Anda di halaman 1dari 2

Dasar Neuron dari Penyampaian Emosi

Lutfiana Kemala Putri


Lutfianakemalaputri@gmail.com

Otak manusia memilikikemampuan yang bersifat bawaan dan kapasitas yang sangat besar
untuk belajar karena secara proporsional manusia memiliki area otak yang selalu siap untuk
belajar sesuatu yang baru. Area otak itu dikenal sebagai otak berfikir atau otak belajar (the
learning brain), dan dalam istilah Neurologist dinamakan neocortex. Cara kerja otak
manusia ditentukan dari rangsangan-rangsangan yang diterima oleh otak kita. Seperti
yang dikemukan oleh Snell (2005:25) mengenai pengertian dari neuron dalam otak bahwa
neuron adalah sel otak yang dapat dirangsang dengan stimulus tertentu. Perlu di diketahui,
bahwa kapasitas dan kemampuan otak , bukan hanya tergantung pada jumlah sel saraf aktif,
melainkan pada jumlah dan kualitas koneksi (sinapsis) yang terjadi. Hal tersebut dapat
tumbuh dan berkembang sepanjang umur manusia. Seperti yang dinyatakan Sufyan Ramadhy
(2001:38-39) bahwa kekuatan otak (brain power) itu tergantung kepada jumlah dan kualitas
sinapsis yang terbentuk melalui proses belajar.
Dalam otak manusia terdapat 100 milyar neuron yang masing-masing berhubungan satu
sama lain masing-masing memiliki hingga 20.000 koneksi. Penemuan ini mencoba
menerangkan bahwa otak manusia dapat berkembang secara optimal apabila diberikan
rangasangan-rangsangan yang mampu melatih otak. Salah satu rangsangan yang dapat
digunakan adalah mengenalkan bahasa asing kepada anak-anak di usia dini seperti
mengenalkan bahasa inggri. Masing-masing sel aktif dapat membuat jaringan sampai 20.000
sambungan tiap detiknya. Untuk lebih konkretnya, Agus Nggermanto (2002:38) menjelaskan
bahwa kemampuan memori otak manusia adalah 10800 (angka 10 dengan 0 sebanyak 800 di
belakangnya). Sedangkan jumlah atom yang ada di belahan bumi ini sekitar 10100 (angka 10
dengan 0 sebanyak 100 di belakangnya).
Hal menakjubkan lainya yaitu terdapat pada hari-hari pertama kehidupan manusia, otak
manusia dapat berkembang melalui proses belajar alamiah dengan kecepatan 3 miliar
sambungan perdetik. Proses dari sambungan-sambungan inilah yang menjadi kunci kekuatan
otak. Untuk sambungan-sambungan ini, para ahli neurologist menyebutnya dengan koneksi
atau sinapsis. Kecanggihan dan kecepatan sel-sel otak dalam melakukan hubungan bisa
diperbandingkan dengan 3 hari pertama dalam perjalanan ke angkasa di atas permukaan Mars
pada tahun 1997. seperti yang diungkapkan Gordon bahwa jutaan pengguna Internet
membentuk 200 juta sambungan untuk mengikuti perkembangan perjalanan angkasa tersebut.
Otak manusia mampu membuat jaringan 15 kali lebih besar dalam satu detik dibanding
dengan jaringan internet di seluruh dunia dalam waktu 3 hari.
Kepentingan emosi dalam kehidupan telah mula diakui oleh ahliahli falsafah sejak zaman
Greek lagi. Tokoh-tokoh seperti Plato, Aristotle, Spinoza, Descartes, Hobbes, dan Hume
telah mengemukakan teori-teori berkaitan emosi yang menjadi asas kepada penyelidikan
tentang emosi dan kaitannya dengan kehidupan manusia (Zailani Zakaria: 2009). Emosi
lazimnya tidak dapat dipisahkan dengan reaksi fisiologi yang berlaku dalam badan. Emosi
dan perasaan inilah yang memberi makna kepada kehidupan setiap harinya dan akan
menimbulkan rasa kemanusiaan yang membuat kita semakin bertumbuh. Reaksi fisiologi
