Anda di halaman 1dari 15

Abstrak , Pengetahuan secara dasar yakni keseluruhan yang diperoleh dari mengetahui objek (Dapat

berupa sesuatu yang dialami oleh objek tersebut). Dalam artian luas, pengetahuan manusia berasal dari
pokok pengetahuan, atau aset spiritual yang tertanam dalam pikiran dan hati manusia. Semua
pengetahuan mampu dikomunikasikan dan dipublikasikan dalam kehidupan bersama melalui kata-kata
dan tindakan. Ilmu pengetahuan adalah bentuk totalitas dari mekanisme pengetahuan manusia yang
terstruktur dan terstandar, ilmu pengetahuan tidak hanya lebih terstruktur, melainkan juga lebih
reflektif. Pengetahuan ilmiah adalah informasi yang dihasilkan dengan menggunakan metode ilmiah dan
memenuhi kualifikasi ilmiah.

Latar belakang

Dalam memahami pengetahuan memerlukan pendekatan yang terkait erat dengan sifat
pengetahuan itu sendiri: pengetahuan rasional (melalui pemikiran yang rasional), pengetahuan empiris
(melalui pengalaman konkret), dan pengetahuan intuitif (melalui pengamatan pribadi). Dari sini dapat
kita simpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan hasil perpaduan atau kerjasama antara subjek yang
diketahui dan objek yang diketahui dari pengetahuan manusia. Segala sesuatu yang diketahui tentang
objek tertentu (Nurroh, 2017). Pengetahuan ialah hasil persepsi manusia, atau hasil persepsi seseorang
terhadap suatu objek dengan menggunakan panca indera (mata, hidung, telinga, dll). Karena itu
pengetahuan terdiri dari banyak hal yang diserap seseorang melalui panca indera. Pengetahuan bersifat
dinamis, artinya terus berkembang menuju kesempurnaan. Perkembangan ilmu sangat dipengaruhi oleh
ilmu pengetahuan, dimana ilmu dibangun atas dasar metode ilmiah yang objektif dengan petunjuk atau
prosedur yang jelas dan berwibawa, bersifat empiris karena dapat dibuktikan, dikenali dan diukur, serta
menjelaskan dan meramalkan kejadian-kejadian dalam bidang ilmu. Dari sudut pandang filosofis, sains
muncul karena orang berusaha lebih memikirkan pengetahuannya sendiri. Pengetahuan adalah produk
epistemologi. Sains atau pengetahuan adalah setiap usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia tentang berbagai aspek realitas hakikat manusia. Aspek-aspek
tersebut terbatas pada pembuatan perjanjian-perjanjian tertentu. Ilmu memberikan kepastian dengan
mempersempit jangkauan pendapat, dan kepastian ilmu muncul dari keterbatasannya. IPA adalah
informasi dari suatu praktik yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu dan dapat
digunakan untuk menjelaskan fenomena tersebut.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tinjauan pustaka atau yang disebut
dengan literatur view.Maksud dari metode ini adalah peneliti melakukan studi baca,mengumpulkan data
yang didapat dan menganalisis data yang diperoleh yang berhubungan dengan tema atau pokok
bahasan dalam penelitian ini . Hasil data yang diperoleh tersebut bersumber dari beberapa buku,artikel
ilmiah,jurnal,tesis,dan sumber terkait lainnya.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan baik kepada
peneliti ataupun kepada pembaca.Dengan penelitian ini para pembaca dapat memahami dan
mengetahui arti dari pengetahuan,sains,dan pengetahuan ilmiah secara lebih detail atau luas.Selain itu
penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi atau acuan bagi para peneliti selanjutnya yang akan
meneliti atau membahas topik yang serupa dengan penelitian ini.

HASIL DAN DISKUSI

Pengetahuan

Maksud dari pegetahuan itu sendiri adalah sesautu hal yang diketahui oleh manusia.Ilmu dapat diartikan
pengetahuan tetapi pengetahuan belum tentu disebut ilmu.Sebab pengetahuan dapat diperoleh tanpa
metode ilmiah dan dapat diperoleh secara ilmiah.Secara jelas pengetahuan dapat diperoleh dari
pengalaman yang dialami oleh manusia sehari-hari atau berupa informasi yang diperoleh dari suatu
otoritas tertentu.

Menurut Hardono Hadi (2001) menyatakan bahwa:

Pengetahuan adalah "jenderal sui", yaitu berhubungan dengan hal-hal yang paling sederhana dan
mendasar. Karena mengetahui merupakan fakta yang paling mendasar dan tidak dapat direduksi, itu
tidak dapat dijelaskan dengan istilah yang lebih mendasar.

Pengetahuan pada dasarnya adalah kumpulan hasil operasi pengetahuan yang berkaitan dengan suatu
objek (baik objek maupun peristiwa yang dialami oleh objek tersebut). Pada dasarnya pengetahuan
manusia yang diperoleh melalui aktivitas intelektual merupakan kumpulan kekayaan spiritual yang
tersimpan dalam pikiran dan otak hati manusia. Pengetahuan yang dimiliki manusia diekspresikan dan
dikomunikasikan dalam kehidupan bersama melalui bahasa dan tindakan. Dengan cara ini, orang terus
memperluas pengetahuan mereka satu sama lain. Pengetahuan adalah bagian penting dari keberadaan
manusia karena pengetahuan adalah buah dari pemikiran dan tindakan manusia. Berpikir adalah
perbedaan yang memisahkan manusia dari semua bagian tubuh lainnya, seperti binatang. Pengetahuan
dapat berupa pengetahuan empiris dan rasional. Pengetahuan empiris menempatkan penekanan pada
pengalaman indrawi dan pengamatan fakta-fakta tertentu. Informasi ini juga disebut informasi apriori.
Dan pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang didasarkan pada sifat-sifat. Pengetahuan ini
merupakan pengetahuan awal yang tidak berfokus pada pengalaman tetapi hanya pada akal.
Pengetahuan juga dapat didefinisikan atau dibatasi seperti berikut ini :

