Anda di halaman 1dari 19

SISTEM PENYALIRAN TAMBANG

CURAH HUJAN
Curah Hujan
 Curah hujan merupakan jumlah air yang
jatuh di permukaan tanah datar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan
tinggi (mm) di atas permukaan horizontal
bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan
infiltrasi.
 Satuan curah hujan yang umumnya dipakai
adalah milimeter (mm).
 Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya
dalam luasan satu meter persegi pada
tempat yang datar tertampung air setinggi
1 (satu) milimeter atau tertampung air
sebanyak 1 (satu) liter atau 1000 ml.

Penakar Hujan
Stasiun Hujan
Analisis Curah Hujan
 Data CH ideal : data lengkap, namun sering dijumpai data tidak lengkap (incomplete
record). Hal ini disebabkan antara lain
 kerusakan alat,
 kelalaian petugas,
 penggantian alat,
 bencana (pengrusakan) dan sebagainya.
 Data tidak lengkap menyebabkan data tidak runtun waktu karena data yang kosong
(missing record) → memperkirakan data yang hilang
Metode Estimasi Data Hujan yang Hilang
 Normal Ratio Method

1 n An x
Dx =  d i
n i =1 Ani

Dengan :
Dx = Curah hujan harian maksimum di stasiun x yang dipertanyakan
n = Jumlah stasiun di sekitar x untuk mencari data di x
di = Curah hujan harian maksimum di stasiun i
Anx = Curah hujan rata-rata tahunan di stasiun x
Ani = Curah hujan rata-rata tahunan di stasiun sekitar x (stasiun i)
Metode Estimasi Data Hujan yang Hilang
 Inversed Square Distance

𝑑𝑖
σ 2
𝑋𝑥−𝑖
𝐷𝑥 =
1
σ 2
𝑋𝑥−𝑖

Dengan :
Dx = Curah hujan harian maksimum di stasiun x yang dipertanyakan
di = Curah hujan harian maksimum di stasiun i
Xx-i = Jarak stasiun X terhadap stasiun i
Hujan Rerata Maksimum
Metode Rerata Aritmatik (Aljabar)
 Merata-ratakan hujan di setiap stasiun hujan dalam suatu DAS.
D = 25 mm
σ 𝑝𝑖 𝑝1 + 𝑝2 + 𝑝3 ⋯ 𝑝𝑛 𝑝𝐴 + 𝑝𝐵 + 𝑝𝐶
𝑝ҧ = = 𝑝ҧ =
𝑛 𝑛 3
22 + 28 + 30
𝑝ҧ = = 26,67
dengan: 3
p = hujan rerata di suatu DAS B = 28 mm C = 30 mm
pi = hujan di tiap-tiap stasiun Jika Stasiun D diluar DAS
n = jumlah stasiun diperhitungkan, maka
A = 22 mm 𝑝𝐴 + 𝑝𝐵 + 𝑝𝐶 + 𝑝𝐷
𝑝ҧ =
4
22 + 28 + 30 + 25
𝑝ҧ =
4
𝑝ҧ = 26,25
Hujan Rerata
Metode Thiessen
 Metode ini digunakan untuk menghitung bobot masing-masing stasiun yang mewakili
luasan di sekitarnya
 Prosedur Metode Poligon Thiessen
1. Stasiun hujan digambar pada peta daerah yang ditinjau.
2. Stasiun-stasiun tersebut dihubungkan dengan garis lurus, sehingga akan
didapatkan bentuk segitiga.
3. Tiap-tiap sisi segitiga dibuat garis berat sehingga saling bertemu dan membentuk
suatu poligon yang mengelilingi tiap stasiun.
4. Tiap stasiun mewakili luasan yang dibentuk oleh poligon, garis batas daerah
membentuk batas tertutup dari poligon.
5. Luas tiap poligon diukur, kemudian dikalikan dengan curah hujan di tiap poligon.
Hasil jumlah hitungan tersebut dibagi dengan total luas daerah yang ditinjau.
Hujan Rerata
Metode Thiessen

σ 𝐴𝑖 𝑝𝑖 𝐴1 𝑝1 + 𝐴2 𝑝2 ⋯ 𝐴𝑛 𝑝𝑛
𝑝ҧ = =
σ 𝐴𝑖 𝐴1 + 𝐴2 ⋯ 𝐴𝑛 A1

A2
Dimana:
P = curah hujan rata-rata,
P1,…, Pn = curah hujan pada setiap stasiun,
A1,…, An = luas yang dibatasi tiap poligon.

A3

A4
Metode Thiessen (Ilustrasi-1)
D = 25 mm
Stasiun D diluar DAS tidak diperhitungkan
AB = 53 km2

AC = 45 km2 Garis ini membagi sisi


segitiga menjadi 2
B = 28 mm C = 30 mm bagian sama panjang
(di tengah-tengah)
dan tegak lurus
terhadapnya.

𝐴𝐴 𝑝𝐴 + 𝐴𝐵 𝑝𝐵 + 𝐴𝐶 𝑝𝐶
A = 22 mm 𝑝ҧ =
𝐴𝐴 + 𝐴𝐵 + 𝐴𝐶
AA = 50 km2
50 × 22 + 53 × 28 + 45 × 30
𝑝ҧ =
50 + 53 + 45
𝑝ҧ = 26,58
Hujan Rerata

AD = 20 km2 D = 25 mm Poligon Thiessen dengan


melibatkan stasiun hujan D
yang berada di luar DAS
AB = 37 km2
Metode Thiessen (Ilustrasi-2)
C = 30 mm
Jika Stasiun D diluar DAS diperhitungkan,
B = 28 mm maka
AC = 41 km2
𝐴𝐴 𝑝𝐴 + 𝐴𝐵 𝑝𝐵 + 𝐴𝐶 𝑝𝐶 + 𝐴𝐷 𝑝𝐷
𝑝ҧ =
𝐴𝐴 + 𝐴𝐵 + 𝐴𝐶 + 𝐴𝐷
50 × 22 + 37 × 28 + 41 × 30 + 20 × 25
A = 22 mm
𝑝ҧ =
50 + 37 + 41 + 20
𝑝ҧ = 26,12
AA = 50 km2
Hujan Rerata
Metode Isohiet
 Pada prinsipnya isohiet adalah garis yang
menghubungkan titik-titik dengan
tinggi/kedalaman hujan yang sama
 Metode pembuatan garis Isohiet
1. Pada peta yang ditinjau, digambarkan lokasi
daerah hujan dan curah hujan. A1
2. Di stasiun hujan yang saling berdampingan I1=100

dinilai curah hujannya dan dibuat A2


interpolasinya. Kemudian hasil interpolasi I2=95
yang mewakili curah hujan yang sama A3
dihubungkan satu sama lain. I3=90
3. Luas daerah diantara 2 garis isohiet diukur A4
luasnya, dan dikalikan dengan nilai rerata di
kedua garis isohiet. Kemudian jumlah dari I4=85
hasil hitungan tersebut dibagi dengan total
luasan daerah yang ditinjau
I5=80
Hujan Rerata
Metode Isohiet
 Perhitungan hujan menggunakan Isohiet

𝐼𝑖 + 𝐼𝑖+1
σ 𝐴𝑖
2
𝑝ҧ =
σ 𝐴𝑖
𝐼1 + 𝐼2 𝐼 + 𝐼3 𝐼 + 𝐼𝑛+1 A1
𝐴1 +𝐴2 2 + ⋯ + 𝐴𝑛 𝑛 I1=100
2 2 2
= A2
𝐴1 + 𝐴2 + ⋯ + 𝐴𝑛
I2=95
A3
Dengan:
I3=90
p = hujan rerata kawasan A4
Ai = luasan dari titik i
Ii = garis isohiet ke i
I4=85

I5=80
Hujan Rerata
A = 18 B = 22
30 D = 33

A1 = 50 km2 35
I1

C = 36 E = 41 A6 = 25 km2
A3 = 180
40 km2 45

I2 A2 = 20 km2
A4 = 45 km2 50
I3 F = 42
G = 65 60 I = 63
A5 = 15 km2

H = 49
I5
I4

I6 Catatan: tinggi hujan dalam mm


I1 + I 2 I 2 + I3 I n + I n +1
A1 + A2 + ..... + An
p= 2 2 2
A1 + A2 + ..... + An
I1 + I 2 I +I I +I I +I I +I I +I
A1 + A2 3 3 + A3 2 4 + A4 4 5 + A5 5 5 + A6 4 6
p= 2 2 2 2 2 2
A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6
30 + 35 40 + 40 35 + 45 45 + 60 60 + 60 50 + 50
50 + 20 + 180 + 45 + 15 + 25
p= 2 2 2 2 2 2
50 + 20 + 180 + 45 + 15 + 25

14.137,5
p= = 42,20 mm
335
Data curah hujan harian maksimum (mm) Tinobu
Bulan
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agu Sep Okt Nov Des

2007 460 255 39 555 455 510 365 327 115 335 110 260

2008 30 377 146 105 320 120 245 110 595

2009 385 435 400 225 240 285 240 15 325 30 170 300

2010 0.0 0.0 0.0 80 125 200 110 150 75 85 65.0 65

2011 19 20 19 45.5 61 17.5 52 42.5 12 32.1 28.5 44

2012 60 46.5 19.8 22 36.5 52 30 10 35 4 18.0 23

2013 37 26.5 17.1 21 20 29.5 44 15 10 23 225 310

2014 211 308 341 210 330 435 235 5 0.0 60 10 389

2015 296 487 274 358 266 230 203 20 0.0 75 18 266

2016 345 246 308 589 315 557 927 80 108 168 35 366
Data curah hujan harian maksimum (mm) Asera
Bulan
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agu Sep Okt Nov Des

2007 440 186 317 215 212 451 448 262 109 77 0.0 0.0

2008 125 229 180 277 480 280 0.0 535 182 118 133 411

2009 197 213 39 312 205 68 205 41 46 22 112 118

2010 298 245 306 151 202 324 630 0.0 48.5 211 170 247

2011 42 175 92.2 307 271 173 261 29.0 148 43.5 133. 333

2012 272 258 295 189 42 0.0 43.0 24.0 88.0 96.5 87.0 224

2013 219 163 318 202 348 296 800 117 190 20 296 275

2014 305 276 265 149 144 429 305 107 0.0 10.0 68.5 361

2015 310 361 392 272 409 448 226 13 3 5 0.0 106

2016 174 514 278 177 286 285 378 172 115 120 105 199
Data curah hujan harian maksimum (mm) Lamonae
Bulan
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agu Sep Okt Nov Des

2007 78 118 20 34 18

2008 62 110 59 87 195 75 144 200 121 69 21 40

2009 33 167 189 87 90 57 109 22 7 19 77 132

2010 227 49 201 97 32 333 206 112 15 136 95 66

2011 184 132 62 83 136 133 253 14 81 15 0.0 91

2012 127 132 62 83 136 133 253 14 81 15 0.0 91

2013 110 82.5 233 163 161 87 467 77.5 104 34 155 75.5

2014 124 168 63.5 161 140 356 177 188 2 5 27 209

2015 133 106 63.5 121 94 167 201 141 2 0.0 0.0 110

2016 66 238 165 77 52 207 115 58.5 29 61 54 157


 BUKA FILE EXCEL

Anda mungkin juga menyukai