Secara teori, hakikat manusia yaitu kesatuan integral dari potensi-potensi esensial yang ada pada diri manusia, yakni manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk susila dan manusia sebagai makhluk religius. Dengan kata lain yang mudah dipahami, yakni “Manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai makhluk susila, dan manusia sebagai makhluk religius” adalah status atau peran yang ditempatinya, pada hal semacam ini dituntut ada fungsi atau tugas yang dijalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita mengatakan hakikat manusia sebagai makhluk sosial misalnya, maka hakikat-nya akan hilang jika ia berada di suatu tempat pertapaan (dalam keadaan sendirian). Demikian juga halnya jika seorang laki-laki berzina dengan seorang perempuan, pada saat itulah hakikat-susilanya akan hilang. Sesungguhnya hakikat manusia tidak demikian. Hakikat manusia dapat hilang jika ia sudah mati. Hakikat itu tidak terikat dengan peran atau fungsi. Hakikat yaitu sesuatu yang ada dan wajib ada. Berikut Jalius menjelaskan pengertian mengenai hakikat ini. Hakikat yaitu berupa apa yang membuat sesuatu terwujud. Dengan kata lain dapat diartikan, hakikat merupakan unsur utama yang mewujudkan sesuatu. Hakikat mengarah kepada faktor utama yang lebih fundamental. Faktor utama tersebut wajib ada dan merupakan suatu keharusan. Hakikat selalu ada dan keadaan sifatnya tidak berubah-rubah. Tanpa faktor utama tersebut sesuatu tidak akan bermanfaat sebagai wujud yang kita maksudkan. Karena hakikat merupakan faktor utama yang pasti ada, maka esensinya itu tidak dapat dipungkiri. Dengan kata lain hakikat yaitu pokok atau inti dari yang ada. Tidak pernah sebuah atribut jika tidak ada hakikat. Hakikat manusia yaitu pembentukan kebudayaan disebabkan manusia dihadapkan pada persoalan yang yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam hakikatnya manusia mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara. Sesungguhnya hakikat manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab terhadap tindakannya dan manusia diberi naluri. Naluri yaitu dorongan alamiah dari dalam diri manusia untuk memikirkan serta membuktikan suatu tindakan. Setiap makhluk hidup mempunyai dorongan yang dapat diutarakan secara spontan sebagai tanggapan kepada stimulus yang muncul dari dari atau dari luar dirinya. Naluri ini tidak setiap waktu muncul yang baik tetapi kadang muncul naluri kejahatan. Manusia berada dalam perjalanan hidup, perkembangan dan pengembangan diri namun, manusia disini belum tuntas mewujudkan dirinya sebagai manusia. Pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusianya. Manusia sudah dibekali berbagai potensi untuk mampu menjadi manusia. Manusia memiliki kesadaran dan penyadaran diri yang mampu membedakan dirinya dengan sesuatu yang ada di luar dirinya. Manusia juga tidak hanya mampu berpikir mengenai diri dan alam akan tetapi juga sadar dengan pemikirannya. Manusia yang bereksistensi harus dapat menjadikan diri itu hakikatnya adalah manusia itu sendiri. Jadi, sebaik dan sekuat upaya pihak lain atau pendidik kepada peserta didik untuk membantunya menjadi manusia. Hakikat manusia adalah sebagai berikut : 1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk mencukupi kebutuhannya 2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan positif sehingga mampu mengatur dan mengontrol dirinya serta mampu menentukan nasibnya 3. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya. 4. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan diri sendiri, membantu orang lain serta membuat dunia lebih baik untuk ditempati 5. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan ketakterdugaan dengan potensi tak terbatas. 6. Makhluk tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat Individu sangat di pengaruhi lingkungan terkhusus lingkungan sosial, bahkan ia tidak dapat berkembang sesuai dengan kedudukan kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.