Anda di halaman 1dari 18

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pengantar Ilmu Kependidikan

Yang dibina oleh Wildan Zulkarnain, S.Pd, M.Pd.

Oleh :

Kelompok 1 Offering E4

1. Khansa Nibras Sholikah (220513603867)


2. Lolita Kristianita Putri (220211601680)
3. Nuriska Ainina Salsabila (220544605177)
4. Rafi’an Naba’ (220544601082)
5. Resti Rania Simanjuntak (220544610443)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


JANUARI 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Tuhan
sebagai makhluk yang unik, keunikan yang dimiliki manusia seperti
mempunyai sistem biologis yang sempurna dibandingkan makhluk Allah
yang lain. Manusia adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan akal dan
nafsu, tidak seperti makhluk lain yang hanya dibekali akal atau nafsu
saja. Oleh karena itu, setiap manusia pasti membutuhkan pendidikan
untuk bekal di kehidupan di masa mendatang. Seiring berkembangnya
zaman, pendidikan juga akan terus berkembang lebih baik lagi.
Dalam menjalani kehidupan, manusia perlu adanya sebuah
petunjuk saat berjalan kedepan. Petunjuk-petunjuk ini didapatkan dari
sebuah pendidikan yang terus berkembang. Pendidikan adalah satu hal
penting yang memiliki dampak besar bagi proses perkembangan
manusia. Manusia akan terus mengembangkan sebuah pendidikan agar
menciptakan perkembangan pada kualitas diri manusia.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi hakikat manusia?
2. Bagaimana wujud sifat dari hakikat manusia?
3. Apa saja macam-macam dimensi manusia?
4. Bagaimana hubungan antara hakikat manusia dan peran
pendidikan?
3. Tujuan
1. Mengetahui definisi hakikat manusia
2. Mengetahui wujud sifat dari hakikat manusia
3. Mengetahui berbagai macam dimensi manusia
4. Mengetahui hubungan antara hakikat manusia dengan peran
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakikat Manusia
Manusia diciptakan dengan sebuah keistimewaan dan keunikan
yaitu dengan dibekalinya oleh akal dan nafsu, tetapi tidak semua
manusia dapat mengendalikan akal dan nafsunya sehingga manusia
melakukan hal negatif dan kurang bermanfaat. Oleh karena itu,
adanya sebuah pendidikan adalah untuk mengarahkan manusia agar
dapat memanfaatkan dan menyeimbangkan antara akal dan nafsunya.
Pendidikan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman,
sehingga manusia dapat memperbaiki mutu diri dengan sebuah
pendidikan. Selain itu pendidikan juga dapat membentuk pola pikir
manusia menjadi lebih terarah sesuai perkembangan zaman.
a. Penciptaan manusia
Manusia adalah salah satu makhluk tuhan yang ada di muka
bumi. Pertama kali keberadaan manusia di muka bumi bahkan
tidak diketahui secara pasti. Menurut teori evolusi, manusia
berkembang secara evolusioner (perkembangan secara
bertahap dan terjadi secara perlahan). Manusia akan terus
mengalami perkembangan hingga menjadi manusia lebih
kompleks.
b. Dimensi kepribadian manusia
Orang bisa dilihat dari berbagai sudut. Disatu sisi dapat
dilihat sebagai realitas fisik dan sisi lain sebagai realitas
psikis. Ada beberapa aspek mengenai kepribadian manusia :
- Aspek fisik manusia
Pandangan sepihak tentang seseorang menekankan
realitas fisik dan bekerja lebih banyak. Asumsi demikian
menunjukkan bahwa keberadaan dan kehidupan manusia
sangat ditentukan oleh penampilan fisiknya. Aspek fisik
yang dibentuk oleh objek (materi) tunduk pada hukum
alam material atau mekanis. Keberadaannya berasal dari
alam dan beroperasi sesuai dengan hukum alam.
- Aspek psikologis manusia
Pandangan lain menekankan realitas dan fungsi
mental. Secara eksternal, tindakan dan perbuatan
seseorang dikendalikan oleh sisi spiritual, karena sisi fisik
hanyalah cerminan dari realitas spiritual. Sisi spiritual
seseorang adalah sesuatu yang bukan fisik. Aspek psikis
terdiri dari beberapa bagian, meskipun tidak dapat dilihat
dan dirasakan dengan panca indera. Sederhananya,
beberapa orang hanya melihat gejala psikologis yang
dangkal atau aspek fisiknya. Namun, terkadang seseorang
menyamar untuk menyembunyikan gejala jiwanya.
Betapa orang yang marah tersenyum dan orang yang sedih
tertawa. Hal ini mendorong sebagian orang untuk melihat
gejala kejiwaan manusia melalui kajian filosofis. Jiwa
manusia memiliki dua kekuatan, kekuatan praktis dan
teoritis.

1. Kekuatan praktis
Kekuatan praktis, yaitu jiwa yang terhubung dengan
tubuh. Ketika Anda berniat melakukan atau
melakukan sesuatu secara sadar, Anda memiliki
gagasan tentang apa yang harus dilakukan dan
bagaimana melakukannya. Sebuah ide muncul dari
aspek mental yang menyuruh sisi fisik untuk bertindak
atau melakukan sesuatu.
2. Aktivitas teoritis
Kekuatan teoritis adalah kemampuan pikiran untuk
berpikir sendiri dan tidak melakukan apapun yang
berhubungan dengan pekerjaan
2. Wujud Sifat dari Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia dapat dilihat dari beberapa sudut pandang
dengan adanya akal dan pikiran yang hanya dimiliki manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan. Berikut beberapa sudut pandang menegnai
sifat hakikat manusia :
a. Pandangan Psikoanalitik
Menurut pandangan psikoanalitik, hakikat manusia berasal dari
dalam diri yang bersifat instingtif atau secara spontan yang selalu
memerlukan pemenuhan dan pemuasan (Prawira 2012 : 66).
Tingkah laku manusia biasanya diatur dan dikontrol melalui
kekuatan psikologis yang sudah ada sejak lahir. Dapat
diasumsikan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk yang
dibimbing oleh dorongan naluriah. Hal ini menyebabkan
seseorang dapat mengatur dan mengontrol perilaku dalam dirinya
berupa kekuatan psikis yang ada pada manusia. Manusia tidak
dapat mengendalikan atau menentukan nasibnya, tetapi perilaku
manusia diarahkan semata-mata untuk kepuasan kebutuhan dan
naluri biologis.

b. Pandangan Humanis
Pandangan humanistik berpendapat bahwa manusia memiliki
keinginan untuk fokus pada pencapaian dan tujuan yang positif.
Manusia memiliki sifat rasional yang dapat menetukan nasibnya
sendiri. Hal tersebut menyebabkan manusia terus berubah dan
berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih utuh.
Dalam kondisi tertentupun manusia akan dapat mengarahkan diri
menjadi seseorang yang terbebas dari sebuah kecemasan dan
menjadi pribadi yang positif. Seorang individu dapat menjadi
anggota atau pemimpin dari sebuah kelompok karena manusia
memiliki tanggung jawab sosial dan memiliki dorongan untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Manusia memiliki sebuah
kebebasan untuk merealisasikan potensi dalam diri yang dimiliki.
Selain itu, manusia memiliki kesempatan untuk memahami
lingkungan dan dirinya serta menjadikan manusia sebagai pribadi
yang memiliki rasa empati terhadap sesama.
c. Pandangan Martin Buber
Martin Buber mengatakan bahwa manusia tidak dapat
melakukan "ini" atau "itu" secara alami. Menurutnya, manusia
adalah eksistensi yang memiliki potensi tetapi dibatasi oleh
universalitas alam. Namun kerbatasan ini hanya bersifat faktual
sehingga apa yang akan terjadi tidak dapat diprediksi. Dalam hal
ini potensi manusia menjadi "baik" atau "buruk", tergantung
kecenderungan mana yang lebih besar dalam diri seseorang.
Sehingga memungkinkan seseorang menjadi "baik" juga dapat
melakukan "kesalahan".
d. Pandangan Behavioristik
Pada dasarnya, kelompok behavioristik mengatakan
bahwa manusia merupakan makhluk reaktif dan perilaku mereka
didorong oleh faktor eksternal yaitu lingkungannya. Lingkungan
adalah faktor pengendali yang menghubungkan hubungan antar
individu. Hubungan ini diatur pada hukum belajar, seperti teori
conditioning atau pembiasaan dan teori keteladanan. Mereka juga
percaya bahwa kebaikan dan kejahatan disebabkan oleh pengaruh
lingkungan.
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu;
a. Manusia pada dasarnya memiliki kekuatan batin yang dapat
menggerakan hidupnya.
b. Manusia memiliki fungsi rasional yang bertanggung jawab atas
perilaku intelektual dan sosial individu.
c. Manusia pada hakekatnya merupakan sosok yang sedang
berproses dan terus berkembang.
d. Manusia mampu fokus pada tujuan positif, dan dapat mengatur
dirinya sendiri untuk menentukan nasibnya.
e. Dinamika kehidupan individu selalu terlibat dalam bisnis
untuk memenuhi diri sendiri. untuk membantu orang lain,dan
menjadikan dunia semakin baik.
f. Manusia adalah eksistensi potensial yang kemunculannya tidak
terduga. Tapi potensinya bersifat terbatas.
g. Manusia adalah ciptaan Tuhan,sehingga memiliki sifat “baik”
atau buruk'.
h. Faktor lngkungan menentukan perilaku dan tingkah laku
manusia.
3. Macam-macam Dimensi Sudut Pandang
Potensi kemanusiaan dapat membantu dalam menumbuh
kembangkan benih kemanusiaannya. Oleh karena itu, sasaran utama
dalam pendidikan adalah manusia. Dalam proses pendidikan manusia
tidak dapat terlepas dari lingkungannya karena akan saling berkaitan
erat dan terjadi hubungan timbal balik yang dapat membantu proses
perkembangan potensi manusia melalui adanya pengalaman.
Interaksi dengan lingkungan yang dilakukan secara efektif dan
efisien untuk membantu perkembangan potensi manusia melalui
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial merupakan kunci utama
dari sebuah pendidikan .
Pratiwi (2012) mengungkapkan bahwa, hakekat merupakan
sesuatu yang mesti ada Pada sesuatu dan jika sesuatu itu tidak ada
maka sesuatu tidak berwujud. Jadi hakekat manusia adalah sesuatu
yang pasti ada pada manusia dan Sesuatu yang dimiliki dari manusia
yang satu dengan yang lain itu berbeda. Pada hakekat manusia
terdapat 4 dimensi manusia yang dibawa dari lahir. Adapun dimensi-
dimensi tersebut adalah dimensi keindividuan, dimensi Kesosialan,
dimensi kesusilaan, dan dimensi keberagamaan.
a. Dimensi Keindividuan
Potensi kemanusiaan dapat membantu dalam menumbuh
kembangkan benih kemanusiaannya. Oleh karena itu, sasaran
utama dalam pendidikan adalah manusia. Dalam proses
pendidikan manusia tidak dapat terlepas dari lingkungannya
karena akan saling berkaitan erat dan terjadi hubungan timbal
balik yang dapat membantu proses perkembangan potensi
manusia melalui adanya pengalaman. Interaksi dengan
lingkungan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk
membantu perkembangan potensi manusia melalui lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial merupakan kunci utama dari
sebuah pendidikan .
Pratiwi (2012) mengungkapkan bahwa, hakekat
merupakan sesuatu yang mesti ada Pada sesuatu dan jika sesuatu
itu tidak ada maka sesuatu tidak berwujud. Jadi hakekat manusia
adalah sesuatu yang pasti ada pada manusia dan Sesuatu yang
dimiliki dari manusia yang satu dengan yang lain itu berbeda.
Pada hakekat manusia terdapat 4 dimensi manusia yang dibawa
dari lahir. Adapun dimensi-dimensi tersebut adalah dimensi
keindividuan, dimensi Kesosialan, dimensi kesusilaan, dan
dimensi keberagamaan.
b. Dimensi Kesosialan
Bersamaan dengan lahirnya seseorang diikuti dengan
potensi kemanusiaan berupa kekuatan pendengaran, penglihatan,
budi dan nurani yang dimiliki. Adanya perwujudan manusia
sebagai makhluk sosial adalah tidak ada manusia yang mampu
hidup tanpa adanya bantuan dari manusia lain. Adanya dorongan
pada diri seseorang untuk bergaul dengan individu lain pada
lingkungan sekitarnya membuat seseorang dapat
mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya, serta
akan ada juga kesempatan untuk belajar dari orang lain.,
mengidentifikasi sifat-sifat yang ada pada diri orang lain atau
yang dikagumi pada diri orang lain. Didalam bergaul pasti ada
unsur saling menerima dan memberi, hal tersebutlah yang
menjadi kunci utama kesuksesan dalam bergaul.
