Anda di halaman 1dari 5

1.1.

Pengertian Hakikat Manusia


            Hakikat Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat
manusia adalah makhluk yang sempurna , ada  juga yang menyebutnya makhluk paling
cerdas dari semua itu menunjukan bahwa hakikat manusia adalah mahkluk yang positif.
Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan sebegitu
sempurnanya. Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1.      Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3.      Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.      Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5.      Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati.
6.      Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas.
7.      Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.
8.      Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan
ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di
dalam lingkungan sosial.

1.2. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Kuat


            Hakikat manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena manusia    dicipta
dengan diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa mengalahkan terbangnya burung
yang terbang ke angkasa, dengan akalnya manusia bisa berenang di dasar laut seperti
ikan. Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah
kemampuan untuk bergerak    dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut,
maupun diudara.     Sedangkan binatang  bergerak diruang yang terbatas. Walaupun
ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai
keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.
           

1.3. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Bertanggung Jawab


                Sesungguhnya  hakikat  manusia  adalah mahluk yang bertanggung jawab
atas tindakannya dan manusia diberi naluri. Naluri adalah semacam dorongan alamiah
dari dalam diri manusia untuk memikirkan serta menyatakan suatu tindakan. Setiap
makluk hidup memiliki dorongan yang dapat diekspresikan secara spontan sebagai
tanggapannya kepada stimulus yang muncul dari dalam diri atau dari luar dirinya. Naluri
ini tidak setiap waktu muncul yang baik tetapi kadang muncul naluri kejahata. Namun
pada hakikatnya atas tindakan kebaikan maupun kejahatan manusia memiliki tanggung
jawab.
           

1.4. Hakikat Manusia Dalam Wujud dan Sifatnya


            Mengenai wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan), akan
dipaparkan oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar menjadi masukan dalam
membenahi konsep pendidikan, yaitu:
1.      Kemampuan Menyadari Diri
      Kaum  rasional menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada  adanya
kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya kemampuan
menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya
memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat
membedakan dirinya dengan yang lain dan dengan lingkungan fisik di sekitarnya.
2.      Kemampuan Bereksistensi
      Kemampuan  bereksistensi  adalah  kemampuan  menempatkan diri dan
menerobos. Justru karena manusia memiliki kemampuan bereksistensi inilah maka
pada manusia terdapat unsur kebebasan. Dengan kata lain, adanya manusia  bukan
”berada”  seperti  hewan  dan  tumbuh-tumbuhan, melainkan “meng-ada” di muka bumi.
Jika            seandainya pada diri manusia ini tidak terdapat kebebasan, maka manusia
itu tidak lebih dari hanya sekedar “esensi” belaka, artinya ada hanya sekedar “ber-ada”
dan tidak pernah “meng-ada” atau “ber-eksistensi”. Adanya kemampuan bereksistensi
inilah yang membedakan manusia sebagai makhluk human dari hewan selaku mahkluk
infra human, dimana hewan menjadi orderdil dari lingkungan, sedangkan manusia
menjadi manajer terhadap lingkungannya.
3.      Kata Hati
      Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati nurani,
lubuk hati, suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah “pengertian yang
ikut serta” atau “pengertian yang mengikut perbuatan”.   Manusia memiliki pengertian
yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya,
bahkan mengerti juga akibatnya, bagi manusia sebagai manusia.
4.      Moral
      Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka
yang dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut etika) adalah perbuatan itu
sendiri. Disini tampak bahwa masih ada jarak antara kata hati dengan moral. Artinya
seseorang yang telah memiliki kata       hatiyang tajam belum  otomatis  perbuatannya
merupakan  realisasi  dari kata hatinya itu. Untuk menjembatani jarak yang mengantarai
keduanya       masih ada aspek yang diperlukan yaitu kemauan. Bukankah banyak
orang yang memiliki kecerdasan akal tetapi tidak cukup memiliki moral. Itulah sebabnya
maka pendidikan moral juga sering disebut pendidikan kemauan.
5.      Tanggung Jawab
      Kesedian untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut
tanggung jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab. Wujud
bertanggung jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab kepada  diri sendiri,
tanggung jawab kepada masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan. Dengan
demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa
sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntunan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena
itu perbuatan tersebut dilakukan, sehingga sanksi apapun yang dituntutkan (oleh kata
hati, masyarakat, norma-norma agama), diterima dengan penuh kesadaran dan
kerelaan.
6.      Rasa Kebebasan
      Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai
dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang
berlangsung dalam keterikatan. Artinya, bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan
dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan
moral. Seseorang mengalami rasa merdeka apabila segenap perbuatanya (moralnya)
sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kata hatinya, yaitu kata hati yang sesuai
dengan kodrat manusia.
7.      Kewajiban dan Hak
      Pada dasarnya hak itu adalah sesuatu yang masih kosong. Artinya meskipun hak
tentang sesuatu itu ada. Belum tentu seseorang mengetahuinya (misalnya hak
memperoleh perlindungan hukum). Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban
bertalian erat dengan soal keadilan. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa
keadilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban karena pemenuhan hak dan
pelaksaaan kewajiban dibatasi oleh situasi kondisi yang berarti tidak semua hak dapat
terpenuhi dan tidak segenap kewajiban dapat sepenuhnya dilakukan.
8.      Kemampuan Menghayati Kebahagian
      Pada saat orang menghayati kebahagian, aspek rasa lebih berperan dari pada
aspek nalar. Oleh karena, itu dikatakan bahwa kebahagian itu sifatnya irasional.
Kebahagian itu ternyata tidak terletak pada keadaanya sendiri secara factual (lulus
sebagai sarjana, mendapat pekerjaan dan     seterusnya) atau pun pada rangkaian
prosesnya, maupun pada perasaan yang diakibatkannya tetapi terletak pada
kesangguapan menghayati     semuanya itu dengan keheningan jiwa, dan
mendudukkan hal-hal tersebut      didalam rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu, usaha,
norma-norma, dan takdir. Manusia yang menghayati kebahagian adalah pribadi
manusia dengan segenap keadaan dan kemampuannya. Manusia menghayati        
kebahagaian apabila jiwanya bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab, mempunyai
pandangan hidup dan keyakinan hidup yang kukuh dan bertekad untuk merealisasikan
dengan cara yang realistis.

     Sifat Keingintahuan Manusia

2.1. Ilmu Pengetahuan Alam Bagi Manusia


          Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Untuk  mengetahui
sesuatu, manusia dapat menggunakan indranya dengan cara mendengar, melihat,
merasa, mencium, dan sebagainya. Semua pengetahuan yang didasarkan secara
indrawi dikategorikan sebagai pengetahuan empiris, artinya pengetahuan yang
bersumber dari pengalaman. Oleh karena itu, pengalaman menjadi bagian penting dari 
seluk-beluk adanya pengetahuan.
            Setiap orang memiliki pengetahuan karena pernah mengalami sesuatu dan
setiap pengalamannya dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak. Secara otomatis
setiap orang memiliki pengetahuan, akan tetapi kerena pengalaman setiap orang
berbeda-beda, penyelesaian masalahnya  bersumber pada pengalaman yang beragam
sehingga pengetahuan menjadi semakin banyak. Pengetahuan yang bersumber dari
pengalaman akan membedakan cara penyelesaian masalah, sekaligus memperkaya
pengetahuan. Pengalaman merupakan pengetahuan yang sangat berharga. Kerena
pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang utama dan kemudian melahirkan
empirisme.  Empirisme adalah salah satu aliran dalam filsuf  yang menekankan
peranan pengalaman dalam   memperoleh pengetahuan dan pengetahuan itu sendiri.
Beberapa pandangan filsuf tentang pengalaman sebagai sumber pengetahuan, yaitu
menggambarkan secara mendalam bahwa sumber pertama pengetahuan
adalah pengalaman. Manusia yang belajar dari pengalamannya adalah manusia yang
memahami bahwa masa depan sangat bergantung  pada kecerdasan dalam mengambil
pelajaran atau hikmah dibalik semua  pengalaman.
            Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat pikir yang
disebut dengan akal atau otak. Tidak ada seorang pun yang dapat menggambarkan
bentuk konkret dari akal yang ada hanyalah bentuk fisikal otak yang terdapat didalam
kepala manusia. Sistem gagasan dalam pikiran manusia adalah kelancaran kerja otak
dalam menangkap segala sesuatu, mengembangkan nalar dalam sebuah ide tentang
sesuatu yang dimaksudkan, dan membentuk konsep demi pembatasan sesuatu yang
digagas.
  

2.2. Fungsi Ilmu Alamiah Bagi Manusia


Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman yang dalam
Bahasa Inggris disebu natural science. Ilmu ini merupakan ilmu pengetahuan yang
mengkaji gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi sehingga terbentuknya konsep
dan prinsip. Fungsi ilmu alamiah bagi manusia didasarkan pada hal-hal berikut:

   Manusia tercipta dalam keadaan tidak memiliki ilmu pengetahuan.


 .      Manusia lahir dalam keadaan fitrah.
 .      Manusia diwajibkan mencari ilmu.
 .      Semua ilmu bersumber dari alam dan berasal dari Tuhan.

Hasil-hasil alam dengan baik dan benar. Salah satu ilmu yang menjelaskan  alam dilihat
dari ciri-ciri umumnya yang normatif adalah ilmu alamiah dasar. Ciri-ciri ilmu alamiah
dasar adalah sebagai berikut:

       Merupakan disiplin ilmu yang sudah ada.


       Objek penelitian berupa gejala alam.
       Memerlukan uji laboraturium dan uji eksperimental.
       Bersifat objektif.
       Berkelanjutan.
       Dapat dirasakan hasilnya.
          Rasional
    Bersifat matematis dan teknologis, yakni dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia untuk berbagai kepentingan.

Referensi:
http://devafortunella.blogspot.com/2017/03/hakikat-manusia-dan-
keingintahuannya.html , tanggal akses 28 – April – 2021, 16:12

Anda mungkin juga menyukai