Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Hakikat Manusia


Secara teori, hakikat manusia yaitu kesatuan integral dari potensi-potensi
esensial yang ada pada diri manusia, yakni manusia sebagai makhluk pribadi, manusia
sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk susila dan manusia sebagai makhluk
religius. Dengan kata lain yang mudah dipahami, yakni “Manusia sebagai makhluk
pribadi, manusia sebagai makhluk susila, dan manusia sebagai makhluk religius” adalah
status atau peran yang ditempatinya, pada hal semacam ini dituntut ada fungsi atau
tugas yang dijalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita mengatakan hakikat manusia sebagai makhluk sosial misalnya, maka
hakikat-nya akan hilang jika ia berada di suatu tempat pertapaan (dalam keadaan
sendirian). Demikian juga halnya jika seorang laki-laki berzina dengan seorang
perempuan, pada saat itulah hakikat-susilanya akan hilang. Sesungguhnya hakikat
manusia tidak demikian. Hakikat manusia dapat hilang jika ia sudah mati. Hakikat itu
tidak terikat dengan peran atau fungsi. Hakikat yaitu sesuatu yang ada dan wajib ada.
Berikut Jalius menjelaskan pengertian mengenai hakikat ini. Hakikat yaitu berupa
apa yang membuat sesuatu terwujud. Dengan kata lain dapat diartikan, hakikat
merupakan unsur utama yang mewujudkan sesuatu. Hakikat mengarah kepada faktor
utama yang lebih fundamental. Faktor utama tersebut wajib ada dan merupakan suatu
keharusan. Hakikat selalu ada dan keadaan sifatnya tidak berubah-rubah. Tanpa faktor
utama tersebut sesuatu tidak akan bermanfaat sebagai wujud yang kita maksudkan.
Karena hakikat merupakan faktor utama yang pasti ada, maka esensinya itu tidak dapat
dipungkiri. Dengan kata lain hakikat yaitu pokok atau inti dari yang ada. Tidak pernah
sebuah atribut jika tidak ada hakikat.
Hakikat manusia yaitu pembentukan kebudayaan disebabkan manusia
dihadapkan pada persoalan yang yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam
hakikatnya manusia mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga
manusia melakukan berbagai cara. Sesungguhnya hakikat manusia adalah makhluk yang
bertanggung jawab terhadap tindakannya dan manusia diberi naluri. Naluri yaitu
dorongan alamiah dari dalam diri manusia untuk memikirkan serta membuktikan suatu
tindakan. Setiap makhluk hidup mempunyai dorongan yang dapat diutarakan secara
spontan sebagai tanggapan kepada stimulus yang muncul dari dari atau dari luar dirinya.
Naluri ini tidak setiap waktu muncul yang baik tetapi kadang muncul naluri kejahatan.
Manusia berada dalam perjalanan hidup, perkembangan dan pengembangan diri
namun, manusia disini belum tuntas mewujudkan dirinya sebagai manusia. Pendidikan
adalah upaya untuk memanusiakan manusianya. Manusia sudah dibekali berbagai
potensi untuk mampu menjadi manusia. Manusia memiliki kesadaran dan penyadaran
diri yang mampu membedakan dirinya dengan sesuatu yang ada di luar dirinya. Manusia
juga tidak hanya mampu berpikir mengenai diri dan alam akan tetapi juga sadar dengan
pemikirannya. Manusia yang bereksistensi harus dapat menjadikan diri itu hakikatnya
adalah manusia itu sendiri. Jadi, sebaik dan sekuat upaya pihak lain atau pendidik
kepada peserta didik untuk membantunya menjadi manusia.
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk mencukupi kebutuhannya
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan
positif sehingga mampu mengatur dan mengontrol dirinya serta mampu
menentukan nasibnya
3. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang
tidak pernah selesai selama hidupnya.
4. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan diri sendiri, membantu orang lain serta membuat dunia lebih
baik untuk ditempati
5. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi tak terbatas.
6. Makhluk tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat
Individu sangat di pengaruhi lingkungan terkhusus lingkungan sosial,
bahkan ia tidak dapat berkembang sesuai dengan kedudukan
kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Anda mungkin juga menyukai