Anda di halaman 1dari 12

PSIKOLOGI ANALITIK CARL GUSTAV JUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian
Dosen : Wiwin Yuliani, M.Pd

Disusun oleh :

Anida Fathurahmah ( 18010307 )


Euis Siti Komariah ( 18010301 )
Jeff Muammar Atmaja ( 18010240 )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
2019
BAB II
PEMBAHASAN

1. Biografi Carl Gustav Jung


Carl Gustav Jung, lahir 26 Juli 1875 di desa Kesswil (dekat Basel, Swiss)
di pinggir danau Konstanz (Bodensee). Ia seorang anak laki-laki tunggal
dari Paul Jung. Seorang pendeta desa dan ibunya bernama Emilie Preswerk
Jung. Dia lahir di tengah keluarga besar yang cukup berpendidikan. Di
antara anggota keluarga besar Jung senior ada yang jadi pendeta dan
mempunyai pemikiran yang eksentrik.
Jung senior mulai mengajari Jung bahasa latin ketika dia berumur 6
tahun, dan inilah yang menjadi awal minatnya pada bahasa dan sastra
khususnya sastra kuno. Di samping bahasa-bahasa eropa barat modern, Jung
juga dapat membaca beberapa bahasa kuno, termasuk sangsekerta, bahasa
asli kitab suci umat hindu.
Ayah Carl Gustav Jung adalah seorang filolog dan seorang pendeta
protestan, yang lahir dari keluarga yang menghasilkan banyak ahli kitab
suci, teolog, dan dokter. Kakek Jung dari pihak bapak adalah anggota dewan
katolik di kota Meinz (jerman). Tapi moyangnya menjadi protestan sebab
dipengaruhi oleh Schleiermacher pada tahun 1813. Warisan religius inilah
yang dikemudian hari sangat mempengaruhi Jung dan intresnya yang sangat
besar tehadap masalah- masalah relegius dalam psikologinya dan
mempengaruhi psikologi arketepis tentang kristus dan psikologi tentang
protestanisme dan katolisisme.
Carl Gustav Jung remaja adalah seorang yang penyendiri, tertutup dan
tidak peduli dengan masalah sekolah, apalagi dia tidak punya semangat
bersaing. Kemudian dimasukan di sekolah asrama Bassel, swis. Di sini ia
merasa tertekan karena dicemburui teman- temanya. Lalu dia mulai sering
bolos dan pulang ke rumah dengan alasan sakit, mulai belajar dalam
keadaan perasaan tertekan.
Sebelum Jung memutuskan untuk masuk kedokteran ia belajar Biologi,
zoologi, paleontologi, dan arkeologi. Penyelidikanya dalam bidang filsafat,
mitologi, literatur kristen dari abad- abad pertama, misistisisme, ghotisisme,
dan alkemia diteruskan sepanjang hidupnya, bersamaan dengan minatnya
dalam penelitian- penelitian ilmiah. Latar belakang dan pikiran-pikiranya
yang memadukan antara ilmu eksakta dan ilmu humanisme, dapat
menghasilkan sebuah pemikiran yang unik dan mempersatukan dua
pemikiran yang berbeda dalam satu kestuan.(integral), Sehingga ia dapat
mengungkapkan dengan baik struktur dari psike.

2. Struktur Kepribadian
Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan
dan tingkah laku, kesadaran dan ketidak sadaran. Kepribadian membingbing
orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan
fisik.
Tingkatan kepribadian menurut Jung terkait dengan perihal kesadaran
dan ketidaksadaran di dalam kepribadian yang dicetuskan Jung. Menurut
Matthew (2013, h. 129-137), tingkatan kepribadian Jung yakni terdiri
atas:
a. Kesadaran (Consciousness)
Kesadaran yaitu hal yang dapat di rasakan oleh ego. Ego berperan
penting dalam menentukan persepsi, pikiran, dan ingatan dan bisa
masuk kesadaran. Ego melahirkan perasaan perasaan identitas dan
kontinuitas seseorang.
b. Ketidaksadaran Pribadi (Personal Unconscious)
Ketidak sadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego.
Ketidak sadaran pribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman yang
pernah sadar tetapi terlupakan dan di abaikan karena terlalu lemah untuk
menciptakan kesan.
c. Ketidaksadaran Kolektif (Collective Unconscious)
Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan laten
yang di wariskan di masa lampau leluhur seseorang, masa lampau tidak
hanya meliputi sejarah ras manusia namun juga leluhur pramanusiawi
atau nenek moyang binatangnya.
d. Pesona
Pesona adalah topeng yang dipakai seseorang sebagai respon terhadap
tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat. Tujuan topeng yaitu untuk
menciptakan kesan tertentu pada orang lain dan menyembunyikan jati
dirinya.
e. Anima dan Animus
Anima yaitu sisi feminim pada pria yang berupa penjiwaan seperti
wanita. Sedangkan animus yaitu sisi maskulin pada wanita yang
berkaitan dengan proses berfikir dan bernalar.
f. Diri (Self)
Diri adalah titik pusat kepribadian, dikelilingi oleh semua sistem
lainnya. Self mengarahkan proses individuasi, melalui self aspek
kreativitas dalam ketidaksadaran di ubah menjadi di sadari dan
disalurkan ke aktivitas produktif.
G. Bayangan
Bayangan adalah sisi gelap dan sisi yang tidak di terima dari.
kepribadian seseorang. Yaitu motif dan kehendak yang memalukan, yang lebih
baik tidak diakui pada orang lain. Impuls begatif tersebut mendorong seseorang
melakukan atau memikirkan sesuatu yang tidak di terima oleh lingkungan sosial.

3. Dinamika Kepribadian
Variasi struktur kepribadian yang kompleks membuat elaborasi dinamika
kepribadian sukar dibuat formulanya. Akhirnya, Jung mencoba mendekati
dinamika itu dari prinsip-prinsip interaksi dan fungsi/tujuan penggunaan
enerji psikis.
1. Interaksi antar struktur kepribadian
a) Prinsip oposisi
Prinsip oposisi paling sering terjadi, karena kepribadian berisi
berbagai kecenderungan konflik. Menurut Jung tegangan (akibat
konflik) adalah esensi hidup, tanpa itu tidak ada enerji dan tidak ada
kepribadian. Oposisi juga terjadi antar tipe kepribadian, ekstraversi
versus introversi, fikiran versus perasaan dan penginderaan versus
intuisi.
b) Prinsip kompensasi
Prinsip kompensasi dipakai untuk menjaga agar kepribadian tidak
menjadi neurotic. Umumnya terjadi antara sadar dan taksadar.
Misalnya kalau sikap sadar mengalami frustasi, sikap taksadar akan
mengambil alih.
c) Prinsip penggabungan
Menurut Jung, kepribadian terus menerus berusaha untuk
menyatukan pertentangan-pertentangan yang ada. Berusaha untuk
mensintesakan pertentangan untuk mencapai kepribadian yang
seimbang dan integral.
2. Energi psikis
a. Fungsi enerji
Interaksi antar struktur kepribadian membutuhkan enerji. Jung
berpendapat bahwa personality adalah sistem yang relative tertutup,
bersifat kesatuan yang saling mengisi, terpisah dari sistem enerji
lainnya.
Kepribadian dapat mengambil enerji baru dari proses biologic dan
dari sumber eksternal, yakni pengalaman individu, untuk
memperkuat enerji psikis. Berfungsinya kepribadian tergantung
kepada bagaimana enerji dipakai. Enerji yang dipakai oleh
kepribadian disebut enerji psikis, atau enerji hidup. Enerji itu tampak
dari kekuatan semangat, kemauan, dan keinginan, serta berbagai
proses seperti mengamati, berpikir, dan memperhatikan.
b. Nilai psikis
Ukuran banyaknya enerji psikis yang tertanam dalam satu unsur
kepribadian, disebut nilai psikis dari unsur itu. Nilai psikis yaitu
suatu ide atau perasaan tidak dapat ditentukan secara absolut, tetapi
nilai relatifnya dapat dianalisis.
c. Kesamaan (equivalence) dan kesimbangan (entropy)
Enerji psikis bekerja mengikuti hukum termodinamika, yakni prinsip
ekuivalen dan prinsip entropi. Prisip ekuivalen menyatakan, jumlah
enerji psikis selalu tetap, hanya distribusinya yang berubah. Jika
enerji pada satu elemen menurun, enerji pada lainnya akan menaik.

4. Tipe Psikologis
Keseluruhan kepribadian atau psyche, sebagaimana disebut oleh Jung,
terdiri dari sejumlah sistem yang berbeda namun saling berinteraksi. Sistem-
sistem yang terpenting ego, ketidaksadaran pribadi beserta kompleks-
kompleksnya, ketiadaksadaran kolektif beserta arkhetipus-arkhetipusnya,
persona, anima dan animus, dan bayang-bayang. Disamping sistem-sistem
yang saling tergantung ini terdapat sikap-sikap introversi dan ekstraversi,
serta fungsi-fungsi fikiran, perasaan, pendriaan, dan intuisi.
Akhirnya terdapat diri (self) yang merupakan pusat dari seluruh
kepribadian. Tipologi Jung Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua
aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari
introvert dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling,
sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung,
yaitu:
1. Introversion Thinking
Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan
biasanya tidak memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa
bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kecenderungan untuk
memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungan
sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya
tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau
tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian.
Contoh dari orang dengan kepribadian seperti ini adalah philosophers.
2. Extraversion-Thinking
Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang
dominan adalah ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan
untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Seperti pada tipe
pertama, mereka juga me-refress fungsi feeling. Kenyataan yang
obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka menginginkan
orang lain juga berpikir hal yang sama.
3. Introversion-Feeling
Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang
kuat, tapi mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert
dan fungsi feeling yang dominan adalah seniman dan penulis, dimana
mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk seni. Mereka
mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy,
namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
4. Extraversion-Feeling
Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang
dominan perasaan dapat berubah sebanyak situasi yang berubah.
Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka cenderung untuk
emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
5. Introversion Sensation
Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk
mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan.
Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem, self-
controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa
berkomunikasi.
6. Extraversion Sensation
Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya
realistik, praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat
mereka indrai dari dunia ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan.
Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah ketagihan pada
berbagai hal.
7. Introversion Intiuting
Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan
sikap introvert dan fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi
dalam gambaran-gambaran primitif yang artinya tidak selalu mereka
ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memiliki
kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun
memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.
8. Extraversion Intuiting
Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi
intuitif yang dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari
sesuatu yang baru. Mereka sangat baik dalam mempromosikan hal-hal
yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu ide, pekerjaan
maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup
mereka.

5. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian adalah salah satu peristiwa psikis yang sangat
penting. Pandangan Freud bersifat mekanistik, menurutnya semua peristiwa
disebabkan oleh sesuatu yang terjadi pada masa lalu. Jung mengedepankan
pandangan purposive yang menjelaskan kejadian sekarang ditentukan oleh
masa depan atau tujuan.
Jung yakin bahwa kedua pandangan ini yaitu mekanistik dan purposive
dibutuhkan untuk melengkapi pemahaman terhadap kepribadian. Menurut
Jung, peristiwa psikis tidak selalu dapat dijelaskan dengan prinsip sebab
akibat. Dua peristiwa psikis yang terjadi secara bersamaan dan tampak
saling berhubungan, yang satu tidak menjadi penyebab dari yang lain,
karena keduanya tidak dapat ditunjuk mana yang masa lalu dan mana yang
depan. Inilah yang disebut dengan sinkronisitas.
Menurut Jung, tujuan perkembangan kepribadian adalah aktualisasi diri,
yaitu diferensiasi sempurna dan saling hubungan yang selaras antara seluruh
aspek kepribadian manusia.
a. Individuasi dan transendensi
Tujuan hidup manusia adalah mencapai kesempurnaan yang disebut
dengan realisasi diri.Orang dikatakan mencapai realisasi diri, kalau dia
dapat mengintegrasikan semua kutub-kutub yang berseberangan dalam
jiwanya menjadi kesatuan kepribadian yang homogeny. Realisasi diri
berarti asimilasi tak sadar ke dalam keseluruhan kepribadian dan
menyatukan ego dengan self sebagai pusat kepribadian. Realisasi diri
biasanya hanya dapat dicapai sesudah usia pertengahan. Untuk
mencapainya, seluruh aspek kepribadian harus dikembangkan melalui
proses individuasi, namun harus dijaga agar perkembangan itu tetap
dalam satu kebulatan melalui proses transendensi.

