap cara ia mempersepsi diri dan berperilaku. Eveline
dan Prawitasari dalam tulisannya menyebutkan bahwa perilaku makan, pada anak usia sekolah,
anak mulai mengembangkan perilaku makannya sendiri karena adanya pengaruh selain dari kedua
orang tuanya juga dipengaruhi oleh pergaulannya dengan teman sebaya 1 Abd. Mukid, “Self-
Efficacy: Perspektif Teori Kognitif Sosial dan Implikasinya terhadap Pendidikan”, (Tadris, volume.4,
No.1, 2009), 1-2. maupun melalui media masa.
2. Perilaku makan yang ditunjukan seorang anak dapat membentuk pola makan sehat maupun tidak
sehat terhantung dari lingkungan. Kemudian sikap dan tata cara makan juga turut berpengaruh
terhadap persepsi diri dan perilakunya. Demikian gambaran mudah yang dapat dijelaskan melalui
belajar sosial yang dikemukan oleh Bandura. Teori belajar sosial atau yang biasa juga disebut
sosial-kognitif yang digagas oleh Bandura merupakan bagian dari teori kepribadian behaviorisme.
3. Paham behaviorisme berkeyakinan bahwa perilaku dapat dimodifikasi dengan mempelajari kondisi
dan pengalaman. Kalimat ini menandakan 2 Eveline Sarintohe dan Johana E. Prawitasari, “Teori
Sosial Kognitif dalam Menjelaskan prilaku Makan Sehat pada Anak yang Mengalami Obesitas”,
(Sosiosains, Volume 19, No. 3, 2006),
Selain itu Albert Bandura juga menekankan peristiwa atau kejadian yang tidak disengaja, di mana
yang menjadi titik perhatiannya adalah reaksinya (reaction) bukan peristiwa itu sendiri. Kejadian atau
peristiwa yang dimaksud penulis adalah kejadian yang dialami oleh seseorang lengkap dengan
reaksi yang ia luapkan terhadap peristiwa yang baru saja dialami. Seperti misalnya, seseorang yang
tidak menduga-duga datang ke suatu pertemuan (seminar) bisnis dari seminar itu berpengaruh
besar terhadap dirinya sehingga mampu mengubah hidupnya menjadi pengusaha suskses, atau
selamatnya seseorang dari bencana alam yang telah menimpanya. Kejadian atau peristiwa seperti ini
bisa saja pernah dilakukan oleh orang lain, sehingga individu tersebut belajar, mencoba memahami
dan menyadari perilaku orang lain, yang kemudian diambil dan diimitasi menjadi perilakunya
Latipun, Psikologi Konseling,. yang harus ditunjukan sebagai respon terhadap peristiwa tersebut.
Inilah yang dimaksud oleh Albert Bandura dengan belajar mencontoh (observational learning).
Belajar mencontoh dari sosial yang dikemukakan oleh Bandura juga mempunyai makna bahwa
manusia sebenarnya bukan sematamata bidak yang menjadi objek pengaruh lingkungan, melainkan
bahwa manusia dapat berpikir dan mepengaruhi tingkah lakunya sendiri. Dampak teori kepribadian
yang memadai menurut Bandura adalah yang memperhitungkan konteks sosial di mana tingkah
laku itu diperoleh dan dipelihara

3
Setidaknya melalui teori belajar sosial (social learning theory)
ada tiga hal yang menjadi konsep dasarnya yaitu:

A. Reciprocal determinism) yaitu sebuah pendekatan yang menjelaskan tingkah lalu manusia dalam
bentuk interaksi timbal balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral dan
lingkungan,
B. Beyond rinforsemen (tanpa reinforsmen), Sebenarnya seperempat abad yang laluterminologi
teroi “belajar sosial” telah diubah menjadi “sosial-kognitif ”. Perubahan terminologi ini mengacu
pada dua alasan yaitu pertama, dalam inti analisis kepribadian proses berpikir manusia, dan
proses kognitifnya harus berfungsi. Kedua, orang-orang mendaptkan pemikiran tentang dirinya
mereka sendiri dan duanianya melalui interaksi sosial. Bandura menggangap reinforsemen
bukanlah satu-satunya pembentuk tingkah laku, menurutnya konsep ini masih dapat digunakan
sesekali dan dianggapnya cukup penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan
terus terjadi atau tidak

