Anda di halaman 1dari 9

ASUMSI DASAR TENTANG MANUSIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar
Pemahaman Tingkah Laku

Dosen Pengampu: Dr. Risaniatin Ningsih, M.Psi.

Disusun oleh:

Tresya Dela Adelia 2114010039


Salma Rachellia Putri Pratama 2114010043
Seha Ananda 2114010047
Vima Arlani Iftirosy 2114010049
Refina Al Fazza 2114010064

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
dengan tepat waktu.

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah mata
kuliah Dasar Pemahaman Tingkah Laku. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak
yang memberikan kritik dan saran sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Dan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya wawasan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Kediri, 2 April 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3
BAB I........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN....................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 4
C. Tujuan......................................................................................................................... 4
BAB II....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 5
A. Asumsi Dasar Tentang Manusia................................................................................... 5
B. Macam-macam Asumsi Dasar Manusia....................................................................5
BAB III.................................................................................................................................... 10
PENUTUP............................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menusia adalah makhlik yang kompleks, kekompleksan manusia itu tiada
tara dimuka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk yang bisa dijumpai
dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia juga sulit
dipahami karena keunikannya. Dengan keunikannya, manusia adala makhluk
tersendiri dan berbeda dengan makhluk apapun juga dengan sesamanya.
Tetapi. Bagaimanapun sulitnya atau apapun hambatannya, manusia ternyata
tidak pernsh berhenti berusaha menentukan jawaban ang dicarinya. Dan
barangkali sudah menjadi vciri atau sifat manusia juga untuk mencari tahu dan
tidak pernah puas dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh,
termasuk pengetahuan tentang dirinya sendiri dan sesamanya. Sekian banyak
upaya yang telah diarahkan untuk memahami manusia. tetapi tidak semua
upaya tersebut membawa hasil., namun upaya pemahaman tentang mansuia
tetap memiliki arti penting dan tetap harus dilakukan. Bisa dikatakan bahwa
kualitas hidup manusia, tergantung dengan pemahaman kita tentang
manusia. dan Psikologi, Baik secara terpisah maupun sama dengan
ilmu-ilmu lain, sangat berperan secara mendalam dalam penanganan
masalah kemausian ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Asumsi Dasar Manusia?
2. Apa saja Asumsi Dasar manusia?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu asumsi dasar manusia.
2. Mengetahui apa saja asumsi dasar manusia..

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asumsi Dasar Tentang Manusia
Setiap orang termasuk didalamnya para ahli dibidang psikologi
kepribadian memilki anggapan atau asumsi dasar tentang manusia. Asumsi
ini diperoleh melalui hubungan pribadi atau pengalaman pengalaman
sosial secara nyata dan pada akhirnya mempengaruhi perspektif dan
tindakan individu terhadap sesamanya. Asumsi asumsi atau anggapan
tentang manusia berdasarkan teori teori kepribadian seperti yang
dikemukakan oleh Koswara (1991:26) antara lain:

1. Kebebasan - ketidakbebasan
Kebebasan dan ketidakbebsan merupakan dua anggapan yang
saling bertentangan dan berlawanan tentang manusia. Anggapan dasar
yang menyatakan manusia sebagai mahkluk yang bebas berkehendak,
bebas menentukan sikap dan bebas menentukan arah kehidupannya sendiri
adalah anggapan yang bercorak dan berdasar pada dasar aliran dan
pandangan filsafat eksistensial (maslow) dan humanistik (rogers: psikologi
humanistik).
Sedangkan dasara pandangan yang menyatakan bahwa manusia adalah
sosok yang tidak bebas yang didasari dari organisme yang tingkah lakunya
dideterminasi (ditentukan) oleh sejumlah faktor penentu. Pandangan ini
berada pada aliran psikoanalisa (freud) dan behavioristik (skinner). Dalam
hal ini freud beranggapan bahwa faktor penentu tingkah laku manusia
adalah dorongan dari dalam dirinya berupa naluri dan dorongan dorongan
yang lainnya, sedangkan menurut skinnner, penentu tingkah laku manusia
adalah stimulus stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan.

2. Rasionalitas-irrasionalitas
Rasionalitas dan irrasionalitas ini menyangkut seberapa besar
pengaruh akal terhadap tingkah laku manusia. Komitmen yang
menyatakan bahwa manusia adalah mahkluk yang rasional dianut oleh
teori kepribadian humanistik, sedangkan komitmen yang menyatakan
bahawa manusia adalah mahkluk yang tidak rasional dianut oleh aliaran
psikoanalisa yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar
didorong oleh kekuatan kekuatan irrasional yang tidak disadari (naluri
naluri).

3. Holisme-Elementalisme
Prinsip holistik merupakan prinsip yang berasal dari psikologi
gestalt yang menekankan bahwa suatu fenomena harus dilihat dan hanya

5
bisa diterima sebagai suatu totalitas atau keseluruhan. Sedangkan prinsip
elementalistik menekankan bahwa suatu hal hanya bisa dipelajari atau
diterangkan dengan jalan menyelidiki aspek aspek secara terpisah.
Prinsip holistik menjadi dasar dari teori kepribadian yang dikemukakan
freud dan maslow, sedangkan prinsip elementalisme menjadi dasar dari
teori kepribadian behavioristik yang berpandangan bahwa kepribadian
adalah sekumpulan tingkah laku yang dipelajari sehingga penyelidikan
tingkah laku dilakukan secara bagian (per elemen).

4. Konstitusionalisme-enviromentalisme
Pandangan konstitusional menyatakan bahwa pada hakikatnya
manusia sudah memilki sifat bawaan yang dibawa sejak lahir. Sedangkan
pandangan enviromentalisme menyatakan bahwa hakikatnya sifat sifat
manusia ditentukan oleh pengalaman pengalaman yang diperoleh dari
lingkungan. Teori kepribadian yang tergolong memiliki pandangan
konstitusionalisme tentang manusia antara lain hippokrates, freud, maslow
dll. Sedangkan teori kepribadian yang berpola enviromentalisme adalah
skinner, pavlov dan tokoh tokoh aliran behaviorisme.

5. Berubah-tak berubah
Yang dipersoalkan dari anggapan dasar ini adalah tentang
kemungkinan berubah-tak berubahnya kepribadian individu di sepanjang
hidupnya. Pandangan bahwa manusia merupakan individu yang berubah
berada pada aliran behaviorisme. Dalam behaviorisme, tingkah laku
dipusatkan pada bagaimana suatu tingkah laku bisa diubah, dibentuk, atau
dikendalikan. Selain itu, maslow juga berpandangan yang sama dan
menganggap bahwa kepribadian selalu ada dalam perubahan menuju taraf
yang lebih tinggi.
Sehingga maslow berpandangan bahwa manusia adalah sosok yang
berubah. Pandangan bahwa manusia merupakan individu yang tidak
berubah dianut oleh teori kepribadian psikoanalisa yang berpandangan
deterministik tentang pribadi manusia. Pandangan deterministik manusia
menyatakan bahwa manusia ditentukan oleh faktor faktor tertentu yang
dibawa sejak lahir berupa naluri dan dorongan dorongan.

6. Subjektivitas-objektivitas
Pandangan yang menyatakan bhwa manusia merupakn individu
yang hidup dalam pengalaman yang subjektif yang dianut oleh aliran
humanistik yang menyatakan bahwa dunia batin atau dunia subjektif
manusia merupakan faktor penentu dasar manifestasi perilaku manusia.
Dalam hal ini tingkah laku terutama ditentukan oleh pemahaman atas
dunia subjektifnya.

6
Pandangan objektif dianut oleh aliran kepribadian yang tergabung dalam
teori behavioristik yang menentang gagasan bahwa manusia merupakan
individu yang hidup dalam pengalaman yang subjektif. Gagasan tersebut
tidaklah relevan dalam upaya ilmiah mempelajari manusia. Sebab manusia
hanya dapat diselidiki tentang tingkah lakunya melalui pengukuran secara
objektif.