Budyanto (2012) mengungkapkan bahwa ada beberapa
faktor yang akan berpengaruh dalam pengembangan dimensi
kesosialan diantaranya melalui faktor internal dengan bertambah
atau berkurangnya penduduk, adanya penemuan-penemuan baru,
konflik dalam masyarakat, timbulnya pemberontakan. Terdapat
juga beberapa faktor eksternal yang berpengaruh yaitu adanya
perubahan lingkungan fisik manusia (bencana alam), pengaruh
kebudayaan masyarakat lain, serta peperangan diktat.
c. Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan berasal dari data dasar su dan sila yang
memiliki arti "kepantasan yang lebih tinggi. Dalam kesusilaan itu
sendiri ada dua konotasi berbeda yakni etiket (persoalan
kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Pada
hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil dan
melaksanakan keputusan susila. Pada pengembangan dimensi
kesusilaan ini perlu mencangkup nilai-nilai yang menjadi
pedoman dalam berbuat yaitu nilai otonom yang bersifat
individual (kebaikan menurut pendapat seseorang), nilai
heteronom yang bersifat kolektif (kebaikan menurut kelompok)
dan nilai keagamaan yang berasal dari Tuhan. Lingkungan
keseharian merupakan faktor utama yang akan sangat
berpengaruh dalam pengembangan normal kesusilaan.
d. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius. Dalam
pandangan islam, sejak lahir manusia telah mempunyai jiwa
agama. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia
adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat
bersandar. Keberagamaan mengisyaratkan bahwa adanya
pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas suatu agama.
Manusia memiliki potensi untuk mampu beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa (Prayitno, 1994 : 13). Terdapat
beberapa faktor yang berpengaruh pada dimensi keberagamaan,
poin pertama adalah pada pembentukan inti meliputi
pembentukan kata hati nurani, pembentukan niat dalam
melakukan kegiatan. Terdapat juga tahapan pembentukan
kebiasaan, meliputi biasa berbuat baik pada Tuhan, biasa berbuat
baik terhadap sesama manusia, biasa berbuat baik terhadap
makhluk Tuhan yang lainnya. Dan yang terakhir adalah tahap
pembentukan daya jiwa yang meliputi pandangan hidup yang
selaras dan seimbang dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai
dengan tuntunan agama.
e. Dimensi Kebudayaan
Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan
kebudayaan, hidup berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan
bertautan dengan kehidupan manusia sepenuhnya, kebudayaan
menyangkut sesuatu yang nampak dalam bidang eksistensi setiap
manusia. Manusia tidak terlepas dari kebudayaan, bahkan
manusia itu baru menjadi manusia karena bersama
kebudayaannya (C. A. Van Peursen, 1957). Sejalan dengan ini,
Ernst Cassirer menegaskan bahwa "manusia tidak menjadi
manusia karena sebuah faktor di dalam dirinya, seperti misalnya
naluri atau akal budi, melainkan fungsi kehidupannya, yaitu
pekerjaannya, kebudayaannya. Demikianlah kebudayaan
termasuk hakikat manusia" (C.A. Van Peursen, 1988).
Sebagaimana dinyatakan di atas, kebudayaan memiliki fungsi
positif bagi kemungkinan eksistensi manusia, namun demikian
apabila manusia kurang bijaksana dalam mengembangkannya,
kebudayaanpun dapat menimbulkan kekuatan-kekuatan yang
mengancam eksistensi manusia. Contoh: dalam perkembangan
kebudayaan yang begitu cepat, sejak abad yang lalu kebudayaan
disinyalir telah menimbulkan krisis antropologis. Martin Buber
antara lain mengemukakan keterhukuman manusia oleh karyanya
sendiri. Manusia menciptakan mesin untuk melayani dirinya,
tetapi akhirnya manusia menjadi pelayan mesin. Demikian pula
dalam bidang ekonomi, semula manusia berproduksi untuk
memenuhi kebutuhannya, tetapi akhirnya manusia tenggelam dan
dikuasai produksi (Ronald Gregor Smith, 1959). Kebudayaan
tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Kodrat dinamika pada
diri manusia mengimplikasikan adanya perubahan dan
pembaharuan kebudayaan. Hal ini tentu saja didukung pula oleh
pengaruh kebudayaan masyarakat atau bangsa lain terhadap
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, mengingat
adanya dampak positif dan negatif dari kebudayaan terhadap
manusia, masyarakat kadang-kadang terombang-ambing di antara
dua relasi kecenderungan. Di satu pihak ada yang mau
melestarikan bentuk-bentuk lama (tradisi), sedangkan yang lain
terdorong untuk menciptakan hal-hal baru (inovasi). Ada
pergolakan yang tak kunjung reda antara tradisi dan inovasi. Hal
ini meliputi semua kehidupan budaya (Ernst Cassirer, 1987).
4. Hubungan Antara Hakikat Manusia dan Peran Pendidikan
Bagi manusia, rasa ingin mengetahui merupakan tindakan
mengetahui aktivitas yang secara intrinsik terkait dengan cara hidup
manusia. Filsafat istilahnya adalah "pengetahuan adalah cara
menjadi". Manusia memiliki rasa ingin tahu. Beberapa juga memiliki
harapan yang tinggi sehingga pencarian informasi sangat tinggi dan
tiada henti. Namun, ada yang memiliki keinginan rendah atau sedang,
sehingga tidak melakukan hal tersebut. Namun, bisa dikatakan semua
orang memiliki keinginan untuk tahu. Bahkan manusia ada yang
berpendapat berdasarkan instingnya, binatang memiliki
“pengetahuan”. Misalnya, setiap binatang tahu bahwa ada bahaya
mengancam dirinya sendiri atau makanan. Secara naluriah, mereka
langsung mencari tempat yang aman.
Manusia tidak bisa hidup hanya dengan instingnya, meskipun
terkadang ada orang dengan insting yang kuat. Orang-orang memiliki
pengetahuan naluriah sangat terbatas. Karena orang adalah satu-
satunya makhluk yang diciptakan oleh Allah yang diberi akal maka
dia dapat mengetahui tentang segala sesuatu. Hebatnya, manusia bisa
mendapatkan pengetahuan yang dia butuhkan dalam hidup, serta
dapat berkembang dengan informasi tersebut.
Pendidikan sebagai pengaruh fitrah manusia dan landasan
kebutuhan.
1. Prinsip wajib pendidikan untuk seseorang
a. Manusia sebagai makhluk yang belum selesai. Manusia
disebut “Homo Sapiens” yang berarti makhluk yang
memiliki kemampuan memperoleh informasi. Salah satu
naluri manusia adalah cenderung ingin mengetahui segala
sesuatu di sekitarnya yang belum dia ketahui.Berawal dari
rasa ingin tahu dan kemudian lahirlah ilmu pengetahuan.
Dalam hidupnya, orang sebagian didorong oleh kebutuhan
untuk mencapai sesuatu, dan sebagian dengan tanggung
jawab sosial yang mendalam. Orang tidak hanya memiliki
keterampilan, mereka juga memiliki keterbatasan, dan
memang tidak hanya ada kualitas yang baik, tetapi juga
kualitas yang buruk. Manusia tidak dapat menciptakan
dirinya sendiri, keberadaan manusia dan dunia bukanlah
hasil perkembangan tanpa pencipta, setelah Tuhan
menciptakannya dan ketika ia lahir ke dunia, "Apakah
manusia telah berhenti menjadi manusia?" dalam artian
bahwa manusia tidak menciptakan dirinya sendiri
sebagaimana Tuhan menciptakannya, tetapi manusia
harus bertanggung jawab atas keberadaannya,dia harus
bertanggung jawab atas apa atau siapa dia menjadi.
Eksistensi berarti merencanakan, bertindak, dan selalu
demikian seseorang bisa lebih atau kurang dari keadaan.
Dengan kata lain bisa dibilang orang itu terbuka, manusia
adalah makhluk yang tidak berhenti "mengatur".
Konsisten dengan pernyataan sebelumnya, ternyata
berhasil untuk mempelajari bagaimana orang memiliki
kesatuan tubuh dan pikiran kesejarahan dan kehidupan
yang bermakna. Itulah sebabnya keberadaan manusia
melayang dengan masa lalunya (misalnya, karena Tuhan
menciptakannya, dia lahir ke dunia dalam keadaan tidak
berdaya yang membutuhkan bantuan orang tuanya atau
orang lain dan sebagainya) mencapai masa depan
mencapai tujuan hidup mereka. Manusia sedang dalam
perjalanan hidup, pengembangan dan pengembangan diri.