1. Suatu hal yang nyata, nampak maupun dikatakan ada.

2. Suatu hal yang berupa hasil korespondensi antara suatu subjek dan objek

3. Akibat dari sifat seseorang dalam bentuk rasa ingin tahu.

4. Berupa hasil korespondensi antara induksi dan inferensi.

Pengetahuan adalah hasil dari proses penemuan, yang tidak diketahui menjadi mungkin. Proses
penemuan melibatkan berbagai metode dan konsep melalui pendidikan dan pengalaman. Ciri utama
pada tingkat pengetahuan adalah ingatan akan sesuatu yang diketahui melalui pengalaman,
pembelajaran atau informasi yang diterima dari orang lain. Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu
orang. Sebuah pengetahuan diperoleh melalui tanya jawab dan selalu terfokus pada pencarian
kebenaran. Menurut ilmu filsafat, apabila sebuah informasi dapat memenuhi kriteria kebenaran
tertentu, maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai pengetahuan.

Segala wujud gagasan, pemikiran, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia terkait dengan
semesta dan segala isinya, termasuk manusia serta bagaimana kehidupannya, hal tersebut sudah
merupakan bentuk pengetahuan. Pengetahuan secara nyata merupakan keadaan mental (mental state)
manusia untuk mendapatkan dan menerima suatu hal, yang dapat diwujudkan dengan membentuk
suatu persepsi terkait suatu objek, dengan kata lain memberikan tesis atau gambaran sebuah kejadian
maupun peristiwa yang ada di luar akal manusia. Pengetahuan tumbuh karena perasaan ingin tahu yang
besar dan hal tersebut menjadi ciri khas manusia karena manusia menjadi satu-satunya makhluk yang
mampu mengembangkan pengetahuan secara serius dibandingkan dengan makhluk lain dengan daya
hidupnya yang terbatas. Bagi manusia yang selalu berusaha mengembangkan pengetahuan, memahami
apa itu pengetahuan dan bagaimana mendapatkannya mendorong manusia untuk menjadi makhluk
unik di muka bumi ini sekaligus sebagai bagian dari kajian filosofis pengetahuan atau epistemologi.

Dalam filsafat terdapat cabang yang membahas perihal pengetahuan, yang mana cabang itu disebut
dengan epistemologi. Epistemologi sendiri dalam cabang filsafat membicarakan tentang timbulnya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal usul pengetahuan, batas-batasnya, sifat, metode, dan nilai-
nilai.

Sumber pengetahuan

Terdapat empat sumber pengetahuan yang diketahui yakni berupa Rasio, Pengalaman, Intuisi serta
Wahyu. Keempat sumber tersebut mengandung arti yang berbeda-beda dalam menjelaskan sumber-
sumber pengetahuan yang ada pada manusia:

1. Rasio, adalah pengetahuan yang diperoleh dari inferensi manusia. Dalam sumber pengetahuan ini
diketahui bahwa pengetahuan merupakan hasil dari kegiatan berpikir manusia.

2. Pengalaman adalah pengetahuan yang berasal dari apapun yang dialami oleh manusia. Terbentuknya
sumber pengetahuan tersebut berasal dari segala aktivitas masyarakat yang suka memperhatikan
fenomena yang terjadi di sekitarnya. Misalnya bumi yang sedang terjadi hujan. Peristiwa ini berulang-
ulang kali terjadi serta dengan waktu yang tidak dapat terprediksi. Yang menjadi suatu fokus masyarakat
adalah rasa penasaran mereka terhadap alasan mengapa dapat terjadi hujan, bagaimana proses
terjadinya serta kapan waktu tepat untuk turun hujan. Pengalaman tersebutlah yang menggiring setiap
individu untuk berpikir dan memecahkan pertanyaan-pertaanyaan mereka melalui penelitian tentang
hal tersebut.

3. Intuisi atau naluri adalah sumber dari bentuk pengetahuan secara tidak pasti atau tidak dapat
diperediksi kapan munculnya. Terkadang pada dasarnya , sebagai manusia, ketika dihadapkan pada
suatu masalah, otak akan terus berpikir keras untuk mencari solusi dari masalah tersebut. Tingkat
berpikir otak sebanding dengan masalah yang akan dipecahkan. Semakin sulit tingkat permaslahan yang
akan dipecahkan semakin lambat juga kinerja otak dalam berpikir menyelesaikan masalah tersebut.
Pada kondisi tertentu, terkadang semakin kita berusaha untuk memecahkan masalah, semakin sulit
menemukan solusinya. Tetapi dalam kondisi yang berlawanan pada saat kita tidak sedang berpikir
untuk menyelesaikan masalah melainkan sedang melakukan aktivitas-aktivitas, kita seakan terpikirkan
solusi untuk permasalahan. Solusi itu muncul secara tiba-tiba dalam pikiran kita, tanpa sedikitpun kita
menjadwalkan atau berusaha mencarinya. Hal yang demikian bisa dikatakan sebagai intuisi.

4. Wahyu, atau bisa dikatakan sumber ilmu tidak analitis dikarenakan sang penerima wahyu tidak
mengalami proses berpikir maupun bernalar. Segala ilmu yang bersumber dari sang Pencipta disebut
sebagai Wahyu. Hanya orang-orang yang terpilihlah yang dapat memperoleh sumber ilmu tersebut.
Contoh terdekat adalah para nabi Allah, yang menerima ilmu dari Allah. Kisah para nabi telah
menginspirasi banyak orang.

Padahal, pada dasarnya terdapat dua proses untuk berpikir secara ilmiah, yakni inferensi yang
melibatkan penalaran serta cara induktif bersumber pada data dan lapangan empiris atau empiris.
Keduanya digabungkan untuk menarik kesimpulan dari penalaran ilmiah.

