Anda di halaman 1dari 24

ASPEK KOGNISI,EMOSI,

PERILAKU DAN SPIRITUAL


DALAM OTAK

Dr. Ghozali
KOGNISI DALAM OTAK
Kognisi adalah fungsi otak tingkat tinggi dan mencakup bahasa, imajinasi,
persepsi, dan perencanaan. Proses kognisi memengaruhi 100 miliar sel saraf di
otak.
Proses kognisi adalah proses yang terus berubah dan beradaptasi pada manusia.
Kognisi adalah proses otak yang mendasari banyak aktivitas sehari-hari, dalam
kesehatan dan penyakit, sepanjang rentang usia. Fungsi kognisi adalah bagian
yang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari, mengatur pikiran dan
tindakan.
• Neurosains kognitif merupakan satu metode yang
digunakan dalam bidang ilmu yang mempelajari otak
manusia, peralatan yang digunakan untuk mempelajari
otak dan mencari tahu akan adanya kerusakan yang
terdapat pada otak manusia, atau gangguan yang terjadi
Neurosain pada otak.
Kognitif • Dan juga bidang studi yang menghubungkan otak dan
aspek-aspek lain  pada sistem saraf, dengan pemprosesan
kognitif, dan akhirnya berhubungan dengan perilaku
manusia.
 Ada beberapa aspek dan unsur yang berhubungan dengan
bidang Neuorsains Kognitif, diantaranya adalah sebagai berikut
:
 Otak, yaitu organ dalam tubuh yang berperan mengontrol
langsung pikiran, emosi, dan motivasi diri manusia. Otak
bersifat direktif sekaligus reaktif terhadap organ – organ tubuh
yang lainnya.
Aspek  Sistem saraf, yaitu dasar bagi kemampuan manusia untuk
Neurosains memahami, beradaptasi, dan berinteraksi dengan dunia
Kognitif sekitarnya. Melalui sistem tersebut, manusia mampu menerima,
memproses dan merespon informasi dari lingkungan.
Ketahuilah tahap perkembangan Kognitif pada orang dewasa.
 Lokalisasi fungsi, yaitu hal yang mengacu kepada daerah
spesifik otak yang mengontrol kemampuan juga perilaku secara
spesifik.
Instrumen Neurosain Kognitif

Adapun peralatan yang dibutuhkan untuk mengetahui mengenai otak dan bagian lainnya bisa dilihat dari beberapa perlengkapan
seperti berikut ini:
 Electroencephalography, berfungsi untuk merekam sinyal elektrik dari aktivitas neural di otak manusia.
 Computed axial tomography, menggunakan sebuah perangkat dan proses komputerisasi, yang menghasilkan struktur pada otak
tiga dimensi pada gambar X-ray yang datar.
 Pasitron emission tomography, yaitu sebuah pemindai penggunaan glukosa di dalam otak. Berikut ini 
aspek perkembangan Kognitif pada masa kanak-kanak awal pertumbuhan.
 Magnetic resonancen imaging, berfungsi untuk menghasilkan citra yang tidak bergerak pada struktur otak
 Magnetoencephalography, dengan menggunakan sebuah mesin yang mengukur aktivitas otak diluar kepala manusia.
 Transcranial magnetic stimulation, peralatan yang digunakan bersamaan dengan Electroencephalography atau
Magnetoencephalography untuk mengevaluasi adanya efek perubahan aktivitas elektrik otak dalam proses persepsi dan juga
berpikir.
 Micro CT, yaitu teknik pencitraan CT yang dianami x-ray microtomography, berfungsi memindai melalui mikroskop,
menghasilkan citra 3D dari struktur yang amat kecil pada otak. Cara dan metode penelitian dalam Psikologi Kognitifyang umum
digunakan
Hubungan dengan Psikologi
 Dalam dunia ilmu psikologi, ilmu neurosains selalu ada kaitannya dengan prilaku manusia. Hal ini
dikarenakan Neurosains merupakan sebuah ilmu yang berfokus pada seluk beluk otak manusia.
Semua itu dipengaruhi penuh oleh kesadaran yang merupakan suatu pembentuk identitas manusia
dan juga tubuh,  jiwa pada setiap orang. Kesadaran dapat berubah akibat perubahan pada struktur
atau kimia di otak, oleh karena itu, orang dapat membuat hipotesis bahwa kesadaran adalah fungsi
fisiologis, seperti juga prilaku manusia. Berikut ini pembentukan konsep dalam Psikologi Kognitif.
 Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lainnya. Desain ciptaan-Nya
yang tanpa cacat sedikitpun. Karena otak manusia merupakan otak yang paling sempurna sehingga
manusia bisa menjadi apapun dan bisa memahami banyak hal. Dalam hal ini ilmu psikologi
memiliki kaitan erat dalam fungsi otak, karena melalui otak pikiran, perasaan juga tindakan dapat
dilakukan yang bisa mempengaruhi kepada psikis seseorang.
EMOSI DALAM OTAK
 Amigdala adalah komunikator yang efisien yang terus menerus
menerima, memproses, dan menyampaikan informasi antara
lobus prefrontal dan temporal dan hipotalamus. Dengan
demikian, fungsi amigdala tampak seperti manajer, yang
menugaskan emosi seperti ketakutan atau kemarahan pada
rangsangan lingkungan dan memicu respons lawan atau lari.

AMIGDALA  Amigdala memberi tahu hipotalamus untuk berkomunikasi


dengan sistem saraf otonom dan memulai pelepasan hormon
stres yang bertanggung jawab atas perubahan fisiologis yang
terkait dengan ketakutan, panik, dan kecemasan (seperti jantung
berdebar kencang, napas cepat, berkeringat, energi melonjak,
dan lain-lain).
FUNGSI AMIGDALA

Bagian-bagian yang berbeda dari amigdala memiliki fungsi khusus, termasuk:


 Nukleus basolateral: Mengatur respons perilaku dan fisiologis terhadap stres
 Amigdala sentral: Berperan dalam respons fisiologis terhadap stres seperti ketakutan, stres, dan
beberapa rangsangan terkait obat
 Amigdala yang diperluas: Berperan dalam kecemasan dan stress
 Fungsi amigdala juga berperan dalam memodulasi kognisi dan perilaku sosial (yaitu, mengenali
emosi di wajah, menilai kepercayaan, dan menghasilkan rasa ruang pribadi). Selain itu, mereka
memberikan makna positif dan negatif pada sebuah momen, mengubahnya menjadi apa yang
kita kenal sebagai kenangan bahagia atau traumatis. Fungsi amigdala ini membantu Anda
belajar dari pengalaman masa lalu dan memengaruhi pengambilan keputusan berbasis
penghargaan di masa depan.
ILMU

HAL
ILHAM AL-GHAZALI

AMAL
HUBUNGAN EMOSI DAN OTAK

 Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Saat tubuh manusia tumbuh dan
berkembang, begitu pula otak. Otak depan berkembang  membentuk.
 Cerebrum (Otak Besar) adalah sistem saraf pusat utama yang mengontrol aktivitas tubuh. Cerebrum berfungsi
sebagai pusat kesadaran dan pengontrol kesadaran termasuk  semua emosi dan perasaan, Cerebrum juga berfungsi
 sebagai pusat memori. Ketika seseorang melihat karakter dalam kecelakaan sinetron dan kepalanya terbungkus
perban berdarah, dia tiba-tiba bangun dan kehilangan ingatannya, itu karena otak besarnya sang tokoh terganggu.
 Struktur otak memiliki bagian-bagian yang berhubungan langsung dengan emosi, yang disebut dengan amigdala
yang berasal dari bahasa latin almond, karena bentuknya seperti almond. Amigdala adalah komponen utama dari
generasi emosional atau penghasil emosi. Otak kita memiliki dua amigdala, yang ukurannya lebih besar dari
organisme lain. Oleh karena itu, jika seseorang yang amigdalanya dihilangkan karena alasan medis atau lainnya,
orang tersebut mungkin memiliki kelemahan emosional dan mungkin tidak tertarik untuk berinteraksi dengan
orang lain.  Bisa jadi rang dengan penyakit stroke mungkin mengalami hal ini.
HUBUNGAN EMOSI DAN OTAK

 ketika sedang mersakan sedih atau sedang dalam keadaan terharu dan menangis, karena
amigdala merangsang jaringan otak dan  struktur sarafnya untuk meneteskan air mata, tetapi
tetap dimungkinkan untuk berkomunikasi bahkan jika amigdala rusak, tetapi bereaksi secara
pasif tingkat emosional  menjadi  minim, kita bahkan tidak bisa menangis lagi, kondisi seperti
ini disebut dengan affective blindnnes.
 Saat dalam situasi yang ketakutan atau mengerikan, amigdala memicu pelepasan
neurotransmitter norepinefrin, untuk memperkuat respons dari area penting otak dan menjaga
indra lebih berhati-hati, amigdala juga mengirimkan pesan pada batang otak sehingga dapat
membangkitkan ekspresi ketakutan, ketegangan, meningkatkan  detak jantung, yang
meningkatkan tekanan darah dan membuat pernapasan lebih cepat dan lebih dangkal. Amigdala
mengirimkan pesan ke seluruh bagian otak,yang menyebabkan emosi kita apakah hendak
melawan atau menghindar.
HUBUNGAN EMOSI DAN OTAK

 LeDoux menunjukkan bahwa aliran informasi yang diterima dari panca indera dibagi menjadi
dua jalur, satu  yang  mengarah ke thalamus, yang mengarah ke neokorteks, dan yang lainnya ke
amigdala. Jalur langsung dari talamus ke amigdala terdiri dari lebih sedikit neuron daripada
jalur yang menghubungkan talamus ke neokorteks.
 Rute thalamus ke neokorteks dua kali lebih panjang dari rute thalamus ke amigdala. Informasi
dari talamus ke amigdala dapat dikirim dalam satuan 12/1000 detik (lebih pendek dari
pernapasan). Arsitektur ini memungkinkan amigdala untuk bereaksi lebih cepat (sangat cepat)
bahkan sebelum neokorteks menerima dan mengenali semua informasi yang dikirimkan dari
thalamus.
HUBUNGAN EMOSI DAN OTAK

 Dari talamus, sebagian besar informasi mengalir ke neokorteks daripada ke amigdala. Bagian
yang mengatur aliran informasi adalah lobus frontal. Ketika suatu peristiwa yang tidak
diinginkan terjadi, lobus frontal menimbang kekuatan dan kelemahan dari respon yang
dilakukan. Pada hewan, reaksinya sangat terbatas, berkelahi atau berlari. Bagi manusia,
alternatif tanggapan bisa lebih besar, mulai dari lawan, negosiasi, diskusi, merayu hingga lari.
Sama seperti amigdala, tidak adanya lobus frontal menghilangkan aspek emosional dari
kehidupan individu.
 Jika manusia memiliki respon yang tebatas misalnya hilangnya rasa malu, selalu berkelahi,
menyalahkan orang lain dan mengabaikan sifat kemanusiaan, kerusak pada sistem otaknya pasti
ada.
SPIRITUALITAS
DALAM OTAK
• Otak merupakan organ tubuh dimana terjadinya interaksi ‘jiwa’ dan ‘badan’
(mind body interaction) yang sangat berpengaruh terhadap spiritualitas
manusia.
• Spiritualitas dibangun oleh empat aspek yang dapat diamati yaitu :
1. Pengalaman spiritual (Ilmu dan Hal)
2. Emosi positif (Hal)
3. Makna hidup (Hal)
4. Ritual (Amal)
RISET

 Para ahli meyakini ada satu titik di otak kita yang sangat berhubungan dengan spiritual atau biasa
dikenal dengan God Spot yang membuat seseorang mempunyai pengalaman rohani, namun ternyata
setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, Jurnal Internasional Psikologi Agama mengungkapkan God
Spot tidak hanya terpusat pada satu daerah melainkan tersebar di sejumlah daerah.
 “Kami telah menemukan dasar neuro-psikologis untuk spiritual, dan ternyata tidak terisolasi pada satu
daerah tertentu di otak. Spiritual adalah konsep yang jauh lebih dinamis sehingga menggunakan banyak
bagian dari otak serta memainkan peranan yang lebih signifikan. Tetapi mereka semua bekerjasama
untuk memfasilitasi pengalamanan spiritual seseorang,” jelas Brick Johnstone, profesor psikologi
kesehatan di University of Missouri Sekolah Profesi Kesehatan, dikutip laman www.huffingtonpost.com
 Studi ini menemukan bahwa responden survei yang menghadiri gereja atau berpartisipasi dalam praktik
keagamaan terukur dengan meningkatnya aktivitas di lobus frontal otak mereka, sehingga mereka dapat
memutuskan apa yang baik dan tidak, serta memahami konsekuensi yang akan mereka terima di
kemudian hari.
RISET

