Anda di halaman 1dari 15

TUGAS RESUME PSIKOLOGI UMUM

Oleh :

Andi Danu Setiawan


20700116064
Pendidikan Matematika

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


KONSEP DASAR PSIKOLOGI UMUM
A. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti "jiwa" dan "ilmu". Definisi
psikologi berbeda-beda, namun pada dasarnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, pikiran, dan tingkah laku manusia. Psikologi dapat dipahami sebagai ilmu mengenai
kehidupan mental, pikiran, atau tingkah laku.

B. Objek dan Ruang Lingkup Psikologi


Objek material psikologi adalah manusia, sedangkan objek formal tergantung pada bidang
kajian yang dipilih. Objek formal psikologi dapat mencakup perilaku manusia, proses mental,
tingkah laku, gejala-gejala kesadaran, atau tingkah laku yang tampak atau tidak tampak.
Berdasarkan objek formalnya, psikologi dapat dibagi menjadi psikologi umum dan psikologi
khusus.
Psikologi memiliki ruang lingkup yang luas dan mencakup berbagai lapangan dan tingkah
laku manusia. Psikologi umum mempelajari kegiatan psikis manusia yang tercermin dalam
perilaku pada umumnya, yang dewasa, normal, dan berkaitan dengan lingkungan sekitarnya.
Psikologi khusus mempelajari aspek kekhususan dari aktivitas psikis manusia, seperti psikologi
konseling, psikologi eksperimen, psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi
keperibadian, psikologi kesehatan, psikologi komunitas, psikologi pendidikan, psikologi industri
dan organisasi, psikologi lingkungan, dan psikologi lintas budaya.

C. Klasifikasi Psikologi
1. Psikologi Pendidikan: Mempelajari proses belajar dan pengajaran, serta faktor-faktor
yang terlibat dalamnya.
2. Psikologi Agama/Islam: Mempelajari peran agama dalam kehidupan dan kejiwaan
manusia.
3. Psikologi Kepribadian: Mempelajari tabiat, watak, sifat, dan karakter seseorang.
4. Psikologi Perkembangan: Mempelajari perubahan yang terjadi sepanjang kehidupan
manusia dalam aspek biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
5. Psikologi Sosial: Mempelajari perilaku manusia dalam konteks sosial dan pengaruh
lingkungan terhadap individu.
SEJARAH DAN ALIRAN-ALIRAN DI DALAM PSIKOLOGI
A. Sejarah Psikologi
Psikologi diakui sebagai ilmu mandiri pada akhir abad ke-19. Sebelum itu, berbagai model
psikologi bersaing untuk dominasi selama dua abad sebelumnya. Pada awalnya, psikologi terkait
dengan filsafat dan ilmu faal. Filsuf Yunani kuno memberikan kontribusi penting dalam
pemahaman tentang jiwa dan perilaku manusia. Pada era Renaissance, terjadi revolusi ilmu
pengetahuan di Eropa yang mempengaruhi perkembangan psikologi. Wilhelm Wundt mendirikan
laboratorium psikologi pertama di Leipzig pada abad ke-19. Psikologi menjadi disiplin ilmu
independen dan berkembang sebagai bidang akademik yang mandiri. Periode modern ditandai
dengan munculnya pendekatan strukturalisme, fungsionalisme, dan behaviorisme. Psikoanalisis
Freud dan pendekatan humanistik juga memiliki dampak signifikan. Sejarah psikologi
merupakan perjalanan panjang melibatkan kontribusi dari berbagai disiplin ilmu dan pandangan
filosofis. Psikologi terus berkembang hingga saat ini dengan penelitian dan aplikasinya yang
terus diperluas dalam berbagai bidang kehidupan manusia.

B. Aliran-Aliran Psikologi
1. Strukturalisme: Dipelopori oleh Wilhelm Wundt, aliran ini fokus pada analisis struktur
pikiran dan pengalaman manusia.
2. Fungsionalisme: Aliran ini menekankan pentingnya memahami fungsi dan tujuan
perilaku manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan. Tokoh-tokoh utama dalam
aliran ini adalah William James, James Rowland Angell, dan John Dewey.
3. Psikoanalisis: Didirikan oleh Sigmund Freud, aliran ini menekankan pentingnya peran
alam bawah sadar dalam membentuk perilaku manusia. Freud memperkenalkan konsep
id, ego, dan superego dalam menjelaskan dinamika kepribadian.
4. Gestalt: Aliran ini menekankan bahwa keseluruhan pengalaman manusia lebih dari
sekadar jumlah bagian-bagian yang terpisah. Para ahli Gestalt seperti Max Wertheimer
dan Wolfgang Kohler menekankan pentingnya memahami struktur keseluruhan.
5. Behaviorisme: Dipimpin oleh John B. Watson dan kemudian B.F. Skinner, aliran ini
menekankan pentingnya studi terhadap perilaku yang dapat diamati dan diukur secara
objektif. Behaviorisme menekankan peran stimulus dan respons dalam membentuk
perilaku manusia.
METODE-METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN DALAM PSIKOLOGI
Metode penelitian dalam psikologi melibatkan pendekatan yang beragam untuk mempelajari
dan memahami proses mental, perilaku, dan interaksi manusia. Berikut ini adalah beberapa
metode penelitian yang umum digunakan dalam psikologi:
1. Metode Longitudinal: Penelitian berkelanjutan dalam jangka waktu lama untuk mempelajari
perkembangan individu atau kelompok dari waktu ke waktu. Dalam metode ini, data
dikumpulkan secara berulang dari subjek yang sama selama periode waktu tertentu.
2. Metode Cross-Sectional: Penelitian pada satu titik waktu untuk mempelajari perbedaan
antara kelompok-kelompok yang berbeda. Metode ini membandingkan data dari beberapa
kelompok dalam waktu yang sama.
3. Metode Eksperimental: Pengendalian variabel dan pemberian perlakuan tertentu kepada
subjek untuk menguji hipotesis atau mengevaluasi pengaruh perlakuan. Metode ini sering
menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk membandingkan dampak
dari perlakuan yang diberikan.
4. Metode Non-eksperimental: Pengamatan dan pengumpulan data tanpa memberikan
perlakuan atau mengubah variabel yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mengamati
fenomena alami dan mengumpulkan informasi tentang mereka.
5. Metode Introspeksi: Pengamatan dan analisis diri terhadap pengalaman dan proses mental
subjek penelitian. Metode ini melibatkan refleksi dan laporan subjek tentang pengalaman
dan pemikiran mereka.
6. Metode Observasi: Pengamatan sistematis terhadap perilaku dan interaksi subjek dalam
konteks alami. Metode ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui rekaman video atau
audio.
7. Metode Kuesioner: Penggunaan daftar pertanyaan atau pernyataan yang dijawab oleh subjek
penelitian. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pendapat, sikap, atau
perilaku subjek.
8. Metode Wawancara: Interaksi langsung antara peneliti dan subjek penelitian melalui
pertanyaan lisan. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih mendalam tentang pengalaman, pandangan, dan persepsi subjek.
Pilihan metode penelitian dalam psikologi tergantung pada tujuan penelitian, pertanyaan
penelitian yang ingin dijawab, subjek penelitian, dan sumber daya yang tersedia.
MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
Perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak konsepsi dan berlanjut sepanjang
kehidupan. Perkembangan melibatkan perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam diri seseorang.
Perkembangan manusia terjadi sepanjang rentang kehidupan dan melibatkan tahapan-
tahapan tertentu. Periode rentang kehidupan manusia terdiri dari beberapa tahap, termasuk
periode pranatal (konsepsi hingga kelahiran), masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa
dewasa muda, masa dewasa tengah, masa dewasa akhir, dan alam barzah (kematian). Prinsip-
Prinsip Perkembangan meliputi:
Kematangan dan Belajar: Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan belajar.
Kematangan melibatkan potensi yang diwarisi secara genetik, sementara belajar melibatkan
usaha dan latihan; Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan: Perkembangan mengikuti pola tertentu
yang dapat diramalkan, seperti hukum arah perkembangan (dari kepala ke kaki) dan hukum
proximodistal (dari pusat ke anggota tubuh); Sikap Kritis sebagai Dasar Permulaan: Tahun-tahun
prasekolah merupakan tahap penting dalam perkembangan, di mana struktur perilaku kompleks
dikembangkan; Setiap Individu Berbeda: Setiap individu mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda, meskipun pada anak kembar sekalipun; Perkembangan
Mempunyai Perilaku Karakteristik; Perkembangan Dibantu Rangsangan: Perkembangan
membutuhkan rangsangan dari lingkungan sekitarnya untuk berjalan sebagaimana mestinya;
Perkembangan Dipengaruhi Perubahan Budaya: Budaya mempengaruhi perkembangan sikap dan
fisik anak; Harapan Sosial pada Setiap Tahap Perkembangan: Orang tua dan masyarakat
memiliki harapan tertentu pada setiap tahap perkembangan anak; Tugas Perkembangan: Setiap
tahap perkembangan memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi.
Dalam masa bayi, tugas perkembangan meliputi belajar berjalan, mengonsumsi makanan
padat, belajar berbicara, dan belajar buang air kecil dan besar. Pada masa kanak-kanak, tugas
perkembangan termasuk mengenal perbedaan jenis kelamin, mengembangkan konsep sehari-
hari, dan mengembangkan hubungan emosional dengan orang tua dan orang lain. Pada masa
remaja, tugas perkembangan meliputi mencari identitas, memperkuat self-control, dan
mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal. Pada masa dewasa dini, tugas
perkembangan mencakup memulai hidup dalam keluarga, membangun karir, dan
mengembangkan kemandirian emosional. Pada masa dewasa madya, tugas perkembangan
melibatkan mempersiapkan masa tua, mengelola perubahan fisik dan sosial, dan menjaga
kualitas hubungan interpersonal.
PROSES PENGINDERAAN DAN PERSEPSI (SENSORY PROCESSES AND
PERCEPTION)
Proses penginderaan dan persepsi adalah aspek penting dalam interaksi manusia dengan
dunia sekitarnya. Penginderaan melibatkan kemampuan indera untuk mendeteksi dan menerima
rangsangan dari lingkungan, sedangkan persepsi melibatkan interpretasi dan pemahaman
terhadap informasi sensorik yang diterima.
Pada awal kehidupan manusia, mereka mulai merasakan dan mengindera dunia sekitar
mereka. Indra-indra manusia memungkinkan mereka untuk merasakan hal-hal seperti suhu, rasa
sakit, kehangatan, lapar, dan berbagai stimulus lainnya yang ada di lingkungan. Proses
penginderaan terjadi ketika indera manusia mendeteksi dan mengubah rangsangan fisik menjadi
sinyal listrik yang dapat diproses oleh otak.
Persepsi merupakan hasil dari proses penginderaan. Setelah indera manusia menerima
stimulus, informasi tersebut diteruskan ke otak untuk diinterpretasikan dan dimengerti. Persepsi
melibatkan penggunaan pengetahuan sebelumnya, pengalaman, dan konteks untuk memberikan
makna pada stimulus yang diterima. Hal ini memungkinkan manusia untuk memahami dunia di
sekitarnya dan memberikan respons yang tepat terhadap stimulus tersebut.
Proses persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk perhatian selektif, nilai dan
norma, kebutuhan individu, pengalaman sebelumnya, dan sumber referensi yang dipahami.
Persepsi juga dapat berbeda antara individu karena pengaruh faktor-faktor tersebut.
Persepsi dan pemahaman saling terkait. Pemahaman melibatkan proses memahami dan
menginterpretasikan informasi yang diterima melalui persepsi. Individu menggunakan
pemahaman mereka untuk menjelaskan, memperluas, dan menghubungkan pengetahuan mereka.
Persepsi dan kesadaran memiliki peran penting dalam komunikasi dan pembelajaran.
Persepsi yang akurat memungkinkan individu untuk memahami dan merespons pesan yang
disampaikan oleh orang lain dengan lebih efektif. Selain itu, persepsi yang tepat juga berdampak
pada memori dan pemahaman siswa dalam konteks pendidikan.
Dalam kesimpulan, proses penginderaan dan persepsi memainkan peran krusial dalam
interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya. Penginderaan memungkinkan manusia untuk
mendeteksi dan menerima rangsangan, sementara persepsi memberikan pemahaman dan
interpretasi terhadap rangsangan tersebut. Memahami proses ini membantu kita dalam
memahami bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.
INGATAN
Ingatan, atau memory, adalah kemampuan manusia untuk menyimpan dan mengingat
pengalaman-pengalaman masa lalu. Ingatan dapat dipandang sebagai hubungan antara
pengalaman dengan masa lampau yang memungkinkan manusia menyimpan dan menimbulkan
kembali pengalaman-pengalaman tersebut. Namun, tidak semua pengalaman dapat diingat dan
kadang-kadang terjadi kelupaan. Ingatan memiliki keterbatasan dalam kapasitasnya.
Ada tiga fungsi utama dalam ingatan: memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan
menimbulkan kembali (remembering). Memasukkan berkaitan dengan cara seseorang
memperoleh pengalaman, baik secara tidak disengaja maupun dengan sengaja. Seseorang dapat
mempelajari banyak atau sedikit materi pada suatu waktu, yang disebut sebagai ingatan luas atau
ingatan sempit.
Fungsi kedua adalah menyimpan, yaitu bagaimana bahan-bahan yang dipelajari atau
dipersepsi dapat disimpan dalam ingatan dengan baik. Hal ini melibatkan pembentukan jejak-
jejak ingatan atau "memory traces". Namun, jejak-jejak ini bisa hilang atau berubah seiring
waktu, yang dapat menyebabkan kelupaan.
Fungsi ketiga adalah menimbulkan kembali, yang dapat dilakukan dengan mengingat
kembali (recall) atau mengenali kembali (recognize). Mengingat kembali berarti menimbulkan
kembali apa yang diingat tanpa stimulus eksternal, sedangkan mengenali kembali melibatkan
stimulus eksternal. Ada juga ingatan eksplisit (explicit memory) dan implisit (implicit memory),
yang berkaitan dengan kesadaran dan keterampilan.
Kelupaan merupakan bagian tak terpisahkan dari ingatan. Terdapat dua teori mengenai
kelupaan: teori atropi yang menekankan pada lama interval dan teori interferensi yang
menekankan pada isi interval. Kelupaan dapat terjadi ketika memory traces tidak sering
ditimbulkan kembali atau ketika ada interferensi antara jejak-jejak ingatan.
Beberapa metode penelitian yang digunakan dalam mempelajari ingatan meliputi waktu atau
usaha belajar, metode belajar kembali, metode rekonstruksi, metode mengenal kembali, metode
mengingat kembali, dan metode asosiasi berpasangan. Metode-metode ini membantu dalam
memahami kapasitas dan kekuatan ingatan seseorang.
Dalam penelitian tentang ingatan, melalui eksperimen dan metode-metode ini, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana manusia mempelajari,
menyimpan, dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu.
BERPIKIR DAN BAHASA (THINKING AND LANGUAGE)
Proses berpikir dan berbahasa merupakan topik menarik dalam ilmu psikologi. Berpikir
adalah proses logis yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah dan menyampaikan
informasi secara terstruktur. Berbahasa, baik secara verbal maupun non-verbal, merupakan
bagian penting dalam interaksi dan komunikasi antar individu. Dalam resume ini, kita akan
menjelajahi definisi berpikir dan berbahasa, faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir,
serta fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.

A. Berfikir:
Berfikir adalah proses mental yang melibatkan pertimbangan, abstraksi, penalaran,
pemecahan masalah, pembentukan konsep, kreativitas, dan kecerdasan. Proses berfikir
menghasilkan representasi mental yang bisa berupa gambar, cerita, atau emosi. Kemampuan
berfikir individu dipengaruhi oleh faktor internal, seperti tingkat kecerdasan dan kemampuan
analisis, serta faktor eksternal, seperti budaya dan pengalaman. Berfikir efektif mengacu pada
kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah dengan fokus dan ketepatan, sementara
berfikir efisien berkaitan dengan kecepatan dan efisiensi dalam berpikir.

B. Bahasa:
Bahasa merupakan bagian integral dari proses berpikir. Kemampuan berbahasa berkembang
sejak dini dan melalui tahapan perkembangan yang melibatkan pengenalan suara, kata-kata,
kalimat, dan penggunaan semantik dan pragmatik. Bahasa dapat menjadi alat untuk
mengungkapkan keinginan, menyampaikan emosi, mendapatkan informasi, berinteraksi sosial,
dan mengidentifikasi pribadi. Fungsi bahasa ini terkait erat dengan kemampuan komunikasi
dalam berbagai konteks, baik secara verbal maupun non-verbal.