Maka, sumber pengetahuan di sini mencakup dua jenis, yakni empiris (indra). Media yang dimiliki oleh
suatu individu dengan tujuan untuk mengetahui segala hal yang nampak disebut sebagai Indera. Lalu,
pengalaman di sini digunakan sebagai pengalaman indrawi sebagai sumber pengetahuan. Adapun apa
yang tidak dapat dicapai oleh indera, itu bukanlah pengetahuan selamanya. John Lock percaya bahwa
manusia itu seperti selembar kertas kosong, maka dari latihan panca inderalah yang akan menghiasi jiwa
manusia dari pengetahuan sederhana menuju pengetahuan yang kompleks. Selain itu, David Hume
berpendapat bahwa masyarakat adat tidak memiliki pengetahuan, pengetahuan mereka diperoleh
melalui persepsi. Hasil pengamatan dengan panca indra menghasilkan dua hal, kesan dan gagasan.
Sedangkan rasionalitas (akal) adalah pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar mengajar,
membaca buku dan menyelenggarakan pendidikan, rasionalitas disini tidak menafikan penggunaan
indera, tetapi indera disini.

Hasil pengamatan oleh panca indra menghasilkan dua hal, kesan dan gagasan. Sedangkan rasionalitas
(akal) adalah pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar mengajar, mengkritisi buku dan lembaga
pendidikan, rasionalitas disini tidak menafikan penggunaan indera, tetapi indra disini hanyalah media
atau perangsang akal untuk lebih berpikir dan menemukan kebenaran yang hakiki.

Dasar-dasar pengetahuan

Pengetahuan adalah semua hal yang diketahui oleh manusia. Segalanya yang menjadi pengetahuan
senantiasa mencakup komponen memahami, diketahui, dan menyadari apa yang ingin diketahui.
Menurut Jujun S. Suria Sumantri, pengetahuan dasar yang dimiliki manusia meliputi:

1. Penalaran. Manusia merupakan satu-satunya insan yang dapat membangun pengetahuan lantaran
kemampuannya untuk bernalar. Manusia dapat memahami mana yang baik serta mana yang buruk
melalui sebuah proses penalaran. Penalaran juga dapat dipahami sebagai metode berpendapat untuk
menarik suatu kesimpulan dalam bentuk pengetahuan, yakni berupa aktivitas berpikir khusus yang
menggali keabsahan. Segala proses berpikir yang menghasilkan suatu pengetahuan disebut dengan
penalaran. Agar pengetahuan yang dihasilkan oleh nalar didasarkan pada kebenaran, proses berpikir
harus bekerja dengan cara tertentu. Suatu kesimpulan baru dianggap benar jika dicapai dengan suatu
cara yang disebut logika.

2. Logika. Logika dimaknai sebagai studi untuk menuangkan hasil berpikir dan bernalar dengan benar
sehingga memperoleh kesimpulan. Pada dasarnya, terdapat banyak cara untuk menarik kesimpulan,
akan tetapi untuk mendapat kesimpulan yang searah dengan tujuan pembelajaran harus berpacu
terhadap penalaran ilmiah. Jenis kesimpulan itu sendiri dibagi menjadi 2, yakni logika induktif dan logika
deduktif.

a. Logika deduktif, Logika deduktif merupakan metode berpikir melalui penarikan kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan umum terlebih dahulu, selanjutnya baru mengambil kesimpulan khusus.
Pendapat ini sering kita dengar dengan istilah silogisme. Silogisme terdiri dari dua makna yang disebut
premis dan kesimpulan. Fasilitas dapat dibagi menjadi bangunan utama atau umum dan bangunan kecil
atau khusus. Kesimpulan ada sebagai pengetahuan yang diperoleh dari penalaran deduktif. Misalnya:

Seluruh logam akan mengembang saat dipanaskan (premis utama). Besi adalah logam (premis minor).
Oleh karena itu, besi memuai saat dipanaskan (kesimpulan). Ketepatan kesimpulan yang diambil
tergantung pada tiga hal:

yaitu kebenaran premis utama, kebenaran premis minor, dan kebenaran kesimpulan. Jika salah satu dari
ketiga faktor tersebut tidak memenuhi syarat, maka kesimpulan yang diambil akan salah.

B. Logika induktif Logika induktif terkait erat dengan menarik kesimpulan umum dari kasus aktual
individu. Logika induktif terkait erat dengan menarik kesimpulan umum dari kasus individu yang
sebenarnya. Misalnya kambing memiliki alat penglihatan, singa memiliki alat penglihatan, serta ayam
memiliki alat penglihatan. Dari sini, kita mampu menyimpulkan maka semua hewan memiliki alat
penglihatan.

Jenis-jenis pengetahuan

Pengetahuan bisa menjadi milik orang-orang dalam kehidupan mereka. Namun secara umum,
pengetahuan dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain:

1. Intuisi adalah pengetahuan sejati yang ada dalam jiwa tanpa interpretasi dan proses berpikir. Realis
(selanjutnya realisme) memberikan gambaran pengetahuan seperti itu. Kita sering membayangkan diri
kita untuk mengetahui hal-hal sebagaimana adanya, terutama ketika keterkaitan antara pikiran dengan
fakta-fakta yang diketahui lebih dahulu, seperti apa yang kita ketahui tentang rumah, tumbuhan, hewan,
serta manusia tertentu. Namun, apakah perasaan ini juga berlaku untuk realitas yang sama sekali tidak
diketahui, di mana begitu melihatnya kita langsung tahu apa itu sebenarnya? Jika kita melihat lebih
dekat, kita melihat bahwa ini bukan masalahnya.

