KEHIDUPAN SEHARI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Jiwa Belajar PAI
Disusun Oleh:
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Mufidah, Psikologi Keluarga Islam, (Malang: UIN Malang Pres, 2008), hal. 55
pendidikan memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan
hewan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud sifat dan hakikat kejiwaan pada manusia?
2. Bagaimana wujud dan sifat hakikat kejiwaan manusia?
3. Apa saja yang ada pada aktifivitas kejiwaan manusia sehari
hari?
4. Apa kekuatan umum yang ada pada jiwa manusia?
C. TUJUAN
1. Mengetahui sifat dan hakikat kejiwaan pada manusia
2. Mengetahui wujud dan sifat hakikat kejiwaan manusia
3. Mengetahui aktivitas kejiwaan pada manusia
4. Mengetahui kekuatan umum yang ada pada jiwa manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008) Hlm.22
3
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) Hlm. 68
bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan
menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan
pemakan segala.
Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga
komponen jiwa yang menggerakkan aktifitas jiwa-raga. Tiga syaraf
tersebut meliputi: syaraf pertumbuhan, perasaan dan intelek. Oleh
karena itu dikatakan, bahwa manusia mempunyai tiga sifat dasar,
yaitu:
1. Sifat biologis; sifat ini telah membuat manusia tumbuh secara
alami dengan prinsip-prinsip biologis dengan menggunakan
lingkungannya.
2. Sifat hewani; dengan adanya perasaan-perasaan hakiki,
manusia mengalami desakan-desakan internal untuk mencari
keseimbangan hidup. Melalui peralatan inderanya, manusia
menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginan dan
seleranya.
3. Sifat intelektual; dengan sifat ini, manusia mampu menemukan
benar atau salahnya sesuatu, dapat membedakan baik dan
buruknya objek, serta dapat mengarahkan keinginan dan
emosinya. Sifat intelektual manusia inilah yang membedakan
manusia dari makhluk-makhluk lain. Dengan adanya sifat
intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya dari makhluk
lain.
4
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Hlm.
22
1. Pengamatan
2. Tanggapan
Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok. Selain itu,
tanggapan juga dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari
pengamatan ketika objek yang diamati tidak lagi berada dalam ruang
dan waktu pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti
dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa demikian ini disebut
tanggapan. Misalnya sekilas jika melihat Bapak Ir. Joko Widodo maka
yang akan timbul adalah sebuah kesan seorang Presiden RI, laki-laki,
gagah, berambut pendek, dan sebagainya.
5
Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1996), hlm.49.
e) Tipe campuran, artinya semua indra memiliki kemampuan yang
seimbang, sehingga pada waktu seseorang mengindra
menggunakan semua indra.6
3. Fantasi
4. Ingatan
Ingatan merupakan proses langsung dalam mengangkat kembali
informasi yang pernah diterima dalam kesadaran. 10 Ingatan adalah suatu
daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksikan
kembali pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggapan kita.
(1) Daya ingatan mekanis yaitu daya ingatan hanya untuk kesan-kesan
pengindraan
6
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) Hlm. 68
7
M.Ishom Ahmadi, Ya Ayyatuhan An Nafsu Al Muthmainah, (Yogyakarta: SJ Press, 2009), hlm.
56.
8
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) Hlm. 68
9
Abu Ahmadi, Op-Cit,. Hlm. 81
10
Syaifuddin Azwar, Psikologi Inteligensi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), Cet-3, hlm.29.
(2) Daya ingatan logis yaitu daya ingatan hanya untuk kesan-kesan
yang mengandung pengertian11
5. Berfikir
6. Perasaan
7. Kemamuan
11
Agus Sujatno, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara, 1993) Cet-9, hlm. 41-42.
12
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Graha Persada, 2006), hlm.
66.
b). Spirit, sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia.
Spirit adalah kekuatan untuk menjalankan gagasan-gagasan yang telah
diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai alternatif gagasan.
c). Nafsu, sebagai stimulus gerakan fisis dan kejiwaan dan merupakan
kekuatan paling kongkrit dalam diri manusia, nafsu ini terbentuk dari
segenap kekuatan keinginan dan selera yang sangat erat berhubungan
dengan fungsi-fungsi jasmaniah.
Akal sebagai kekuatan penemu ide umum maupun kebenaran sesuatu
ide, memiliki dua kapasitas yaitu pertama, kapasitas penalaran indera yang
disebut “common sense”, penalaran indera memberikan ide tertentu
tentang benda tertentu di alam sekitar. Kedua, kapasitas penalaran
intelektual, bila dengan akal sehat menyimpulkan ide tentang suatu benda,
maka setiap benda yang sejenis dapat dimasukkan kedalam ide umum
itu.13
13
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hlm. 123.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kata “sifat” (traits) dalam istilah psikolog, berarti ciri-ciri/tingkah laku yang
tetap pada seseorang. Disebut sifat dan hakikat kejiwaan manusia karena secara
hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan
atau makhluk lainnya seperti jin dan malaikat. Pemahaman pendidikan terhadap
sifat dan hakikat kejiwaan manusia akan membentuk peta tentang karakteristik
manusia dalam bersikap, menyusun startegi, metode dan teknik serta memilih
pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi dalam
interaksi edukatif.
Wujud dan sifat hakikat kejiwaan manusia antara lain kemampuan menyadari
diri, bereksistensi, kata hati, moral, sifat tanggung jawab, rasa kebebasan, hak dan
kewajiban serta kemampuan menghayati kebahagiaan. Adapun aktivitas kejiwaan
manusia dalam kehidupan meliputi pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan,
berfikir, perasaan dan kemauan. Menurut plato, bahwa jiwa manusia terdiri atas
tiga kekuatan yaitu akal, spirit dan nafsu.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/56878-psikologi-belajar-9153cae7.pdf