4
INTRODUCTION
TOKOH DAN TEORI
Jean Piaget (1896-1980)
Jean Piaget bisa dibilang sebagai seseorang yang
menemukan psikologi kognitif atau penemu dari
teori belajar kognitif. Ia lahir pada tanggal 9
Agustus 1896, di Neuchatel, Swiss. Beliau sangat
mengidolakan ayahnya yang merupakan seorang
akademisi. Jean Piaget meninggal dunia pada
tanggal 16 September 1980.

Jean Piaget beranggapan bahwa suatu


perkembangan kognitif adalah sebuah proses yang
terjadi secara genetik. Oleh sebab itu, proses
genetik diyakini berdasarkan dari kondisi biologis
seseorang. Dalam hal ini, kondisi biologis dapat
dilihat melalui adanya perkembangan atau
pertumbuhan yang terjadi pada sistem saraf.
Misalnya, seseorang yang bertambah usia, maka
susunan susunan sistem sarafnya semakin
kompleks, bahkan akan kemampuan yang dimiliki
akan semakin bertambah.

6
1. Tahap Sensorimotor (Umur 0-2 Tahun)
Tahap sensorimotor adalah tahap kognitif yang terjadi ketika seseorang berumur 0 sampai 2 tahun. Pada tahapan ini seorang anak akan
diperhatikan perkembangannya melalui kegiatan motorik dan suatu persepsi yang masih sangat sederhana. Biasanya pada tahapan ini, seorang
anak akan melihat suatu objek lebih lama, mencari rangsangan pada sinar lampu atau sumber suara, dan mulai menyadari bahwa dirinya
merupakan makhluk yang berbeda dari objek-objek yang ada di dekatnya.

2. Tahap Pra-Operasional (Umur 2-7 Tahun)


Tahap pra-operasional adalah tahap kognitif yang terjadi saat seseorang berusia sekitar 2-7 tahun. Pada tahapan kognitif pra-operasional, biasanya
dihubungkan dengan adanya penggunaan simbol atau penggunaan bahasa tanda. Selain itu, pada tahapan ini, konsep intuitif seorang anak mulai
mengalami perkembangan atau pertumbuhan. Biasanya pengetahuan yang didapatkan berasal dari suatu hal yang bersifat abstrak.Ketika seorang
anak memasuki tahap pra-operasional biasanya sudah bisa mengenali ciri dari suatu objek, misalnya ada bola yang berwarna hijau, dapat
mengumpulkan benda yang sesuai dengan ukurannya, dan sebagainya.

3. Tahap Operasional Konkrit (Umur 7-12 Tahun)


Tahap operasional konkrit atau tahapan kognitif ketiga menurut Jean Piaget merupakan tahapan kognitif yang muncul ketika seorang anak berusia
7 sampai 12 tahun. Pada tahapan ini, seorang anak atau peserta didik dianggap sudah bisa mempraktikkan aturan-aturan dengan jelas dan logis.
Hal seperti ini biasanya ditandai dengan adanya kekekalan dan reversible pada peserta didik.Tahap operasional konkrit bisa dikatakan sebagai suatu
tahapan kognitif yang di mana seorang anak sudah bisa mengelompokkan, mengklasifikasikan suatu masalah. Alangkah baiknya, ketika seorang
anak sudah memasuki tahapan ini diberikan contoh suatu hal yang jelas dan logis supaya dapat menelaah suatu permasalahan dengan baik.

4. Tahap Operasional Formal (Umur 11-18 Tahun)


Tahap operasional formal atau tahap kognitif yang terakhir Jean Piaget. Tahap operasional formal ini muncul ketika seorang anak atau peserta didik
sudah berusia 11-18 tahun. Di tahapan kognitif ini, seorang anak sudah terlihat memiliki kemampuan untuk berpikir secara logis dan abstrak
dengan menggunakan sebuah konsep berpikir “kemungkinan”.Pada tahap ini bisa dikatakan muncul ketika seorang anak sedang memasuki usia
pubertas. Pada umumnya, seorang anak yang sudah memasuki tahap kognitif operasional formal sudah bisa merasakan hal-hal, seperti cinta, suatu
nilai (baik atau buruk), serta tidak melihat suatu hal dalam bentuk hitam dan putih.
KELEBIHAN

• Proses belajar akan lebih inovatif, kreatif, dan mandiri : Saat mengaplikasikan belajar kognitif, secara tidak sadar
kamu dituntut untuk lebih inovatif serta kreatif. Selain itu, kamu juga akan menjadi lebih mandiri dalam
mempelajari suatu hal.
• Membuat belajar menjadi lebih mudah dipahami. : Sistem belajar kognitif mengharuskan kamu menjadi lebih
aktif dalam belajar. Sehingga, secara tidak langsung juga kamu akan terpancing untuk belajar, mengambil
informasi, menghafal, dan menyimpan pengetahuan. Hal ini membuat kamu akan lebih mudah memahami
materi yang dipelajari.

KEKURANGAN

• Agak sulit dipahami. : Selain memiliki kelebihan, belajar kognitif juga memiliki kekurangan. Kekurangan yang
pertama adalah konsep belajar kognitif ini agak sulit untuk dipahami. Hal tersebut terjadi karena adanya
pemahaman yang masih belum lengkap
• Tidak dapat diaplikasikan ke semua tingkat pendidikan. : Karena konsep belajar kognitif ini agak sulit untuk
dipahami,ia tidak dapat diaplikasikan ke semua jenjang pendidikan. Hal ini karena ada yang kurang sesuai dan tidak
cocok untuk tingkat pendidikan tertentu
1
TEKNIK ASESMENT YANG DIGUNAKAN

Skema : dalam teori Piaget, merujuk pada berbagai tindakan atau representasi mental yang
mengorganisasikan pengetahuan

• Asimilasi : konsep Piaget yang merujuk pada kegiatan memasukkan informasi baru ke dalam
skema-skema yang sudah ada.

• Akomodasi : konsep Piaget yang merujuk pada penyesuaian skema-skema yang sudah ada agar
cocok untuk mengolah informasi-informasi dan pengalaman-pengalaman baru.

• Organisasi : konsep piaget yang merujuk pada pengelompokan perilaku dan pemikiran yang
terpisah satu sama lain kedalam suatu system tingkatannya lebih tinggi

• Ekuilibrasi : mekanisme yang diajukan Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak-anak beralih
dari satu tahap berpikir ketahap berpikir berikutnya

9
Dampak/implikasi terhadap terapi

Cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif selama ini dianggap sebagai salah satu
cara paling baik untuk mengatasi penyakit mental.
Namun, penelitian mengungkap terapi itu bukan bararti tanpa efek samping.Sekitar 40 persen orang
Amerika yang menajalani CBT dalam bentuk konsultasi. Dengan begitu terapis dapat berdialog dan
meninjau kembali apa yang terjadi pada masa lalu, trauma, dan segala masalah yang menyakitkan,
serta mengetahui apa kekurangan pasien dilansir Dailymail.

