Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dwi Purnomo

NPM : 072121049

Mata Kuliah : Filsafat

JAWABAN

1.
a. Hakikat Manusia dan Kemanusian merupakan bidang kemanusiaan yang terus
menerus mencari jawaban kehidupan manusia dan persoalannya.
Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan berpikir secara baik, Manusia
Mempunyai Pengertiannya dan pengetahuannya yang inderawi dan intelektif, yang
membedakan dengan pengada.
b.
• Secara filosofis dapat dikatakan bahwa manusia sebagai pengada (mahluk)
hidup yang substansi naturalnya terbentuk dari badan dan jiwa, dari
keseluruhan yang mempunyai struktur organ dan kesatuan substansial, dari
suatu struktur inderawi dan subjektivitas metainderawi.
• Subjektivitas metainderawi manusia merupakan interioritas primordial yang
menstrukturkan, menyatukan, mengkordinasikan keseluruhan aktivitas
manusia sebagai pengada (mahluk) hidup.
• Secara filosofis dapat dikatakan bahwa manusia sebagai pengada (mahluk)
hidup yang substansi naturalnya terbentuk dari badan dan jiwa, dari
keseluruhan yang mempunyai struktur organ dan kesatuan substansial, dari
suatu struktur inderawi dan seubjektivitas metainderawi.
• Manusia menghasilkan teknologi, menggunakan pengetahuan, karena
manusia mempunyai kemampuan untuk mengetahui dan mengerti.
Pengetahuan manusia bersifat perpektif dan praktis yang memungkinkan
manusia menyesuaikan diri dan mengambil sikap secara langsung terhadap
lingkungan sekitar.

c. Personhood merupakan hakikat yang melekat pada setiap manusia sebagai insan
yang bermoral, wajib dilindungi dan diperlakukan sebagai makhluk yang bermoral
dengan segala akhlak dan keunikan yang terdapat dalam setiap individu manusia.
Personhood menunjuk pada individu yang merupakan Agen moral, yang dapat
menyimpulkan perbuatan mereka tercela atau terpuji berdasarkan keterlibat dalam
perilaku. Konsep personhood pada diri manusia, dapat dilihat dari berbagai aspek,
yaitu; personhood secara moral, metafisik, fisik, dan hukum formal.
Personhood dilihat secara metafisika dicirikan sebagai studi realitas dalam kategori
dasar, karena ciri berikut:
• Rasionalitas atau kemampuan penalaran logis
• Kesadaran (Consciousness)
• Kesadaran diri (Self-awareness)
• Pengunaan bahasa
• Kemampuan untuk memulai tindakan
• Hak pilihan moral dan kemampuan untuk terlibat dalam penilaian moral
• Kecerdasan

d. Menurut Aristoteles prinsip tinggi manusia adalah kebaikan (tujuan paling tinggi
yang ingin di capai). Praktik keutamaan mengendalikan kesatuan jiwa dan tubuh
sosialnya yang akan mencapai keutamaan kontemplasi, di mana kebahagiaan dan
kesenangan yang paling sempurna didapat.
Plato dan Aristoteles menyikapi tentang kebahagiaan yaitu hanya dengan hidup
bermoral maka seseorang dapat mencapai hidup bahagia. Pembahasan etika
Aristoteles merangkum dua hal yaitu bentuk pendidikan (formasi) karakter moral
dan kehadiran sebuah habitus atau disposisi Yang stabil yang siap diaktualisasikan
dalam jiwa seseorang.

2. a. Ontologi Ilmu Pendidikan adalah mempelajari tentang suatu hal. Suatu ilmu yang
mengkaji dan membahas tentang hakikat dan keberadaan sesuatu dalam dunia
pendidikan berdasarkan logika / pikiran manusia. Salah satu contoh kajian yaitu
mata kuliah “Penelitian Administrasi Pendidikan” kami mempelajari teknik
penelitian dan penulisan tesis.
b. Epistemologi mendapat pengetahuan dengan cara pembuktian. Dalam hal ini, untuk
mendapatkan pengetahuan tersebut harus melalui penelitian terlebih dahulu
sehingga dapat dibuktikan tentang kebenarannya. Salah satu yang akan kami lakukan
adalah membuat sebuah penelitian untuk mendapatkan pembuktian dari tema tesis
yang kami akan teliti. Dari pembuktian hasil penelitan tersebut kemudian akan kami
tuangkan ke dalam sebuah tesis.
c. Manfaat dari mempelajari ilmu tersebut adalah untuk memahami cara penelitian dan
penyusunan tesis yang merupakan salah satu syarat kelulusan di Sekolah
Pascasarjana. Selain itu, untuk mengaktualisasikan kemampuan berpikir dan
menulis. Kemudian agar dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajari di lembaga
tempat bekerja.

3. a. Kepribadian adalah sekumpulan ciri psikologis individu yang terorganisir dan


relatif bertahan serta memengaruhi interaksi dan adaptasi terhadap lingkungan
intrapsikis, fisik, dan lingkungan sosialnya. Ciri psikologis yang dimaksud dalam
definisi di atas merupakan karakteristik yang menggambarkan satu orang dengan
orang lain. Ciri ini pula yang menentukan kemiripan seseorang dengan orang lain.
Misalnya, orang yang pemalu mirip satu sama lain dalam hal kecemasan di tengah
situasi sosial, terutama Ketika ada orang lain yang memusatkan perhatian pada
mereka.
Kepribadian merupakan sesuatu yang dibawa seseorang pada dirinya sendiri dari
waktu ke waktu dan dari satu situasi ke situasi berikutnya. Meskipun kepribadian
seseorang pasti dipengaruhi oleh lingkungan, dan terutama oleh orang-orang dekat
dalam hidup mereka. Ciri psikologis juga relative bertahan dari waktu ke waktu,
terutama di masa dewasa manusia, dan konsisten terhadap situasi.
Dalam psikologi diasumsikan bahwa untuk memahami manusia sepenuhnya, perlu
dipahami mengapa mereka memikirkan apa yang mereka pikirkan, merasakan apa
yang mereka rasakan, dan melakukan apa yang mereka lakukan. Kepribadian
memengaruhi car akita bertindak, car akita memandang diri sendiri, cara kita
berfikir tentang dunia, cara kita berinteraksi dengan orang lain, bagaimana perasaan
kita, bagaimana kita memilih lingkungan kita (terutama lingkungan sosial kita), apa
tujuan dan keinginan yang kita kejar dalam hidup, dan bagaimana kita bereaksi
dengan keadaan kita.

b. Ada 6 doamin dalam teori kepribadian yang menganalogikan bahwa kepribadian


manusia bagaikan puzzle yang utuh, dimana setiap bagiannya merupakan kumpulan
dari pengetahuan seseorang tentang asek tertentu. Enam domain tersebut adalah:
• Domain disposisional – domain ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat
sejak lahir dan berkembang seiring berjalannya waktu.Domain disposisional
membahas individu berbeda satu sama lain sebagai suatu yang alami
(given).Individu dapat berbeda dalam kebiasan omosi, kebiasaan diri, kebiasaan
fisiologis, dan bahkan mekanisme intrapsikisnya. Namun yang membedakan
domain disposisional adalah jumlah dan sifat disposisi fundamental.
• Domain biologis – domain ini memberikan pandangan bahwa manusia
merupakan kumpulan sistem biologis, dan sistem ini menyediakan blok bangunan
untuk perilaku, pikiran, dan emosi.Pendekatan biologis biasanya mengacu pada
tiga bidang penelitian dallam domain ini, yaitu genetika, psikofisiologi, dan
evolusi.Pendekatan ini mengasumsikan bahwa mekanisme psikologis yang
membentuk kepribadian manusia telah berevolusi karena adanya afektivitas
dalam memecahkan masalah adaptif yang terkait dengan kelangsungan hidup dan
reproduksi.
• Domain intrapsikis – Yaitu proses dalam pikiran manusia yang banyak beroperasi
di luar kesadaran. Teori ini dimulai dengan asumsi mendasar tentang sistem
insting, yaitu kekuatan seksual dan agresif yang dianggap menggerakkan dan
memberi energi pada banyak aktivitas manusia.
• Domain cognitive-experiental – Kepribadian bersumber pada pengalaman
subjektif manusia, seperti pikiran sadar, perasaan, keyakinan, serta, keinginan diri
dan orang lain. Mekanisme psikologis yang terlibat dalam pengalaman subjektif
inilah yang secara akumulattif membentuk konsep diri.
• Domain sosial dan budaya – Kepribadian memengaruhi dan dipengaruhi oleh
konteks sosial, budaya, dan gender. Bukan hanya pikiran, saraf dan genetika
semata. Pada tingkat perbedaan individu dalam budaya, kepribadian memainkan
perannya sendiri dalam lingkungan sosial.
• Domain penyesuaian – Kepribadian berperan dalam cara kita mengatasi,
beradaptasi dan menyesuaikan dengan pasang surut peristiwa di kehidupan
sehari-hari.Kepribadian juga terkait dengan perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan, seperti merokok, minum, dan pengambikan resiko. Beberpa penelitian
bahkan telah menunjukkan terkait dengan berapa lama kita hidup.
c. Adversity quotient atau teori ketahanmalangan yaitu suatu kemampuan untuk melihat
dan mengubah hambatan menjadi peluang. AQ memiliki tiga kelompok, yaitu quitter,
camper, dan climber.
• Quitter – Quitter adalah mereka yang menyerah dan berhenti jika
mengalami kesulitan. Mereka mengabaikan, menutupi, atau mengabaikan
dorongan dasar manusia untuk naik dan hanya menerima kehidupan apa
adanya. Sebagai contoh, jika seorang kepala sekolah mendapati masalah
bahwa sekolahnya akan digusur maka kepala sekolah tersebut tidak
memikirkan apapun untuk mempertahankan sekolahnya, padahal masih ada
kemungkinan untuk bisa diajukan banding jika dibawa ke ranah hukum.
• Camper – Camper adalah individu yang selalu menunggu kesempatan untuk
melanjutkan pekerjaan mereka dan selalu mencari jalan untuk mengakhiri,
mencari tempat aman dan sahabat yang menyenangkan dalam penghentian
dari situasi yang sukar. Sebagai contoh, jika ada kepala sekolah yang
mendapati gurunya melakukan tindakan kriminal berat, dia lebih cenderung
untuk memakai strategi wait and see. Jika tidak ada desakan, maka dia tidak
mempermasalahkan guru tersebut, dan jika ada banyak tekanan, barulah dia
akan memberhentikan guru tersebut.
• Climber – Climber merupakan individu penjelajah yang selalu ingin maju
seberapa pun hambatan yang dialami, baik itu berupa masalah, tantangan,
hambatan, serta pengalaman-pengalaman buruk yang menghambat dan
terus terjadi setiap harinya. Mereka ulet dan menolak untuk menerima
kekalahan pada waktu yang lama. Contohnya adalah kepala sekolah yang
saat dihadapi suatu masalah baik kecil atupun besar dia bergerak cepat untuk
mempertahankan dan menyelamatkan sekolahnya, jikapun ada tantangan
yang dihadapi, maka dengan segenap jiwa akan dia coba selesaikan dan
tidak menyerah sampai titik darah penghabisan.
4. Logika diartikan sebagai hasil pertimbangan akal dan pikiran yang diutarakan
melalui kata yang dinyatakan dalam bentuk bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut
sebagai “logike episteme atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari
kecakapan untuk bisa berpikir secara lurus, tepat dan teratur. Pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Tentunya dalam hal proses pendidikan ini mulai dari perencanan, pelaksanaan dan
evaluasi program sangat diperlukan sebuah pola berpikir yang sesuai logika ini. Agar
segala halnya bisa lurus, tepat, akurat sesai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri.
a. Logika deduktif adalah bentuk inferensi yang apabila premis-premisnya benar, maka
kesimpulannya harus benar. Pola pikir penalaran yang bergerak dari yang bersifat
general (umum) ditarik atau disimpulkan menjadi yang sifatnya spesifik/ khusus.
(what must be so).
Contoh :
Premis 1: Semua mahasiswa S2 Prodi Administrasi Pendidikan Adalah mereka yang
telah lulus ujian masuk PPMB Unpak
Premis 2: Dwi adalah mahasiswa S2 Prodi Administrasi Pendidikan
Kesimpulan: Dwi telah lulus seleksi ujian masuk PPMB Unpak

Logika induktif adalah bentuk inferensi yang membentuk suatu hipotesis sedemikian
rupa sehingga apabila hipotesis itu benar, Maka premis -premis dari mana inferensi
itu ditarik juga dengan sendirinya juga benar. pola pikir induksi bergerak dari yang
bersifat spesifik (khusus) kemudian ditarik atau disimpulkan menjadi suatu
generalisasi yang bersifat umum.
Contoh :
Premis 1: Sebelum perkuliahan daring dimulai, pak Iman menghidupkan aplikasi
zoom terlebih dahulu
Premis 2: Sebelum perkuliahan daring dimulai , pak Agi menghidupkan aplikasi
zoom terlebih dahulu
Kesimpulan: Sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa (mereka) menghidupkan
aplikasi zoom terlebih dahulu

b. Logical Fallacy adalah kesalahan berfikir yang menyesatkan. Fallacy merupakan


kerancuan pikir yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan seseorang dalam menyusun
proposisi dan membangun argumen-argumennya
c. Tiga contoh logical fallacy :
▪ Circular (berputar-putar) adalah logikal fallacy dimana seorang berargumentasi
dengan menggunakan kesimpulan dan premis yang sama. Dengan kata lain
kesimpulan tidak membutuhkan premis.
Contoh : Motivasi adalah dorongan yang memotivasi seseorang
▪ Ambigous adalah Menggunakan makna ganda atau kedwimaknaan suatu bahasa
untuk mengaburkan kebenaran
Contoh : Semua petinju kelas berat adalah mereka ang memiliki bobot diatas 100
kg. Dewi membacakan sebuah puisi yang berbobot. Jadi Dewi adalah petinju
kelas berat.
▪ Appeal to emotion adalah argumen untuk membangkitkan perasaan belas
kasihan.
Contoh : kamu gak percaya sama aku? Ko kamu tega aku jadi sedih

5.

Dalam dunia pendidikan etika sangatlah penting dalam segala hal dan lini, karena
Fungsi etika dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang sangat penting.
Baik dalam bermasyarakat, di lingkungan pendidikan, hingga pekerjaan.

Sehingga seluruh SDM pendidikan diharuskan mempelajari etika, karena mempelajari


etika adalah untuk menciptakan nilai moral yang baik yang dapat diterapkan dalam
organisasi khususnya organisasi pendidikan. Etika harus benar-benar dimiliki dan
diterapkan oleh setiap manusia, sebagai modal utama moralitas pada kehidupan
bermasyarakat atau dalam organisasi.

Etika juga diartikan sebagai disiplin, nilai-nilai, integritas, serta kejujuran di tengah
orang lain. Kemudian menerapkannya dalam rutinitas sehari-hari. Tindakan kita akan
mempengaruhi diri sendiri, juga orang-orang di sekitar.

Etika berdampak pada perilaku dan memungkinkan individu untuk membuat pilihan
yang tepat. Etika juga berperan dalam mengatur hidup dan bertindak secara
bertanggung jawab. Pentingnya etika tidak dapat diabaikan dalam banyak lini
kehidupan, termasuk mempraktikannya di bidang pendidikan dan pekerjaan. Apalagi
keduanya saling bertautan dalam melangkahi jejak profesi.

Begitu pula etika sangat dibutuhkan bagi sang pemimpin atau manajer, karena Etika
memandu para manajer dalam mengambil keputusan mereka tentang apa yang harus
dilakukan dalam berbagai situasi. Etika juga membantu manajer memutuskan cara
terbaik untuk menanggapi minat dari berbagai pemangku kepentingan organisasi

b. Apa tujuan diselenggarakan pendidikan bagi kemaslahatan manusia?


Pendidikan adalah suatu alat atau proses untuk mengubah sikap dan perilaku
seseorang menjadi manusia yang berpendidikan melalui pengajaran dan pelatihan,
oleh karenanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat menganjurkannya.
Dengan pendidikan kita dapat membedakan status manusia, apakah ia termasuk yang
tahu atau tidak dan apakah dia dapat terkena hukuman dari perbuatannya apakah akan
dibebaskan dari perbuatannya.
Dengan pembelajaran dan pelatihan seorang manusia dapat cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain. UNESCO melalui “the international
Commission on Education for the Twenty First Century” yang dipimpin oleh Jacques
Delors merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang
dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran sebagai berikut:
1. Learning to know
2. Learning to do
3. Learning to be
4. Learning to live together

Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses mentransformasikan manusia menjadi


manusia dalam kemanusiaannya secara utuh dan paripurna. Pendidikan secara praktis
merupakan proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan
Bloom dan rekan-rekannya mengidentifikasi tiga kategori atau domain pendidikan
yang berfungsi untuk mengklasifikasikan tujuan dan jenis pembelajaran, yaitu;
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Psikomotor
Kajian perkembangan motorik dimulai dengan orientasi Proses (mempelajari proses
biologis yang mendasari suatu gerakan dan yang mengatur suatu gerakan), kemudian
bergeser ke orientasi produk (mendeskripsikan mekanisme berbagai tahapan
keterampilan gerak, dan mengembangkan kriteria normatif untuk berbagai motorik,
ukuran kinerja) dan kemudian mentransfer dan kembali ke orientasi proses
(menggambarkan proses yang menyebabkan perubahan perilaku motorik dari waktu
ke waktu). Bidang studi pendidikan jasmani merupakan pemahaman komprehensif
untuk menggambarkan semua aspek pada bidang gerakan manusia dan aktivitas fisik.

Pendidikan jasmani saat ini merupakan istilah yang lebih sempit yang
mencerminkan bidang dinamis yang berfokus pada pengajaran, kurikulum, dan
pendidikan guru di bidang yang terkait dengan gerakan. Standar pendidikan jasmani
biasanya berfokus pada semua bidang perkembangan dan substansi gerakan itu
sendiri. Ketujuh standar tersebut adalah (Farenga dan Ness, 2005) sebagai berikut:
1) kompeten dalam beberapa bentuk gerakan dan mahir dalam gerakan ringan dan
tepat;
2) memiliki pengetahuan tentang gerakan dan dapat mempraktikkannya;
3) memiliki gaya hidup aktif secara fisik;
4) sehat secara fisik;
5) menunjukkan perilaku pribadi dan sosial yang bertanggung jawab ketika
berpartisipasi dalam aktivitas fisik;
6) memahami perbedaan dan menghormati orang Iain; dan memahami bagaimana
aktivitas fisik dapat meningkatkan kehidupan mereka.
7) pengembangan Pendidikan jasmani merupakan kegiatan pengembangan,
permainan, olahraga, dan ritme sesuai dengan minat, kapasitas, dan keterbatasan
siswa.
AFEKTIF
Bidang linguistik, yang berhubungan dengan pemahaman dan penggambaran bahasa
dan bidang psikolinguistik yang melakukan studi tentang bagaimana bahasa dipahami
dan diproduksi, telah berkontribusi pada apa yang kita ketahui tentang perkembangan
bahasa anak-anak. Psikolinguistik adalah cabang dari psikologi kognitif yang
merupakan upaya untuk memahami bagaimana pikiran manusia mewakili dunia
nyata. Para peneliti bidang ini telah mengembangkan teori dan proses penelitian untuk
mengungkap misteri perkembangan bahasa.
Kata-kata diperoleh melalui mendengarkan dan membaca dan diekstraksi dari memori
untuk berbicara dan menulis. Penyimpanan dan pengambilan selesai dengan cepat
karena hubungan semantik kata-kata. Kata-kata berhubungan satu sama lain
setidaknya dalam sepuluh jenis asosiasi:
1. Sinonim adalah kata-kata dengan arti yang hampir sama (misaînya, kurus, kurus
ramping, kurus kering, ramping).
2. Antonim adalah kata-kata dengan makna yang berIawanan (misalnya, Iahir-mati,
panas-dingin, masukkeluar).
3. Kolokasi adalah kata-kata yang sering muncul bersamaan dalam penggunaan bahasa
(misalnya, rumput hijau, hujan lebat, perilaku nakal).
4. Hypernym-hiponym adalah kata-kata superordinat dan subordinat dalam suatu
kategori. Hypernym adalah nama kategori (misalnya, Sekolah). Hiponym adalah
anggota kategori bawahan (misalnya, perguruan tinggi, universitas, sekolah
menengah).
5. Hypernym-meronym adalah istilah untuk keseluruhan dan sebagian. Hypernym
adalah keseluruhan (misalnya, pohon), dan meronym adalah bagian (misalnya,
batang, cabang, akar).
6. Atribut hypernym adalah kata dan karakteristik semantik yang menggambarkannya
(misalnya, Hypernym: gurun; atribut: kering, tandus, panas).
7. Fungsi Hypernym adalah kata-kata dan deskripsi tentang cara kerjanya (misalnya,
Hypernym: kulkas; fungsi: membekukan es, mengawetkan makanan).
8. Koordinat adalah kata-kata yang memiliki beberapa elemen semantik tetapi tidak di
atas atau di bawah satu sama Iain (misalnya, kincir air, roller coaster).
9. Homofon terdengar serupa tetapi memiliki ejaan dan makna yang berbeda (misalnya,
masa-waktu dan massabenda).
10. Homograf adalah kata-kata dengan ejaan yang identik tetapi maknanya berbeda
dan terkadang pengucapannya berbeda (misalnya, tahu-makanan dan tahu-mendapat
informasi). Bahasa didefinisikan sebagai sistem formal suara, symbol, aturan-aturan
yang mengatur pembentukan, ekspresi, pemahaman makna, pikiran, dan perasaan.
Kemampuan untuk berbicara dan mendengarkan secara efektif dapat membuat
perbedaan substansial dalam apa yang dapat dicapai manusia.
Kognitif
Studi dalam matematika dan pedagogi membutuhkan pemahaman rinci tentang proses
kognitif dan intelektual pertumbuhan manusia. Studi pertumbuhan dan pemahaman
matematika menunjukkan bahwa anak kecil adalah pembelajar yang sukses.
Filsuf kelahiran Jerman Ludwig Wittgenstein (1967) dari abad kedua puluh
menggambarkan "matematika” sebagai “berbagai teknik dan bukti.” Dia kemudian
mengatakan bahwa matematika mempunyai hakikat selalu mengukur, bukan hal yang
diukur.” Artinya, matematika bukanlah perhitungan objek yang berbeda itu adalah
prinsip ukuran. Namun, pemikiran matematis tidak dapat digambarkan sebagai
matematika karena berpikir matematis adalah proses kompleks yang mencakup suatu
periode
Di sisi lain, matematika adalah sistem aturan yang menggunakan seperangkat simbol
(hubungan tata bahasa atau semiotik) dan bentuk serta urutan simbol-simbol itu
(sintaks) yang mengatur proses pemecahan masalah murni dan praktis.
Penelitian pendidikan dan psikologi telah menunjukkan bahwa melalui aktivitas
operasional dalam belajar di sekolah dalam bentuk interaksi dan bermain, anak-anak
mengembangkan ide-ide tentang kuantitas dan ide-ide ruang, bukan hanya melalui
pandangan pasif. Mereka berpartisipasî dalam sejumlah besar latihan matematika
selama bermain bebas

Anda mungkin juga menyukai