Dia adalah manusia, tetapi pada saat yang sama "belum
selesai" bermanifestasi menjadi pribadi.
b. Tanggung jawab dan tujuan manusia sejak lahir manusia
adalah manusia, tetapi tidak secara spiritual secara
otomatis manusia dalam arti mampu membedakan
berbagai aspek alam. Manusia sebagai individu atau
pribadi bebas menentukan ingin menjadi apa atau ingin
menjadi siapa di masa depan. Demikian pula, memang
benar bahwa itu mewujudkan berbagai aspek sifat
manusia adalah pekerjaan semua orang. Faktanya, setiap
orang bebas menentukan pilihannya menjadi apa atau
siapa yang akan menjadi di masa depan, tetapi bersama-
sama konsep yang dijelaskan sebelumnya bahwa
keberadaan menyiratkan usaha berorganisasi secara aktif
dan bertanggung jawab. Seseorang yang membuat pilihan
dan mencoba untuk tidak melakukannya adalah manusia
yang tidak memahami aspek-aspek sifatnya manusia
berarti bahwa yang bersangkutan merendahkan martabat
kemanusiaannya. Dalam konteks ini, orang menjadi
kurang atau tidak bertanggung jawab atas keberadaannya
sendiri. Dia menurunkan martabatnya dari tingkat
manusia ke tingkat yang lebih rendah, mungkin ke tingkat
hewan, tumbuhan. Sebagai manusia, setiap orang benar-
benar mandiri, dia bebas memutuskan kebebasan memilih,
tetapi bebas selalu berarti mengikat nilai-nilai tertentu itu
adalah pilihannya dan dengan kebebasannya dia adalah
seorang yang harus menjawab dan dia akan bertanggung
jawab. Oleh karena itu, tidak lagi penting menjadi
manusia sebagai pemenuhan tugas.Manusia harus
memenuhi misi berbagai aspek sifat manusia.
Konsekuensinya, jika seseorang tidak selalu berusaha
adalah laki-laki, dia bukan laki-laki. Berbagai aspek
hakikat manusia pada hakekatnya adalah kemungkinan-
kemungkinan yang harus ada diciptakan oleh semua
orang. Karenanya berbagai aspek sifat manusia adalah
sosok manusia yang ideal, merupakan keserupaan dengan
seseorang yang dicita-citakan atau yang menjadi tujuan.
Sosok manusia ideal belum terwujud tetapi harus
diusahakan untuk diwujudkan.
2. Asas-asas kemungkinan pendidikan
a. Prinsip kesempatan
Dalam uraian sebelumnya, potensi yang berbeda
hadir seorang pria yang memungkinkan dia untuk menjadi
seorang pria, tapi untuk itu membutuhkan alasan, yaitu
pendidikan. Misalnya dari segi kesusilaan orang
diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan standar moral
dan nilai-nilai moral yang diakui. Ini adalah tujuan atau
karakter pengasuhan manusia ideal menurut dimensi
moral. Manusia memiliki potensi untuk berbuat baik. Hal
yang sama berlaku untuk opsi lain. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa orang bisa mendapatkan pendidikan
karena dia memiliki cara yang berbeda untuk datang.
b. Prinsip dinamika
Manusia selalu aktif baik secara fisiologis maupun
mental. Dia selalu berharap dan berjuang untuk semua
yang lebih dari apa yang sudah ada atau apa yang dicapai.
Dia berusaha untuk mewujudkan dirinya secara berurutan
menjadi pribadi yang ideal baik dalam interaksi maupun
komunikasi pribadi horizontal (manusia) atau vertikal atau
transenden (Tuhan-manusia). Dimensi dinamika berarti
manusia dilatih.
c. Prinsip individualitas
Antara lain, individu memiliki independensi
(subjektivitas), mereka ingin menjadi apa yang mereka
inginkan dari dirinya sendiri, bahkan ketika dia bergaul
dengan orang lain, dia tetaplah dirinya sendiri. Sebagai
individu ia tidak pasif tetapi secara bebas dan aktif
berusaha untuk mengekspresikan diri.Pelatihan dilakukan
untuk membantu orang menjadi terorganisir mengenali
atau mewujudkan. Dimensi individualitas manusia
(siswa). Di sisi lain, orang beradaptasi mencoba
mewujudkan dirinya melalui individualitasnya. Karena,
Individualitas manusia berarti bahwa orang dididik.
d. Prinsip kemasyarakatan
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama,
mereka membutuhkannya bergaul dengan orang lain.
Dalam hidup ini bersama dengan orang lain akan ada
hubungan timbal balik. Setiap individu menerima
pengaruh orang lain. Fakta ini menawarkan peluang untuk
orang-orang yang dilatih untuk bantuan atau pengaruh.
Pendidikan disampaikan melalui interaksi atau
komunikasi antara orang-orang bahwa orang bisa
mendapatkan bantuan. Pengaruh pendidikan juga terletak
pada interaksi atau komunikasi dengan orang lain.
e. Prinsip moralitas
Manusia memiliki kemampuan untuk
membedakan antara yang baik dan yang buruk. Nah, pada
dasarnya dia memiliki potensi untuk berperilaku baik
berdasarkan kebebasan dan tanggung jawab (aspek
moral). Pelatihan pada dasarnya bersifat normatif, yaitu
dilakukan secara mendasar sistem nilai dan standar
tertentu dan bertujuan untuk mewujudkan cita-cita, yaitu
orang yang diharapkan menyesuaikan diri dengan suatu
sistem nilai dan standar yang berasal dari agama atau
budaya yang diakui. Pendidikan bersifat normatif dan
manusia memiliki dimensi moralitas karena merupakan
aspek moralitas memungkinkan orang untuk dididik.
Pelatihan harus dilakukan berdasarkan berbagai prinsip
yang disebutkan di atas. Ketika asumsi ini ditentang, kita
harus sampai pada suatu kesimpulan bahwa orang tidak
perlu dididik, mereka tidak bisa dididik, begitu juga kita
melaksanakan pelatihan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha membantu manusia
agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaan mereka.
untuk menjadi orang orang yang benar ketika dia mampu memahami
sifat aslinya. Secara umum, pelatihan harus menjadi upaya yang
dilakukan sadar berdasarkan asumsi tentang sifat manusia.
Kehidupan orang bukan hanya hidupnya bagaikan tumbuhan atau
hewan, tetapi hidup seperti manusia. Hak untuk hidup atau hak asasi
manusia berarti hak atas pendidikan. Seperti yang sedang
diperjuangkan oleh beberapa organisasi internasional kecuali untuk
daftar hak asasi manusia. Pendidikan hak asasi manusia ditujukan
untuk setiap warga negara. Hak asasi manusia juga berarti hak atas
pendidikan dan demokrasi pendidikan. Pendidikan harus demokratis
dan komitmen belajar. Mengenai masalah ini, sehari setelah
pernyataan itu Kemerdekaan, bangsa Indonesia mendeklarasikan
formasi ini merupakan hak setiap warga negara. Meski ada beberapa
kendala yang menghadang, Wajib sekolah sudah ada sejak tahun
1950 dan masih berlangsung hingga saat ini bertujuan agar orang tua,
masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai hak dan
kewajiban di bidang pendidikan sebagai jaminan setiap individu atau
warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN
Sumantri Mohammad S. 2015. Hakikat Manusia Dan
Pendidikan. Yogyakarta. core.ac.uk
Oktafiana Dila Rukmi, Ramdhani Reza Aditya. 2021. Hakikat
Manusia. Jember.Yogyakarta. jurnal tawadhu.
Kasinah Siti. 2013. Hakikat Manusia Menurut Pandangan
Islam Dan Barat. Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Didaktika.
Mulyadi. 2019. Dimensi-dimensi Kemanusiaan. UIN Imam
Bonjol Padang. ejournal.uinib.ac.id
Amelia Winda. 2021. Modul Pengantar Pendidikan Kajian
Konsep dan Teori. Universitas Trilogi
Mubarok Ade Ahmad.Dkk.2021.Landasan Pengembangan
Kurikulum Pendidikan di Indonesia. Universitas
Islam Bandung. Jurnal Dirosah Islamiah.

Anda mungkin juga menyukai