Anda di halaman 1dari 45

Teori Kepribadian Sehat 

Aliran Psikoanalisa
 Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan
para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego,
super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh
manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-
pengalaman dini.
Kepribadian Sehat Psikoanalisa:
Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola
perkembangan yang ilmiah:
·         Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
·         Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
·         Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
·         Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis
dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negative individu, alam
bawah sadar (id,ego,superego, mimpi dan masa lalu.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau
kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada
tingkah laku yang neuritis dan psikotis.
Sigmund freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari
kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kebribadian yang sehat;
atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia
dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan  biologis dan konflik masa kanak-
kanak.

Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme
menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa
psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan
manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama
kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
·         Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
·         Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak
dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat
bawaan. 
·         Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami
antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang
perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan
yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap
rangsangan itu. Salah satu penganut watson yang sangat besar masukannya untuk
perkembangan behaviorisme adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia
seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian. Ini
menganggap manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar. Dalam
aliran ini manusia di anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif
terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem
yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap
manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
·         Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan
lingkungannya
·         Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
·         Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap
dengan bawaan sendiri
·         Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode
yang obyektif

Aliran Humanistik
Aliran ini berkembang pada tahun 1950. Humanistik merasa tidak puas dengan
behaviori maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan
perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi
Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan
pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada
aktualisasi diri:
·         Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi
sepenuhnya.
·         Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak
berbahaya.
·         Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang
suara tradisi, otoritas,  atau mayoritas.
·         Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
·         Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar
orang.
·         Memikul tanggung jawab.
·         Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
·         Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk
menghentikannya.

·        Menurut Allport
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia.
“Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau
khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”
Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat
ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang
dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang
dikemukakan oleh Freud.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport :
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah
sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing
tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1.     Ekstensi sense of self
-      Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
-      Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
-      Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2.    Hubungan hangat/akrab dengan orang lain, Kapasitas intimacy(hubungan kasih
dengan keluarga dan teman) dan compassion(pengungkapan hubungan yang penuh
hormat dan menghargai dengan setiap orang)

3.    Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan
khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol
diri, presan proporsional.

4.    Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan


Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam
penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih,
mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain
yang merusak.

5.    Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor
tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara
positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

6.    Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan
tujuan dan arti.

Menurut Rogers

Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar tidak dikontrol oleh
peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan,
penyapihan atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya. Hal-hal ini
tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan
kecemasan yang tidak dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita
memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting dari pada
masa lampau. Rogers tetap berfokus pada apa yang terjadi dengan kita
sekarang, bukan yang terjadi pada waktu itu.

Roges memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya, yaitu:

a.       Keterbukaan pada pengalaman

b.      Kehidupan eksistensial

c.       Kepercayaan terhadap organisme sendiri

d.      Perasaan bebas

e.       Kreatifitas

Pendapat rogers : memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut


rogers, yang meliputi :

1.     Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat


muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman -
pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih
sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan
semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan
belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri
yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
2.    Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan
tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi
dua, yaitu :
-      conditional positive regard (bersyarat),
-      unconditional positive regard (tak bersyarat).
3.    Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya
adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini
penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti
tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan

Abraham Maslow

Individu sebagai Kesatuan Terpadu


Sebelum menguraikan teori tentang Hirarki Kebutuhan, Maslow dalam karya
masyhurnya, Motivation and Personality, memaparkan terlebih dahulu sejumlah
proposisi yang harus diperhatikan sebelum seseorang menyusun sebuah teori
motivasi yang sehat. Maslow pertama-tama menekankan bahwa individu
merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi. Pernyataan ini hampir
menjadi aksioma yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering dilupakan
dan diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali untuk selalu
disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen atau
menyusun suatu teori motivasi yang sehat

Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling
berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini
mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi
atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut.
Selanjutnya orang akan berusaha memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya.
Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi sebagai berikut:

1.     Kebutuhan fisiologis
2.    Kebutuhan akan rasa aman
3.    Kebutuhan sosial
4.    Kebutuhan akan penghargaan
5.    Kebutuhan akan aktualisasi diri

Abraham Maslow
Maslow menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris: “Pertama dan
yang paling penting adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki
kodratnya sendiri yang hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa
perkembangan yang benar-benar sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi
dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini.”
Individu yang sehat adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya,
bukan lagi diarahkan kedalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-
orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan orang
lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri.
Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui hierarki
kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta
kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga mengatakan bahwa
pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan
orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi
baik mental maupun fisik.

Menurut Eric Fromm


Teori eric fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis
dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan
dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga
karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat .
Kebutuhan dasar manusia menurut eric fromm:
·         Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan
produktif mencintai orang lain
·         Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif
·         Kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang
lain supaya dapat beradaptasi di dunia 
·         Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan  
keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia 
·         Kebutuhan akan kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang terlepas dari
dunia
Allport

Allport mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai andil dalam


mewujudkan pribadi yang sehat, hanya saja hubungan itu tidak bersifat fungsional
yang berkesinambungan. Menurut Allport peranan orang tua (ibu) mempengaruhi
perkembangan proprium anak. Jika seorang anak mendapat kasih sayang yang
cukup, perasaan aman, akan menumbuhkan identitas diri dan diri akan meluas.
Demikian pula jika seorang anak yang dibesarkan dalam kondisi tidak aman, agresif,
penuh tuntutan, egosentris, pertumbuhan psikologisnya berkurang. Sebagai seorang
dewasa, orang itu akan dikontrol oleh dorongan masa kanak – kanak dan oleh
keinginan dan konflik dan mungkin mengembangakan suatu bentuk sakit jiwa.

Karakteristik Kepribadian yang Sehat Menurut Allport 

1. Memiliki kebutuhan yang terus menerus dan bervariasi serta menyukai


tantangan-tatangan baru. 
2. Tidak menyukai hal-hal yang rutin dan mencari pengalaman-pengalaman
baru. 
3. Mengambil risiko, berspekulasidan menyelidiki hal-hal baru. 
4. Aktivitas yang menghasilkan ketegangan. 
5. Melalui tantangan dan pengalaman baru manusia dapat bertumbuh dan
berkembang. 
6. Pribadi sehat berfungsi secara sadar dan menyadari sepenuhnya kekuatan-
kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan yang
dimiliki. 
7. Pribadi yang matang tidak dikontrol oleh traumadan konflik mas kanak-
kanak. 
8. Kebahagiaanbukan suatu tujuan hidup melainkan hasil dari keberhasilan
integrasi kepribadian dalam mengejar inspirasi dan tujuan hidupnya. 
9. Kepribadian yang sehat “prinsip penguasaan dan kemampuan” Principle of
mastery and competency. 
10. Proprium “Self” = Setiap pribadu memiliki keunikan masing-masing.

Bagaimana Kepribadian yang Sehat??

a)    Perluasan Perasaan Diri. 

Orang yang matang adalah mereka yang mengembangakan perhatian di luar


dirinya. Tidak hanya sekedar berinteraksi dengan sesuatu di luar dirinya, namun ia
akan berpartisipasi penuh dan total ” partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang
dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia ”.

Aktivitas yang dimaksud oleh Allpport adalah yang relevan bagi diri,
meningkatkan kemampuan, dan membuat kita enjoy melakukannya. Kesehatan
psikologis seseorang berbanding lurus dengan peranannya terhadap aktivitas yang
dilakukkan.

b)    Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain

Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan cinta terhadap


orang tua, teman, dan anak . Terdapat perbedaan antara cinta orang yang neurosis
dan cinta dari pribadi yang sehat. Orang yang neurosis harus menerima cinta lebih
banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya, dan syarat akan
kewajiban. Sedangkan cinta dari pribadi yang sehat adalah tanpa syarat, tidak
melumpuhkan, sabar terhadap tingkah laku orang lain, serta tidak mengadili atau
menghukumnya

c)    Keamanan Emosional 

Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi yang terdapat pada
mereka, termasuk segala kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif.
Orang yang sehat mampu hidup dengan segi lain dalam kodratnya, dengan memilki
sedikit konflik, baik dengan diri sendiri terlebih dengan masyarakat. Kepribadian
yang sehat juga mampu menerima emosi–emosi manusia; bukan tawanan dari rasa
emosinya. Mereka juga mampu mengontrol emosi, sehingga tidak mengganggu
aktivitas antar pribadi. Kualitas lain dari keamana emosional adalah ” sabar terhadap
kekecewaan ”. Orang yang sehat akan sabar dalam menghadapi kemunduran, tidak
menyerah pada kekecewaan, melainkan mampu memikirkan jalan keluar untuk
mencapai tujuan.

d)    Persepsi realistis

Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Mereka tidak
memepercaai bahwa orang di luar dirinya dan lingkungan bersikap kurang
bersahabat atau semuanya baik menurut prasangka pribadi terhadap realitas

e)    Keterampilan dan Tugas

Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu.


Menurt Allport orang yang sehat tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada
pekerjaan. Komitmen pada orang sehat begitu kuat sehingga mengantarkan mereka
pada kesanggupan menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan
ego dan dorongan ketika terbenam dalam pekerjaan

Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup.
Kematangan dan kesehatan psikologis tidak akan tercapai tanpa melakaukan
aktivitas yang penting dan melakukannya dengan penuh dedikasi, komitmen, dan
keterampilan – keterampilan.

f)     Pemahaman Diri
Usaha untuk memahami diri secara obyektif mulai pada awal kehidupan dan
tidak akan pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat
pemahaman diri (self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia.
Tentunya kepribadian yang sehat akan mencapai suatu tingkat pemahaman diri
yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis.

Orang yang memiliki tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak
mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang
lain. Biasanya orang seperti ini akan diterima dengan lebih baik oleh orang lain.
Allport mengatakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah
lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.

g)    Filsafat Hidup yang Mempersatukan

Orang yang sehat tentunya akan melihat ke depan, yang didorong oleh tujuan-
tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Menurut Allport, dorongan yang
mempersatukan adalah arah (directness), dan lebih terlihat pada kepribadian yang
sehat daripada orang yang neorotis. Arah akan membimbing semua segi kehidupan
seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan seseorang alasan untuk hidup.

Kerangka untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport
nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang
mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup yang
mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan antara suara hati
yang matang dan suara hati yang tida matang atau neurotis. Suara hati yang matang
adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri dan
kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis,
sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang
patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari
masa kanak-kanak kedalam masa dewasa.

Carl Rogers

Orang yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa


mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis.
Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan.
Berkembangnya konsep diri yang sehat tergantung dari pengalman masa kecil anak
akan pnerimaan dan cinta kasih (ibu).

a)    Terdapat tiga gambaran umum aktualisasi diri

1.    Aktualisasi diri bukanlah merupakan keadaan yang menetap, melainkan suatu
proses yang kontinu.

2.    Aktualisasi diri merupakan proses yang sukar bahkan terkadang menyakitkan
sehingga diperlukan keberanian untuk menjalaninya. Hal ini juga menunjukkan
bahwa orang yang mengaktualisasikan diri tidaklah berbahagia di setiap masanya.
Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek dari aktualisasi diri ini.

3.    Orang yang mengaktualisasikan diri adalah benar-benar diri mereka sendiri dan
tidak bersembunyi di balik topeng ataupun menyembunyikan sebagian dari dirinya.

b)    Di samping ketiga hal umum tersebut, lima tanda-tanda orang yang
melakukan aktualisasi diri adalah sebagai berikut:

1.    Terbuka pada pengalaman

Orang yang tidak mengembangkan penghargaan positif bersyarat akan


mengembangkan sikap yang terbuka pada pengalaman. Pengalaman tidak hanya
diterima namun juga dimanfaatkan untuk mengembangkan persepsi dan ungkapan
baru. Saat mengalami pengalaman, orang yang demikian lebih mengalami emosi
yang lebih kuat, baik emosi positif maupun negatif, dibanding orang yang defensif.

2.    Kehidupan eksistensial

Orang yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya


dalam setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman. Ia tidak
akan beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga
tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya. Menurut Rogers, kehidupan
eksistensial ini merupakan ciri terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi
diri/keperibadian yang sehat.

3.    Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri

Orang yang mengaktualisasikan diri akan terbuka pada pengalaman sehingga


ia menerima semua informasi yang ada, bahkan dari segi selain pikirannya.
Organismenya secara keseluruhan, baik sadar dan tak sadar, faktor emosional
maupun intelektual, akan menyerap semua informasi yang diterima. Hal ini
menjadikannya dalam membuat keputusan dapat mempercayai organismenya
sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan namun
tidak terburu-buru (tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya
dirinya sendiri.

4.    Persaaan bebas

Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas dapat memilih dengan bebas
tanpa rintangan atau paksaan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki
perasaan berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan. Karena merasa bebas dan
berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan
mampu melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya.

5.    Kreativitas
Dengan ciri-ciri di atas membawa akibat yaitu orang yang sehat adalah orang
yang kreatif. Kreativitas dan spontanitas orang yang mengaktualisasikan diri
menjadikannya pantas untuk menjadi barisan depan dalam proses evolusi manusia.

a)  Menurut rogers manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-
peristiwa pada masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau
mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada
gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita.

b)    Positive Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan dimiliki semua orang.


Semua anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak
akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan yang ini. Anak puas kalau
dia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi ia akan
kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang.

c)    Self concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhu oleh ibu. Namun
jika si-ibu tidak memberikan positive regard kepada anak, anak akan menjadi peka
terhadap suatu tanda penolakan. Dalam hal ini anak mengharapkan bimbingan dan
tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah merasa
kecewa, maka kebutuhan positive regard sekarang bertambah kuat, anak bekerja
keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri.

d)     Kasih sayang yang diterima anak adalah syarat tingkah laku yang baik. Karna ia
mengembangkan conditional positive regard maka ia menginternalisasikan sikap-
sikap ibu dan menerapkannya pada dirinya sendiri. Dalam keadan ini berarti bahwa
anak itu merasa suatu perasaan harga dirinya dalam syarat-syarat tertentu.

e)    Syarat utama timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif


tanpa syarat” (unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkenbang
apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan anak
bertingkah laku. Cinta yang diberikan debgan bebas ini bagi anak itu menjadi
sekumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan.

f)    Unconditional positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan


terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa anak diperbolehkan
melakukan apa saja yang diinginkan tanpa dinasihati.

Erich Fromm

Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena


itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus di definisikan menurut bagaimna baik
nya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua
individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri
dengan masyarakat. Karena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak
merupakan usaha masyarakat. Faktor kunci ialah bagaimana suatu masyarakat
memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.

a)    Suatu masyarakat yang tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan,
kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan merintangi
pertumbuhan penuh dari setiap individu. Suatu masyarakat yang sehat membiarkan
anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lain, menjadi produktif yang
kreatif, mempertajam dan memperhalus tenaga pikiran dan objektivitasnya dan
mempermudah timbulnya individu-individu yang berfungsi sepenuhnya. Tetapi
apabila kekuatan-kekuatan sosial mencampuri kecenderungan kodrati untuk
pertumbuhan, akibatnya ialah tingkah laku irasional dan neurotis, masyarakat-
masyarakat yang sakit menghasilkan orang-orang yang sakit.

b)    Fromm melukiskan hakikat keadaan manusia sebagai kesepian dan


ketidakberartian. Menurut Fromm, kita adalah makhluk yang unik dan kesepian.
Sebagai akibat evolusi kita dari binatang-binatang yang lebih rendah, kita tidak lagi
bersatu dengan alam, kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang,
tingkah laku kita tidak terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif. Akan tetapi
perbedaan yang sangat penting antara manusia dan binatang yang lebih rendah
terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal. Kita
mengetahui bahwa kita akhirnya tidak berdaya, kita akan mati, dan terpisah dari
alam.

c)    Dorongan Kepribadian yang sehat. Sebagai organisme yang hidup, kita didorong
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan kelaparan, kehausan,
dan seks. Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-
kebutuhan psikologis. Semua manusia sehat dan tidak sehat didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan tersebut, perbedaan antara mereka terletak dalam cara
bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini dipuaskan. Orang-orang yang sehat
memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang-
orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara-cara
irasional.

d)    Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan
keamanan :

1.    Hubungan

 Fromm percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau


bersatu dengan orang-orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. Ada
beberapa cara untuk menemukan hubungan. Beberapa cara adalah destruktif (tidak
sehat), dan cara-cara lainnya konstruktif (sehat). Seseorang dapat berusaha untuk
bersatu dengan dunia dengan bersikap tunduk kepada orang lain, kepada suatu
kelompok, atau kepada sesuatu yang ideal, seperti Tuhan. Dengan menundukan
diri, orang tidak lagi sendirian, tetapi menjadi milik dari seseorang atau sesuatu yang
lebih besar daripada dirinya sendiri. Kemungkinan lain seseorang dapat berusaha
untuk berhubungan dengan dunia dengan menguasainya, dengan memaksa orang-
orang lain tunduk kepadanya. Cara yang sehat untuk berhubungan dengan dunia
adalah melalui cinta. Cinta memuaskan kebutuhan akan keamanan dan juga
menimbulkan sesuatu perasaan integritas dan individualitas. Fromm tidak
mendefinisikan cinta semata-mata dalam pengertian erotis, definisinya meliputi cinta
orangtua terhadap anak, cinta kepada diri sendiri, dan dalam pengertian yang lebih
luas, solidaritas dengan semua orang dan mencintai mereka.

2.   Trasendensi

Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan (anak-anak, ide-ide,


kesenian, atau barang-barang material) manusia mengatasi kodrat eksistensi yang
pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan akan maksud dan
kebebasan. Menciptakan ialah cara ideal atau sehat untuk melebihi keadaan
binatang yang pasif yang tidak diterima oleh manusia karena kemampuan pikiran
dan daya khayalnya. Tetapi apa yang terjadi apabila seseorang tidak mampu
menjadi kreatif ? kebutuhan akan transendensi harus dipuaskan apabila tidak
dengan suatu cara yang sehat maka dengan suatu cara yang tidak sehat. Fromm
percaya bahwa jalan lain untuk kreativitas ialah destruktivitas. Destruktivitas ,
misalnya kreativitas, merupakan suatu keterlibatan aktif dengan dunia. Inilah satu-
satunya pilihan yang dimiliki seseorang, yakni menciptakan atau membinasakannya,
mencintai atau membenci, tidak ada cara-cara lain untuk mencapai transendensi.
Destruktivitas dan kreativitas keduanya berakar secara mendalam pada kodrat
manusia. Akan tetapi, kreativitas merupakan potensi utama dan menyebabkan
kesehatan psikologis.

3.    Berakar

Cara yang ideal adalah membangun suatu perasaan persaudaraan dengan


sesama umat manusia, suatu perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi
dalam masyarakat. Perasaan solidaritas dengan orang-orang lain ini memuaskan
kebutuhan untuk berakar, untuk berkoneksi da berhubungan dengan dunia. Cara
yang tidak sehat untuk berakar ialah dengan memelihara ikatan-ikatan sumbang
masa kanak-kanak dengan ibu. Sedikit banyak, orang yang demikian tidak pernah
sanggup meninggalkan rumah dan terus berpegang teguh pada keamanan ikatan-
ikatan keibuan. Ikatan-ikatan sumbang dapat meluas melampaui hubungan anak-ibu
dan memasukan seluruh kelompok keluarga. Dengan mepertahankan ikatan-ikatan
sumbang dalam setiap tingkat, seseorang menutup pengalaman-pengalaman
tertentu dan membatasi cinta dan solidaritas hanya untuk beberapa manusia. Situasi
ini tidak membiarkan perhatian, pembagian, dan partisipasi penuh dengan dunia
pada umumnya yang merupakan suatu syarat untuk kesehatan psikologis.
Seseorang yang hanya mencintai beberapa orang, yang merasakan suatu perasaan
persaudaraan dengan suatu bagian kemanusiaan yang terbatas, tidak sanggup
mengembangkan seluruh potensi manusianya.

4.    Perasaan identitas

Manusia juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang


unik, suatu identitas yang menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal
perasannya tentang dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk memuaskan
kebutuhan ini adalah individualitas, proses dimana seseorang mencapai suatu
perasaan tertentu tentang identitas diri. Sejauh mana kita masing-masing mengalami
suatu perasaan yang unik tentang diri (selfhood) tergantung pada bagaimana kita
berhasil memutuskan iaktan-ikatan sumbang dengan keluarga, suku, atau bangsa
kita. Orang-orang dengan perasaan individualitas yang berkembang baik mengalami
diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan
mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain. Dengan cara ini, identitas ditentukan
berdasarkan kualitas-kualitas suatu kelompok, bukan berdasarkan kualitas-kualitas
diri. Dengan melekat pada norma-norma, nilai-nilai, dan tingkah laku kelompok-
kelompok itu, seseorang benar-benar menemukan semacam identitas.

5.    Kerangka orientasi

Dasar yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang
digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran realistis yang objektif
tentang dunia. Yang terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia
(termasuk diri) secara objektif, untuk menggambarkan dunia dengan tepat dan tidak
mengubahnya dengan lensa-lensa subjektif dari kebutuhan-kebutuhan dan
ketakutan-ketakutan orang sendiri. Fromm sangat mementingkan persepsi objektif
tentang kenyataan. Semakin objektif persepsi kita, semakin juga kita berhubungan
dengan kenyataan, jadi semakin matang dan semakin tangkas pula kita dalam
menanggulangi dunia luar. Pikiran harus dikembangkan dan diterapkan dalam
semua segi kehidupan. Suatu yang kurang ideal dalam membangun suatu kerangka
orientasi adalah lewat irasionalitas. Hal ini, meyangkut suatu pandangan subjektif
tentang dunia, peristiwa-peristiwa, dan pengalaman-pengalaman dilihat tidak
menurut apa adanya tetapi menurut apa yang diinginkan orang terhadapnya. Tentu
saja, suatu kerangka subjektif juga memberikan suatu gambaran dunia. Meskipun
kerangka subjektif mungkin merupakan khyalan tetapi tetap riil bagi individu yang
mempertahankannya.

·         Kodrat Manusia yang Sehat. Orang-orang yang demikian mencintai sepenuhnya,


kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang,
mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang
kuat, berhubungan dan berakar dengan dunia, subjek atau pelaku dari diri dan
nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.

·         Fromm menyebut kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif. Konsep itu
menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi
manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata
itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi
kehidupan, renspons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-
orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa didunia dan terhadap diri.

·         Menjadi produktif berarti orang menggunakan semua tenaga dan potensinya.


Kata “produktif” mungkin menyesatkan karena kita cenderung memikirkan kata itu
dalam pengertian manghasilkan sesuatu seperti barang-barang material, karya-
karya seni atau ide-ide. Fromm mengartikan kata itu jauh lebih luas daripada ini.
Mungkin berguna kalau memikirkan produktivitas itu sinonim dengan berfungsi
sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai, keterbukaan, dan mengalami.
Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi
mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan mereka, dengan memenuhi
semua kapasitas mereka.

Kepribadian Produktif menurut Fromm:

1)    Cinta yang produktif,

Karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang


perhatian, tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain
berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh
memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan
perkembangan mereka. Hal ini berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang
lain, dalam pengertian mau mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka juga
orang-orang yang dicintai dipandang dengan respek dan menerima individualitas
mereka, mereka dicintai menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk menghormati
mereka, kita harus memiliki pengetahuan penuh terhadap mereka, kita harus
memahami mereka siapa dan apa secara objektif.

2)    Pikiran yang produktif,

Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas.


Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir
yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa
semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana
pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif
seluruh masalah.

3)    Kebahagiaan,
Orang-orang yang produktif ialah orang-orang yang berbahagia. Fromm
menulis bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya
seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang
paling hebat. Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati
humanistis.

4)    Suara hati.

Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orang tua, Negara,
atau suara kelompok lainnya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu
terhadap hukuman karena melanggar kode moral dari penguasa. Suara hati
humanistis ialah suara dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar. Pedoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang
bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan
menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan rasa
persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan produktif
memimpin dan mengatur diri sendiri.

Abraham Maslow

Menurut Maslow, setiap individu memiliki potensi untuk berkembang


(Personal growth). Dalam menjelaskan kebutuhan manusia, Maslow membntuk
hirarki kebutuhan menjadi:

1.    Kebutuhan Fisiologis

2.    Kebutuhan Rasa aman

3.    Kebutuhan Kasih sayang

4.    Kebutuhan Penghargaan

5.    Aktualisasi Diri

Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi.


Organisasi adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti patologik.

·         Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada
bagian yang dapat dipelajari dlam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-
hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.

·         Organisme memiliki satu drive yang berkuasa, yaki aktualisasi diri (self
actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasi potensi
inheren yang dimilikinya pada ranah mana pun ynag terbuka baginya.
·         Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal.
Potensi organisme, jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian yang sehat dan integral.

·         Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada


penelitian ekstensif terhdap banyak orang mengenai fungsi piskologis yang diisolir.

·         Kebutuhan dasar disebut deficiency need. Karena kegagalan untuk memuaskan


kebutuhan dasar mengakibatkan individu merasakan kekurangan sesuatu.

·         Kebutuhan meta disebut being need. Karena kebutuhan memberikan sumbangan


yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang
lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis.

·         Perbedaan kepuasan antara kebutuhan dasar dengan kebutuhan meta:


kebutuhan yang lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis. Sedangkan
kebutuhan yang lebih tinggi memberi kepuasan biologis dan psikologis karena
menghasilkan kebahagiaan yang mendalam, kedamaian jiwa, dan kebutuhan
kehidupan batin.

·         Kebutuhan yang lebih tinggi bersifat lebih kompleks, maksudnya kepuasan pada
kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks
dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya, usaha memperoleh
aktualisasi diri memerlukan prasyarat: semua kebutuhan sebelumnya telah
dipuaskan dan melibatkan tingkah laku yang lebih rumit dan canggih dibanding
usaha mendapat makanan.

·         Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatis maksudnya, yt : umumnya kebutuhan


fisiologis bersifat homeostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik)
seperti makan, minum, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini
sangat kuat, dalam keadaan absolut, semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang
mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

·         Kegagalan memenuhi kebutuhan ditunjuk sebagai penyebab utama


psikopatologi, karena pengalaman kasih sayang anak-anak menjadi dasar
perkembangan kepribadian yang sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan
oleh frustasi keinginan sosial, tetapi lebih karena tidak adanya keintiman psikologik
dengan orang lain.

Ciri-ciri pribadi yang sehat menurut Abraham maslow:

1.    Menerima realitas secara tepat

Orang-orang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di


dunia sekitarnya secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan
denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada
keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan
yang berat sebelah atau prasangka-prasangka.

Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-


ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan
bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif
kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk
berpikir secara logis, untuyk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada
umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.

2.    Menerima diri dan orang lain apa adanya

Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-


kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan.
Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-
individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat,
tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut.
Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak
harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri
mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.

Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan


salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di
hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih
konstuktif.

3.    Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat

Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa


berpura-pura. Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara
kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.

Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat
menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk
sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja
menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari
kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat
social. Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social
mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak
ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan
sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak
bersikap agresif dan memberontak.

4.    Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan


Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan
berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka
adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka
lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.

Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau


kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan
mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka
bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu
merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa.

5.    Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain

Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat


untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain
untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri
dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah
kepada dir mereka sendiri.

Sebaliknya, orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada


orang-orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk
diri mereka.

6.    Memiliki ruang untuk diri pribadi

Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social


dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat
otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap
krisis atau kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-
orang yang sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka
mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-
orang yang kurang sehay sebagai malapetaka.

7.    Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru

Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya


pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan
terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap
dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang
pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat
mereka alami.

8.    Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak


Dimana orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase,
kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti
pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.

Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat;
dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman
yang ringan ini kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu
yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada
orang- orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.

9.    Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat

Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan
dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu
kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki
suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam keluarga.

Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal
dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan
memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa
tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau
kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.

10.  Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman

Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain
daripada orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki
cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang
lebih sempurna dengan individu-individu lain.

Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun
aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya
terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis,
congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya
sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap
pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap
pertumbuhan diri sendiri.

11.  Mengarah pada nilai-nilai demokratis

Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa


memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras,
atau warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja
yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12.  Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh

Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan
atau cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga
sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang
sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing,
atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.

13.  Memiliki rasa humor yang tinggi

Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor


permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang
mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan
humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi
Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat
filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada
seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung
kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa

14.  Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif

Kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari


pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif,
meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka
kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan
lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan
bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni.

15.  Memiliki integritas tinggi yang total

Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom,


mampu melawan dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau
bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang
menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin
tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian
yang sangat sehat.

Carl Gustav Jung

Dalam pendekatannya terhadap kepribadian Jung menyatakan bahwa


kekuatan-kekuatan ketidaksadaran yang lebih dalam dan tersembunyi bukan hanya
pengalaman yang dikumpulkan manusia dalam hidup, tetapi juga pengalaman-
pengalaman yang telah dikumpulkan oleh semua anggota spesies manusia dan
nenek moyang binatangnya. Setiap manusia punya Persona tetapi, persona bias
menjadi bumerang dan berbahaya jika individu yakin dan persona yang dipakainya
itu adalah kodrat dirinya= tidak sehat.
a)    Aspek psikis terdiri dari beberapa komponen, ialah: alam bawah sadar personal,
yaitu bentukan pengalaman tertentu yang di represi. Dan, alam bawah sadar kolektif,
yang isinya berupa arketipe. Arketipe sendiri yang tipikal mencakup beberapa hal,
diantaranya: persona, shadow, anima-animus dan self.

b)    Persona secara harafiah berarti topeng.Berfungsi untuk merepresentasikan sisi


kepribadian yang di tunjukkan kepada dunia. Artinya, segenap tingkah-laku / ‘wajah’
yang kita hadapkan pada dunia berdasar peran-peran tertentu yang diterima oleh
lingkungan. Misal, seorang psikolog musti mampu membaca kepribadian orang dan
harus menjadi contoh kepribadian yang sehat.

c)    Shadow adalah arketipe kegelapan dan represi yang merepresentasikan kualitas-
kualitas yang tidak ingin kita akui dan berusaha kita sembunyikan dari orang lain..
bahkan dari diri sendiri.

d)    Anima adalah sisi feminin seorang laki-laki, sedangkan animus adalah sisi maskulin
dari seorang perempuan.

e)    Self adalah: arketipe yang paling sempurna. Individu yang sehat memiliki
kemampuan untuk menyeimbangkan berbagai aspek tersebut hingga mencapai self:
pribadi yang seutuhnya. Diri sejati.

f)     Keseimbangan. Self adalah representasi kepribadian yang ideal.

g)    Ketahanan untuk mau mengakui sisi buruk dan berjarak dengan persona yang
kadangkala membuat kita ‘nyaman’ dan ‘aman’. Padahal, sungguh, apa yang kita
kenal sebagai kepribadian kita hari ini adalah bukan kepribadian sejati.

h)    Mengenali aspek psikis adalah langkah awal untuk mengenal diri yang
sesungguhnya. mengenalinya tidak menjamin kita memiliki daya kontrol
terhadapnya. Bahasan Psikologi hanya sebatas pada pengenalan dimensi psikis.
Seorang Jung juga tidak bisa menjamin apakah kepribadian kita sejati atau tidak.
Kapasitas beliau hanya terbatas bagaimana seseorang dapat terlepas dari represi
dan beragam kompleks.

Pribadi yang Terindividuasi:

1.    Menyadari segi-segi diri yang diabaikan

2.    Pengorbanan tujuan-tujuan material dari masa remaja-dewasa untuk mencapai


tujuan hidup.

3.    Memahami impuls-impuls animalis dan primitive

4.    Memiliki integritas diri.

5.    Penerimaan dan toleransi terhadap kodrat manusia.


Menurut Jung, Manusia sehat adlah:

1.    Memiliki integritas diri sebagai pengungkapan diri.

2.    Mampu menerima apa yang tidak diketahui dan misterius.

3.    Memiliki kepribadian yang universal.

Victor Frankl

Menurut Frakl, pribadi sehat adalah pribadi yang mampu menentukan makna
hidup. Frankl menentang teori tntang kondisi manusia yang ditentukan dari isntink
biologis dan konflik masa lalu melainkan tergantung dari kebebasan individu dalam
menentukan pilihan.

a)    Menurut Frankl, hakekat dari eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:

1. Spiritualitas. Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak


dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan istilah – istilah material,
meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak dihasilkan atau
disebabkan oleh dunia material itu. Menurutnya lebih baik jika dapat dipikirkan
sebagai roh atau jiwa.
2. Kebebasan. Adanya suatu keadaan dimana manusia tidak didikte oleh faktor
– faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus atau kondisi
lingkungan.
3. Tanggung jawab. Tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun manusia
juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut. Logotherapy
mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab dengan kalimat berikut,
“Hiduplah seolah – olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak salah
untuk pertama kalinya kira – kira demikian anda bertindak sekarang.”
b)    Ada 3 cara yang dikemukakan oleh logotherapy untuk menuntun pada pencarian
arti kehidupan, yaitu:

1. Dengan memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan / karya.


2. Dengan mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman
3. Dengan sikap yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.
c)    Frankl tidak menyajikan suatu daftar dari sifat-sifat kepribadian yang sehat. Akan
tetapi, secara umum dapat dikatakan orang-orang macam apakah mereka itu :

1. Mereka bebas memilih tindakan mereka sendiri


2. Mereka secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidup
mereka dan sikap yang mereka anut terhadap nasib mereka 
3. Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka
4. Mereka telah menemukan arti dalam kehidupan yang cocok dengan mereka 
5. Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka
6. Mereka mampu mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman,
atau nilai-nilai sikap
7. Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri
d)    Ada beberapa sifat lain dari kepribadian-kepribadian yang sehat, di antaranya:

1. Mereka berorientasi ke masa depan, diarahkan pada tujuan-tujuan dan tugas-


tugas yang akan datang. 
2. Komitmen terhadap pekerjaan. Salah satu cara untuk memperoleh arti dari
kehidupan adalah dengan nilai-nilai daya cipta, memberi sesuatu kepada
dunia, dan nilai ini dengan sangat baik diungkapkan melalui pekerjaan atau
tugas seseorang. 
3. Kemampuan memberi dan menerima cinta. Apabila kita dicintai, kita menjadi
orang yang sangat diperlukan dan tidak dapat diganti. Apabila kita mencintai,
kita dapat membuat orang yang dicintai sanggup merealisasikan potensi-
potensi yang belum dimanfaatkan dengan menyadarkan mereka tentang
potensi mereka untuk menjadi apa
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ALIRAN PSIKOLOGI

 A. ALIRAN PSIKOANALISA

            Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para
pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan
di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada
mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga
“psikoanalisis” dan “psikoanalisis” Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian
hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan
istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang
terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama “psikologi analitis” (en:
Analitycal psychology) dan “psikologi individual” (en: Individual psychology) bagi ajaran masing-
masing. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan: suatu metoda penelitian dari pikiran; suatu ilmu
pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan suatu metoda perlakuan terhadap penyakit
psikologis atau emosional.
           Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang
mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai
pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda sebagaimana berbagai teori
yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah
menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi.
Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan
anak.

Struktur Kepribadian Dan Terapi

a. Struktur kepribadian

           Menurut freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar
(en:conscious), prasadar (en:preconscious), dan tak-sadar (unconscious).
Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis
mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi,
yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang
menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian
menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan
masalahnya.

b. Terapi
             Intervensi khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan
mengklarifikasi mekanisme pertahanan, harapan, dan perasaan bersalah. Melalui analisis konflik,
termasuk yang berkontribusi terhadap daya tahan psikis dan yang melibatkan tranferens kedalam
reaksi yang menyimpang, perlakuan psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara
tidak sadar menjadi musuh yang paling jahat bagi dirinya sendiri: bagaimana reaksi tidak sadar yang
bersifat simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya gejala
yang tidak dikehendaki. Terapi dihentikan atau dianggap selesai saat pasien mengerti akan kenyataan
yang sesungguhnya, alasan mengapa mereka melakukan perilaku abnormal, dan menyadari bahwa
perilaku tersebut tidak seharusnya mereka lakukan, lalu mereka sadar untuk menghentikan perilaku
itu.

            Psikonaliasis disebut-sebut sebagai kekuatan pertama dalam aliran psikologi. Aliran ini
pertama kali dikembangkan pada tahun 1890-an oleh Simund Freud, seorang ahli neurologi yang
berhasil menemukan cara-cara pengobatan yang efektif bagi pasien-pasien yang mengalami gangguan
gejala neurotik dan histeria melalui teknik pengobatan eksperimental yang disebut abreaction, sebuah
kombinasi antara teknik hipnotis dengan katarsis, yang dia pelajari dari senior sekaligus sahabatnya,
Dr. Josef Breuer. Bersama-sama dengan Breuer, Freud menangani pasien-pasien dengan gangguan
histeria yang menjadi bahan bagi tulisannya, :”Studies in Histeria”. Kerjasamanya dengan Jean Martin
Charcot, dokter syaraf terkenal di Perancis, dia banyak menggali tentang gejala-gejala psikosomatik
dari pasien-pasien yang mengalami gangguan seksual.

Teori yang dihasilkan oleh psikoanalisa


Freud berhasil mengembangkan teori kepribadian yang membagi struktur mind ke dalam tiga bagian
yaitu :
a.       consciousness (alam sadar), 
b.      preconsciousness (ambang sadar) dan 
c.       unconsciousness (alam bawah sadar).

            Dari ketiga aspek kesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting
dalam menentukan perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di dalam unsconscious
tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan instink. Preconsciousness berperan sebagai
jembatan antara conscious dan unconscious, berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja.
Consciousness hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang memiliki kontak
langsung dengan realitas. Freud mengembangkan konsep struktur mind tersebut dengan
mengembangkan “mind apparatus”, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan
menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id, ego dan super ego.

Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut
prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera.
Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan
atas perilaku manusia.
Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral. Superego
merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntuta moral. 
            Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.
Ego selalu menghadapi ketegangan antara tuntutan id dan superego. Apabila tuntutan ini tidak
berhasil diatasi dengan baik, maka ego terancam dan muncullah kecemasan (anxiety). Dalam rangka
menyelamatkan diri dari ancaman, ego melakukan reaksi defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal
sebagai defense mecahnism yang jenisnya bisa bermacam-macam, seperti : identifikasi, proyeksi,
fiksasi, agesi regresi, represi.
            Pemikiran Psikoanalisis dari Freud semakin terus berkembang, Alfred Adler (1870-1937),
sebagai pengikut Freud yang berhasil mengembangkan teorinya sendiri yang disebut dengan
Individual Psychology. Konsep utama Adler adalah organ inferiority. Berangkat dari teorinya tentang
adanya inferiority karena kekurangan fisik yang berusaha diatasi manusia, ia memperluas teorinya
dengan menyatakan bahwa perasaan inferior adalah universal. Setiap manusia pasti punya perasaan
inferior karena kekurangannya dan berusaha melakukan kompensasi atas perasaan ini. Kompensasi ini
bisa dalam bentuk menyesuaikan diri ataupun membentuk pertahanan yang memungkinkannya
mengatasi kelemahan tersebut. Selanjutnya, Adler juga membahas tentang striving for superiority,
yaitu dorongan untuk mengatasi inferiority dengan mencapai keunggulan. Dorongan ini sifatnya
bawaan dan merupakan daya penggerak yang kuat bagi individu sepanjang hidupnya. Adanya striving
for superiority menyebabkan manusia selalu berkembang ke arah kesempurnaan. Teorinya ini yang
membuat Adler memiliki pandangan lebih optimis dan positif terhadap manusia serta lebih
berorientasi ke masa depan dibandingkan Freud yang lebih berorientasi ke masa lalu.
            Carl Gustav Jung (1875-1961), salah seorang murid Freud yang kemudian berhasil
mengembangkan teorinya sendiri yang disebut Analytical Psychology. Jung menekankan pada aspek
ketidakadaran dengan konsep utamanya, collective unconscious. Konsep ini sifatnya transpersonal,
ada pada seluruh manusia. Hal ini dapat dibuktikan melalui struktur otak manusia yang tidak
berubah. 
            Collective unconscious terdiri dari jejak ingatan yang diturunkan dari generasi terdahulu,
cakupannya sampai pada masa pra-manusia. Misalnya, cinta pada orangtua, takut pada binatang
buas,dan lain-lain. Collective unconscious ini menjadi dasar kepribadian manusia karena didalamnya
terkandung nilai dan kebijaksanaan yang dianut manusia. Ide-ide yang diturunkan atau primordial
images disebut sebagai archetype, yang terbentuk dari pengalaman yang berulang dalam kurun waktu
yang lama. 
            Ada beberapa archetype mendasar pada manusia, yaitu persona, anima, shadow, self.
Archetype inilah yang menjadi isiIunconsciousness.

Hingga saat ini di Amerika Serikat tercatat sekitar 35 lembaga pelatihan Psikoanalisis yang telah
terakreditasi oleh American Psychoanalytic Association dan terdapat lebih dari 3.000 lulusannya yang
menjalankan praktik psikoanalisis. Pemikiran psikoanalisis tidak hanya berkembang di Amerika di
hampir seluruh belahan Eropa dan belahan dunia lainnya.
Beberapa teori yang dihasilkan dari kalangan psikoanalisis, diantaranya :
1.      teori konflik;
2.      psikologi ego;
3.      teori hubungan-hubungan objek;
4.      teori struktural; dan sebagainya
Terlepas dari kontroversi yang menyertainya, psikoanalisis merupakan salah satu aliran psikologi
yang telah berhasil menguak sisi kehidupan manusia yang tidak bisa diamati secara inderawi.
Psikoanalisis telah mengantarkan pelopornya, yaitu Sigmund Freud sebagai salah satu tokoh psikologi
yang paling populer di Amerika pada abad ke-20.
 Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis :
a.       Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola  perkembangan
yang ilmiah.
b.      Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
c.       Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
d.      Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
e.       Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan.

B. ALIRAN BEHAVIORISTIK

            Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada
tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsure subyek tunggal psikologi.
Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang
cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa
manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam
bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang
tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang
nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti
yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari
fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses
mental.
          Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur,
dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya
manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang
diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk,
lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada
pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah
mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan
termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.
Fungsionalisme Menjadi dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama
behaviorisme, yaitu Watson. Watson adalah murid dari Angell dan menulis disertasinya di University
of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri lebih proses mental daripada elemen
kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan
child psychology adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan
kritik tajam pada fungsionalisme.

Prinsip Aliran Behaviorisme

Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau
mental yang abstrak
Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene,
harus dihindari.
Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah
dari ilmu psikologi yang benar.
Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para
behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan
behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal
juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam
perkembangan ilmu psikologi.
Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu
behaviorisme awal dan yang lebih belakangan. Terhadap aliran behaviorisme ini, kritik umumnya
diarahkan pada pengingkaran terhadap potensi alami yang dimiliki manusia. Bahkan menurut
pandangan ini, manusia tidak memiliki jiwa, tidak memiliki kemauan dan kebebasan untuk
menentukan tingkah lakunya sendiri.

John B. Watson

            Watson berpendapat bahwa introspeksi merupakan pendekatan yang tidak ada gunanya.
Alasannya adalah jika psikologi dianggap sebagai suatu ilmu, maka datanya harus dapat diamati dan
diukur. Watson mempertahankan pendapatnya bahwa hanya dengan mempelajari apa yang dilakukan
manusia (perilaku mereka) memungkinkan psikologi menjadi ilmu yang objektif. Watson menolak
pikiran sebagai subjek dalam psikologi dan mempertahankan pelaku sebagai subjek psikologi.
Khususnya perilaku yang observabel atau yang berpotensi untuk dapat diamati dengan berbagai cara
baik pada aktivitas manusia dan hewan. 3 prinsip dalam aliran behaviorisme:
menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku. Kondisi adalah lingkungan
external yang hadir dikehidupan. Perilaku muncul sebagai respon dari kondisi yang mengelilingi
manusia dan hewan.
Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya
perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang
baru saja, materi fisik dan sosial. Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan
belajar dari semua itu.
Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi mempelajari perilaku hewan dapat
digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.

B.F. Skinner

           ”Behaviorisme”, sebutan bagi aliran yang dianut Watson, turut berperan dalam pengembangan
bentuk psikologi selama awal pertengahan abad ini, dan cabang perkembangannya yaitu psikologi
stimulus-respon yang masih tetap berpengaruh. Hal ini terutama karena hasil jerih payah seorang ahli
psikologi dari Harvard, B.F. Skinner. Psikologi stimulus-respon mempelajari rangsangan yang
menimbulkan respon dalam bentuk perilaku, mempelajari ganjaran dan hukuman yang
mempertahankan adanya respon itu, dan mempelajari perubahan perilaku yang ditimbulkan karena
adanya perubahan pola ganjaran dan hukuman. Skinner, berpendapat kepribadian terutama adalah
hasil dari sejarah penguatan pribadi individu . 
            Meskipun pembawaan genetis turut berperan, kekuatan-kekuatan sangat menentukan perilaku
khusus yang terbentuk dan dipertahankan, serta merupakan khas bagi individu yang bersangkutan.
Dalam sebuah karyanya, Skinner membuat 3 asumsi dasar, yaitu:
Perilaku itu terjadi menurut hukum (behavior can be controlled)
Skinner menekankan bahwa perilaku dan kepribadian manusia tidak dapat dijelaskan dengan
mekanisme psikis seperti Id atau Ego
Perilaku manusia tidak ditentukan oleh pilihan individual. Kaum behavioris lebih dikenal dengan teori
belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia, kecuali insting, adalah hasil belajar. Kaum
behavioris sangat mengagungkan proses belajar, terutama proses belajar asosiatif atau proses belajar
stimulus-respon, sebagai penjelasan terpenting tentang tingkah laku manusia. Para pendahulu aliran
pemikiran ini adalah Isaac Newton dan Charles Darwin. Tokoh-tokoh lainnya yaitu Edward
Thorndike, Clark Hull, John Dollard, Neal Miller, dan masih banyak lagi lainnya.
teori belajar behaviorisme
           Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
           Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan
dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
           Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143).
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon
berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati
dan tidak dapat diukur.
              Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi
atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
         Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin
kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga
semakin kuat.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:
o   Reinforcement and Punishment;
o   Primary and Secondary Reinforcement;
o   Schedules of Reinforcement;
o   Contingency Management;
o   Stimulus Control in Operant Learning;
o   The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie,
dan Skinner. 
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik :
1.      Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2.      Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman sangat dipengaruhi oleh
faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
3.      Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.

C. ALIRAN HUMANISTIK 
            Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun
1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad
pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers
dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus
tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan,
cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.

            Psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta
dipandang sebagai “kekuatan ketiga “ dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai
kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisis ala Freud yang
berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran
pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa
perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri. Kekuatan psikologi
yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang
refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan
oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan
Dalil Utama dari Psikologi Humanistik
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi
manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-beratkan pada
kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung
jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Dalam hal ini, James Bugental (1964)
mengemukakan tentang 5 (lima) dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu:
o   keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen;
o   manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia lainnya;
o   manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan dengan orang lain;
o   manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas pilihan-pilihanya; dan
o   manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai dan kreativitas.

Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan sumbangan pemikirannya terhadap
perkembangan psikologi humanistik. Sumbangan Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok
fenomenologi yang mengkaji tentang persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan
dengan apa yang dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang yang melekat dari
kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu kejadian.
Dari pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang
potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang
motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam pendidikan
humanistik.
Morris (1954) meyakini bahwa manusia dapat memikirkan tentang proses berfikirnya sendiri dan
kemudian mempertanyakan dan mengoreksinya. Dia menyebutkan pula bahwa setiap manusia dapat
memikirkan tentang perasaan-persaannya dan juga memiliki kesadaran akan dirinya.   Dengan
kesadaran dirinya, manusia dapat berusaha menjadi lebih baik.
            Carl Rogers berjasa besar dalam mengantarkan psikologi humanistik untuk dapat diaplikasian
dalam pendidikan. Dia mengembangkan satu filosofi pendidikan yang menekankan pentingnya
pembentukan pemaknaan personal selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan melalui upaya
menciptakan iklim emosional yang kondusif agar dapat membentuk pemaknaan personal tersebut. Dia
memfokuskan pada hubungan emosional antara guru dengan siswa

Teori yang Dimiliki Humanistik


Berkenaan dengan epistemiloginya, teori-teori humanistik dikembangkan lebih berdasarkan pada
metode penelitian kualitatif yang menitik-beratkan pada pengalaman hidup manusia secara nyata
(Aanstoos, Serlin & Greening, 2000). Kalangan humanistik beranggapan bahwa usaha mengkaji
tentang mental dan perilaku manusia secara ilmiah melalui metode kuantitatif sebagai sesuatu yang
salah kaprah.
 Tentunya hal ini merupakan kritikan terhadap kalangan kognitivisme yang mengaplikasikan metode
ilmiah pendekatan kuantitatif dalam usaha mempelajari tentang psikologi.
Sebaliknya, psikologi humanistik pun mendapat kritikan bahwa teori-teorinya tidak mungkin dapat
memfalsifikasi dan kurang memiliki kekuatan prediktif sehingga dianggap bukan sebagai suatu ilmu
(Popper, 1969, Chalmers, 1999).
Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan
terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan client-centered therapy,
yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan
dirinya, serta menekankan pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam
membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien
sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya
membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik asesmen dan
pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment atau pemberian
bantuan kepada klien.
          Selain memberikan sumbangannya terhadap konseling dan terapi, psikologi humanistik juga
memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan
humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara
keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan
keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik ini.

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT PENDAPAT ALLPORT , CARL ROGERS,


MASLOW DAN FROMM

D. MENURUT PENDAPAT ALLPORT

Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia.
“Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam
individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya”
            Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan,
tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini
sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport :
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang
terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi
fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:

1. Ekstensi sense of self


· Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)

2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain, Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga
dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan
setiap orang)

3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal :
mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.

4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan


Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian
masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa
panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.

5. Objektifikasi diri: insight dan humor


Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar
menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada
keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti.
Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua
orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa
tahu apa yang ia lakukan.

  E. MENURUT PENDAPAT ROGERS

Pendapat rogers : memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang meliputi
Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi
diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri
untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah
sejalan dengan semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar.
Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi
bagian dari dirinya.
Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut disebut “need
for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
a.        conditional positive regard (bersyarat),
b.      unconditional positive regard (tak bersyarat). 

Contohnya, seorang atlet cilik yang ingin selalu diperhatikan oleh orangtunya dan pelatihnya dan
selalu ingin dipuji akan prestasinya yang selama ini ia gapai. 3. Ciri-ciri orang yang berfungsi
sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif
tak bersyarat. Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti
tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan
F. MENURUT PENDAPAT MASLOW

Lima kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga
yang tidak terlalu krusial :

1. Kebutuhan Fisiologis
   Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis
seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

2 . Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan


 Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror,
dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-
lain

4. Kebutuhan Penghargaan
    Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri


Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

Kepribadian Yang Sehat Menurut Maslow

             Maslow membawa psikologi barat untuk tugas yang penekanannya pada determinisme dan
pengabaiannya terhadap manusia yang terjadi secara kebersamaan.Ia terutama ditentang oleh hasil
generalisasi dari penemuan yang diturunkan dari penelitian atas “orang yang sakit mental” menjadi
manusia yang utuh,berpendapat bahwa psikologi seharusnya member perhatian pada penelitian
tentang kesehatan mental,yang mana dia memandang sebagai pemenuhan terhadap kelima hierarki
motivasi dari kebutuhan perkembangbiakan dalam kebutuhanterhadp aktualisasi diri. Dia
mendasarkan teori motivasinya pada asumsi optimis tentang instrinsik manusia yang ebrsifat
baik,yang memandang sebagai bercorak biologisnya.
            Memang,meskipun Maslow dianggap sebagai pendiri psikologi humanistic,dia juga dipandang
sebagi pelopor dari Psikologi Transpersonal.Maslow beragumentasi bahwa oleh karena ketakutan ini
penyesuaian normal menyangkut rata-rata akal sehat orang yang mengimplikasikan keberhasilan yang
terus berlanjut terhadap penolakan diri dan kedalaman sifat manusia.Pandangan maslow terutama
yang menghubungkan kapasitas untuk pengalaman puncak (peak experience),menemukan resonansi
dalam budaya tanding pada 1960-an dan ia dielukan sebagai nabi utama dari gerakan
kesadaran.Selama 1960 dan 1970-an psikologi transpersonal berkembang berdampingan dengan
penelitian tentang kondisi kesadaran yang lain.
         Meskipun demikian,pandangan Maslow tentang kondisi manusia dan model kesehantannya,yang
di satu sisi membuka bidang baru dalam psikologi,sebenarnya bukan gagasan yang baru atau
orisinal.Konsepnya tentang manusia dan penekanannya terhadap perubahan sama dengan yang
ditemukan mengandung kemiripan yang mengejutkan dengan konsep yang diajukan Dr.Samuel
Hahnmann,oerubus pengobatan homeopathic modern.
             Maslow mengatakan “saya memepertimbangkan Humanistik,psikologi kekuatan ketiga
menajdi transisi,suatu persiapan untuk psikologi keempat yang “lebih tinggi”, transpersonal,
transhumant, lebih berpusat pada alam semesta (cosmos) dari pada kebutuhan manusia dan
kepentingan manusia. Jadi menurut saya kesimpulan saya. Psikologi humanistik menurut maslow itu
adalah manusia untuk bersifat baik,baik secara manusiawi dan biologisnya,namun sering kita lihat
juga bahwa adanya penolakan atas sisi kita yang terbaik dan banyak juga keunikan keunikan yang
dimiliki setiap individu,baik secara konteks social , budaya dan individunya tersebut.bisa kita lihat
contoh keunikan budaya kita,yaiutu di Kalimantan Selatan (dayak). Disana banyak sekali orang-orang
mengkreasikan derinya tersebut,seperti mentato tubuhnya dengan gambar artefak-artefak
kuno,Menindik hidungnya dengan tulang tulang hewan yang sudah mati,dsb.Namun tidak hanya dari
segi itu saja kita dapat melihat keunikan manusia.Kita juga bias melihat kemampuan individu dalam
pengalaman-pengalaman mistik/spritualnya dan Maslow berpendapat bahwa "dunia spiritual dan
dunia yang terhubung,merupakan satu kesatuan yang kuat”.Mungkin ini semua di karenakan
“identifikasi dengan spesies manusia yang bertambah dan bekurang dan adanya perubahan nilai dan
struktur yang terjadi di masyarakat yang semakin demokratis”.Dan perkembangan transpersonal dan
transhumant itu akan menawarkan secara sangat baik bagi kepuasan nyata,kegunaan,kepuasan yang
efektif tentang “idelaisme yang frust
ciri-ciri Kepribadian yang sehat

1. Menerima Realitas Secara Tepat

Orang-orang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara
objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran.
Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat
pandangan-pandangan yang berat sebelah atau prasangka-prasangka.
            Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif
mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan,
kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka
semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk mencapai kesimpulan-kesimpulan
yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.

2. Menerima Diri Dan Orang Lain Apa Adanya

            Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan
kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau
banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–
kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal
tersebut.
Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah
atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku
bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka
mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.

3. Bertidak Secara Spontan Dan Alamiah, Tidak Dibuat-Buat


          Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan
kodrat mereka.
Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau
dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu.
Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari
kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.
Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang
dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan
tersebut.          
       Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak
konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.

4. Memusatkan Pada Masalah-Masalah Bukan Pada Perseorangan

      Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq
pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka
lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk
mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi
karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-
kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang
paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa..

5. Memiliki Kekuasaan Dan Tidak Bergantung Pada Orang Lain

        Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan
dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan
demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka
sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.
           Sebaliknya, orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang lain
untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
                                      
6. Memiliki Ruang Untuk Diri Pribadi

           Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik.
Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi
menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau kerugian. 
          Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat mungkin hamper
tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang
dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay sebagai malapetaka.

7. Menghargai Dan Terbuka Akan Pengalaman-Pengalaman Dan Kehidupan Baru

        Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu


terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu
pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai
akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka
miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki Pengalaman-Pengalaman Yang Memuncak

            Dimana orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan
terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang
mendalam.
          Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada
pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang
dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-
pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap
hari.

9. Memiliki Identitas Sosial Dan Minat Sosial Yang Kuat

           Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam
terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah
anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap
anggota lain dalam keluarga.
Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik 
daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih
jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain
yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.

10. Memiliki Relasi Yang Akrab Dengan Beberapa Teman

            Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang-
orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan
persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
           Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi
baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan
kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
            Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama
pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan
perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.

11. Mengarah Pada Nilai-Nilai Demokratis

           Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social,
tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap
mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.

12. Memiliki Nilai-Nilai Moral Yang Tangguh

          Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita
jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik
dan buruk, benar dan salah. 
         Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang-
ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13.Memiliki Rasa Humor Yang Tinggi

      Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang
menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa
rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang
berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-
pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi
bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung
kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa

14. Menemukan Hal-Hal Baru, Ide-Ide Segar, Dan Kreatif

          Kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi-
pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam
pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu
ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi
terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni

15.Memiliki Integritas Tinggi Yang Total

           Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan
dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu.
Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang
hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari
kepribadian yang sangat sehat.

G. MENURUT PENDAPAT FROM

1. Pengertian teori Fromm

            Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1990. Ia belajar psikologi di
University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg tahun
1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut psikoanalisis Berlin yang terkenla waktu itu.
Tahun 1933 ia pindah ke Amerika Serikat dan mesngajar di Institut psikoanalisis Chicago dan
melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut
di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss
pada tanggal 18 Maret 1980.
          Sebelum mengulas tentang teori kepribadian dari Fromm, beberapa pengalaman mempengaruhi
pandangan Fromm, antara lain pada umur 12 tahun ia menyaksikan seorang wanita cantik dan
berbakat, sahabat keluarganya, bunuh diri. Fromm sangat terguncang karena kejadian itu. Tidak ada
seorang yang memahami mengapa wanita tersebut memilih bunuh diri. Ia juga mengalami sebagai
anak dari orangtua yang neurotis. Ia hidup dalam satu rumah tangga yang penuh ketegangan. Ayahnya
seringkali murung, cemas, dan muram. Ibunya mudah menderita depresi hebat. Tampak bahwa
Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat. Karena itu, masa kanak-kanaknya merupakan
suatu laboratorium yang hidup bagi observasi terhadap tingkah laku neurotis. Peristiwa ketiga adalah
pada umur 14 tahun Fromm melihat irrasionalitas melanda tanah airnya, Jerman, tepatnya ketika
pecah perang dunia pertama. Dia menyaksikan bahwa orang Jerman terperosok ke dalam suatu
fanatisme sempit dan histeris dan tergila-gila. Teman-teman dan kenalan-kenalannya terpengaruh.
Seorang guru yang sangat ia kagumi menjadi seorang fanatik yang haus darah. Banyak saudara dan
teman-temannya yang meninggal di parit-parit perlindungan. Ia heran mengapa orang yang baik dan
bijaksana tiba-tiba menjadi gila. Dari pengalaman-pengalaman yang membingungkan ini, Fromm
mengembangkan keinginan untuk memahami kodrat dan sumber tingkah laku irasional. Dia menduga
hal itu adalah pengaruh dari kekuatan sosio-ekonomis, politis, dan historis secara besar-besaran yang
mempengaruhi kodrat kepribadian manusia.
          Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The
Economic and Philosophical Manuscripts yang ditulis pada tahun 1944. Fromm membandingkan ide-
ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan melakukan percobaan yang sintesis.
Fromm memandang Marx sebagai pemikir yang lebih ulung daripada Freud dan menggunakan
psokoanalisa, terutama untuk mengisi celah-celah pemikiran Marx. Pada tahun 1959, Fromm menulis
analisis yang sangat kritis bahkan polemis tentang kepribadian Freud dan pengaruhnya, sebaliknya
berbeda sekali dengan kata-kata pujian yang diberikan kepada Marx pada tahun 1961. Meskipun
Fromm deapat disebut sebagai seorang teoritikus kepribadian Marxian, ia sendiri lebih suka disebut
humanis dialetik. Tulisan-tulisan Fromm dipengaruhi oleh pengetahuannya yang luas tentang sejarah,
sosiologi, kesusastraan, dan filsafat.