6. Tahap-Tahap Perkembangan
Ada 4 tahap perkembangan, masa anak, ramaja dan dewasa awal, usia
pertengahan, dan usia tua. Perhatian utamanya tertuju pada tujuan-tujuan
perkembangan, khususnya tahap ke dua dimana tekanan perkembangannya
terletak pada pemenuhan syarat sosial dan ekonomi, dan tahap ke tiga ketika
orang mulai membutuhkan nilai spiritual.
1. Usia anak (childhood)
Jung membagi usia anak menjadi 3 tahap, yakni tahap anarkis
(anarchic), tahap monarkis (monarchic), dan tahap dualistik (dualistic).
 Tahap anarkis (0-6 tahun) ditandai dengan kesadaran yang kacau dan
sporadic (kadang ada kadang tidak).
 Tahp monarkis (6-8 tahun) pada anak-anak ditandai dengan
perkembangan ego, dan mulainya pikiran verbal dan logika.
 Tahaap dualistik (8-12 tahun) pada anak-anak ditandai dengan
pembagian ego menjadi 2, obyektif dan subjektif.
2. Usia pemuda
Tahap pemuda berlangsung mulai dari pubertas sampai usia
pertengahan. Pemuda berjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis
dari orang tuanya, menemukan pasangan, membina rumah tangga, dan
mempunyai tempat tinggal. Tahap ini ditandai oleh meningkatnya
kegiatan, kematangan seksual, tumbuh kembangnya kesadaran, dan
pemahaman bahwa era bebas masalah dari kehidupan anak-anak sudah
hilang.
3. Usia pertengahan
Tahap ini dimulai antara usia 35 atau 40 tahun. Puncak perkembangan
sudah lewat, tetapi periode ini justru ditandai dengan aktualisasi potensi
yang sangat bervariasi. Pada usia ini orang yang ingin tetap memakai
nilai nilai sosial dan moral usia pemuda, menjadi kaku dan fanatik
dalam mempertahankan postur dan kelenturan fisiknya, mereka
mungkin berjuang habis-habisan untuk mempertahankan tampang dan
gaya hidup masa mudanya.
Menurut Jung, tahap ini ditandai dengan munculnya kebutuhan nilai
spiritual, kebutuhan yang selalu menjadi bagian dari jiwa, tetapi pada
usia muda dikesampingan karena pada usia itu orang lebih tertarik
dengan nilai materialistik. Pada usia pertengahan orang sudah berhasil
menyesuaikan diri dengan lingkungan.