juga dikenali dengan nama bangkitan autonomik. Setiap emosi mencitrakan reaksi fisiologi,
yaiitu perubahan-perubahan dalaman tubuh.
Emosi merrupakan sesuatu yang dirasai oleh setiap manusia tatkala berhadapan dengan
sesuatu peristiwa atau situasi tertentu. Emosi sering kali dikaitkan sebagai suatu bentuk
pengalaman manusia kerana apa yang mencetuskan perasaannya pada masa itu, datang
daripada apa yang dilihat, dirasa atau ditanggapi daripada persekitarannya. Dalam hal ini
emosi akan memberi isyarat kepada pemikiran untuk melakukan sesuatu tindakan sebagai
respons terhadap perasaannya yang menghasilkan reaksi positif mahupun negatif (Rozita
Ahmad: 2005). Perasaan dan emosi biasanya disifatkan sebagai sesuatu keadaan dari diri
individu yang berlaku pada sesuatu keadaan.
Teori fisiologi menyatakan bahawa kebanyaka emosi yang diluahkan oleh manusia
adalah di bawah kawalan satu siri neuron yang terletak di satu kawasan otak yang dinamakan
sebagai sistem limbik. Teori kognitif pula melibatkan penafsiran dan proses fisiologi di mana
tindak balas emosi dibentuk akibat dari tindak balas neuron. Perasaan dan emosi berlaku
apabila sesuatu label diberi pada setiap rangsangan fizikal yang berlaku secara umum
Misalnya apabila seseorang itu terangsang dalam apa jua keadaan, seseorang itu akan
memberi interpretasi terhadap perasaannya pada ketika itu. Sekiranya orang itu diperanjatkan
dari belakang, badan orang itu akan terangsang secara spontan seperti jantung berdebar,
tapak tangan berpeluh, tidak kira siapa yang memeranjatkannya.
Emosi merujuk kepada perasaan atau reaksi afektif berpuncak daripada empat
komponen yaitu komponen fisiologi, kognitif, tingkah laku dan juga komponen pengalaman
56subjektif. Keempat-empat komponen ini akan mewujudkan reaksi kepada individu. Kanak-
kanak dalam lingkungan usia 7 hingga 12 tahun, perubahan emosi mereka dapat dilihat
dan diteliti melalui ekspresi wajah, cara berinteraksi (luahan vokal) dan melihat bagaimana
mereka melayani kehendak diri sendiri Gerakan emosi positif memperlihatkan emosi
kanak-kanak berkembang dengan baik. Bagi kanak-kanak yang kelihatan murung dan
kurang bijak bergaul memperlihatkan perkembangan emosi yang negative.
Teori emosi Cannon-Bard sebagaimana yang dinyatakan oleh Walter Cannon dan Philip
Bard (1934) dalam Mok Soon Sang (2010) bahawa emosi berlaku apabila thalamus (dalam
otak) menghantar tanda secara masa sama kepada kortek, lantas menimbulkan pengalaman
kesedaran emosi dan kepada sistem saraf automatik mencetuskan penggiatan automatik
(automatic arousal). Perincian teori emosi ini dilihat menerusi Rajah2: Menerusi paparan
Rajah 2, ramai ahli teori hari ini bersetuju dengan pandangan Cannon-Bard bahawa emosi
asal ditimbulkan daripada struktur otak subkortikal dan manusia tidak mendiskriminasi
emosi mereka daripada penggiatan automatik yang berbeza-beza (Mok Soon Sang: 2010).

Daftar Pustaka
Abdullsedik, N. A., & Affendi, N. R. N. M. (2014). EKSPRESI EMOSI MELALUI BAHAN
BACAAN SASTERA KANAKKANAK DARI PERSPEKTIF TEORI EMOSI. Rumpun
Jurnal Persuratan Melayu, 2(1), 50-67.
Winarso, W. (2015). APLIKASI PEMBELAJARAN DI JENJANG PENDIDIKAN DASAR
BERBASIS RAMAH OTAK MELALUI BRAIN DEVELOPMENT STRATEGY. Al Ibtida:
Jurnal Pendidikan Guru MI, 2(1)

Anda mungkin juga menyukai