2. Pengetahuan tidak langsung (dimediasi) adalah hasil dari proses interpretasi dan refleksi dan
pengaruh pengalaman masa dulu atau kejadian dimasa dulu. Segala sesuatu yang ingin kita ketahui
menganai objek dari hal luar yang sangat berkaitan dengan interpretasi dan asimilasi pikiran kita.
3. Pengetahuan indrawi (persepsi) merupakan apa yang didapat dan dicapai melalui indera eksternal.
Sebagai contoh, kita melihat sebuah batu, sebuahpohon, atau sebuah kursi, dan obyek-obyek ini secara
tida langsung memasuki pikiran melalui penglihatan yang membentuk pengetahuan kita. Tanpa
khawatir, hubungan kita dengan alam luar melalui media indera luar ini, tetapi pikiran kita tidak seperti
foto di mana gambar dari apa yang diketahui oleh indera disimpan di dalamnya. Dalam persepsi
pancaindra, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti adanya cahaya yang menyinari benda-
benda luar, sehatnya indera anggota tubuh (seperti mata, telinga, dll). Mengingat faktor-faktor ini, tidak
dapat dikatakan bahwa pengetahuan indrawi hanya akan dihasilkan oleh indera eksternal.

4. Pengetahuan konseptual, pengetahuan ini tidak jauh dari pengetahuan emosional. Otak manusia tidak
dapat secara langsung membentuk konsep tentang hal-hal eksternal dan hal-hal tanpa kontak dengan
dunia luar. Dunia luar dan desain saling mempengaruhi dan pemisahan di antara keduanya adalah
aktivitas pikiran.

5. Pengetahuan khusus adalah pengetahuan yang terkait dengan individu, objek, atau realitas tertentu.
Misalnya, ketika kita berbicara tentang buku atau individu tertentu, itu terkait dengan pengetahuan itu
sendiri.

6. Pengetahuan umum (universal), pengetahuan yang mencakup semua yang ada, misalnya seluruh
kehidupan manusia; agama dan filsafat.

Adapun jenis-jenis ilmu yang ditinjau dari sudut pandang bagaimana ilmu itu diperoleh dan tanpa
membahas nilai ilmu itu, antara lain:

1. Akal Sehat pada pengertian ini berarti seseorang memiliki sesuatu yang dapat diterimanya dengan
baik. Dengan akal sehat, setiap orang memiliki kesamaan keyakinan tentang sesuatu, dimana mereka
akan memiliki pendapat yang sama dengan orang lain dari pengalaman sehari-hari yang akan mereka
alami. Akal sehat merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa pemikiran yang spesifik karena
keberadaan dan kebenarannya hanya dapat diakui secara langsung dengan menggunakan akal sehat,
dan sekaligus dapat diterima oleh semua orang.

2. ilmu pada dasarnya merupakan upaya mengorganisasikan dan mensistematisasikan pengetahuan


umum sehari-hari, diikuti dengan refleksi yang cermat dan menyeluruh dengan menggunakan berbagai
metode. Lebih menekankan pada bukti, terorganisir dan sistematis, metodis dan prosedural.
Pengetahuan ilmiah didapatkan dari berbagai pengamatan, eksperimen, dan klasifikasi. Pengetahuan
ilmiah dikenal juga sebagai sains. Dapat dikatakan sains karena memiliki metode. Pengetahuan ilmiah
didasarkan pada prinsip-prinsip empiris dalam arti menekankan fakta yang dapat diverifikasi oleh indera.
Dalam batas-batas tersebut, seseorang memiliki ilmu atau ilmu pengetahuan, maka segala proses yang
dilaluinya apabila dilakukan oleh orang lain akan memiliki ilmu yang sama dengan dirinya. Beberapa
definisi itu merupakan pengetahuan sebagai ilmu. Ilmu merupakan cara berpikir objektif yang
menggambarkan dan memahami fenomena dan peristiwa melalui pengamatan, percobaan, dan
klasifikasi. Ilmu harus bersifat objektif, karena berangkat dari kebenaran, mengabaikan kesombongan,
mengutamakan logika dan netralitas.
3. Pengetahuan filosofis, pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran kontemplatif dan spekulatif.
Pengetahuan filosofis lebih menekankan pada keuniversalan dan proses yang mendalam terhadap
sesuatu. Pengetahuan filosofis dapat dicirikan oleh elemen rasional, kritis, dan radikal dari refleksi
fundamental dan kontemplasi dari semua realitas dunia ini. Pengetahuan filosofis adalah fondasi
pengetahuan ilmiah, fondasi dari banyak masalah yang tidak dapat dijawab oleh sains. Misalnya, saat ini
sains hanya berada di ranah pengetahuan yang kecil dan tidak fleksibel, filsafat berurusan dengan
pertanyaan yang lebih luas dan lebih dalam. Filsafat pada umumnya menawarkan cara pandang yang
reflektif dan kritis, sehingga pengetahuan yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi sangat
longgar.

4. Ilmu agama adalah ilmu yang diperoleh hanya dari Tuhan melalui para nabi dan rasul-Nya, merupakan
ilmu yang mutlak dan harus diyakini oleh pemeluk agama. Sebagian besar keteriktan nilai dalam ilmu
agama bersifat mistis atau supranatural yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan akal dan indera.
Pengetahuan agama sangat erat kaitannya dengan nilai baik dan buruk,buruk dan baik. Selama ilmu
yang tidak bertentangan dengan ajaran di dalam kitab tetap terjaga, maka ilmu itu dianggap benar.

Ilmu pengetahuan

Ilmu dipahami sebagai cabang filsafat yang secara menyeluruh dan mendasar mempersoalkan segala
persoalan yang berkaitan dengan ilmu, terutama tentang hakikat ilmu, sumber ilmu, metode ilmiah, dan
kebenaran ilmu.

Kata epistemologi untuk filsafat ilmu berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos
(ilmu). Dalam literatur, kita menemukan bahwa ada yang menggunakan istilah filsafat ilmu dan ada juga
yang menggunakan istilah ilmu filsafat. Keduanya pada prinsipnya tidak berbeda.

Pengetahuan merupakan ciptaan seseorang yang dikomunikasikan secara terbuka dan dikembangkan
oleh masyarakat. Jika penemuan tersebut memenuhi kriteria ilmiah, maka akan dianggap sebagai bagian
dari sistematisasi pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat. Ilmu pengetahuan tidak hanya untuk
mendefinisikan fenomena, tetapi untuk mencari hubungan sebab akibat dari fenomena yang terjadi.
Pengetahuan ditemukan secara individual tetapi digunakan secara sosial dan merupakan pengetahuan
umum di mana teori-teori ilmiah yang ditemukan secara individual dipelajari, diulang dan digunakan
bersama. Pengetahuan yang dikembangkan dapat dianggap sebagai kebenaran suatu ilmu. Mengingat
ilmu pengetahuan mengandung pengetahuan ilmiah yang pasti, sistematis, metodis dan terdiri dari
kebenaran-kebenaran umum tentang objek kajian alam yang diperoleh dengan metode ilmiah.
Pengetahuan sebenarnya hanyalah produk atau hasil dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia.

Pengetahuan merupakan semua pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis,
sedangkan Ilmu pengetahuan lebih bersifat sistematik dan berpikir.

Menurut A.B. Shah menjelaskan ciri-ciri pengetahuan ilmiah tertentu sebagai berikut.

1. Eksperimen. Pengetahuan ini diperoleh atas dasar pengamatan dan percobaan.


2. Ada sistem. Berbagai informasi dan data disusun sebagai seperangkat pengetahuan dengan hubungan
yang teratur dan bergantung.

3. objektif. Pengetahuan berarti pengetahuan tanpa bias pribadi dan preferensi pribadi.

4. Analisis. Pengetahuan ilmiah berupaya memisahkan suatu objek menjadi bagian-bagian yang
terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peran bagian-bagian itu.

5. Verifikasi. Kebenaran bisa dibuktikan oleh siapa saja. Atau dapat juga dikatakan bahwa sains adalah
sekumpulan pengetahuan yang didasarkan pada teori-teori yang telah disepakati dan dapat diuji secara
sistematis dengan seperangkat metode yang diakui dalam suatu bidang keilmuan tertentu. Dengan
demikian, sains secara harfiah berarti pengetahuan ilmiah.

Karakteristik ilmu pengetahuan

Tidak semua pengetahuan menjadi ilmu, tetapi memiliki karakteristiknya sendiri. Ciri-ciri ilmu adalah:

1. Disusun secara metodis, sistematis dan runtut (terkait) tentang suatu bidang tertentu dan realita
(aktual).

2. Dapat digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala tertentu di bidang ini (pengetahuan).

Elemen atau kunci dari suatu pengetahuan adalah pengaturan detail dan kemampuan untuk
menjelaskan berbagai pengetahuan. Semakin dalam ilmu menggali dan mempelajari objek realitas
(kenyataan) tertentu, semakin besar kebutuhan untuk menemukan realitas secara utuh. Semakin dalam
pencarian kebenaran suatu fenomena, pengetahuan menjadi semakin teliti. Prinsip-prinsip metodologis
dan kejelasan pengetahuan merupakan cakupan pemikiran filosofis yang luas.

Landasan ilmu pengetahuan

1. Dasar ontologis. Dari pembahasan ontologi, kita harus memiliki gambaran ilmiah yang benar dan
lengkap; Ciri-ciri pembeda sains dapat ditemukan dalam kaitannya dengan berbagai jenis kegiatan yang
kita lakukan, misalnya filsafat, agama, dan seni. Kita harus menyadari bahwa sains adalah aktivitas akal
manusia yang tentunya juga memiliki arah dan tujuan (tologis). Filsafat ilmu harus menunjukkan tujuan
dari kegiatan ilmiah yang dilakukannya, yaitu perolehan pengetahuan ilmiah yang sebenarnya benar-
benar sahih kebenarannya, selain itu harus diakui adanya tingkatan-tingkatan tujuan yang ingin dicapai
dalam kegiatan ilmiah. Beberapa tujuan secara bertahap menjadi tujuan kegiatan ilmiah, yaitu:

deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan prediktif, dan pengetahuan efek. KARENA ITU

2. Landasan epistemologis. Secara etimologis, epistemologi adalah kata majemuk yang berasal dari dua
kata Yunani, episteme dan logos. persepsi berarti

pengetahuan atau kebenaran dan logo berarti pikiran, kata-kata atau teori. Dengan demikian,
epistemologi dapat dipahami sebagai pemahaman sistematis tentang pengetahuan. Epistemologi juga
dapat dipahami sebagai teori pengetahuan nyata. Landasan epistemologi harus memberikan penjelasan
tentang metode dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mencapai tujuan kegiatan ilmiah yang
dilakukannya. Beberapa skema prosedural harus dipahami agar dapat menemukan data dan menyintesis
hasil ilmiah yang diharapkan, misalnya:

wawancara, observasi, eksperimen. Dengan pembahasan epistemologi ini diharapkan filsafat ilmu dapat
menuntun langkah mahasiswa dalam melakukan kegiatan ilmiah untuk mencapai tujuan yang
sebenarnya.

3. Landasan aksioma. Aksioma adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu:

axios berarti nilai. Sedangkan logo berarti teori/ilmu. Aksioma adalah cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan pengetahuannya. Aksiologi dipahami sebagai teori
nilai. Aksioma sebagai teori nilai tentang kegunaan pengetahuan yang diperoleh 9 Dasar pemahaman
aksiomatik. harus mampu menunjukkan kepada siswa nilai yang diperjuangkan dalam mengejar ilmu.
Selain memiliki nilai kebenaran teoretis, ilmu pengetahuan juga memiliki nilai praktis praktis, karena
dapat memberikan landasan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kehidupan manusia. Dengan
demikian, filsafat ilmu harus menunjukkan arah kegiatan ilmiah, bukan hanya kebenaran ilmiah dari segi
teori, tetapi juga arah kegiatan ilmiah praktis, yaitu menuju kemakmuran hidup manusia. Oleh karena
itu, ilmu pengetahuan tidak dianggap sebagai beban pemikiran manusia, tetapi dialami sebagai kegiatan
yang dapat mempertajam pemikiran manusia dalam rangka memecahkan berbagai masalah kehidupan
untuk menghasilkan solusi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Fungsi ilmu adalah sebagai berikut:

1. Dapat menemukan beragam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis sesuai dengan kondisi
dan metode untuk menjadi pengetahuan. 2. Mampu berfungsi dalam suatu sistem, yaitu terdiri dari
bagian-bagian dan bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain.

3. Dimungkinkan untuk membentuk hipotesis yang akan diuji keasliannya.

4. Dapat mengontrol banyak hal yang berbeda berdasarkan teori ilmiah.

Menurut R.B.S Fudyartanto, dosen psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, ada empat jenis fungsi
kognitif, yaitu:

1. Deskripsi fungsi:

Mendeskripsikan, mendeskripsikan, dan mendeskripsikan suatu objek atau masalah agar mudah
dipelajari oleh peneliti.

2. Fungsi pengembangan:

mengejar penemuan masa lalu dan menemukan hasil ilmiah baru. 3. Fungsi prediksi:
Memprediksi peristiwa yang paling mungkin terjadi sehingga orang dapat mengambil tindakan untuk
menghadapinya.

4. Fungsi kontrol:

Cobalah untuk mengontrol efek samping.

Kebenaran Ilmu

pengetahuan atau kebenaran dan logo berarti pikiran, kata atau teori. Dengan demikian, epistemologi
dapat dipahami sebagai pemahaman sistematis tentang pengetahuan. Epistemologi juga dapat
dipahami sebagai teori pengetahuan faktual. Landasan epistemologi harus memberikan penjelasan
tentang metode dan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan dari kegiatan ilmiah yang
dilakukannya. Beberapa diagram prosedural harus dipahami untuk menemukan data dan mensintesis
hasil ilmiah yang diharapkan, misalnya:

wawancara, observasi, eksperimen. Dengan pembahasan epistemologi ini diharapkan filsafat ilmu dapat
membimbing mahasiswa melalui langkah-langkah melakukan kegiatan ilmiah untuk mencapai tujuan
yang sebenarnya.

3. Landasan aksioma. Aksioma adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu:

axios berarti nilai. Sedangkan logo adalah singkatan dari teori/sains. Aksioma adalah cabang filsafat ilmu
yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan pengetahuannya. Aksiologi dipahami sebagai
teori nilai. Aksioma sebagai teori nilai tentang kebermanfaatan pengetahuan diperoleh 9 Dasar
pemahaman aksiomatik. harus mampu menunjukkan kepada siswa nilai yang diperjuangkan seseorang
dalam mengejar pengetahuan. Selain nilai kebenaran teoretis, ilmu pengetahuan juga memiliki nilai
praktis, karena dapat memberikan landasan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kehidupan
manusia. Dengan demikian, filsafat ilmu harus menunjukkan arah kegiatan ilmiah, tidak hanya
kebenaran ilmiah dari segi teori tetapi juga arah kegiatan ilmiah praktis, yaitu menuju kemakmuran
hidup manusia. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan tidak dianggap sebagai beban pemikiran manusia,
tetapi dialami sebagai kegiatan yang dapat mempertajam pemikiran manusia untuk memecahkan
berbagai masalah kehidupan guna menciptakan solusi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat.

fungsi ilmu pengetahuan.

Fungsi ilmu adalah sebagai berikut:

1. Dimungkinkan untuk menemukan banyak jenis pengetahuan yang telah disusun secara sistematis
sesuai dengan kondisi dan metode untuk menjadi pengetahuan. 2. Mampu beroperasi dalam sistem
bagian dan bagian yang saling berhubungan.

3. Dimungkinkan untuk membentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya.

4. Dapat mengontrol banyak hal yang berbeda berdasarkan teori ilmiah.


Menurut R.B.S Fudyaranto, Guru Besar Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, ada empat jenis
fungsi kognitif, yaitu:

1. Deskripsi Fungsi: Mendeskripsikan, mendeskripsikan, dan mendeskripsikan suatu objek atau masalah
agar mudah dipelajari oleh peneliti.

2. Fungsi pengembangan: Ikuti terus penemuan masa lalu dan temukan hasil ilmiah baru.

3. Fungsi prediksi: Mengantisipasi peristiwa yang paling mungkin terjadi sehingga orang dapat
mengambil tindakan untuk menghadapinya.

4. Fungsi kontrol: Coberusaha mengendalikan pristiwa yang tida dikehendaki.

hakikat kebenaran ilmu pengetahuan

1) Teori korespondensi Suatu fakta atau situasi dikatakan benar jika terdapat kesesuaian antara makna
yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan/pendapat dengan objek yang dimaksudkan oleh pernyataan
atau pendapat tersebut.

2) Teori koherensi Kebenaran atau keadaan benar jika antara satu pernyataan dengan pernyataan lain
terdapat kesesuaian yang diketahui, diterima, dan diakui kebenarannya dan didasarkan pada
bukti/pembenaran kebenaran, karena suatu keputusan dianggap benar jika didukung oleh bukti dari
keputusan lain yang diketahui/dipermasalahkan.

3) Pragmatisme Menurut teori ini, kebenaran atau kebenaran hanya tergantung pada kegunaannya bagi
manusia, tetapi jika pernyataan itu tidak lagi memiliki sifat ini, perkembangan ilmu pengetahuan yang
melahirkan pernyataan baru, maka pernyataan itu ditinggalkan.

Menurut Bahm, sains setidaknya melibatkan enam faktor penting, yaitu:

Isu, sikap, metode, kegiatan, kesimpulan dan dampak.

1) Masalah

Suatu isu yang dapat dikatakan ilmiah setidaknya harus memiliki tiga ciri, yaitu terkait dengan
komunikasi, sikap ilmiah, dan metode ilmiah. Apapun bisa disebut ilmu jika tidak bisa dikomunikasikan
kepada orang lain. Jika belum atau tidak dapat dikomunikasikan kepada orang lain atau kepada publik,
maka dianggap bukan ilmu. Tidak ada masalah yang layak disebut ilmiah jika tidak dapat dihadapi
dengan sikap ilmiah. Demikian juga, tidak ada masalah yang layak disebut ilmiah jika tidak dalam
metode ilmiah.

2. Perilaku
Menurut Bahm, setidaknya harus memiliki enam ciri utama, yaitu:

1) Penasaran (penasaran). Keingintahuan harus menjadi milik ilmuwan, seperti keinginan untuk
menyelidiki, menyelidiki, menemukan, dan bereksperimen.

2) spekulasi; Ini penting untuk pengujian hipotesis. Spekulasi juga merupakan fitur penting dari sikap
ilmiah. 3) Kemauan untuk bersikap objektif; Sikap ini penting, karena objektivitas adalah kekayaan
ilmiah. Sikap seperti itu harus dimiliki oleh seorang ilmuwan.

4) Terbuka (open-maintened); artinya selalu siap menerima kritik dan saran dari ilmuan lain dengan cara
yang santun.

5) Kesediaan untuk menangguhkan penilaian berarti bersedia untuk menangguhkan keputusan sampai
semua bukti substansial telah dikumpulkan. Dan

6) Usaha berarti menerima bahwa kesimpulan ilmiah bersifat sementara. 3. Metode

Setiap pengetahuan memiliki metode tersendiri sesuai dengan permasalahannya. Meskipun ada
perbedaan di antara para ilmuwan dalam metode ilmiah, mereka semua setuju bahwa masalah tanpa
pengamatan tidak ilmiah, sebaliknya pengamatan tanpa masalah juga tidak ilmiah. Ada lima langkah
yang perlu dan ideal – menurut Bahm dalam menerapkan metode ilmiah yang harus dipahami oleh
seorang peneliti (ilmuwan), yaitu 1) memahami masalah; 2) periksa masalahnya; 3) menyiapkan solusi;
4) pengujian hipotesis dan 5) pemecahan masalah.

Kegiatan yang disebut penelitian ilmiah ini memiliki dua aspek: Muannif Ridwan, Ahmad Sukri,
Badrussyamsi:

individu dan sosial. Kegiatan penelitian ilmiah meliputi:

1) amati; 2) membuat hipotesis, 3) menguji pengamatan dan hipotesis dengan cermat dan terkendali

Kesimpulan Kesimpulan adalah evaluasi akhir dari sikap, metode dan kegiatan. Kesimpulan ilmiah tidak
pasti, tetapi bersifat sementara dan tidak dogmatis. Bahkan jika kesimpulannya terlihat dogmatis, itu
mengurangi karakter ilmiahnya. Sains pada dasarnya tidak stabil, setiap generasi memiliki hak untuk
menafsirkan kembali tradisi ilmiah

Pengaruh (effect) Ilmu pengetahuan memiliki dua pengaruh, yaitu: 1) mempengaruhi teknologi dan
industri; 2) mempengaruhi peradaban manusia. Industrialisasi yang berkembang pesat merupakan
produk ilmu pengetahuan yang berdampak besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga
tampak seperti apa yang terjadi dalam perubahan hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Proses
industrialisasi tidak dapat terulang kembali, ilmu pengetahuan itu sendiri pada akhirnya akan mengalami
industrialisasi. Ilmu industri ini merupakan elemen utama dari mesin pengetahuan dan sumber bidang
penelitian yang bereputasi tinggi (FX Joko Priyono, 2000:1)
Jenis-jenis ilmu pengetahuan

Klasifikasi pengetahuan yang dikutip dalam Surajiyo 21 adalah sebagai berikut:

Ilmu Formal dan Ilmu Informal Suatu ilmu disebut ilmu formal karena ilmu ini dalam segala aktivitasnya
tidak ditujukan untuk mempelajari data indrawi tertentu. Contoh matematika dan filsafat. Suatu ilmu
disebut ilmu informal karena dalam ilmu ini pengalaman indrawi memegang peranan sentral/utama.
Ilmu ini dalam segala aktivitasnya berusaha mencari secara sistematis data sensorik tertentu. Contohnya
adalah ilmu kehidupan, ilmu alam dan humaniora.

Ilmu murni dan ilmu terapan, ilmu murni adalah ilmu menuju kebenaran demi kebenaran (teori). Contoh
matematika dan metafisika. Ilmu terapan adalah ilmu yang bertujuan untuk diterapkan atau
dimanfaatkan (praktis). Contohnya termasuk kedokteran, teknik, hukum, ekonomi, psikologi, sosiologi,
administrasi dan ekologi.

Ilmu nominal dan ilmu hieroglif Ilmu nominal adalah ilmu yang membahas objek mengenai gejala
pengalaman, yang dapat direproduksi dan hanya kasus yang terkait dengan hukum alam. Termasuk
dalam ilmu ini adalah ilmu alam, pokok bahasa yang digunakan adalah benda-benda alam atau
fenomena alam, didekati dengan interpretasi. Ilmu idiomatik adalah ilmu yang objek pembahasannya
merupakan objek tunggal, individual yang hanya muncul satu kali dan berusaha memahami atau
memahami objek tersebut sesuai dengan keunikannya. Termasuk dalam ilmu ini adalah ilmu-ilmu
kebudayaan yang pokoknya adalah hasil-hasil manusia yang didekati dengan pengertian atau
pemahaman.

Ilmu deduktif dan induktif Suatu ilmu disebut ilmu deduktif karena semua pemecahan yang dihadapi
dalam ilmu ini tidak didasarkan pada pengalaman indrawi (percobaan), tetapi atas dasar inferensi atau
konstruksi. Inferensi adalah proses berpikir yang melibatkan akal manusia dari mengetahui hal-hal
umum dan abstrak, sampai pada kesimpulan tentang hal-hal konkrit dan pribadi. Misalnya, matematika.