7. Psikoterapi
Teori Jung tidak banyak berpengaruh dalam psikoterapi dan psikoanalisis.
Secara tidak langsung teori Jung justru tampak pada pendektan terapi dari
rogers (Fenomenologi) dan dari Maslow (humanistik), keduanya
mengembangkan teori kepribadian memakai paradigma diluar paradigma
psikoanalitik. Ketika menjalani terapi, menurut Jung kliennya akan
melewati 4 tahapan, yakni;
1. Konfesi: klien memuntahkan isi-isi taksadar yang mengganggunya,
dengan memakai obyek disekitarnya sebagai sarana.
2. Eludikasi: tahap interpretasi dan penjelasan, penyebab timbulnya
tingkah laku neurosis yang tidak dikehendaki.
3. Edukasi: terapis mendorong klien untuk mempelajari tingkah laku baru.
4. Transformasi: memberi jalan klien mencapai realisasi diri. Jung
memakai pendekatan elektik dalam teori dan praktek psikoterapinya.
Perlakuannya kepada klien bervariasi, tergantung kepada usia, tahap
perkembangan, dan neurosisnya. Tujuan terapi Jung adalah membantu
klien nouritik menjadi lebih sehat dan mendorong klien yang lebih sehat
untuk bekerja mandiri mencapai realisasi dirinya. Teknik analisis mimpi
dipakai untuk menemukan materi taksadar (yang mengganggu) dan
membawanya ke kesadaran.

8. Analisis Mimpi
Analisis mimpi tujuannya untuk mengungkap elemen-elemen yang ada di
ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran kolektif, menginterpretasikan
nya ke dalam kesadaran untuk mempermudah proses realisasi diri. Ada tiga
metode analisis mimpi yaitu:
a) Amplifikasi
Dalam amplifikasi asosiasi dilakukan dengan tetap mempertahankan
kaitan respon dengan materi mimpinya, sehingga terjadi asosiasi jamak
yang memberi bentuk konstelasi disekitar mimpi. Analisis berusaha
menemukan arsetip dan isi tak sadar lainnya dari asosiasi jamak itu,
serta maknanya bagi pasien.
b) Rangkaian Mimpi
Jung menganalisis komponen mimpi berturut-turut untuk melihat
kecocokan yang berlanjut dan koreksi pengembangan lebih lanjut.
c) Imajinasi aktif, sejenis introspeksi yang materinya campuran, sebagian
mimpi, sebagian tampakan/fantasi, atau gabungan keduanya. Orang
diminta memusatkan perhatiannya pada gambaran mimpi yang
mengesankan tetapi tidak dapat dimengerti atau gambaran visual yang
spontan dan mengamati apa yang terjadi dengan gambaran itu ketika
mereka bergerak sesudah digabungkan. Imajinasi aktif mirip melukis
dalam pikiran. Semua ungkapan orang itu dicatat tanpa disela, untuk
menghasilkan rangkaian bahan tak sadar yang dapat dikaitkan dengan
sikap sadar pemimpi pada saat itu.
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press


Harva,D. (2014). Psikologi analitikal Carl Gustav Jung. di unduh dari
https://dantyharvafirstlia.wordpress.com/2014/01/16/psikologi-analitikal-
carl-gustav-jung/
Rinakri,J. (2017). Perkembangan kepribadian Carl Gustav Jung. di unduh dari
http://jati-rinakriatmaja.blogspot.com/2017/01/perkembangan-kepribadian-
carl-gustav.html?m=1
Anonim. (2016). Carl Jung juga bisa analisis mimpi loh. Di unduh dari
https://duniapsikologi12.blogspot.com/2016/06/carl-jung-juga-bisa-
analisis-mimpi.html?m=1
Septiarini,T. (2017). Kepribadian tokoh dalam novel mencari perempuan yang
hilang (kajian psikoanalisis carl gustav jung). Lingua. (2) 81 Ejournal di
unduh dari
https://www.researchgate.net/publication/322102716_KEPRIBADIAN_T
OKOH_DALAM_NOVEL_MENCARI_PEREMPUAN_YANG_HILAN
G_KAJIAN_PSIKOANALISIS_CARL_GUSTAV_JUNG
Ulum. (2017). Teori kepribadian Carl Gustav Jung. Di unduh dari
https://www.academia.edu/35068473/Carl_Gustav_Jungcompetition4520.
mon
thu115.life/6134002404/?utm_campaign=bKMuT7EMVXU5Z6UvvSHO
NGlfu-yV43iC8T8uYixAFxs1&t=main9_09a41ac8828b410a6e75&f=1

Anda mungkin juga menyukai