Anda di halaman 1dari 14

SIFAT, HAKEKAT, DAN AKTIFITAS KEJIWAAN MANUSIA DALAM

KEHIDUPAN SEHARI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Jiwa Belajar PAI

Dosen Pengampu : Dhikrul Hakim, Dr. M.Pdi

Disusun Oleh:

Awita Putri Salsabila 1122065

Faza Nafilah 1122070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Berbicara mengenai psikologi sudah tentu kita akan sedikit


menyinggung tentang manusia. Psikologi atau biasa disebut
dengan ilmu jiwa mestinya dikatakan sebagai ilmu yang
membicarakan tentang jiwa sebagaimana lazimnya definisi ilmu
pengetahuan, tetapi psikologi tidak berbicara tentang jiwa
manusia secara murni. Psikologi berbicara tentang tingkah laku
manusia yang diasumsikan sebagai gejala dari jiwanya. Tidak ada
satupun penelitian psikologi yang meneliti tentang jiwa manusia,
melainkan yang diteliti adalah tingkah laku manusia melalui
perenungan, pengamatan dan laboratorium. Kemudian dari satu
tingkah laku dihubungkan dengan tingkah laku lain dan
selanjutnya dirumuskan hukum-hukum kejiwaan manusia.1
Kejiwaan adalah tingkat kecerdasan sifat dan perilaku, serta
kepribadian seperti emosi, adaptasi dan minatnya terhadap sesuatu.
Pembentukan kejiwaan dimulai sejak seseorang terlahir ke dunia. Tiap-
tiap individu telah membawa bibit-bibit sifat dalam diri yang sepanjang
proses kehidupannya akan senantiasa berkembang menjadi kejiwaan
tertentu. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia,
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, yakni i yakni interaksi
manusia dengan nteraksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik yang
berupa manusia lain maupun yang bukan manusia yaitu hewan, iklim,
kebudayaan dan sebagainya. Sasaran pendidikan adalah manusia.
Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh
kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan
merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Tugas
mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika

1
Mufidah, Psikologi Keluarga Islam, (Malang: UIN Malang Pres, 2008), hal. 55
pendidikan memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan
hewan.

Ciri khas manusia yang membedakanya dari hewan terbentuk dari


kumpulan terpadu dari apa yang disebut dengan hakekat kejiwaan
manusia. Disebut sifat hakekat kejiwaan manusia karena secara hakiki
sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada
hewan. Pemahaman pendidikan pendidikan terhadap terhadap sifat
hakekat hakekat manusia manusia akan membentuk membentuk peta
tentang tentang karakteristik manusia dalam bersikap, menyusun
strategi, metode dan teknik serta memilih pendekatan dan orientasi
dalam merancang dan melaksanakan komunikasi dalam interaksi
edukatif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud sifat dan hakikat kejiwaan pada manusia?
2. Bagaimana wujud dan sifat hakikat kejiwaan manusia?
3. Apa saja yang ada pada aktifivitas kejiwaan manusia sehari
hari?
4. Apa kekuatan umum yang ada pada jiwa manusia?

C. TUJUAN
1. Mengetahui sifat dan hakikat kejiwaan pada manusia
2. Mengetahui wujud dan sifat hakikat kejiwaan manusia
3. Mengetahui aktivitas kejiwaan pada manusia
4. Mengetahui kekuatan umum yang ada pada jiwa manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sifat Dan Hakikat Kejiwaan Manusia


Kata “sifat” (traits) dalam istilah psikolog, berarti ciri-ciri/tingkah
laku yang tetap pada seseorang. Untuk mengetahui sifat-sifat tertentu
pada seseorang yang sebenarnya, memerlukan waktu dan proses
pergaulan yang lama, tergesa-gesa menyangka hanya sifat-sifat
tertentu pada seseorang adalah suatu perbuatan yang ceroboh dan
seringkali menimbulkan salah terka.2
Manusia tetaplah manusia yang berbeda dari spesies lainnya.
Manusia memiliki ciri khas yang disebut dengan sifat dan hakikat yang
melekat pada dirinya, hal ini lah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Disebut sifat dan hakikat kejiwaan manusia karena
secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak
terdapat pada hewan atau makhluk lainnya seperti jin dan malaikat.3
Pemahaman pendidikan terhadap sifat dan hakikat kejiwaan manusia
akan membentuk peta tentang karakteristik manusia dalam bersikap,
menyusun startegi, metode dan teknik serta memilih pendekatan dan
orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi dalam
interaksi edukatif.
Sedangkan menurut Carles Darwin (dengan teori evolusinya) telah
berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari primata atau kera,
tapi ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa manusia muncul sebagai bentuk ubah dari
primata atau kera. Sifat dan hakikat manusia adalah ciri-ciri
karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan,
meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama
dilihat dari segi biologisnya. Bentuknya (misalnya orang hutan),

2
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008) Hlm.22
3
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) Hlm. 68
bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan
menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan
pemakan segala.
Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga
komponen jiwa yang menggerakkan aktifitas jiwa-raga. Tiga syaraf
tersebut meliputi: syaraf pertumbuhan, perasaan dan intelek. Oleh
karena itu dikatakan, bahwa manusia mempunyai tiga sifat dasar,
yaitu:
1. Sifat biologis; sifat ini telah membuat manusia tumbuh secara
alami dengan prinsip-prinsip biologis dengan menggunakan
lingkungannya.
2. Sifat hewani; dengan adanya perasaan-perasaan hakiki,
manusia mengalami desakan-desakan internal untuk mencari
keseimbangan hidup. Melalui peralatan inderanya, manusia
menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginan dan
seleranya.
3. Sifat intelektual; dengan sifat ini, manusia mampu menemukan
benar atau salahnya sesuatu, dapat membedakan baik dan
buruknya objek, serta dapat mengarahkan keinginan dan
emosinya. Sifat intelektual manusia inilah yang membedakan
manusia dari makhluk-makhluk lain. Dengan adanya sifat
intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya dari makhluk
lain.

Disebut sifat hakikat kejiwaan manusia karena secara haqiqi sifat


tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.
Karena manusia mempunyai hati yang halus dan dua pasukannya
yaitu:

1. Pasukan yang tampak yang meliputi tangan, kaki, mata dan


seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada
perintah hati. Inilah yang disebut pengetahuan.
2. Pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus seperti syaraf
dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan
kemauan inilah yang membedakan antara manusia dengan
binatang.
B. Wujud dan Sifat Hakikat Kejiwaan Manusia
Wujud dari sifat hakikat kejiwaan manusia yang tidak dimiliki oleh
hewan yang dikemukakan oleh faham eksistensialisme dengan maksud
menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan, Prof. Dr.
Umar Tirtaraharja dkk, menyatakan :
1. Kemampuan Menyadari Diri Berkat adanya kemampuan
menyadari diri yang dimiliki manusia maka manusia menyadari
bahwa dirinya memiliki ciri kas atau karakteristik diri. Hal ini
menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dan
membuat jarak dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya.
Yang lebih istimewa lagi manusia dikaruniai kemampuan
membuat jarak diri dengan dirinya sendiri, sehingga manusia
dapat melihat kelebihan yang dimiliki serta kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada dirinya. Kemampuan
memahami potensi-potensi dirinya seperti ini peserta didik
harus mendapat pendidikan dan perhatian yang serius dari
semua pendidik supaya dapat menumbuh kembangkan
kemampuan mengeluarkan potensi-potensi yang ada pada
dirinya.
2. Kemampuan Bereksistensi Kemampuan bereksistensi adalah
kemampuan manusia menempatkan diri dan dapat menembus
atau menerobos serta mengatasi batas-batas yang membelenggu
dirinya. Sehingga manusia tidak terbelenggu oleh tempat dan
waktu. Dengan demikian manusia dapat menembus ke sana dan
ke masa depan. Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui
pendidikan. Peserta didik diajar agar belajar dari
pengalamannya, mengantisipasi keadaan dan peristiwa, belajar
melihat prospek masa depan dari sesuatu serta
mengembangkan imajinasi kreatifnya sejak masa kanak-kanak.
3. Kata Hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk
hati, suara hati, pelita hati dan sebagainya. Kata hati adalah
kemampuan membuat keputusan tentang yang baik atau benar
dan yang buruk atau salah bagi manusia sebagai manusia.
Untuk melihat alternatif mana yang terbaik perlu didukung oleh
kecerdasan akal budi. Orang yang memiliki kecerdasan akal
budi disebut tajam kata hatinya. Kata hati yang tumpul agar
menjadi kata hati yang tajam harus ada usaha melalui
pendidikan kata hati yaitu dengan melatih akal kecerdasan dan
kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang
memiliki keberanian berbuat yang didasari oleh kata hati yang
tajam, sehingga mampu menganalisis serta membedakan mana
yang baik atau benar dan buruk dan buruk atau salah bagi
manusia sebagai manusia.
4. Moral Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang
menyertai perbuatan maka yang dimaksud moral adalah
perbuatan itu sendiri. Moral dan kata hati masih ada jarak
antara keduanya. Artinya orang yang mempunyai kata hati
yang tajam belum tentu moralnya baik. Untuk mengetahui
jarak tersebut harus ada aspek kemauan untuk berbuat. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron
dengan kata hati yang tajam merupakan moral yang baik.
Sebaliknya perbuatan yang tidak singkron dengan kata hatinya
merupakan moral yang buruk atau rendah.
5. Tanggung Jawab, Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk
menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut
jawab yang telah dilakukannya. Wujud bertanggung jawab
bermacam-macam. Ada bertanggung jawab kepada dirinya
sendiri bentuk tuntutannya adalah penyesalan yang mendalam.
Tanggung jawab kepada masyarakat bentuk tuntutannya adalah
sanksi-sanksi sosial seperti cemoohan masyarakat, hukuman
penjara dan lain-lain. Tanggung jawab kepada tuhan bentuk
tuntutannya adalah perasaan berdosa dan terkutuk.
6. Rasa Kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi
sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Artinya bebas berbuat
apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat
manusia. Jadi kebebasan atau kemerdekaan dalam arti yang
sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan.
7. Kewajiban dan Hak Kewajiban adalah dua macam gejala yang
timbul karena manusia itu sebagai makhluk sosial, yang satu
ada hanya karena adanya yang lain. Tidak ada hak tanpa
kewajiban. Kewajiban ada karena ada pihak lain yang harus
dipenuhi haknya.
8. Kemampuan Menghayati Kabahagiaan merupakan integrasi
dari segenap kesenangan, kegembiraan, kepuasan dan
sejenisnya dengan pengalaman- pengalaman pahit dan
penderitaan. Proses dari kesemuanya itu (yang menyenangkan
atau yang pahit) menghasilkan suatu bentuk penghayatan
hidup yang disebut bahagia. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah perpaduan dari usaha,
hasil atau takdir dan kesediaan menerimanya.
C. Aktivitas Kejiwaan Manusia dalam Kehidupan
Kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan serta aktivitas
kejiwaan dalam diri manusia, yang mana semua aktifitas itu mampu
menghasilkan tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk
yang lainnya. Beberapa aktivitas kejiwaan manusia yang berhubungan
dengan psikologi belajar yaitu4:

4
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Hlm.
22
1. Pengamatan

Pengamatan merupakan proses belajar mengenal segala sesuatu


yang ada disekitar kita dengan menggunakan alat indera kita. Dengan
kehendak-Nya, Allah membekali manusia dan hewan dengan segala
keperluan dan fungsi yang mereka perlukan untuk tetap bisa
melestarikan hidupnya.5

2. Tanggapan

Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok. Selain itu,
tanggapan juga dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari
pengamatan ketika objek yang diamati tidak lagi berada dalam ruang
dan waktu pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti
dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa demikian ini disebut
tanggapan. Misalnya sekilas jika melihat Bapak Ir. Joko Widodo maka
yang akan timbul adalah sebuah kesan seorang Presiden RI, laki-laki,
gagah, berambut pendek, dan sebagainya.

Macam-macam tipe tanggapan:

a) Tipe visual, artinya manusia itu mempunyai ingatan yang


baik/kuat dari apa yang dilihat.
b) Tipe auditif, artinya manusia memiliki ingatan dari apa yang
didengar.

c) Tipe motorik, artinya manusia mempunyai ingatan yang kuat


dari rangsangan yang bergerak.

d) Tipe tekstual, artinya manusia mempunyai ingatan yang baik


dari apa yang diraba.

5
Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1996), hlm.49.
e) Tipe campuran, artinya semua indra memiliki kemampuan yang
seimbang, sehingga pada waktu seseorang mengindra
menggunakan semua indra.6

3. Fantasi

Adalah daya jiwa untuk membentuk atau menciptakan tanggapan-


tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang sudah ada. 7 Fantasi
sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi dalam dua keadaan,
yaitu8 :

1. Secara disadari, apabila fantasi terjadi secara sadar dan


sengaja dimunculkan. Hal ini banyak ditemukan pada seorang pelukis,
dan pemahat.

2. Secara tidak disadari, apabila individu secara tidak sadar


telah dituntut oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banyak dijumpai
pada anak-anak ketika membayangkan bentuk hewan yang
diterangkan oleh gurunya.9

4. Ingatan
Ingatan merupakan proses langsung dalam mengangkat kembali
informasi yang pernah diterima dalam kesadaran. 10 Ingatan adalah suatu
daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksikan
kembali pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggapan kita.

(1) Daya ingatan mekanis yaitu daya ingatan hanya untuk kesan-kesan
pengindraan

6
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) Hlm. 68
7
M.Ishom Ahmadi, Ya Ayyatuhan An Nafsu Al Muthmainah, (Yogyakarta: SJ Press, 2009), hlm.
56.
8
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) Hlm. 68
9
Abu Ahmadi, Op-Cit,. Hlm. 81
10
Syaifuddin Azwar, Psikologi Inteligensi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), Cet-3, hlm.29.
(2) Daya ingatan logis yaitu daya ingatan hanya untuk kesan-kesan
yang mengandung pengertian11

5. Berfikir

Berfikir merupakan salah satu pilihan manusia untuk mencoba


memperoleh, menerima, menyimpan, dan mengolah kembali informasi
(baik informasi yang didapat lewat pendengaran, penglihatan atau
penciuman). Berfikir adalah media untuk menambah perbendaharaan
pengetahuan dalam otak manusia. Manusia memikirkan dirinya, orang-
orang di sekitarnya dan alam semesta.

6. Perasaan

Perasaan merupakan gejala psikis yang bersifat subjektif yang


umumnya berhubungan dengan gejala mengenal dan dialami dalam
kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.12

7. Kemamuan

Kemauan fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu dan merupakan


kekuatan dari dalam.Kemauan adalah bukan aktivitas ataupun usaha
kejiwaan. Kemauan yang juga disebut kekuatan, kehendak,dapat
diartikan sebagai kekuatan untuk memilih dan merealisasikan suatu
tujuan.

D. Kekuatan-Kekuatan Umum Jiwa Pada Manusia


Menurut plato(428-348 S.M) mengungkapkan,bahwa jiwa manusia
terdiri atas tiga kekuatan yaitu :
a). Akal, sebagai kekuatan terpenting dari jiwa manusia. Dikatakan
oleh Plato, bahwa akal adalah bagian jiwa manusia yang merupakan
kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalahan. Menurut Jhon
Loke merupakan kekuatan vital untuk mengembangkan diri.

