Disusun Oleh :
Manajemen S1 – S2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unika Soegijapranata
BAB I
PENDAHULUAN
Rasa ingin tahu merupakan salah satu ciri khas manusia. Manusia
mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap
sepanjang zaman. Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan
mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang
terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi
pengetahuan yang lebih baru.
PEMBAHASAN
Hakikat manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena manusia dicipta
dengan diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa mengalahkan terbangnya
burung yang terbang ke angkasa, dengan akalnya manusia bisa berenang di dasar
laut seperti ikan. Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-
kelebihan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia
adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat,
dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas.
Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja
mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.
Mengenai wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan),
akan dipaparkan oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar menjadi masukan
dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu:
2. Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan menempatkan diri dan
menerobos. Justru karena manusia memiliki kemampuan bereksistensi inilah maka
pada manusia terdapat unsur kebebasan. Dengan kata lain, adanya manusia bukan
”berada” seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan, melainkan “meng-ada” di muka
bumi. Jika seandainya pada diri manusia ini tidak terdapat kebebasan, maka manusia
itu tidak lebih dari hanya sekedar “esensi” belaka, artinya ada hanya sekedar “ber-
ada” dan tidak pernah “meng-ada” atau “ber-eksistensi”. Adanya kemampuan
bereksistensi inilah yang membedakan manusia sebagai makhluk human dari hewan
selaku mahkluk infra human, dimana hewan menjadi orderdil dari lingkungan,
sedangkan manusia menjadi manajer terhadap lingkungannya.
3. Kata Hati
Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati
nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah
“pengertian yang ikut serta” atau “pengertian yang mengikut perbuatan”. Manusia
memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang
telah dibuatnya, bahkan mengerti juga akibatnya, bagi manusia sebagai manusia.
4. Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan,
maka yang dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut etika) adalah
perbuatan itu sendiri. Disini tampak bahwa masih ada jarak antara kata hati dengan
moral. Artinya seseorang yang telah memiliki kata hatiyang tajam belum
otomatis perbuatannya merupakan realisasi dari kata hatinya itu. Untuk
menjembatani jarak yang mengantarai keduanya masih ada aspek yang diperlukan
yaitu kemauan. Bukankah banyak orang yang memiliki kecerdasan akal tetapi tidak
cukup memiliki moral. Itulah sebabnya maka pendidikan moral juga sering disebut
pendidikan kemauan.
5. Tanggung Jawab
Kesedian untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut
tanggung jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab.
Wujud bertanggung jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab kepada diri
sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan.
Dengan demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk
menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntunan kodrat manusia, dan
bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan, sehingga sanksi apapun yang
dituntutkan (oleh kata hati, masyarakat, norma-norma agama), diterima dengan
penuh kesadaran dan kerelaan.
6. Rasa Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai
dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang
berlangsung dalam keterikatan. Artinya, bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan
dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan
moral. Seseorang mengalami rasa merdeka apabila segenap perbuatanya (moralnya)
sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kata hatinya, yaitu kata hati yang sesuai
dengan kodrat manusia.
7. Kewajiban dan Hak
Pada dasarnya hak itu adalah sesuatu yang masih kosong. Artinya meskipun
hak tentang sesuatu itu ada. Belum tentu seseorang mengetahuinya (misalnya hak
memperoleh perlindungan hukum). Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban
bertalian erat dengan soal keadilan. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa
keadilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban karena pemenuhan hak dan
pelaksaaan kewajiban dibatasi oleh situasi kondisi yang berarti tidak semua hak
dapat terpenuhi dan tidak segenap kewajiban dapat sepenuhnya dilakukan.
Pada saat orang menghayati kebahagian, aspek rasa lebih berperan dari pada aspek
nalar. Oleh karena, itu dikatakan bahwa kebahagian itu sifatnya irasional.
Kebahagian itu ternyata tidak terletak pada keadaanya sendiri secara factual (lulus
sebagai sarjana, mendapat pekerjaan dan seterusnya) atau pun pada rangkaian
prosesnya, maupun pada perasaan yang diakibatkannya tetapi terletak pada
kesangguapan menghayati semuanya itu dengan keheningan jiwa, dan
mendudukkan hal-hal tersebut didalam rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu,
usaha, norma-norma, dan takdir. Manusia yang menghayati kebahagian adalah
pribadi manusia dengan segenap keadaan dan kemampuannya. Manusia menghayati
kebahagaian apabila jiwanya bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab,
mempunyai pandangan hidup dan keyakinan hidup yang kukuh dan bertekad untuk
merealisasikan dengan cara yang realistis.
Menurut Purnama (2003:4) Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin
tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu
tentang apa yang ada di sekitarnya. Baik itu alam sekitarnya, bulan, bintang, dan
matahari yang dilihatnya, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Manusia memiliki rasa ingin tahu (curiousity) yang tinggi. Dengan rasa ingin
tahu ini pengetahuan manusia dapat berkembang. Meskipun makhluk bumi lainnya
juga mempunyai rasa ingin tahu, tetapi rasa ingin tahunya itu hanya dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan makanannya saja. Rasa ingin tahu mereka tidak untuk
menciptakan sesuatu yang melebihi kebutuhan makannya dan bersifat menetap (idle
curiousity). Berbeda dengan manusia yang mempunyai rasa ingin tahu yang terus
berkembang. Perkembangan rasa ingin tahu itu selalu dimulai dengan pertanyaan
“apa” (what) tentang segala sesuatu yang dilihatnya. Kemudian dilanjutkan dengan
pertanyaan “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why). Pertanyaan-pertanyaan
seperti ini telah tumbuh sejak anak-anak belajar di taman kanak-kanak.
Dengan adanya kemampuan berpikir pada manusia, membuat rasa ingin tahu
manusia terhadap segala sesuatu di semesta ini terus berkembang. Jawaban terhadap
berbagai pertanyaan manusia terhadap berbagai gejala atau peristiwa yang terjadi di
alam tersebut akhirnya menjaddi ilmu pengetahuan.
Dengan rasa ingin tahunya yang besar, manusia selalu berusaha mencari
keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk bisa menjawab pertanyaan
dari rasa ingin tahunya, manusia sering mereka-reka sendiri jawabannya. Meski
jawaban seperti ini kadang tidak logis, namun sering diterima masyarakat awam
sebagai suatu kebenaran. Pengetahuan semacam ini disebut pseudo science, yaitu
pengetahuan mirip sains tapi bukan sains. Cara memperoleh pengetahuan dengan
pendekatan pseudo science (sains semu) ini antara lain sebagai berikut.
Mulai dari rahim ibu, masa setelah dilahirkan, sampai masa dewasa, tubuh
manusia mengalami pertumbuhan sedikit demi sedikit. Proses perubahan tersebut
dimulai dari bentuk sel yang sangat sederhana pada saat pembuahan, sampai ke
bentuk sel yang sangat kompleks. Janin di rahim induk terjadi dari hasil pembuahan
sel telur pejantannya. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) tersebut akan mengalami
pembelahan sel, diferensiasi sel sehingga terbentuk janin, dan transformasi bentuk
tubuh.
Bentuk tubuh manusia mengalami perubahan yang sistematis dan teratur
sesuai dengan kodratnya sejak bayi hingga dewasa. Pada masa pubertas, terjadi
perubahan fisik yang sangat signifikan, terutama pada tanda-tanda kedewasaan
seperti tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu dan fungsi genetaliannya.
Pertumbuhan morfologi wanita pada masa puberitas, yang tidak dialami laki-laki,
adalah pinggul membesar, pinggang meramping, terbentuknya payudara serta
datangnya siklus haid. Perbedaan bentuk tubuh dan genetalia tersebut dapat
dimaklumi karena secara biologis laki-laki dan perempuan mempunyai peran yang
berbeda dalam kehidupannya.
Cara orang dewasa mencari pengetahuan umumnya sangat dipengaruhi oleh
pengembangan pegetahuan pada masa kanak-kanak :
- Masa bayi (0-2 tahun), disebut periode sensorimotorik. Pada periode ini
perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat.
- Masa kanak-kanak (3-5 tahun), disebut periode praoperasional. Pada
periode ini dorongan keingintahuan anak sangat besar, sehingga banyak
orang mengatakan bahwa anak pad periode ini adalah “masa bertanya”.
- Masa Usia sekolah (6-12 tahun), disebut periode operasional nyata. Pada
masa anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik
yang baik. Masa ini juga merupakan “masa tenang” karena proses
perkembangan emosional anak telah mendapat kepuasan maksimal
sesuai dengan kemampuannya.
- Masa remaja (13-20 tahun), disebut periode preoperasional formal. Masa
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri
maupun dengan orang dewasa.
- Masa dewasa (> 20 tahun), masa ini ditandai dengan kemampuan
individu untuk berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilaku
dengan baik, menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok
serta merupakan individu yang bertanggungjawab (Tim, 2007:9).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pola alampikir manusia terus mengalami perkembangan yang dimulai dari rasa ingin
tahunya yang tinggi terhadap berbagai kejadian yang muncul pada alam semesta
ini.Hal semacam itu, sering kali menimbulkan berbagai kecemasan hingga dapat
merangsang manusia untuk terus mencari jawaban yang mengandalkan keyakinan
untuk suatu kepuasaan yang biasa disebut juga dengan berpikir mitos.
DAFTAR PUSTAKA
- http://budiwaluyo65.student.umm.ac.id/2010/04/05/ilmu-alamiah-
dasar/
- http://ochelandking.blogspot.com/2010/04/ilmu-kealaman-dasar.html
- http://Sudjatinah.blogspot.com/2010/ilmu-kealaman-dasar.html/