 Diketahui bahwa sisi kanan lobus parestalis berhubungan dengan orientasi diri, sedangkan sisi
kiri berhubungan dengan hubungan individu dengan orang lain. Uniknya, ketika seseorang
benar-benar memiliki kedekatan dengan Tuhan atau dalam kategori spiritual, maka lobus
parestalis kanannya akan rusak sehingga dia akan lebih memikirkan orang lain dibandingkan
memikirkan dirinya sendiri.
 Juga ditemukan bahwa orang yang mengalami kerusakan pada lobus pariestalis kanan otak,
bagian otak yang berhubungan dengan orientasi diri, mempunyai pengalaman rohani yang baik
serta memiliki rasa kedekatan yang tinggi dengan kekuatan spiritual dan menyebabkan
menurunnya fokus pada diri sendiri. Namun Johnstone menjelaskan, hal ini tidak dapat
diartikan bahwa orang yang relegius mengalami kerusakan otak, sebaliknya hal ini selaras
dengan apa yang disampaikan kitab suci bahwa seseorang tidak boleh fokus terhadap diri
sendiri melainkan mendahulukan kepentingan orang lain.
RISET

 Adanya beberapa bagian di otak yang merupakan God Spot membuktikan bahwa Tuhan


merancang manusia dengan sedemikian rupa agar memiliki hubungan dengan pribadi-Nya.
Namun seringkali manusia mengingkari kebutuhan tersebut dan menggantinya dengan hal-hal
lain yang justru menyebabkan kekosongan dalam diri mereka.
 Sebelum ini, penelitian serupa pernah dilakukan  Neurolog Michael Persinger di awal tahun
1990-an, juga  Ramachandran, Neurolog Amerika berkebangsaan India, bersama timnya di
Universitas California (UCLA). Menurut mereka,  God Spot ada dalam otak manusia yang
terpasang ini terletak di antara hubungan-hubungan syaraf dalam cuping-cuping temporal otak.
HASILPEMERIKSAANEEG

 Saat sedang diuji, reaksi otak mereka telah dicatat. Para testimoni ini telah ditampilkan serangkaian
kata yang merujuk kepada agama dan ketuhanan sepanjang penelitian. Hasilnya, para pasien epilepsi
dan kelompok agama yang menunjukkan reaksi saraf yang sama sebaik mereka memikirkan tentang
Tuhan dan kepercayaan.
 Dengan kata lain, ‘God Spot’ bertindak sama seperti antena yang memandu kita untuk
berpikir tentang ketuhanan.
 Hasil kajian akhirnya mendapati bahwa tidak mungkin sama ada seseorang itu per­caya kepada
agama maupun tidak, ia sebenarnya bergantung kepada sejauh mana saraf ini digunakan dan dikem­
bangkan.
 Dengan itu, ketika manusia melangkahkan kaki ke tempat ibadah yang suci, perasaan ingin
menghambakan diri dan ingin menjunjung Tuhan selalu mengisi hati mereka. Beberapa ilmuwan
mengatakan itulah tindakan ‘God Spot, atau pusat spiritual yang terkandung di dalam otak manusia.
 Tuhan meletakkan saraf ‘God Spot’ di dalam otak manusia krn itu adalah pilihan-Nya sebagai salah
QUIZ

1. JELASKAN TENTANG KOGNISI DALAM OTAK


2. APA YANG DIMAKSUD DENGAN NEUROSAIN KOGNITIF
3. JELASKAN TENTANG HUBUNGAN ANTARA EMOSI DAN OTAK
4. JELASKAN TENTANG SPIRITUALITAS DALAM OTAK
5. SEBUTKAN 1 RISET TENTAG SPIRITUALITAS DALAMOTAK

Anda mungkin juga menyukai