Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana Biopsikologi Menjelaskan Hubungan Otak dan Pikiran?

Tulisan ini membahas tentang pengertian biopsikologi, paham-paham atau aliran-aliran dalam
biopsikologi yang berkaitan dengan hubungan antara otak dan pikiran, dan juga penjelasan tentang
hubungan antara otak, pikiran, dan kesadaran.

Pengertian Biopsikologi
Biopsikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari mengenai mekanisme perilaku dan pengalaman dari
sisi fisiologi, evolusi, serta perkembangan. Tujuan dari mempelajari Biopsikologi adalah untuk
mengaitkan antara topik biologi dan topik psikologi. Biopsikologi sendiri merupakan cabang ilmu yang
pembahasannya terpusat pada fungsi otak.

Membahas mengenai otak, maka selayaknya kita memahami sedikit gambaran otak. Apabila kita
melakukan pengamatan yang mendetail terhadap bagian otak, maka akan terungkap bahwa ada sub-
area yang sangat berbeda.

Biopsikologi: Tipe Sel dalam Otak


Pada tingkat mikroskopis, kita akan mengetahui bahwa otak terdiri dari dua tipe sel:

Tipe sel yang pertama disebut dengan Neuron. Neuron merupakan jaringan dalam otak yang fungsi dan
perannya adalah meneruskan stimulus atau informasi antar-neuron dan meneruskannya pula ke otot-
otot penggerak.

Tipe sel kedua adalah Glia. Secara teknis, ukuran dan bentuk Glia jauh lebih kecil dibandingkan Neuron.
Namun pada dasarnya ada kemiripan fungsi dan peran antara Glia dengan Neuron, yaitu sama-sama
meneruskan informasi. Namun yang menjadikan Glia dan Neuron berbeda adalah sebab Glia tidak
mampu meneruskan informasi dengan jarak yang sangat jauh.

Kategori Perilaku dalam Biopsikologi


Dalam Ilmu Biopsikologi, ada pembagian tersendiri terhadap perilaku. Perilaku tersebut dikategorikan
menjadi empat bagian (Tinbergen, 1951):

Kategori yang pertama disebut dengan Fisiologi. Kategori ini mengaitkan antara perilaku dengan aktivitas
otak dan organ tubuh.

Kategori kedua adalah Ontogeni. Penjelasan dari Ontogeni adalah bagaimana kita melihat adanya
pengaruh gen, nutrisi, pengalaman, serta interaksi dalam bentuk perilaku.

Yang ketiga adalah Kategori Evolusi. Kategori ini merekonstruksikan mengenai sejarah evolusi suatu
struktur atau perilaku.
Dan kategori yang keempat adalah Fungsional. Apa yang dijelaskan dalam kategori ini adalah alasan
mengapa struktur atau perilaku berevolusi.

Hubungan antara Otak dan Pikiran


Berbicara tentang hubungan antara otak dan pikiran, para tokoh dan ahli terbagi dalam dua pandangan
teori, yaitu paham dualisme dan paham monisme.

a. Paham Dualisme Otak dan Pikiran

Dalam Biopsikologi, ada seorang tokoh bernama Descartes. Meskipun bukan yang pertama
mengungkapkan, namun Descartes adalah tokoh dari Paham Dualisme. Dualisme merupakan sebuah
paham yang menyatakan bahwa sesuai pendapat awam, pikiran tubuh dan pikiran otak adalah substansi
yang berbeda. Pikiran adalah substansi mental dan otak adalah substansi fisik, satu sama lain tidak saling
mempengaruhi. Asumsi Descartes terhadap Paham Dualisme adalah bahwa pikiran dan otak
bersinggungan pada Kelenjar Pineal. Kelenjar Pineal merupakan sebuah organ tunggal terkecil di dalam
otak yang ia temukan saat itu.

Namun Paham yang dianut oleh Descartes tidak sepenuhnya disetujui oleh para ilmuwan. Bahkan terjadi
penolakan terhadap Dualisme dari kalangan ilmuwan dan filsuf. Penolakan tersebut terjadi karena
adanya pertentangan antara Dualisme dan pengamatan konsisten para ahli fisika terhadap energi serta
materi yang terdokumentasi dengan baik (hukum kekekalan materi dan energi).

b. Paham Monisme Otak dan Pikiran

Dari pertentangan dan penolakan terhadap Paham Dualisme tersebut muncullah paham yang melawan
Dualisme, yakni Paham Monisme. Berbalik dengan Dualisme, Paham Monisme menganggap bahwa jagad
raya hanya terdiri dari satu substansi saja. Paham Monisme itu sendiri dibagi menjadi beberapa kategori.

Yang pertama adalah Materialisme. Kategori ini mengandung penjelasan bahwa segala yang ada di jagad
raya adalah materi atau fisik.

Kategori yang kedua adalah Mentalisme. Mentalisme berarti bahwa sesungguhnya hanyalah pikiran saja
yang ada.

Dan pembagian yang terakhir adalah Posisi Identitas. Posisi Identitas menjelaskan bahwa proses yang
berkaitan dengan mental itu sama dengan proses yang berkaitan dengan proses otak tertentu.

Selain itu, ada pula pendapat ahli yang menyatakan bahwa jenis-jenis hewan selain manusia juga
memiliki kesadaran, karena perilaku mereka sangat kompleks dan teradaptasi (Griffin, 2001).

Adapula teori yang menyatakan bahwa kesadaran mungkin bukanlah sebuah konsep ilmiah yang berguna
(Wynne, 2004)

c. Paham Solipsisme
Selain Paham Dualisme dan Paham Monisme yang telah disebutkan di atas, adapula sebuah paham yag
disebut dengan Paham Solipsisme. Paham ini menganggap bahwa orang lain adalah robot atau karakter
dari dalam mimpi.

Hubungan antara Otak, Pikiran dan Kesadaran


David Chalmes (1995) menganjurkan bahwa sebaiknya di dalam diskusi mengenai kesadaran terlebih
dahulu dibedakan antara permasalahan mudah dan permasalahn sulit. Permasalahan mudah merupakan
model pertanyaan yang jawabannya berhubungan dengan fenomena yang kita sebut kesadaran.
Sedangkan permasalahan sulit adalah model pertanyaan yang jawabannya justru mencari alasan
mengapa dan bagaimana aktivitas otak berkaitan dengan kesadaran.

Untuk dapat memperoleh penjelasan mengapa aktivitas otak dikaitkan dengan kesadaran, kemungkinan
yang dapat kita lakukan adalah mencari aktivitas otak yang dibutuhkan untuk mempertahankan
kesadaran. Atau pada akhirnya justru kita bahkan tidak dapat menjelaskannya sama sekali.

Namun pada dasarnya, kesadaran bukanlah sebuah pertanyaan yang dapat dijawab dengan “ya” dan
“tidak”. Kesadaran mungkin telah berkembang secara bertahap dalam suatu individu (Edelman, 2001).

Anda mungkin juga menyukai