Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU 1

PENGANTAR PENDIDIKAN

NAMA: SETI RAHMAWATI

NIM : A1H120113

KELAS. : A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
A. Sifat Hakikat Manusia.

Adapun sifat hakikat manusia, pada dasarnya terbagi menjadi 8 (delapan) yaitu
sebagai berikut

1) Kemampuan menyadari diri sendiri

Manusia harus mampu menyadari dirinya sendiri. Bisa dikatakan bahwa manusia itu
harus dapat menjadi dirinya sendiri atau dalam istilah lain, beyourself. Dalam artian yang
lebih luas, manusia harus mampu dan mengembangkan apa yang ada dalam dirinya demi
kemanusiaannya. Mampu mengembangkan aspek sosialitasnya dan mampu juga
mengembangkan aspek individualitasnya sehingga jika manusia dapat menyeimbangkan
kedua aspek tersebut maka dengan begitu manusia mampu mengekplorasi potensi-potensi
yang ada serta membuat jarak dengan yang lainnya.

2). Kemampuan bereksistensi

Bereksistensi menyatakan bahwa manusia itu ada dan mengetahui apa yang ada di luar
dirinya. Kemampuan bereksistensi berarti manusia mampu membuat jarak antara "aku" atau
egonya dengan "dirinya" sebagai obyektif. Oleh sebab itu, di mana pun dan dalam kondisi
apa pun manusia harus mampu menyatakan keeksistensiannya agar tidak terpengaruh dengan
yang lainnya.Dengan kemampuan bereksistensi, manusia pun mampu melihat obyek sebagai
"sesuatu". Sesuatu di sini adalah dapat merubah obyek yang diamatinya menjadi sesuatu yang
berguna dengan akal pikirannya. Selain itu, manusia juga dapat menerobos ruang dan waktu
tanpa harus merubah segala hal yang ada pada dirinya.

3). Pemilikan kata hati (qalbu)

Manusia berbeda dengan binatang dan makhluk lainnya karena manusia memiliki kata
hati atau qalbu yang dapat memberikan penerangan tentang baik dan buruknya perbuatan
sebagai manusia. Jika ada sesuatu yang salah maka kata hati akan berbicara, begitu pun
sebaliknya.Dengan memiliki kata hati, manusia dapat memberikan bentuk pengertian yang
menyertai perbuatan atau membenarkan apa yang dilakukannya tanpa harus terpengaruh oleh
hal-hal lain di luar dirinya, namun harus dalam konteks kebenaran umum atau nilai-nilai
positif dalam kehidupan.
4). Moral (etika)

Secara garis besar, moral (etika) adalah nilai-nilai yang mengatur manusia. Nilai-nilai itu
sendiri mencakup dua hal, yaitu nilai dasar yang bersifat universal (nilai-nilai kemanusiaan
secara umum) dan nilai instrumental yang bersifat bahagian dari nilai-nilai dasar tersebut.
Nilai instrumental lebih menekankan kepada cara atau hal yang nampak dalam keumuman
nilai dasar.

Dengan memiliki moral (etika), manusia mampu membuat jarak antara kata hati dengan
moral. Jadi, moral manusia itu sendiri terjadi karena adanya dorongan dari kata hati. Jika kata
hati berkata baik maka moral manusia itu pun dapat menghadirkan nilai-nilai yang baik.
Dengan begitu, dengan pendidikan berarti manusia dapat menumbuhkembangkan etiket
(sopan santun) dan etika (nilai-nilai kehidupan).

5). Tanggung jawab

Tanggung jawab manusia di dunia ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tanggung jawab
kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan.
Namun demikian, tanggung jawab itu bermuara kepada Tuhan sebab manusia diciptakan
adalah sebagai bukti pengabdian manusia kepada Tuhannya untuk menjaga atau sebagai
khalifah di muka bumi.Tanggung jawab itu sendiri berasal dari moral manusia yang
dihadirkan oleh kata hatinya.

6). Rasa kebebasan

Rasa kebebasan di sini memiliki arti "merdeka". Kebebasan itu sendiri bukan berarti
manusia harus bebas dari segala tuntutan dalam kehidupan, melakukan semua hal sesuai
dengan keinginan dirinya sendiri, namun bebas di sini adalah bebas yang dibatasi oleh rasa.

Rasa-Rasa kebebasan itu pun harus sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, mampu
merubah ikatan luar yang membelenggu menjadi ikatan dalam yang menggerakkan hatinya.
Jadi, semua tuntutan yang ada dalam kehidupan harus mampu menyatu dengan dirinya
sendiri sehingga manusia dapat bebas menurut kodratnya.Oleh sebab itu, dalam rasa
kebebasan (kemerdekaan) manusia dapat mengendalikan kata hatinya agar dapat
menciptakan moral yang baik sehingga dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai
dengan rasa kebebasan tersebut.
7). Kewajiban dan Hak

Manusia dilahirkan Tuhan ke dunia karena memiliki hak hidup sejak manusia itu masih
berada di dalam rahim. Namun, hak itu harus dibarengi oleh kewajiban yang merupakan
keniscayaan bagi dirinya sebab jika kewajiban tidak ada maka hak adalah sesuatu yang
kosong.Kita tak perlu menuntut hak lebih awal jika kewajiban yang dituntut belum
dijalankan. Hak itu ada karena kewajiban ada.

8). Menghayati kebahagiaan

Puncak dari sifat hakikat manusia adalah menghayati kebahagiaan. Menghayati


kebahagiaan berarti memadukan antara pengalaman yang menyenangkan dengan yang pahit
melalui sebuah proses, di mana hasil yang didapat adalah kesediaan menerima apa adanya.
Jadi, kebahagiaan itu muncul ketika kejadian atau pun pengalaman sudah dipadukan di dalam
hati dan kita mampu menerimanya dengan apa adanya tanpa harus menuntut sedikit pun.

B. Dimensi Hakikat Manusia

a. Dimensi Individual

Dimensi individual merupakan kepribadian seseorang yang menjadi suatu keutuhan


yang tak lagi bisa dibagi-bagi. Seorang pakar pendidikan, M.J. Lavengeld, mengungkap jika
setiap orang mempunyai individualitas.Individualitas di sini maksudnya adalah 2 anak
kembar yang berasal dari satu telur yang lazim diungkap, seperti pinang dibelah dua dan sulit
untuk dibedakan satu sama lain, yang mana memang kelihatannya serupa namun tak sama,
apalagi identik. Hal ini berlaku pada sifat fisiknya ataupun dalam hidup kejiwaannya
(rohani).

Setiap individu itu memiliki sifat yang unik, tidak ada bandingannya, dengan adanya
individualitas tersebut, maka setiap orang bebas untuk berkehendak, berperasaan, menggapai
cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda.Salah satu bentuk
contoh sederhananya saja, 2 siswa di kelas yang memiliki nama sama, tentu tak akan pernah
bersedia untuk disamakan satu sama lain, yang berarti, maksudnya, masing-masing ingin
mempertahankan ciri khasnya sendiri yang dimiliki.
M. J. Lavengeled juga mengungkap jika setiap anak mempunyai dorongan tersendiri
untuk bersikap mandiri dengan kuat, walaupun di sisi lain pada anak terdapat rasa yang tak
berdaya, sehingga membutuhkan pihak lain, yang dimaksud di sini adalah pendidik yang bisa
dijadikan sebagai tempat untuk bergantung dalam memberikan perlindungan dan
bimbingan.siifat-sifat yang sebagaimana telah digambarkan di atas secara potensial memang
sudah dimiliki sejak lahir dan perlu untuk ditumbuhkembangkan melalui adanya suatu
pendidikan, sehingga bisa menjadi suatu kenyataan. Sebab, tanpa adanya pembinaan melalui
pendidikan, benih-benih individualitas yang sangat berharga tersebut akan memungkinkan
terbentuknya kepribadian unik dan akan tetap tinggal laten..

b. Dimensi Sosial

Dimensi sosial pada diri manusia akan terlihat sangat jelas pada dorongan untuk bisa
bergaul satu sama lain, dengan adanya dorongan untuk bergaul tersebutlah, setiap orang

ingin bertemu dengan sesamanya. Manusia itu sendiri memang dilahirkan sebagai
suku bangsa tertentu dengan adat kebudayaan tertentu pula.Sebagai anggota suatu
masyarakat, seseorang memiliki kewajiban untuk memiliki peran dan menyesuaikan diri serta
melakukan kerja sama terhadap masyarakat. Masih begitu banyak contoh yang lain yang
menunjukkan betapa dorongan sosial tersebut yang kian kuat, tanpa orang sadari, sebenarnya
ada alasan yang cukup kuat ikut menopangnya.

Seorang filosof, Immanuel Kant, mengungkap jika manusia hanya menjadi manusia


apabila berada di antara manusia yang lain, maksudnya, tak ada manusia yang bisa hidup
seorang diri, tanpa membutuhkan bantuan dan uluran tangan dari orang lain.Seseorang bisa
mengembangkan kegemaran, sikap, cita-cita di dalam berbagai macam interaksi terhadap
sesama. Tidak hanya itu saja, seseorang juga memiliki kesempatan besar untuk belajar dari
orang lain, mengidentifikasi sifat yang dikagumi dari orang lain untuk dimilikinya, serta
menolak sifat yang tak dicocokinya.Hanya dengan berinteraksi terhadap sesama, dalam saling
menerima dan saling memberi, seseorang akan sadar dan menghayati akan kemanusiaannya.
Banyak bukti jika manusia tak akan menjadi manusia jika tak berada di antara manusia.

c. Dimensi Susila

Susila berasal dari kata su dan sila, yang memiliki arti kepantasan lebih tinggi.
Namun, di dalam kehidupan bermasyarakat, orang tak cukup hanya berbuat yang pantas jika
di dalam yang pantas atau sopan tersebut misal terkandung kejahatan yang terselubung.
Dimensi-dimensi susila ini juga bisa disebut sebagai keputusan yang lebih tinggi.
Kesusilaan ini diartikan mencakup dari etika dan etiket. Etika adalah persoalan kebijakan,
sedangkan untuk etiket adalah persoalan kepantasan dan kesopanan.Pada hakikatnya,
manusia memang mempunyai kemampuan dalam mengambil suatu keputusan susila, serta
melaksanakan juga. Sehingga, dikatakan jika manusia itu adalah makhluk susilasusPersoalan
akan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai kehidupan. Susila ini berkembang,
sehingga mempunyai perluasan arti menjadi kebaikan yang jauh lebih sempurna.Manusia
dengan kemampuan akal yang dimilikinya memungkinkan dalam menentukan suatu manakah
yang baik dan mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas. Dengan
adanya pertimbangan nilai budaya yang ikut serta dijunjung, memungkinkan manusia untuk
berbuat dan bertindak dengan susila.

 Driyarkara mengartikan manusia susila sebagai manusia yang mempunyai nilai-nilai,


menghayati dan melaksanakan nilai tersebut di dalam suatu perbuatan.Nilai-nilai
merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia, karena mengandung makna
kebaikan, keluhuran, kemuliaan dan lain sebagainya, sehingga bisa diyakini dan
dijadikan pedoman di dalam hidup. Pendidikan kesusilaan berarti menanamkan
kesadaran dan kesediaan dalam melakukan suatu bentuk kewajiban, di samping hak pada
para peserta didik.

d. Dimensi Agama

 Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk yang religius. Beragama menjadi


suatu kebutuhan manusia, karena manusia merupakan makhluk yang lemah, sehingga
membutuhkan tempat untuk bernaung atau bertopang dan agama menjadi sandaran
vertikal manusia.Manusia ialah makhluk religius yang mana dianugerahi oleh ajaran
yang dipercaya di mana didapat melalui bimbingan nabi, demi kesehatan tan demi
keselamatan. Manusia sebagai makhluk beragama memiliki kemampuan dalam
menghayati pengalaman diri dan dunianya, menurut dari agama masing-
masing.Pemahaman agama didapatkan melalui pelajaran agama, sembayang, doa-doa,
maupun melalui meditasi, komitmen aktif dan praktik ritual.Jauh dekatnya hubungan,
ditandai dengan tinggi rendah dari iman dan ketakwaan manusia yang bersangkutan.
 Di dalam masyarakat Pancasila, walaupun agama dan kepercayaan yang dianut itu
berbeda-beda, diupayakan tercipta kehidupan beragama yang mencerminkan adanya
saling pengertian, saling menghargai, kedamaian, ketenteraman dan persahabatan.

C. Perkembangan dimensi hakikat manusia


1. Pengembangan Manusia sebagai Makhluk Individu

 Konsep dasar pengembangan manusia sebagai makhluk individu, manusia sebagai


bagian yang tak akan terpisahkan dari kesemestaan, mampu mengembangkan relasi
dan interaksi terhadap orang lain secara selaras, serasi, seimbang, tanpa harus
kehilangan jati dirinya sendiri.Pengembangannya sebagai seorang peserta didik,
diselenggarakan dalam lingkungan pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat,
pengembangan yang menyangkut akan aspek jasmani dan rohani, cipta-rasa-karsa,
sebagai dimensi individual.

2. Pengembangan Manusia sebagai Makhluk Sosial

 Manusia sejak lahit hingga masa ajalnya, perlu dibantu oleh orang lain, Manusia itu
sendiri sebisa mungkin harus merasa sadar jika dirinya terpanggil untuk selalu berbuat
baik bagi orang lain dan masyarakat.Pengembangan tersebut harus dimulai sejak dari
keluarga, sekolah dan masyarakat, maka dari itu, nilai/norma/kaidah yang berlaku di
dalam keluarga juga perlu dijunjung tinggi di sekolah dan di masyarakat.

3. Pengembangan Manusia sebagai Makhluk Susila

 Hanya manusia saja yang mampu untuk menghayati norma dan nilai di dalam
kehidupan, sehingga bisa menetapkan pilihan tingkah laku yang baik dan yang
buruk.Bagi manusia Indonesia, norma dan nilai yang perlu dikembangkan ialah
nilai universal  yang diakomodasi dan diadaptasi dari nilai khas yang mana sudah
terkandung dengan baik di dalam budaya bangsa.Sebagai manusia Indonesia yang
ideal adalah manusia yang mempunyai suatu gagasan, ide, dan pikiran yang mana
sudah terkristal di dalam kelima nilai dasar Pancasila tersebut.

4. Pengembangan Manusia sebagai Makhluk Beragama

 Sementara itu, ada pihak yang jauh lebih mengutamakan terciptanya suasana
penghayatan keagamaan, lebih dari pengajaran keagamaan.Maka dari itu, yang perlu
untuk diutamakan ialah contoh sikap teladan dari guru, orang tua, maupun pendidik
yang lain, disertai dengan pilihan metode pendidikan yang tepat dan ditunjang dengan
kemudahan fasilitas yang memadai. Demikian juga di sekolah dan di lingkup
masyarakat.

D. Saling keterhubungan manusia

1. Hubungan vertikal

 Hubungan Antara Sesama Tuhan


Menjalin hubungan dengan Allah adalah kebutuhan yang paling utama dalam hidup
didunia, karena bagaimanapun manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang harus
selalu mengingat akan Sang Pencipta. Menjalin hubungan yang baik dapat dilakukan
dengan cara menaati segala aturannya dan menjauhi segala larangannya. Kita juga
dapat menjalin hubungan dengan Allah melalui ibadah, melalui doa-doa yang kita
panjatkan dan juga selalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Karena
sesungguhnya jika kita berdoa itu sama saja dengan kita menjalin komunikasi dengan
Yang Maha Kuasa dan juga ketika kita senantiasa mengingat Allah maka kita akan
senantiasa mendapatkan kedamaian hati dalam menjalani setiap langkah kehidupan.
Pentingnya menjalin hubungan dengan Allah karena kita adalah mahkluk ciptaannya
dan tidak mungkin kita tidak menjalin hubungan dengan pencipta kita, dan apapun
yang kita lakukan bergantung pada kehendaknya.  Dan juga hubungan dengan Allah
akan mempengaruhi hubungan kita  dengan sesama manusia. Yang dimana kehidupan
manusia tidak akan berubah ketika tidak melibatkan Allah dalam kesehariannya
didunia.

2. hubungan konsentris

 Hubungan Antar Sesama Diri Sendiri.


Yang dimana hubungan antar diri sendiri diwujudkan dalam bentuk rela, menerima,
sabar, memahami diri, dan mencintai diri. Sebagai makhluk individu, manusia
memiliki akal, rasa, dan kehendak sehingga mempunyai tujuan hidup yang berbeda-
beda. Tujuan hidup yang sama adalah untuk mencapai kebahagiaan hati bersama.
Sedangkan kebahagiaan hati bersama dapat tercapai apabila sudah mendapatkan
kebahagian pribadi. Kebahagiaan pribadi terlaksana apabila manusia mampu
menerapkan sikap rela, menerima, dan sabar.
Sikap rela yang dimaksud disini adalah kesanggupan untuk melepaskan seperti
melepaskan hak milik, kemampuan-kemampuan dan hasil-hasil pekerjaan sendiri
yang menjadi keharusan dan tanggung jawab.
Sikap menerima yang dimaksudkan disini adalah menerima segala apapun yang
menimpa atau mendatangi kita terkhusus hal-hal yang buruk, tanpa memberikan
protes. Jadi memahami hubungan antar sesama diri sendiri itu sangat penting karena
bagaimana mungkin kita bisa mejalin hubungan antar sesama manusia jika diri kita
sendiri saja masih belum bisa kita pahami apa lagi ditambah dengan orang lain yang
tentunya memiliki kepribadian yang berbeda-beda.

3. hubungan horizontal

 Hubungan Antar Sesama Manusia.


Hubungan antar sesama manusia itu sendiri dapat diartikan sebagai komunikasi antar
pribadi yang berarti komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang
komunikator dan komunikasinya saling memahami pikiran, perasaan, dan tindakan
yang dilakukan juga didasarkan atas kebersamaan.  Dan dapat  juga diartikan bahwa
apabila kita ingin menciptakan komunikasi yang akrab dengan orang lain maka dapat
didahului oleh pertukaran informasi tentang identitas maupun mengenai masalah
pribadi yang bersifat social.

E. Disiplin dan pelanggaran disiplin

Dsiplin menurut Selo Soemardjan meliputi empat aspek:

1. Disiplin rasional, Adalah  jika dilanggar menimbulkan rasa salah .displin rasional ini
banyak di sekali dilanggar oleh diri individu dan peserta  didik.apabila telah dilanggar
jarang oleh seseorang individu atau peserta  didik menimbulkan rasa  bersalah pada
diri individu  dan banyak yang tidak mau mintak maaf.Contoh: pada saat sekarang ini
pada sekolah SMP maupun SMA.apabila siswanya atau peserta didikny bolos dalam 
satu mata pelajaran ,dan dinasehati  oleh  guru wali kelas.bukan menimbulkan rasa
bersalah.malah keesokan harinya diulangi lagi bolos dalam pelajaran.
2. Disiplin social, Adalah  jika dilanggar menimbulkan rasa malu.dalam kehidupan
sosial disipiln sosial acuan sebagai nilai atau aturan dalam kehidupan sosial  dalam
masyarakat,apablia dilanggar akan menimbulkan rasa malu.tapi pada saat ini nilai
sosial  sulit untuk ditemukan dalam masyarakat.Contoh:  pergaulan bebas  yang
sangat merajalela pada saat ini.siswa atau mahasiswa yang tidak malu pacaran
didepanumum,seperti  penggangantangan,ciuman  dll.bahkan itu dilakukan dalam
kelas,dan lebih menyedikan lagi adalah free seks.
3. Disiplin efektif, Adalah jika dilanggar menimbulkan rasa gelisah.dan disiplin efektif 
dilanggar akan  menimbulkan  rasa  gelisah dan membuat hidup seseorang  tidak akan
tenang dan dalam kehidupan  dan selalu panik dalam berbuat sesuatu.Contoh: mencuri
.orang yang mencuri  tersebut akan selalu gelisah,binggung,panik,dan  membuat
hidup tidak tenang dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Disiplin agama, Adalah  jika dilanggar menimbulkan rasa berdosa dan  seseuatu
atuaran atau tata cara dalamBeragama,jika dilanggar  akan berdosa dan langsung di
hukum oleh  TUHAN.Contoh:banyak  orang yang  tidak shalat,membayar zakat dan
banyak terputus silahturahmi antar umat beragama  maupun dalam kehidupan
sosial,dan sangat menyedihkan saat ini banyak anak-anak yang melawan pada orang
tua.

SUMBER
https://zuwaily.blogspot.com/2012/10/sifat-hakikat-manusia.html

http://www.habibullahurl.com/2018/04/dimensi-hakikat-manusia.html?m=1

https://www.kompasiana.com/rifkafebrianti/5e00cae5097f360d9b6ddd54/menjalin-
hubungan-antar-sesama-tuhan-diri-sendiri-dan-manusia

http://blogfridal.blogspot.com/2012/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai