Anda di halaman 1dari 4

Nama: Devi Triana Purba

Nim: 2223132012

Prodi: Pendidikan Bahasa Jerman

Kelas: A

1) Berikan analisa saudara mengapa rasa ingin tahu dapat menimbulkan pengetahuan. Jawaban disusun
secara logis.

Jawab:

Rasa ingin tahu dapat menimbulkan pengetahuan karena:

 Rasa ingin tahu mendorong seseorang untuk terus mencari dan menggali informasi baru,
sehingga pengetahuan yang dimiliki semakin bertambah.
 Rasa ingin tahu dapat membuka pikiran manusia dan membuat manusia merasakan pengalaman
baru yang akan menstimulasi pikirannya dan melepaskan emosi yang kreatif.
 Rasa ingin tahu merupakan dorongan alami manusia untuk memahami dunia sekitarnya,
sehingga manusia dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam
pikirannya.
 Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk memperbanyak ilmu pengetahuan dan pengalaman
dalam kegiatan belajar.

Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu dapat menimbulkan pengetahuan karena
dorongan alami manusia untuk memahami dunia sekitarnya dan mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang muncul dalam pikirannya. Rasa ingin tahu juga mendorong manusia untuk terus belajar
dan menggali informasi baru, sehingga pengetahuan yang dimiliki semakin bertambah.

2.) Sebab karena keterbatasan akal sehat pikiran manusia, maka seseorang akan menautkan fenomena
alam dengan sebuah mitos. Beri contoh fenomena, jelaskan mengapa demikian.

Jawab:

Keterbatasan akal sehat pikiran manusia dapat menyebabkan seseorang menautkan fenomena alam
dengan sebuah mitos. Contoh fenomena alam yang sering dijelaskan dengan mitos adalah gerhana
bulan. Dalam mitos, gerhana bulan dianggap sebagai pertanda buruk atau bencana yang akan terjadi.
Hal ini terjadi karena pada masa lalu, manusia belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang gerhana
bulan. Keterbatasan pengetahuan tersebut menyebabkan manusia mencari jawaban dengan cara yang
sederhana dan bersifat indrawi, yaitu dengan mengaitkan fenomena alam tersebut dengan mitos. Dalam
hal ini, rasa ingin tahu yang kurang memadai dan keterbatasan pengetahuan manusia menjadi penyebab
terjadinya mitos dalam menjelaskan fenomena alam.

3.) Jelaskan yang saudara ketahui sifat unik manusia. Mengapa hanya manusia yang memiliki sifat unik.
Berikan argumen logic saudara terkait dengan hal tersebut

Jawab:

Sifat unik manusia adalah sebagai berikut:

 Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini berbeda dengan hewan yang dapat hidup sendiri tanpa
membutuhkan interaksi dengan hewan lain.
 Manusia memiliki akal budi yang kuat dan kemauan yang keras. Hal ini memungkinkan manusia
untuk berpikir dan merencanakan kehidupannya dengan lebih baik dibandingkan dengan
hewan.
 Manusia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini mendorong manusia untuk mencari
jawaban atas berbagai pertanyaan dan menjelaskan fenomena alam.
 Manusia memiliki kecerdasan spiritualitas yang memungkinkan manusia untuk memahami
eksistensinya dan memadukan ketiga unsur yakni kecerdasan, daya juang, dan spiritualitas.

Hanya manusia yang memiliki sifat unik tersebut karena manusia memiliki akal budi yang kuat dan
kemauan yang keras yang memungkinkan manusia untuk berpikir dan merencanakan kehidupannya
dengan lebih baik dibandingkan dengan hewan. Selain itu, manusia juga memiliki kecerdasan
spiritualitas yang memungkinkan manusia untuk memahami eksistensinya dan memadukan ketiga unsur
yakni kecerdasan, daya juang, dan spiritualitas. Keterbatasan akal sehat dan pengetahuan manusia juga
mendorong manusia untuk mencari jawaban atas berbagai pertanyaan dan menjelaskan fenomena alam
dengan cara yang sederhana dan bersifat indrawi, seperti dengan mitos. Oleh karena itu, hanya manusia
yang memiliki sifat unik tersebut.

4) Jelaskan sumber-sumber pengetahuan yang saudara ketahui.

Jawab:

Sumber-sumber pengetahuan yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Empirisme (Indera): sumber pengetahuan manusia untuk mengetahui objek-objek fisik dengan
perantaraannya. Dan empiria disini dijadikan sebagai pengalaman indera sebagai sumber
pengetahuan. Dan segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau atau tidak bisa dicapai oleh indera
maka itu bukanlah pengetahuan yang sesungguhnya (benar).
2. Rasionalisme (Akal): pengetahuan yang dihasilkan oleh proses belajar mengajar, pengkajian
buku serta lembaga-lembaga pendidikan. Dan rasional disini tidaklah mengingkari penggunaan
indera, namun indera disini hanyalah perantara ataupun perangsang agar supaya akal lebih
berfikir dan menemukan kebenaran yang sesungguhnya.
3. Fenomena: melahirkan aliran fenomenologi.
4. Intuisi: melahirkan aliran intusionisme.
5. Metode ilmiah: menggabungkan antara aliran rasionalisme dan empirisme.
6. Kepercayaan yang didasarkan dari tradisi.
7. Kebiasaan-kebiasaan dan agama.
8. Pancaindra/pengalaman.
9. Akal pikiran.
10. Informasi dari literature, pakar, dan contoh.
11. Hukum ilmiah, pengalaman, dan model.
12. Fakta, prosedur, dan aturan penilaian.

Dari sumber-sumber pengetahuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dapat diperoleh
dari berbagai sumber, baik melalui pengalaman, akal, tradisi, kebiasaan, agama, maupun melalui
informasi dari literature, pakar, dan contoh.

5) Jelaskan perbedaan penalaran deduktif dgn induktif, berikan masing masing contohnya.

Jawab:

Penalaran deduktif dan induktif adalah dua jenis penalaran yang berbeda. Berikut adalah perbedaan
antara keduanya beserta contohnya:

1. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah jenis penalaran yang dimulai dari premis atau asumsi yang umum, kemudian
diaplikasikan pada kasus atau situasi yang spesifik. Dalam penalaran deduktif, kesimpulan yang
dihasilkan harus logis dan konsisten dengan premis yang telah ditetapkan. Contoh penalaran deduktif
adalah sebagai berikut:

 Premis: Semua manusia adalah makhluk hidup.


 Premis: Saya adalah manusia.
 Kesimpulan: Saya adalah makhluk hidup.

2. Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah jenis penalaran yang dimulai dari kasus atau situasi yang spesifik, kemudian
ditarik kesimpulan yang umum. Dalam penalaran induktif, kesimpulan yang dihasilkan tidak selalu benar,
namun hanya bersifat probabilitas atau kemungkinan yang tinggi. Contoh penalaran induktif adalah
sebagai berikut:
 Kasus: Semua burung yang ditemukan memiliki sayap.
 Kesimpulan: Semua burung memiliki sayap.

Dari perbedaan di atas, dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dimulai dari premis yang umum
dan diaplikasikan pada kasus yang spesifik, sedangkan penalaran induktif dimulai dari kasus yang spesifik
dan ditarik kesimpulan yang umum.

Anda mungkin juga menyukai