7. Proaktif-reaktif
Pandangan proaktif manusia adalah berupa keyakinan bahwa
sumber penyebab dari seluruh tingkah laku manusia berada dalam diri
manusia itu sendiri. Pandangan proaktif tentang tingkah laku manusia
dianut oleh sigmund freud yang menyatakan bahwa schuruh tingkah laku
mamusia didorong oleh penyebab dari dalam diri manusia itu sendiri yang
sebagian besar tidak disadari serta dianut pula oleh pengikut aliran
humanistik yang memandang bahwa manusia adalah mahkluk yang sadar
dan bebas betingkah laku.
Pandangan reaktif tentang tingkah laku mamusia menyakini bahwa
tingkah laku manusia ditentukan oleh faktor yang berasal dari luar yaitu
dri lingkungan. Jadi, pandangan reaktif diyakini sebagai respon atau reaksi
terhadap stimulus eksternal. Pandangan ini dianut oleh aliran
behavioristik.

8. Homestatis-heterostatis
Konsep homestatis dan konsep heterostatis adalah dua konsep yang
berbeda tentang motivasi. Konsep homestatis adalah konsep yang
bersumber pada keseimbangan (equlibrium) yang menerangkan bahwa
tingkah laku manusia terutama digerakkan kearah pengurangan
ketegangan karna adanya ketidakseimbangan sampai terjadi keseimbangan
yang optimal. Konsep homeostatis (freud) menyatakan bahwa seluruh
tingkah laku manusia ditunjukkan untuk mengurangi ketengangan karna
memunjaknya energi naluriah. Konsep ini berada pada aliran behaviorisme
diantara tokohnya dollard dan miller.
Konsep heterostatis menyatakan bahwa tingkah laku manusia tidak
digerakkan oleh kekuatan kekuatan internal seperti naluri dengan tujuan
untuk mencapai keseimbangan, melainkan sebagai hasil atau pengaruh dari
kekuatan eksternal. Konsep heterostatis (maslow) menyatakan bahwa
manusia digerakkan oleh kebutuhan kebutuhan secara berjenjang terus
menerus sampai mencapai kebutuhan tertinggi, bukan untu mencapai
keseimbangan optimal pada titik tertentu.

9. Dapat diketahui-tidak dapat diketahui


Pandangan ini saling bertolak belakang dlam pandangannya
terhadap manusia. Pada kelompok yang mempercayai bahwa pengetahuan

7
tentang manusia dapat diketahui didasari atas kepercayaan bahwa manusia
dapat dengan mudah diketahui dan dipahami karna pda dasamya manusia
bertingkah laku menurut hukum hukum alam, sama halnya dengan
mahkluk hidup lainnya. Pandangan ini oleh aliran psikoanalisis dan
behaviorisme.
Sedangkan konsep tidak dapat diketahui menyatakan bahwa manusia
sebagai pribadi yang tidak diketahui didasari oleh keyakinan bahwa
manusia tidak bisa diketahui sepenuhnya melalui upaya ilmiah karna
bagaimanapun. manusia adalah mahkluk yang unik yang tidak dapat
disamakan keberadaan dan tingkah lakunya dengan mahkluk mahkluk
lainnya. Pandangan ini dianut oleh maslow dan teori humanistik.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori Kepribadian, dibangun atas dasar asumsi-asumsi tentang mansia
sehingga perbedaan atara teori-teori kepribadian lebih disebabkan oleh
perbedaan asumsi tentang manusia yang digunakan. Beberapa asusmsi
tentang manusia antara lain kebebasan-ketidakbebasan, rasionalitas-
irrasionalitas, holisme-elementalisme, konstitusionalisme-environtalisme,
berubah-tak berubah, subjektivitas-objektivitas, proaktif-reaktif,
homeostatis-heterostatis, dan dapat diketahui-tidak dapat diktahui.
2. Perkembangan kepribadian ditentukan oleh 2 kekuatan, yaitu kekuatan
dari dalam dan kekuatan dari luar.
3. Inti pola kepribadian ditentukan oleh beberapa penentu kepribadian
(determinants of personality) yang mempunyai pengaruh terbesarpada inti
pola kepribadian. Adapun beberapa penentu tersebut antara lain:
pengalaman awal, pengaruh budaya, ciri fisik, kondisi fisik, keberhasilan
dan kegagalan, penerimaan sosial, pengaruh keluarga, dan tingkat
penyesuaian diri individu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari materi, diharapkan mahasiwa dapat mengerti


dan memahami tentang:
1. Asumsi dasar tentang manusia
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pribadi manusia

8
DAFTAR PUSTAKA

Farozin, Muh, dan Kartika Nur Fathiyah. Pemahaman Tingkah Laku.


Jakarta: PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai