Anda di halaman 1dari 3

Peta Konsep Hasil Penelitian freud

1. Unconsious Mental Processing

 Banyak ilmuwan dan filsuf mengenali 2 bentuk kesadaran yaitu kesadaran tidak sadar atau tidak terjaga dan kedua kondisi
sadar
 Batang otak dan ARAS merupakan yang berhubungan langsung dengan kondisi tidak sadar/tidak terjaga.
 Misalnya, koma berasal dari kerusakan pada bagian batang otak ini dan menyebabkan seseorang orang tidak sadar. Dan
sadar dan mampu untuk merefleksikan pengetahuan dan diri seseorang lebih merupakan fungsi dari aktivitas di korteks
prefrontal.
 tema utama psikologi kognitif selama 20 tahun terakhir telah menjadi fenomena pemrosesan mental bawah sadar, atau apa
yang dimaksud sebagai pikiran dan memori "implisit", "tidak sadar", atau "otomatis" (Bargh Chartrand, 1999; Schacter,
1987).  adanya ilmu saraf kogntif.

2. Kesenangan dan Id, Halangan dan Ego

 dorongan mencari kesenangan memiliki asal-usul neurologisnya di dua otak struktur, yaitu batang otak dan sistem limbik
(Solms, 2004; Solms &Panksepp, 2012; Solms & Turnbull, 2002).
 Pada ilmu saraf disebut neurotransmitter dopamine, oleh freud disebut id
 yang menarik bagi pemahaman kita tentang bagaimana otak mengalami dorongan dan naluri id.
 Ahli saraf Jaak Panksepp (2004) dan psikolog Kent Berridge (2009) : dua hal penting neurotransmitter yang terlibat dalam
pencarian kesenangan abadi id: dopamine dan opioid (seperti endorfin).
 pencitraan otak telah menunjukkan hubungan antara frontal-limbik sistem dan regulasi impuls (Chow & Cummings, 1999;
Pincus, 2001; Raine, Buchsbaum, & LaCasse, 1997).
 Kasus pertama yang dilaporkan dan paling terkenal adalah pekerja kereta api abad ke-19 Phineas Gage, kecelakaan yang
merusak lobus frontal sehingga kepribadiannya berubah
 Menurut Solms, tema yang mendasari cedera pada lobus frontal pasien adalah ketidakmampuan mereka untuk tetap "terikat
pada realitas" (ego) dan kecenderungan mereka untuk itu menafsirkan peristiwa lebih banyak melalui "keinginan" (id);.

3. Mekanisme Represi, Penghambatan, dan Pertahanan

 Bidang mekanisme pertahanan tetap menjadi bidang studi aktif bagi peneliti kepribadian, yang dimana dari beberapa
penelitian ini berfokus pada penggunaan proyeksi dan identifikasi di masa kanak-kanak dan remaja.
 Dari perspektif neuropsikologis, Solms (2004) melaporkan kasus-kasus yang menjelajahi area otak yang mungkin terlibat
dalam penggunaan dan ketekunan mekanisme pertahanan.
 Sebuah studi oleh Howard Shevrin dan rekan (Shevrin. Ghannam, & Libet,2002) meneliti dasar-dasar neurofisiologis dari
represi, mereka juga menjawab pertanyaan apakah orang dengan gaya kepribadian represif benar-benar membutuhkan
periode stimulasi yang lebih lama agar rangsangan singkat dapat dirasakan secara sadar. Tes-tes yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah Tes bercak tinta Rorschach, Tes Kenangan Awal, Tes Kosakata WAIS (tes IQ), dan Kuesioner
Histeroid-Obsesoid.

 Menurut penulis, hasil temuan dalam penelitian ini hanyalah langkah pertama dalam mendemonstrasikan bagaimana represi
dapat beroperasi untuk menjaga hal-hal di luar kesadaran, tetapi ini adalah studi pertama yang melaporkan dasar-dasar
neurofisiologis dari represi.

4. Penelitian tentang mimpi

 Di tahun 1950-an, fenomena tidur rapid eye movement (REM) pertama kali muncul ditemukan, yang dimana hal tersebut
sangat berkaitan dengan mimpi. Banyak ilmuwan mulai mengabaikan teori mimpi Freud, yang didasarkan pada gagasan itu
mimpi memiliki makna dan merupakan upaya untuk memenuhi keinginan bawah sadar.
 Penelitian REM menunjukkan bahwa hanya daerah batang otak dan bukan daerah kortikal yang lebih tinngi yang terlibat
dalam REM.
 Area penelitian utama Solms adalah mimpi dan, berdasarkan mimpi saat ini penelitian, termasuk miliknya sendiri, ia
mempermasalahkan masing-masing asumsi aktivasi-sintesis teori mimpi (Solms, 2000, 2004).

 Solms berpendapat bahwa bermimpi dan REM itu tidak satu dan sama.
 Menurut pendapat Freud, mimpi tampaknya tidak memiliki isi yang acak. Beberapa studi empiris telah mengkonfirmasi klaim
Freud dalam Interpretation of Dreams bahwa "keinginan yang ditekan sepanjang hari menegaskan diri mereka sendiri dalam
mimpi". Hal ini kemudian dikenal dalam literatur empiris sebagai "efek rebound mimpi, yang dimana upaya untuk menekan
pikiran yang tidak diinginkan sebelum tidur menyebabkan peningkatan mimpi tentang target tersebut.

Anda mungkin juga menyukai