Pengetahuan ilmiah

Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang diolah dengan metode ilmiah dan memenuhi persyaratan
ilmiah. Menurut Pursen, pengetahuan ilmiah merupakan pengetahuan yang terdiri dari sistem dan
metode yang berupaya mencari hubungan yang langgeng antar gejala. Piaget mendefinisikan
pengetahuan ilmiah sebagai hasil penyesuaian fakta-fakta yang menjelaskan dasar-dasar biologis dan
psikologis sains. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ilmiah
merupakan hasil penyesuaian fakta-fakta yang diperoleh dengan metode ilmiah dan pemenuhan syarat-
syarat ilmiah. Dari sinilah mengapa pengetahuan ilmiah sering disebut sains. Dengan hubungan antara
pengetahuan dan metode ilmiah, Yeremia mengatakan bahwa sains adalah kesatuan antara
pengetahuan, aktivitas, dan metode. Ketiganya membentuk satu kesatuan logis yang harus ada secara
berurutan. Pengetahuan harus diolah dengan aktivitas, aktivitas harus dilakukan dengan metode
tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis menghasilkan pengetahuan yang sistematis. Kesatuan dan
interaksi kegiatan, metode dan pengetahuan dari bagian-bagiannya merupakan suatu ilmu. Hubungan
antara ketiganya dapat digambarkan dengan grafik, yaitu:
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi jangkauan pendapatnya, dan kepastian ilmu bersumber
dari batas-batasnya. Apa yang ilmiah tidak mutlak. Kebenaran ilmiah itu terbatas, sehingga apa yang
ilmiah itu mudah untuk disangkal atau diperdebatkan dan dikoreksi.

Struktur pengetahuan ilmiah

Struktur tersebut mencakup beberapa hal antara lain:

1. Objek Realistis

• Objek material meliputi:

ide abstrak, objek, organisme hidup, fenomena spiritual, peristiwa sosial, proses tanda.

• Subjek formal menjadi pusat perhatian dalam kajian ilmiah terhadap fenomena.

2. Bentuk deklarasi

• Description, yaitu uraian dengan memberikan gambaran tentang bentuk susunan, dsb.

• Resep, saran atau penawaran apa yang harus terjadi.

• Pernyataan alasan, yaitu ringkasan pernyataan yang menjelaskan alasan.

• Proposisi sejarah yang memberikan penjelasan atau dasar pemikiran yang diperlukan untuk
perkembangan sesuatu di masa lalu.

3. Berbagai proposal

Ini adalah bentuk pernyataan lain, kebanyakan ditemukan di cabang pengetahuan yang lebih matang.

4. Ciri pokok

Yaitu ilmu sama, tidak terpengaruh oleh siapapun yang menemukan/mengungkapkan, ilmu bersumber
pada pemikiran rasional yang mematuhi kaidah-kaidah logika, ilmu dapat diuji kebenarannya,
kebenarannya tidak bersifat individual, ilmu dapat digunakan oleh semua orang.

5. Pembagian sistematis

Sejarah dan filsafat ilmu, ilmu fisis, ilmu bumi, ilmu biologis, ilmu kedokteran dan disiplin-disiplin yang
tergabung. Ilmu-ilmu sosial dan psikologi, ilmu teknologis.

Selanjutnya, bila dilihat dari jenisnya. George Klubertanz mengelompokkan pengetahuan menjadi tiga,
yaitu:

1. Pengetahuan langsung sehari-hari, merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang berdasarkan


pengalamannya terhadap objek-objek pengalaman misalnya pada, makanan, cuaca, pakaian, orang lain
hewan dan mesin.
2. Pengetahuan kemanusiaan atau dapat disebut dengan humanistic knowledge yang didapat seseorang
sebab mempelajari sajak, sejarah, drama, dan keterangan lainnya yang menggambarkan sifat dadar
manusia atau berpatokan pada keperibadian manusia seutuhnya.

3. Pengetahuan ilmiah yang disusun berdasarkan suatu asas-asas yang sesuai dengan pokok soal yang
dibahas serta dapat membuktikan kesimpulan-kesimpulannya.

Jenis Pengetahuan

Endang Komara mengemukakan tiga jenis pengetahuan, yaitu :

1. Pengetahuan ilmiah, merupakan suatu jenis pengetahuan yang dihasilkan dan dipertanggung
jawabkan kebenarannya secara ilmiah atau dengan menerapkan cara kerja atau suatu metode ilmiah.

2. Pengetahuan moral, penilaian dan putusan moral pada umumnya berakar pada latar belakang budaya
seseorang.

3. Pengetahuan religius.

Dilihat dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun terkadang ada pendapat yang berbeda
dari para ahli mengenai jenis pengetahuan, namun terdapat kesamaan dari para ahli dalam menjelaskan
pengetahuan ilmiah. Dalam hal ini, pengetahuan ilmiah memiliki ciri tertentu yang memiliki sifat
sistematis, objektit dan diperoleh dengan metode tertentu seperti observasi, eksperimen, dan
klasifikasi. Analisis yang dimiliki bersifat objektif dengan mengedepankan etika keilmuan.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan suatu informasi yang diketahui maupun disadari
oleh seseorang . Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara melihat, merasakan, mendengar sesuatu
yang dilakukan dengan sadar dan diketahui serta bersifat dimanis adapun pengetahuan sangat
dipengaruhi oleh ilmu, dimana ilmu disusun berdasarkan metode ilmiah yang bersifat objektif, ada
peraturan atau prosedur eksplisit yang mengikat, bersifat empiris karena dapat dibuktikan, diketahui
dan diukur. Maka ilmu pengetahuan adalah keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah
dibakukan secara sistematis yang didalamnya terdapat sumber pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan,
dasar-dasar pengetahuan, karakteristik ilmu pengetahuan, landasan, serta fungsi ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai