OLEH :
KELOMPOK 7
SOAL
Selamat bekerja
Jawaban:
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dialami atau yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari
seseorang. Misalnya : kelaparan, kedinginan, kekeringan. Itulah yang disebut sebagai
pengetahuan, syarat syarat pengetahuan untuk disebut sebagai ilmu pengetahuan :
1. Sistematis
Sistematis maksudnya adalah mempunyai bentuk susunan dan aturan permainan yang jelas
secara berurutan antara satu dengan yang lain.
Misalnya, suatu susunan koordinator suatu acara pernikahan atau suatu susunan struktur
organisasi.
2. Logis
Logis adalah suatu cara penjelasan yang dapat dicerna oleh akal sehat atau masuk akal dan
mungkin ada. Misalnya “mengapa air di sungai mengering?” “karena musim kemarau”
penjelasan tersebut masih bisa masuk akal dan logis, tetapi jika jawabannya “karena setan
yang meminumnya” maka penjelasan tersebut akan sangat sulit untuk diterima akal sehat,
sehingga penjelasan tersebut tidak logis.
3. Objektif
Objektif diberi pengertian bahwa kebenaran melekat pada bendanya dan bukan pada orang
yang menilainya. Misalnya, seseorang mengukur berat 1 ember air seberat 1 kg, edangkan
jika orang lain mengukur benda tadi juga maka akan didapatkan hasil yang sama. Kebenaran
tersebutlah yang disebut sebagai kebenaran yang objektif. Berbeda dengan ubjektif, yang
kebenarannya berdasarkan penilaian seseorang. Misalnya Cintya menilai Ananta sangat
tampan tetapi Rosi menilai Ananta tidak terlalu tampan. Sehingga penilaian tentang Ananta
bersifat subjektif, karena semua kebenarannya tergantung orang yang menilainya.
4. Prediktif
Prediktif berarti memiliki kemampunan untuk memperkirakan atau memprediksi kejadian
yang akan datang di kemudian hari. Prediksi didalam ilmu pengetahuan adalah prediksi yang
di dasarkan data yang dapat di percaya kebenarannya. Ilmu pengetahuan mempunyai
kemampuan untuk memprediksi waktu yang akan datang. Misalnya, prakiraan cuaca dari
BMKG untuk wilayah Indonesia.
3. Perbedaan antara traditional epistemology dengan naturalized epistemology antara lain:
Memori bisa dijadikan sebagai pengetahuan karena melalui memori atau ingatan yang ada
dalam otak seseorang, orang tersebut akan mampu berpikir serta mengambil suatu keputusan
berdasarkan apa yang diketahuinya
Alkisah di suatu kota hanya ada seorang tukang cukur rambut serta di daerah itu ada aturan-
aturan yang harus ditaati.
Yang jadi pertanyaan adalah siapakah yang mencukur rambut si tukang cukur itu? Mari kita
belajar matematika di balik cerita…
Mengingat aturan kedua, sangat jelas kalau si tukang cukur hanya boleh mencukurkan
rambutnya di dalam wilayah kota. Sekarang kalau kita lihat aturan ketiga berarti si tukang cukur
hanya boleh mencukurkan rambutnya kepada seorang tukang cukur, yaitu dirinya sendiri.
Yang jadi masalah adalah seandainya si tukang cukur itu mencukur rambutnya sendiri maka itu
berarti dia telah melanggar aturan yang keempat, yaitu hanya mencukur orang yang tidak
mencukur rambutnya sendiri. Tapi seandainya dia tidak mencukur rambutnya maka dia juga
harus mentaati aturan yang keempat, yaitu harus mencukur rambut orang yang tidak mencukur
rambutnya sendiri, yaitu termasuk si tukang cukur itu. Lalu, siapakah yang mencukur rambut si
tukang cukur itu?
Sebenarnya cerita di atas adalah suatu contoh dari Paradox Russell atau yang juga dikenal
dengan nama Russell’s Antinomy yang dicetuskan oleh Bertrand Russell. Russell mencetuskan
suatu notasi himpunan, “M adalah suatu himpunan dari A sedemikian sehingga A bukan elemen
dari A itu sendiri”.
Mungkin lumayan rumit untuk memahami paradox Russell tersebut tapi dengan melihat kisah
tentang tukang cukur tadi kita bisa lebih mudah memahami paradox Russell.