Anda di halaman 1dari 46

KONSEP LANDASAN PENDIDIKAN

PERTEMUAN - 4
Dr. RATNAWATI SUSANTO., MM.,M.Pd
PGSD - FKIP
KEMAMPUAN AKHIR YANG
DIHARAPKAN
• Mahasiswa memiliki pemahaman konsep landasan pendidikan
INDIKATOR PENILAIAN
1. Menjelaskan landasan filosofis pendidikan.
2. Menjelaskan landasan psikologis pendidikan.
3. Menjelaskan landasan social budaya pendidikan.
4. Menjelaskan landasan hukum pendidikan.
PENGERTIAN FILSAFAT
* Filsafat berasal dari bahasa Yunani, taitu philos yang artinya
cinta dan Sophia yang artinya kebijaksanaan atau kebenaran.
Filsafat artinya cinta akan kebijaksanaan atau kebenaran.
•Filsafat berarti pula pendirian hidup atau pandangan hidup.
• Secara ilmiah definisi filsafat yaitu usaha berpikir radikal dan hasil yang
diperoleh dari menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang
menyeluruh secara sistematis tentang alam semesta serta tempat dilahirkannya
manusia.
• Filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia, filsafat merupakan
sumber ide paling dalam bagi segala macam ilmu pengetahuan, sehingga
filsafat disebut juga induk pengetahuan.
1. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
• Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi
manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa,
maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
• Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
• Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna
mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan ialah
•Hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai akar-akarnya
mengenai pendidikan (Pidarta,2001).
• Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik
tolak dalam pendidikan.
•Landasan filosofis pendidikan merupakan suatu sistem gagasan tentang
pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat
umum yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu.
•Terdapat hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang
filsafat umum tehadap gagasan-agasan pendidikan.
• Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang pendidikan
apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang
seharusnya atau yang dicita-citakan.
ALIRAN DALAM FILOSOFIS PENDIDIKAN
Landasan Idealisme
•Para filosof ini mengklaim bahwa realitas pada hakikatnya
bersifat spiritual. Karena manusia itu adalah makhluk yang
berpikir, yang memiliki tujuan hidup, dan yang hidup dalam
aturan moral yang jelas.
•Menurut epistemologis, pengaturan itu diperoleh dengan cara
mengingat kembali melalui intuisi,
•Sedangkan aksiologi bahwa manusia itu diperintah melalui nilai
moral imperatif yang bersumber dari realitas yang absolut.
Landasan Realisme
•Para filosof realisme, memandang bahwa dunia ini adalah
materi yang hadir dengan sendirinya, yang tertata dalam
hubungan-hubungan di luar campur tangan manusia.
• Dan mereka beranggapan bahwa pengetahuan itu diperoleh
dari pengalaman dan penggunaan akalnya, sedangkan tingkah
laku manusianya diatur oleh hukum alam dan pada taraf yang
rendah diatur oleh kebijaksanaan yang teruji.
Landasan Pragmatisme
•Pada dasarnya, pragmatisme merupakan suatu sikap hidup,
suatu metode dan suatu filsafat yang digunakan dalam
mempertimbangkan nilai sesuatu ide dan kebenaran sesuatu
keyakinan secara praktis.
•Esensi diri pragmatisme ini terletak pada metodenya yang
sangat empiris dimana sangat menekankan pada metode dan
sikap lebih dari suatu doktrin filsafat yang sistematis dan
menggunakan metode ilmu pengetahuan modern sebagai dasar
dari suatu filsafat.
PANCASILA SEBAGAI LANDASAN FILSAFAT SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL

Pasal 2 UU-RI No. 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa:


•Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
•Rincian selanjutnya tentang hal itu tercantum dalam Penjelasan
UU-RI No. 2 Tahun 1989, yang menegaskan bahwa
pembangunan nasioanal termasuk dibidang pendidikan adalah
pengamalan pancasila, dan untuk itu pendidikan nasional
mengusahakan antara lain: ” Pembentukan manusia Pancasila
sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan
mampu mandiri”.
2. LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
• Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga
landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang
penting dalam bidang pendidikan.
• Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai
peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh tentang
pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta
didik. Oleh karena itu agar sukses dalam mendidik, kita perlu
memahami perkembangan, sebab hal ini membantu kita
dalam memahami tingkah laku.
• Tingkah laku siswa dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut
sebagai psikologi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
jiwa manusia.
• Perbedaan individual terjadi karena adanya :
^ perbedaan aspek kejiwaan antar peserta didik,
^ perbedaan kecerdasan dan bakat
^ perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan,
^ perbedaan aspirasi dan citacita
^ perbedaan kepribadian secara keseluruhan.
• Pendidik perlu memahami prinsip dan arah perkembangan
individu peserta didiknya
• Dibutuhkan psikologi di berbagai ilmu pengetahuan untuk
mengerti dan memahami kejiwaan seseorang.
• Psikologi juga merupakan suatu disiplin ilmu berobjek formal
perilaku manusia, yang berkembang pesat sesuai dengan
perkembangan perilaku manusia dalam berbagai latar.
LANDASAN PSIKOLOGI
Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa.
Logos berarti ilmu pengetahuan.
Jadi secara etimologi psikologi berarti : “ilmu yang mempelajari
tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya”.
Namun pengertian antara ilmu jiwa dan psikologi sebenarnya
berbeda atau tidak sama (menurut Gerungan dalam Khodijah :
2006) karena :
LANDASAN PSIKOLOGI

Ilmu jiwa adalah : ilmu jiwa secara luas termasuk khalayan dan
spekulasi tentang jiwa itu.
Ilmu psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang
diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah
PSIKOLOGI
• Ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang ditampakkan
dalam bentuk perilaku baik manusia ataupun hewa.
• Pemanfaatannya untuk kepentingan manusia ataupun
aktivitas-aktivitas individu baik yang disadari ataupun yang
tidak disadari.
• Ilmu ini diperoleh melalui suatu proses atau langkah-langkah
ilmiah tertentu serta mempelajari penerapan dasar-dasar atau
prinsip-prinsip, metode, teknik, dan pendekatan psikologis
untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah dalam
pendidikan.
PSIKOLOGI
• Kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik psikofisik
manusia sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai
bentuk perilaku dalam interaksinya dengan lingkungan
• Perilaku merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupan baik
yang tampak maupun tidak tampak à perilaku kognitif, afektif,
psikomotor.
LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
1. Psikologi Perkembangan
•Karakteristik perilaku atau pola-pola perkembangan untuk
menyesuaikan apa yang dididik dan bagaimana cara
mendidik.
•Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu
sejak masa konsepsi sampai dengan dewasa (proses belajar
dan pematangan) melalui interaksi dengan lingkungan,
meliputi :
^ Kemampuan belajar melalui persepsi
^ Mencapai pertimbangan berdasarkan pengalaman
^ Berpikir imajinatif, kreatif, dan mencari sendiri
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam psikologi perkembangan:
•Siswa selalu berkembang (developing, changing, becoming,
ongoing) dalam situasi opened spiral
•Manusia merupakan mahluk unik, memiliki sejumlah
kemampuan yang terintegrasi menjadi sesuatu yang khas
•Perkembangan siswa dinamis, pada dasarnya manusia
unpredictable
Dalam perkembangan tiap aspek tidaklah selalu sama. 3 Teori
tahap pendekatan psikologis:
Pendekatan Tahapan
Pendekatan diferensial
Pendekatan ipsatif
1. Pendekatan Tahapan
Perkembangan individu berjalan melalui tahap-tahap
perkembangan. Dari 3 pendekatan yang ada, yang paling
banyak dilaksanakan dalam pendidikan adalah pendekatan
tahapan. Pendekatan tahapan ada 2 macam, bersifat
menyeluruh (umum) dan bersifat khusus.
1. Bersifat Menyeluruh
Yang berkembang adalah keseluruhan pribadi yang
merupakan kesatuan, totalitas, dan terintegrasi :
Fisik, motorik
Intelek
Sosial dan bahasa
Afektif (sikap, minat, motif, nilai, moral)
1. Bersifat Menyeluruh
Yang berkembang adalah keseluruhan pribadi yang
merupakan kesatuan, totalitas, dan terintegrasi :
Fisik, motorik
Intelek
Sosial dan bahasa
Afektif (sikap, minat, motif, nilai, moral)
2. Bersifat khusus
3. Pendekatan diferensial
Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar
inilah kemudian individu dibuat menjadi beberapa kelompok
yang berbeda.
4. Pendekaran ipsatif
Pendekatan yang berusaha melihat karakteristik individual
dari individu.
LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
2. Psikologi Belajar
•Belajar diartikan terjadinya perubahan perilaku ke arah positif
melalui pengalaman.
•Perkembangan belajar melalui proses peniruan, pengingatan,
latihan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, pemecahan
masalah.
•Menurut Gagne prinsip belajar dapat dilakukan perubahan
yang berkenaan dengan kapabilitas individu.
•Sedangkan menurut Hilgard & Bower, perubahan terjadi
karena interaksi dengan lingkungan sebagai reaksi terhadap
situasi yang dihadapi.
3. Psikologi Sosial
•Psikologi Sosial adalah psikologi yang mempelajari psikologi
seseorang di masyarakat, yang mengkombinasikan ciri-ciri
psikologi dengan ilmu sosial untuk mempelajari pengaruh
masyarakat terhadap individu dan antar individu (Hollander,
1981).
•Pembentukan kesan pertama terhadap orang lain memilki tiga
kunci utama yaitu: Kepribadian orang itu, Perilaku orang itu
dan Latar belakang situasi.
•Menurut Klinger (Savage, 1991) faktor-faktor yang
menentukan motivasi belajar adalah: Minat dan kebutuhan
individu, Persepsi kesulitan akan tugas-tugas, Harapan sukses
KESIAPAN BELAJAR DAN ASPEK-ASPEK INDIVIDU

Kesiapan belajar secara umum adalah kemampuan seseorang untuk


mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang ia temukan. Pelengkap
peserta didik atau warga belajar sebagai subjek garis besarnya dapat
dibagi menjadi lima kelompok yaitu:
* Watak, ialah sifat yang dibawa sejak lahir
* Kemampuan umum(IQ), ialah kecerdasan yang bersifat umum
•Kemampuan khusus atau bakat, ialah kemampuan tertentu yang
dibawa sejaklahir
* Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum
* Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutamam
lingkungan keluarga
Aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah
a. Rohani
Umum: Agama, perasaan, kemauan, pikiran
Sosial : Kemasyarakatan, cinta tanah air
b. Jasmani
Keterampilan
Kesehatan
Keindahan tubuh
LANDASAN SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN

Pengertian Kebudayaan:
•Secara etimologi kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta,
buddayah budhi yang berarti budi atau akal
* Dalam bahasa Inggris budaya berasal dari kata Culture,
* Dalam bahasa Belanda berasal dari cultuur.
* Dalam bahasa latin berasal dari kata colera.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
• E.B Tylor : budaya adalah suatu keseluruhan kompleks
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain.
• R. Linton: kebudayaan dipandang sebagai konfigurasi tingkah
laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari,
dimana unsur pendukungnya ditentukan oleh anggota
masyarakat.
• Kontjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik diri manusia dengan belajar..
PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
a. Kebudayaan berwujud ide-ide yang kompleks, gagasan,
nilai-nilai, norma dan peraturan.
b. Kebudayaan berwujud suatu kompleks aktivitas serta
tindakan berpola dari menusia dan masyarakat.
c. Kebudayaan berwujud benda-benda sebagai hasil karya
manusia.
SISTEM BUDAYA
Sistem social budaya adalah unsur-unsur sosial budaya yang saling
berkaitan dengan yang lain secara teratur, sehingga tercipta tata
kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya.
Sistem Budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat
abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, konsep, serta
keyakinan, dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari
kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
SISTEM BUDAYA
Sistem kebudayaan akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan
yang berbeda, jenis kebudayaan dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1. Kebudayaan Material
Berupa hasil cipta, karsa yang berwujud benda, barang,
alat pengolahan alam seperti gedung, pabrik, jalan, dan
rumah.
2. Kebudayaan Non Material
Hasil cipta karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat,
ilmu pengetahuan
SISTEM BUDAYA
kebudayaan non material antara lain :
a. Cara (usage)
b. Volkways (norma kelajiman/ kebiasaan)
c. Mores (norma tata kelakuan/ norma kesusilaan)
d. Norma adat istiadat (custom)
e. Norma hukum (laws)
f. Mode (fashion)
Lingkungan sosial di sebut dengan konteks sosial atau konteks
sosiokultural, ataupun disebut juga dengan milieu, merupakan
sesuatu hal yang dapat didefinisikan sebagai sebuah suasana
fisik ataupun sebuah suasana sosial yang dimana manusia
hidup dan berinteraksi didalamnya sehingga dapat berkembang.
Sedangkan menurut barnet dan Casper, Lingkungan sosial
terdiri dari kebudayaan atau kultur yang di ajarkan dan di alami
oleh individu ataupun manusia.
Lingkungan sosial merupakan sebuah lingkungan yang di dalamnya
terdiri dari makhluk sosial dimana mereka berinteraksi satu sama
lainnya untuk dapat membentuk sebuah sistem pergaulan yang
memiliki peranan yang besar pembentukan kepribadian suatu
individu.
lingkungan sosial juga terbagi menjadi dua yaitu lingkungan sosial
primer dan sekunder. Lingkungan sosial primer merupakan
lingkungan sosial yang di mana di dalamnya terdapat hubungan
yang erat antara satu dengan anggota yang lain, sehingga anggota-
anggota tersebut akan saling mengenal baik antara satu dengan
yang lainnya. Sedangkan lingkungan sosial sekunder merupakan
sebuah lingkungan sosial yang memiliki hubungan yang longgar
antara satu anggota dengan anggota anggota lainnya karena hanya
berorientasi untuk kepentingan formal tertentu.
LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Pada Pembukaan UUD 1945 yang menjadi landasan hukum
pendidikan terdapat pada Alinea Keempat.

Pendidikan menurut Undang-Undang 1945


Undang – Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum
tertinggi di Indonesia. Pasal-pasal yang berkaitan dengan
pendidikan Bab XIII yaitu pasal 31 dan pasal 32. Pasal 31 ayat 1
berisi tentang hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan, sedangkan pasal 31 ayat 2-5 berisi tentang
kewajiban negara dalam pendidikan. Pasal 32 berisi tendang
kebudayaan. Kebudayaan dan pendidikan adalah dua unsur
yang saling mendukung satu sama lain.
Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan
Nasional
Undang-undang ini memuat 59 Pasal yang mengatur tentang
ketentuan umum (istilah-istilah dalam undang-undang ini),
kedudukan fungsi dan tujuan , hak-hak warga negara untuk
memperoleh pendidikan, satuan jalur dan jenis pendidikan,
jenjang pendidikan, peserta didik, tenaga kependidikan, sumber
daya pendidikan, kurikulum, hari belajar dan libur sekolah,
bahasa pengantar, penilaian, peran serta masyarakat, badan
pertimbangan pendidikan nasional, pengelolaan, pengawasan,
ketentuan lain-lain, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan
ketentuan penutup.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang ini selain memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan
nasional, juga terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan
umum(istilah-istilah terkait dalam dunia pendidikan), dasar, fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban
warga negara, orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis
pendidikan, bahasa pengantar, stándar nasional pendidikan, kurikulum,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan,
pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat dalam
pendidikan, evaluasi akreditasi dan sertifikasi, pendirian satuan pendidikan,
penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara lain, pengawasan, ketentuan
pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Undang undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang
ketentuan umum (istilah-istilah dalam undang-undang ini),
kedudukan fungsi dan tujuan, prinsip profesionalitas, seluruh
peraturan tentang guru dan dosen dari kualifikasi akademik, hak
dan kewajiban sampai organisasi profesi dan kode etik, sanksi
bagi guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban
sebagaimana mestinya, ketentuan peralihan dan ketentuan
penutup.
Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Undang-undang ini memuat 97 Pasal yang mengatur tentang Ketentuan
Umum, Lingkup, Fungsi dan Tujuan, Standar Isi, Standar Proses, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Pendidikan dan Tenaga Pendidikan, Standar
Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar
Penilaian Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan, Evaluasi,
Akreditasi, Sertifikasi, Penjamin Mutu, Ketentuan Peralihan, Ketentuan
Penutup.
Menurut Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: “Standar nasional
pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
PERATURAN PENDIDIKAN
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1990 Tentang Status
Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi
sebagai mata kuliah wajib untuk setiap program studi dan
bersifat nasional
Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan
PERATURAN PENDIDIKAN
Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksana
Peraturan Menteri No. 22 dan No. 23
Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Kepala
Sekolah
Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2007 dan Nomor 32 Tahun
2008 Tentang Guru
Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar
Pengelolaan
Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar
Penilaian
PERATURAN PENDIDIKAN
Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2007 dan Permen Nomor 33
Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana.
Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Standar Isi
Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2008 Tentang TU
Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Perpustakaan
Peraturan Menteri Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Laboratorium
Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kesiswaan
Keputusan Menteri No. 3 Tahun 2003 Tentang Tunjangan Tenaga
Kependidikan
Keputusan Menteri No. 34/ U/03 Tentang Pengangkatan Guru Bantu
PERATURAN PENDIDIKAN
Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksana Peraturan Menteri No. 22 dan No.
23
Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Kepala Sekolah
Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2007 dan Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Guru
Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian
Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2007 dan Permen Nomor 33 Tahun 2008 tentang
Standar Sarana Prasarana.
Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Standar Isi
Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2008 Tentang TU
Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Perpustakaan
Peraturan Menteri Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Laboratorium
Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kesiswaan
Keputusan Menteri No. 3 Tahun 2003 Tentang Tunjangan Tenaga Kependidikan
Keputusan Menteri No. 34/ U/03 Tentang Pengangkatan Guru Bantu
• selesai

Anda mungkin juga menyukai