Anda di halaman 1dari 4

Nama : Edwin Rochmad Mendiota

Nim : 200811640849

Offering : C

Konsep manusia menurut 3 aliran utama psikologi

1. Psikoanalisis
Aliran psikoanalisis ini ditokohi oleh Sigmund Freud yang mana beliau mengungkapkan
bahwa dalam aliran psikoanalisis perilaku manusia ditentukan oleh insting bawaan yang
sebagian besar tidak disadari dan merupakan hasil inter-aksi dari tiga subsistem dalam
kepribadian manusia, yaitu ld, Ego dan Superego. Freud mengibaratkan bahwa perilaku manusia
seperti gunung es.

 Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan dorongan biologis manusia. Id


merupakan pusat instink, atau pusat hawa nafsu menurut bahasa agama. Menurut Freud
ada dua instink yang dominan yaitu Libido (libido – insting reproduktif yang
menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif. Libido ini
disebut juga insting kehidupan (eros) bukan saja hanya dorongan seksual, tetapi segala
hal yang mendatangkan kenikmatan, termasuk kasih ibu, pemujaan terhadap Tuhan dan
cinta diri) dan Thanatos (thanatos – insting destruktif dan agresif merupakan insting
kematian. Semua motif manusia adalah gabungan antara eros dan thanatos). Id bergerak
berdasarkan prinsip kesenangan, ingin segera memenuhi kebutuhannya, id bersifat
egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu kenyataan.

 Ego, ego bekerja menjembatani nafsu yang tidak bermoral dan tidak perduli terhadap
realitas. Ego adalah subsistem yang berfungsi menembatani tuntutan Id dengan realitas di
dunia luar. Ego menjadi penengah antara dorongan-dorongan hewani manusia dengan
pertimbangan-pertimbangan rasional dan realistic. Ego bekerja berdasarkan prinsip
realitas.

 Superego, supersitem yang ketiga ini dapat dikatakan mewakili hal-hal yang ideal.
Superego menyerap norma-norma social dan kultural masyarakat. la bukan hanya
rasional tapi juga bekerja atas prinsip-prinsip nilai yang normative. Oleh karena itu
superego dapat disebut dengan hati nurani dan sebagai pengawas kepribadian.

Penyakit atau gangguan mental dalam aliran ini muncul disebabkan karena individu gagal
menggunakan mekanisme pertahanan (defense mechanism), dan secara tidak sadar mengulangi,
konflik ataupun masalah dari masa lalu yang berhubungan dengan keluarga, peers, dan figur
otoritas.

Intervensi psipatologis dalam aliran psikoanalisis ini yaitu dengan asesmen klinis, treatment,
dan penelitiannya menekankan pada dinamika aspek intrapsikis jika ingin memahami perilaku
serta permasalahan perilaku. Psikoterapi pada aliran psikoanalisis ini bertujuan untuk
meningkatkan fungsi ego dan membantu klien untuk menyadari serta memahami (insight)
perilakunya yang berulang sebagai akibat dari pengalaman masa lalunya.

2. Behaviorisme
Aliran behaviorisme ini ditokohi oleh Ivan Pavlov, B.F. Skinner, Bandura yang mana tokoh
tersebut mengungkapkan bahwa dalam aliran behaviorisme menganalisis perilaku manusia hanya
berdsarkan perilaku yang nampak dan dapat diukur, yang mana perilaku manusia adalah hasil
dari proses belajar. Manusia belajar dari lingkungannya dari hasil belajar itulah dai berperilaku.
Sehingga karena itu manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Behaviorisme juga disebut
dengan psikologi stimulus-respon (S-R).
Penyakit atau gangguan mental dalam aliran behaviorisme diasumsikan muncul sebagai
akibat dari proses pembelajaran dari sebuah situasi atau kondisi spesifik.

Pada aliran behaviorisme ini seorang psikolog atau terapis melihat tingkah laku manusia pada
dasarnya dipelajari melalui observasi dan conditioning (reward dan punishment), yang mana
dalam hal tersebut terapi behaviorisme berfokus untuk mengubah perilaku tertentu yang
dianggap maladaptif serta mencoba untuk mengontrol variabel yang dapat memengaruhi sebuah
situasi. Sehingga aliran behaviorisme memfokuskan pada riset secara empiris dan menekankan
pada pengumpulan data untuk melakukan evaluasi keberhasilan treatment.

3. Humanistik
Tokoh dalam aliran humanistik yaitu Abraham Maslow dan Carl Roger. Aliran humanistik
memandang manusia sebagai mahkluk yang unik yang memiliki cinta, kreativitas, nilai dan
makna serta pertumbuhan pribadi. Pusat perhatian aliran humanistik adalah makna kehidupan,
dan masalah ini dalam psikologi humanistik disebut Homo Ludes, yaitu manusia yang mengerti
makna kehidupan. Aliran humanistik ini berpendapat bahwa setiap manusia hidup dalam dunia
pengalaman yang bersifat pribadi (unik), dan kehidupannya berpusat pada dirinya itu. Psikologi
humanistik menilai manusia tidak digerakkan oleh kekuatan luar yang tiudak dapat dikontrolnya,
tetapi manusia adalah pemeran yang mampu mengontrol nasib sendiri dan mampu mengubah
dunia disekelilingnya. Aliran ini jugfa berpendapat bahwa manusia bebas memilih dan
menentukan tindakannya sendiri. Oleh karena itu setiap manusia bertanggung jawab atas
tindakannya sendiri dan tidak dapat menyalahkan lingkungan, orang tua atau keadaan atas
tindakannya. Psikologi Humanistik memandang positif manusia. Menurut aliran ini juga manusia
selalu berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas dirinya. Manusia juga
cenderung ingin selalu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan bermakna.

Penyakit atau ganggual mental dalam aliran humanistik terbentuk ketika seseorang mencoba
untuk menghindari emosi atau perasaan negarif serta ambigu bagi dirinya. Misalnya,
menghindari perasaan diasingkan atau tidak diterima oleh diri idealnya.

Pada aliran humanistik ini psikolog yang menggunakan pendekatan humanistik memandang
individu pada dasarnya adalah positif dan mempercayai bahwa kehidupan klien dapat dipahami
ketika psikolog atau terapis dapat memahami dari sudut pandang klien. Aliran humanistik
mempunyai kesamaan dengan psikoanalisis yang mana manusia memiliki mekanisma untuk
menjaga (defense) agar permasalahan psikologis dan pengalaman pahit tidak masuk ke alam
sadar. Dan juga terdapat suatu hal yang membedakannya yaitu humanistik tidak melihat akar
permasalahan sampai ke masa lalu, melainkan lebih berfokus pada fenomena sekarang dan saat
ini (here and now) yang muncul dalam persepsi, perasaan, maupun pikiran terapis akan
membantu klien untuk memahami dan menerima kondisi dirinya. Sehingga melihat hubungan
klien - psikolog sebagai senjata utama dalam proses pemulihan. Penerimaan dan kepercayaan
klien terhadap psikolog adalah kuncinya.

Anda mungkin juga menyukai