2. Kepribadian yang sehat menurut Fromm

                 Kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat
merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang
menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya
keinginan untuk mencintai dan di cintai dalam bukunya Art Of Love erik Fromm mengutarakan :
Dalam Civilization and Its Discontents (1930), seperti dikutip oleh Eric Fromm dalam Masyarakat
yang Sehat (Terjemahan Thomas Bambang Murtianto, 1995) ia menulis:
          “Manusia, setelah menemukan lewat pengalamannya bahwa cinta seksual (genital) memberinya
kepuasan puncak, maka makna cinta seksual-genital menjadi prototipe bagi semua bentuk
kebahagiaan manusia. Karenanya manusia terdorong mencari kebahagiaan yang ada kaitannya dengan
hubungan seks, menempatkan erotisme genital sebagai titik pusat kehidupannya…. Dengan
melakukan itu manusia menjadi sangat tergantung pada dunia luar, pada obyek cinta pilihannya, atau
sungguh merasa kehilangan bila ditinggal mati atau ditinggal kabur.” kepribadian yang sehat adalah
orientasi produktif. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari
potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata itu
merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, renspons-
respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-
peristiwa didunia dan terhadap diri.

3. Ciri-ciri kepribadian yang sehat


Cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagiaan, dan suara hati.
Karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab,
respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian
memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu
pertumbuhan dan perkembangan mereka.
           Hal ini berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau
mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka juga orang-orang yang dicintai dipandang dengan respek
dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk
menghormati mereka, kita harus memiliki pengetahuan penuh terhadap mereka, kita harus memahami
mereka siapa dan apa secara objektif.
             Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir
produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif
dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan
yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan
perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah.
              Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang paling hebat. Fromm membedakan dua tipe
suara hati otoriter dan suara hati humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang
diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orang tua,
Negara, atau suara kelompok lainnya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu
terhadap hukuman karena melanggar kode moral dari penguasa. Suara hati humanistis ialah suara dari
diri dan bukan dari suatu perantara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat
internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi
sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan rasa
persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan produktif memimpin dan
mengatur diri sendiri.

Teori Kepribadian Sehat Menurut Beberapa Ahli


1. Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendiri pertama kali diperkenalkan
oleh Sigmun Freud (1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tentang
struktur kepribadian dan sebeb-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan
pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari
keinginan atau dorongan yang mencari permunculan dalam perilaku dan pikiran. Menurut teori
psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran
individual. Dan apabila dorongan-dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan
kepribadian dan juga mangganggu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis. Dengan kata lain,
mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan
pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” atau unconscious motivation, menguraikan ide kunci dari
psikoanalisa. Psikolanalisa mempunyai metode untuk membongkar gangguan-gangguan yang
terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi
bebas.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis
yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut
psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda, yaitu: Id, Ego, Super Ego.

-          Id merupakan bagian paling primitif dalam kepribadian dan dari sinilah nanti Ego dan Super Ego
berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
-          Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasarkan
prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis, yaitu dimana Ego berfungsi
untuk menyaring dorongan-dorongan yang dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
-          Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua
dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana
berfungsi sebagai penilaian apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi
pada kesempurnaan.
Freud mengumpamakan pikiran manusia sebagai fenomena gunung es. Bagian kecil yang nampak
diatas permukaan air menggambarkan pengalaman sadar, bagian yang jauh lebih besar di bawah
permukaan air yang menggambarkan ketidaksadaran seperti impuls, ingatan, nafsu dan hal lain yang
mempengaruhi pikiran dan perilaku.

2.   2.  Aliran Behavioristik

Aliran ini menganggap bahwa manusia sebagai mesin layaknya alat pengatur panas. Maksudnya
adalah manusia sebagai sistem konflik yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum. Aliran
ini juga menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri. Behaviorisme atau aliran perilaku (juga
disebut perspektif belajar) adalah filososi dalam psikologi yang berdasar pada proporsi bahwa semua
yang dilakukan organisme -termasuk tindakan, pikiran atau perasaan- dapat dan harus dianggap
sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah
tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotesis seperti pikiran. Behaviorisme
beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati secara pribadi (seperti
pikiran dan perasaan).
Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi
lingkungan belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil
belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan behavioristik terhadap
kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1)      Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri.
2)      Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif dan dikontrol
dengan seksama dalam eksperimen laboratorium.

3.     3.  Aliran Humanistik


Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari Psikologi Humanistik. Gerakan ini
merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan
penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya. Psikologi humanistik dimulai di Amerika
Serikat Pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh psikologi humanistik memandang
behaviorisme mendahului manusia. Psikologi humanistik mengarahkan perhatiannya pada
humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut psikologi humanistik manusia
adalah mahluk kreatif yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri, bukan oleh
kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya yang dituangkan dalam bukunya “Motivation and
Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa manusia terdapat 5 macam kebutuhan hierarki

Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada
masalah-masalah kemanusiaan. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
a)      Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman
sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b)      Mamberi tekanan pada kulaitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri,
sebagai lawan pandang tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c)      Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dalan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d)     Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat
manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu.

4. Pendapat Allport

Memahami dan menjelaskan perkembangan proplum sebagai dadar perkembangan kepribadian yang
sehat. Gambaran kodrat manusia yang diutarakan Allport adalah positif, penuh harapan dan
menyanjung-nyanjung. Allport lebih optimis tentang kodrat manusia dari pada freud, dan ia
memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa terhadap manusia, sifat-sifat yang tampaknya
bersumber pada masa kanak-kanaknya. Seperti dikemukakan, pandangan-pandangan pribadi dan
professional dari Allport adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung. Karena itu salah
satu pendekatan yang berguna terhadap pemahaman segi pandangan psikologis Allport adalah
mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukkan bagaimana
tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada Freud. Allport tidak percaya bahwa orang-orang
yang matang dan sehat di kontrol dan dikuasai oleh tak sadar, kekuatan-kekuatan yang tidak dapat
dilihat dan dipengaruhi. Berikut ini adalah tujuh kriteria kepribadian yang matang:
1)      Perluasan perasaan diri
2)      Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain
3)      Keamanan emosional
4)      Persepsi realistis
5)      Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
6)      Pemahaman diri
7)      Filsafat hidup yang mempersatukan

2.     5.  Pendapat Rogers

Rogers bekerja dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah
kepribadian mereka. Untuk merawat pasien-pasien ini (dia lebih suka menyebut mereka “klien-klien”),
Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama terhadap
perubahan kepribadian terhadap klien, bukan pada ahli terapi (sperti pada pendekatan Freud).
Karena itu disebut “terapi yang berpusat pada klien” (client-centered therapy). Jelas, metode ini
menganggap bahwa individu yang terganggu memiliki suatu tingkat kemampuan dan kesadaran
tertentu dan mengatakan kepada kita banyak tentang pandangan Rogers mengenai kodrat manusia.
Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa
kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan, penyapihan atau pengalaman-pengalaman seks
sebelum waktunya. Hal-hal ini tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan
kecemasan yang tidak dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi
kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting dari pada masa lampau. Rogers tetap berfokus
pada apa yang terjadi dengan kita sekarang, bukan yang terjadi pada waktu itu.
Roges memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya, yaitu:
a.       Keterbukaan pada pengalaman
b.      Kehidupan eksistensial
c.       Kepercayaan terhadap organisme sendiri
d.      Perasaan bebas
e.       Kreatifitas

           6.  Pendapat Abraham Maslow

Tujuan yang menantang dari Maslow adalah mempelajari beberapa banyak potensi yang kita miliki
untuk perkembangan dan pengungkapan manusia yang penuh. Dalam pandangan Maslow, semua
manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasi diri.
Maslow menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris: “Pertama dan yang paling penting
adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang hakiki. Kedua,
terkandung suatu konsepsi bahwa perkembangan yang benar-benar sehat, normal dan yang dicita-
citakan terjadi dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini.”
Individu yang sehat adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan
kedalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat
pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan
perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui
hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk
mendapatkan penghargaan. Maslow juga mengatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan
menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan
mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.

7. Pendapat Erick Fromm


Fromm adalah ahli teori pertama yang dibicarakan sampai sekarang yang menyamakan kesehatan
psikologi dan kesehatan mental dengan kebahagiaan. Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral
dari kepribadian sehat, bukan suatu hasil sampingan yang terjadi kebetulan. Kebahagiaan merupakan
hasil dari kehidupan produktif dan membantu serta memajukan juga tingkat-tingkat prouktifitas yang
lebih tinggi. Kebahagiaan sungguh-sungguh merupakan suatu bagian dari kehidupan sehat, sehingga
dapat diambil sebagai bukti dari tingkat kesehatan psikologis yang telah dicapai seseorang. Fromm
mengembangkan dan memperhalus teorinya sendiri tentang kepribadian. Sistemnya menggambarkan
kepribadian sebagai yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi individu
dalam masa kanak-kanak dan juga kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi individu dalam
masa kanak-kanak dan juga kekuatan-kekuatan historis yang telah mempengaruhi perkembangan
spesies manusia.
Fromm mengemukakan 5 kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan kemanan, yaitu:
1.      Hubungan
2.      Transdensi
3.      Berakar
4.      Perasaan Identitas
            5.   Kerangka Orientasi

Anda mungkin juga menyukai