Proses berpikir dan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan individu. Berpikir
efektif dan efisien memungkinkan individu untuk menyelesaikan masalah dengan tepat dan
efisien. Sementara itu, bahasa berperan sebagai alat komunikasi yang memfasilitasi interaksi
sosial dan pemahaman antar individu. Kemampuan berpikir dan berbahasa dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal, serta pengalaman dan lingkungan sekitar. Memahami materi
berpikir dan berbahasa membantu kita menghargai kompleksitas dan keunikan setiap individu
dalam proses berpikir dan komunikasi.
KECERDASAN (INTELLIGENCY)
Kecerdasan adalah kemampuan untuk mengorganisir, menghubungkan, atau menyatukan
informasi dalam rangka menyesuaikan diri dengan situasi baru. Menurut pendapat para ahli,
kecerdasan melibatkan kemampuan beradaptasi dengan menggunakan alat-alat berpikir untuk
mencapai tujuan. Hal ini menekankan pentingnya penyesuaian diri terhadap masalah yang
dihadapi. Individu yang memiliki kecerdasan tinggi cenderung lebih cepat dalam memecahkan
masalah baru dibandingkan dengan individu yang memiliki kecerdasan rendah.
Terdapat dua pendekatan utama dalam mendefinisikan kecerdasan: pendekatan faktor dan
pendekatan orientasi proses. Pendekatan faktor melihat faktor-faktor yang membentuk
kecerdasan, sementara pendekatan orientasi proses fokus pada sifat-sifat proses intelektual itu
sendiri.
Menurut teori faktor, kecerdasan terdiri dari faktor-faktor tertentu. Sejumlah ahli
mengemukakan teori faktor, seperti teori multi faktor dari Thorndike, yang menyatakan bahwa
kecerdasan terdiri dari faktor-faktor yang saling terkait. Misalnya, Spearman mengemukakan
teori dwi-faktor yang menyatakan bahwa kecerdasan terdiri dari faktor umum (Faktor G) dan
faktor khusus (Faktor S). Faktor G terdapat pada setiap individu dengan perbedaan antara satu
individu dengan individu lainnya, sedangkan faktor S berkaitan dengan bidang-bidang spesifik.
Dalam teori orientasi proses, kecerdasan dilihat dari segi proses kognitif dalam pemecahan
masalah. Para ahli cenderung membicarakan proses kognitif daripada kecerdasan itu sendiri,
tetapi dalam konteks yang sama. Contohnya, Piaget dan teori perkembangannya dalam hal
kemampuan intelektual, yang dikemukakan dalam konteks kognitif. Teori proses informasi
mengenai kecerdasan menekankan fungsi-fungsi seperti proses sensoris, pengkodean, memori,
dan kemampuan mental lainnya, termasuk belajar dan mengingat.
Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Untuk mengungkapkan
tingkat kecerdasan seseorang, digunakan tes kecerdasan. Tes kecerdasan pertama kali
dikembangkan oleh Binet. Tes Binet mengalami revisi dan pengembangan secara signifikan dari
berbagai ahli di bidang ini.
Tes kecerdasan mengalami perkembangan seiring waktu. Contohnya, Wechsler menciptakan
tes kecerdasan individu, seperti Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (WB), Wechsler
Intelligence Scale for Children (WISC) untuk anak-anak, dan Wechsler Adult Intelligence Scale
(WAIS) untuk orang dewasa. Tes Standford-Binet dan WAIS merupakan dua tes kecerdasan
individu yang paling terkenal.
EMOSI/EMOTION
Emosi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Emosi tidak hanya
terbatas pada perasaan negatif seperti kemarahan, tetapi juga dapat berbentuk kebaikan. Terdapat
berbagai macam emosi dasar yang dimiliki manusia sejak lahir. Menurut Williams James dan
Carl Large, emosi adalah respons individu terhadap rangsangan atau stimulus eksternal. Emosi
dikaitkan dengan perasaan senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu peristiwa, dan
bersifat subjektif. Dalam perbedaannya dengan perasaan, Chaplin menyatakan bahwa emosi
adalah perubahan perilaku yang disadari sebagai respons terhadap rangsangan eksternal.
Sementara perasaan adalah keadaan dalam kesadaran manusia yang dihasilkan oleh penilaian
positif dan negatif.
Perkembangan emosi terjadi melalui pola-pola tertentu sejak kelahiran hingga masa dewasa.
Faktor lingkungan, melalui proses pematangan dan belajar, berpengaruh pada perkembangan
emosi. Rangsangan dan pengalaman sehari-hari membantu meningkatkan kepekaan dan
keakuratan dalam mengekspresikan emosi. Beberapa pola umum emosi meliputi:
1. Rasa takut, yang dapat diungkapkan melalui rasa malu, kekhawatiran, canggung, dan
kecemasan.
2. Rasa marah, yang muncul ketika tujuan terganggu atau tidak tercapai.
3. Rasa cemburu, yang berhubungan dengan kekhawatiran akan kehilangan kasih sayang.
4. Duka cita, yang timbul akibat hilangnya sesuatu atau seseorang yang dicintai.
5. Kebahagiaan, yang diungkapkan melalui perasaan senang, puas, dan tertawa.
6. Kasih sayang, yaitu reaksi emosional yang ditunjukkan terhadap benda, binatang, atau
orang lain.
Pengendalian emosi menjadi penting dalam kehidupan seseorang. Hal ini melibatkan
penekanan reaksi yang tampak terhadap rangsangan yang memicu emosi, serta mengarahkan
emosi ke bentuk ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima oleh lingkungan.
Pengendalian emosi memiliki dampak penting pada perilaku seseorang. Ketika emosi tidak
terkendali, mungkin muncul emosi atau perilaku negatif. Oleh karena itu, penting bagi individu
untuk mempelajari dan mempraktikkan pengendalian emosi agar dapat menjalani kehidupan
yang harmonis dan menikmati hidup dengan damai. Pengendalian emosi bukan berarti menekan
atau menghilangkan emosi, tetapi melibatkan usaha untuk menghadapi situasi dengan sikap
rasional dan merespons secara realistis, bukan secara emosional.
SIKAP (ATTITUDE)
Sikap merupakan hal dominan dalam Psikologi Sosial dan memiliki peran penting dalam
kehidupan sosial. Sikap adalah organisasi yang relatif menetap dari perasaan, keyakinan, dan
kecenderungan perilaku terhadap orang lain, kelompok, ide, atau obyek tertentu. Terdapat tiga
aspek penting dalam sikap, yaitu aspek afeksi (perasaan), aspek kognisi (keyakinan), dan aspek
perilaku.
Aspek afeksi dari sikap terlihat melalui penilaian dan perasaan terhadap suatu obyek.
Perasaan bisa bersifat positif atau negatif, dan dapat diekspresikan secara verbal maupun non-
verbal. Aspek kognisi mencakup keyakinan dan opini yang mungkin tidak selalu sesuai dengan
kenyataan. Sedangkan aspek perilaku meliputi kecenderungan perilaku, intensi (niat), komitmen,
dan tindakan terhadap obyek sikap.
Sikap dapat terbentuk sejak usia dini atau dalam waktu singkat sebagai respons terhadap
suatu kejadian. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengubah sikap, seperti
komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif mempengaruhi perubahan sikap melalui faktor-
faktor seperti kredibilitas komunikator, isi komunikasi, situasi, dan penerima pesan.
Teori Disonansi Kognitif menjelaskan bahwa orang cenderung menghindari keadaan
inkonsistensi antara sikap dan perilaku. Jika terjadi disonansi, orang akan mencari cara untuk
mengurangi ketidak konsistenan tersebut. Teori Congruity menyatakan bahwa hubungan antara
sikap dan perbuatan dapat menjadi konsisten jika ada associative bond atau dissociative bond
yang memiliki penilaian yang sama atau bertentangan.
Hubungan antara sikap dan perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
individu. Niat (intention) juga menjadi faktor penting dalam menjaga konsistensi antara sikap
dan perilaku. Konsistensi tersebut dapat terjadi jika ada spesifikasi sikap dan perilaku, relevansi
sikap terhadap perilaku, tekanan normatif, dan pengalaman individu.
Dalam kesimpulannya, sikap dan perilaku tidak selalu konsisten, namun dapat menjadi
konsisten jika terpenuhi kondisi-kondisi yang relevan. Pengertian dan penerapan teori-teori
seperti teori komunikasi persuasif, teori disonansi kognitif, dan teori congruity dapat membantu
memahami hubungan antara sikap dan perilaku. Mengerti tentang sikap dan perilaku manusia
merupakan hal penting dalam memahami kehidupan sosial. Penelitian lebih lanjut dapat
dilakukan untuk menggali lebih dalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi sikap dan
perilaku serta untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam mengubah sikap.
KEPRIBADIAN (PERSONALITY)
Kepribadian adalah gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau
masyarakatnya, yang mempengaruhi perilaku dan pola pikir seseorang. Kepribadian dibentuk
oleh potensi sejak lahir yang dimodifikasi oleh pengalaman budaya dan pengalaman unik yang
memengaruhi seseorang sebagai individu.
Terdapat beberapa teori kepribadian, yaitu Teori Kepribadian Psikoanalisis: Teori ini
mencakup konflik antara tiga sistem kepribadian: id, ego, dan superego. Ego harus menghadapi
konflik antara kebutuhan naluri dan larangan moral, serta mempertimbangkan realitas sebelum
bertindak.
Teori-Teori Sifat (Trait Theories): Teori ini menekankan sifat-sifat kepribadian yang relatif
stabil. Ada sifat umum yang membandingkan individu satu sama lain dan kecenderungan pribadi
yang merupakan pola unik sifat-sifat individu.
Teori Kepribadian Behaviorisme: Teori ini menekankan peran belajar dalam membentuk
kepribadian. Perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi yang diperoleh dari lingkungan.
Teori Psikologi Kognitif: Teori ini menganggap bahwa kepribadian terdiri dari elemen-
elemen kesadaran yang saling terkait dalam lapangan kesadaran. Faktor-faktor fisik dan psikis
termasuk dalam lapangan kognitif seseorang. Berdasarkan teori Hippocrates-Galens, Terdapat
empat tipe kepribadian yaitu
1. Koleris: Penuh semangat, keras, berani, aktif, dan memiliki kehendak keras.
2. Melankolis: Cenderung mudah kecewa, perfeksionis, sensitif, dan memiliki emosi yang
intens.
3. Phlegmatis: Tenang, sabar, dingin, dan tidak mudah dipengaruhi.
4. Sanguinis: Spontan, ramah, lincah, dan memiliki perasaan yang optimis.
Beberapa gangguan kepribadian yang umum ditemui meliputi gangguan kepribadian
paranoid diitandai oleh ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap orang lain. Gangguan
kepribadian skizoid yaitu tidak memiliki minat pada hubungan sosial dan cenderung menyendiri.
Gangguan kepribadian scizotypal yang ditandai oleh cara berpikir yang aneh dan isolasi sosial.
Gangguan kepribadian antisosial yaitu kurangnya hati nurani, rentan terhadap perilaku kriminal.
Gangguan kepribadian borderline: ketidakstabilan suasana hati dan rasa rendah diri. Gangguan
kepribadian histrionik: perilaku dramatis, pencarian perhatian, kesulitan dalam hubungan yang
mendalam.
MOTIVASI (MOTIVATION)
Motivasi adalah dorongan dasar yang mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan
dorongan internalnya. Motivasi juga dapat diartikan sebagai perbedaan antara dapat
melaksanakan dan mau melaksanakan, yang lebih dekat dengan keinginan individu untuk
mencapai tujuan.
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia cenderung hidup dalam kelompok atau
berorganisasi. Manusia saling membantu dan berkelompok karena adanya keterbatasan dan
ketergantungan terhadap orang lain. Kondisi internal ini memainkan peran penting dalam
aktivitas sehari-hari individu.
Terdapat berbagai teori motivasi yang dikemukakan oleh para pakar, di antaranya adalah
teori motivasi dari Abraham Maslow. Teori Maslow mengemukakan bahwa manusia memiliki
lima tingkatan kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan
aktualisasi diri.
Selain itu, terdapat juga teori-teori motivasi lain seperti teori hedonisme, teori naluri, teori
reaksi yang dipelajari, dan teori kebutuhan. Teori hedonisme menekankan bahwa manusia
cenderung mencari kesenangan dan menghindari kesulitan atau penderitaan. Teori naluri
berpendapat bahwa tindakan manusia dipengaruhi oleh tiga dorongan nafsu pokok, yaitu
mempertahankan diri, mengembangkan diri, dan mengembangkan atau mempertahankan jenis.
Teori reaksi yang dipelajari berfokus pada pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari lingkungan
kebudayaan. Teori daya pendorong menggabungkan teori naluri dengan teori reaksi yang
dipelajari, dengan menganggap daya pendorong sebagai dorongan kekuatan yang luas terhadap
suatu arah yang umum.
Pada dasarnya, motivasi berperan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam memenuhi
kebutuhan fisik maupun psikis. Dorongan ini dapat berasal dari naluri, reaksi yang dipelajari,
atau kebutuhan yang perlu dipenuhi. Memahami motivasi individu dan menerapkan strategi
motivasi yang tepat dapat membantu meningkatkan kinerja, prestasi, dan kepuasan individu
dalam mencapai tujuan mereka.
Dalam memberikan motivasi, penting untuk memahami latar belakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian individu yang akan dimotivasi. Setiap individu memiliki kebutuhan
yang berbeda, dan motivasi yang efektif harus memperhatikan kebutuhan tersebut. Pendekatan
yang sesuai dan pemahaman yang mendalam terhadap individu yang dimotivasi akan membantu
menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong perkembangan positif.
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR (PRINCIPLES OF LEARNING)
Belajar adalah proses perubahan perilaku yang timbul akibat dari latihan atau pengalaman.
Definisi belajar ini memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1. Belajar tidak berlaku untuk perubahan perilaku sementara.
2. Belajar dapat dihasilkan dari pengalaman langsung.
3. Belajar tidak selalu bersifat positif, bisa juga bersifat negatif.
4. Proses belajar terjadi dalam berbagai bentuk, di antaranya:
Pembelajaran Observasional: Bentuk belajar di mana individu belajar melalui pengamatan
perilaku dan konsekuensi dari perilaku orang lain. Observasi dapat membentuk perilaku positif
atau negatif.
Pengkondisian Klasik: Proses belajar melalui asosiasi antara rangsangan netral dengan
rangsangan yang menghasilkan respon tertentu. Contohnya adalah respons seekor anjing
terhadap bunyi bel dengan rasa lapar.
Pengkondisian Operan: Teori yang dikembangkan oleh B.F. Skinner yang melibatkan
penguatan dan hukuman untuk memperkuat atau mengurangi perilaku. Penguatan dapat berupa
penguatan positif atau negatif, sedangkan hukuman dapat berupa hukuman positif atau negatif.
Pada penguatan, terdapat prinsip-prinsip yang penting, yaitu:
1. Penguatan Primer: Penguatan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia
seperti makanan, air, dan udara. Nilai penguat dapat bervariasi antara individu.
2. Penguatan Sekunder: Penguatan yang telah memperoleh fungsinya setelah dikaitkan
dengan penguat primer. Contohnya adalah uang sebagai penguat sekunder.
Selain itu, terdapat juga prinsip-prinsip lain dalam belajar, antara lain:
1. Intermittent Reinforcements: Penguatan yang diberikan secara tidak teratur lebih efektif
dalam mempertahankan perilaku daripada penguatan yang diberikan secara teratur.
2. Shaping: Pembentukan perilaku yang melibatkan penguatan bertahap terhadap perilaku
yang diinginkan.
3. Chaining: Menghubungkan perilaku bersama-sama dalam satu situasi, di mana setiap
perilaku menjadi penguat untuk perilaku sebelumnya dan rangsangan untuk perilaku
setelahnya.
4. Persuasive Communication: Proses memengaruhi pikiran, tindakan, dan perasaan orang
lain melalui komunikasi persuasif. Persuasi dapat dilakukan secara informal atau formal.
REFERENSI

Dwiyarthi, Ni Desak Made Santi., dkk.2022. Psikologi Umum. Padang: PT Global Eksekutif
Teknologi
Faturochman.2009. Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Saleh, Adnan Achiruddin. 2018. Pengantar Psiokologi. Makassar: Aksara Timur
Warsah, Idi dan Mirzon Daheri.2021. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: Tunas Gemilang
Press

Anda mungkin juga menyukai