Meski awalnya cara ini dianggap bisa menjadi solusi, ternyata penelitian di Jerman menemukan
sebagian pasien yang datang justru merasakan efek samping dari terapi ini. Seperti perasaan bersalah,
malu, gangguan hubungan, bahkan rasa ingin bunuh diri.
Rata-rata orang Amerika lebih memilih menjalani terapi ketimbang mengonsumsi obat penenang
atau obat anti depresi karena obat hanya memberi ketenangan sesaat.

Rata-rata orang Amerika lebih memilih menjalani terapi ketimbang mengonsumsi obat penenang
atau obat anti depresi karena obat hanya memberi ketenangan sesaat.

10
S e b a g a i c o n t o h , P r o z a c , s a l a h s a t u a n t i d e p r e s a n y a n g p a l i n g s e r i n g d i r e s e p k a n . Te t a p i
efek sampingnya pasien justru mengalami insomnia dan perasaan cemas, keduanya
dapat memperburuk depresi mental dan kondisi kesehatan mental.
Sementara, CBT tidak memiliki efek samping dalam ar ti kimiawi seper ti obat-obatan,
dan kini dianggap efektif daripada mengkonsumsi obat. Namun, nyatanya yang terjadi
justru memberi efek lain.
Oleh karena itu, tim peneliti di Universitas Kedokteran Charité di Berlin memutuskan
menyelidiki kemungkinan hasil negative. Caranya yaitu dengan meminta terapis dan
pasien melapor perubahan buruk yang mereka alami setelah menjalani terapi.
Peneliti meminta 100 terapis memaparkan efek samping positif dan negatif yang
diharapkan usai pasien menjalani terapi. Kemudian memilih pasien yang akan
d i o b e s e r v a s i , s e t i d a k n y a m e r e k a s u d a h m e l e w a t i 1 0 s e s i C B T, k e m u d i a n d i h a r u s k a n
menjawab 17 pertanyaan tergantung kondisi pasien.

11
Ke s i m p u l a n

Pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwasannya pengertian kognitif adalah


kemampuan berfikir yang melibatkan pengetahuan yang berfokus penalaran dan pemecahan
masalah menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa yang
bersifat rasional atau melibatkan akal. Kognitif merupakan salah satu aspek yang dinilai dalam
pembelajaran. Dua aspek lainnya
selaik kognitif, ialah afektif dan psikomotor. Ketiga aspek ini saling berkaitan dalam membangun
pemahaman yang tuntas terhadap suatu konsep. Kognitif secara garis besar dimaknai sebagai
apa yang diketahui dan apa yang dipikikan.Dengan kata lain, kemampuan kognitif ini berkaitan
dengan proses dan cara kerja simpul-simpul saraf dalam otak sebagai organ yang berfungsi
sebagai alat berfikir.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2012) Bastaman,Djumhana,


Hanna,Integrasi Psikologi dengan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001) Feist, Jess, dan
Gregory J. Feist., Teori Kepribadian, ( Jakarta: Salemba Humanika, 2010) Latipun, Psikologi
Konseling, (Malang: UMM, 2011) Mukid,Abd, “Self-Efficacy: Perspektif Teori Kognitif Sosial dan
Implikasinya terhadap Pendidikan”, (Tadris, volume.4, No.1, 2009) Pervin, Lawrence A., Daniel
Cervone, oliver P.John, Psikologi Kepribadian, ( Jakarta: Kencana, 2012) Prawira,Atmaja, Purwa,
Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2014) Salahudin,
Anas, Bimbingan dan Konseling,(Bandung: C.V Pustaka Setia, 2010) Sarintohe, Eveline dan
Prawitasari,E., Johana, “Teori Sosial Kognitif dalam Menjelaskan prilaku Makan Sehat pada
Anak yang Mengalami Obesitas”, (Sosiosains, Volume 19, No. 3, 2006) Yusuf, Syamsu, dan
Nurihsan,Juntika, A., Teori Kepribadian, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

13
HATUR NUHUN
THANK YOU

Neal Creative © Neal Creative | click & Learn more

Anda mungkin juga menyukai