11
Agus Sujatno, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara, 1993) Cet-9, hlm. 41-42.
12
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Graha Persada, 2006), hlm.
66.
b). Spirit, sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia.
Spirit adalah kekuatan untuk menjalankan gagasan-gagasan yang telah
diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai alternatif gagasan.
c). Nafsu, sebagai stimulus gerakan fisis dan kejiwaan dan merupakan
kekuatan paling kongkrit dalam diri manusia, nafsu ini terbentuk dari
segenap kekuatan keinginan dan selera yang sangat erat berhubungan
dengan fungsi-fungsi jasmaniah.
Akal sebagai kekuatan penemu ide umum maupun kebenaran sesuatu
ide, memiliki dua kapasitas yaitu pertama, kapasitas penalaran indera yang
disebut “common sense”, penalaran indera memberikan ide tertentu
tentang benda tertentu di alam sekitar. Kedua, kapasitas penalaran
intelektual, bila dengan akal sehat menyimpulkan ide tentang suatu benda,
maka setiap benda yang sejenis dapat dimasukkan kedalam ide umum
itu.13

13
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hlm. 123.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kata “sifat” (traits) dalam istilah psikolog, berarti ciri-ciri/tingkah laku yang
tetap pada seseorang. Disebut sifat dan hakikat kejiwaan manusia karena secara
hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan
atau makhluk lainnya seperti jin dan malaikat. Pemahaman pendidikan terhadap
sifat dan hakikat kejiwaan manusia akan membentuk peta tentang karakteristik
manusia dalam bersikap, menyusun startegi, metode dan teknik serta memilih
pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi dalam
interaksi edukatif.
Wujud dan sifat hakikat kejiwaan manusia antara lain kemampuan menyadari
diri, bereksistensi, kata hati, moral, sifat tanggung jawab, rasa kebebasan, hak dan
kewajiban serta kemampuan menghayati kebahagiaan. Adapun aktivitas kejiwaan
manusia dalam kehidupan meliputi pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan,
berfikir, perasaan dan kemauan. Menurut plato, bahwa jiwa manusia terdiri atas
tiga kekuatan yaitu akal, spirit dan nafsu.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M. I. (2009). Ya Ayyatuha An Nafsu Al Muthmainnah. Yogyakarta: SJ


Press.
Ahmadi Abu, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Ahmadi Abu , Psikologi Umum, cet 1 (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Ahmadi Abu dan Supriyono Widodo , Psikologi Belajar, cet 1 (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2008)

Azwar, S. (2002). Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Hakim Dhikrul, Psikologi Belajar Dalam Perspektif Islam, cet 4, (Yogyakarta :
Erhaka Utama, 2022)
Kartono, K. (1996). Psikologi Umum . Bandung: Mandar Maju.
Mufidah. (2008). Psikologi Keluarga Islam. Malang: UIN Malang Press.
Sagala, syaiful, konsep dan makna pembelajaran, cet:13 (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017)

Sapuri, R. (2009). Psikologi Islam . Jakarta: Rajawali Pers.


Sujatno, A. (1993). Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, S. (2006). Psikologi Pendidikan . Jakarta: PT. Grafindo Graha
Persada.
Yusuf , S. (2005). Psikologi Belajar Agama . Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
https://zahratussaadah.wordpress.com/2012/03/16/sifat-hakikat-dan-aktivitas-
kejiwaan-manusia/
https://zahratussaadah.wordpress.com/2012/03/16/sifat-hakikat-dan-aktivitas-
kejiwaan-manusia/
https://eprints.umpo.ac.id/4909/1/Buku%20Psikologi%20Belajar.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/56878-psikologi-belajar-9153cae7.pdf

Anda mungkin juga menyukai