Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MODEL-MODEL KONSELING

TEORI PSIKOLOGI ANALITIK

CARL JUNG

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

SILVIANINGSI A50119034

AUREL MONALISA A50119012

HESTI LIENLIN A501180

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 juli 1875 di kesswil, sebuah kota didanau

Constance, swiss. Kakeknya dari pihak ayah, si tua Carl Gustav Jung adalah seorang fisikawan

terkenal di Basel dan seorang yang dikenal baik di kota itu. Ayah dan ibu Jung adalah anak

terakhir dari 13 bersaudara, situasi dengan keluarga besar demikian diperkirakan turut berperan

dalam beberapa masalah yang mereka hadapi dalam pernikahan mereka. Ayah Jung, Johann Paul

Jung, adalah seorang pejabat dalam Swiss Reformed Church, dan ibunya Emilie Preiswerk Jung

adalah anak dari ahli teologi.

Rekan kerja Freud ini, Jung, mendobrak psikoanalisis ortodoks dan membangun teori

kepribadian yang terpisah yang disebut dengan psikologi analitis (analytical psycology), teori ini

berasumsi bahwa fenomena yang berhubungan dengan kekuatan gaib atau magis (occult) bisa

dan memang berpengaruh pada kehidupan semua manusia, Jung meyakini bahwa setiap dari kita

termotivasi bukan hanya oleh pengalaman yang ditekan, melainkan juga oleh pengalaman

emosional tertentu yang dipengaruhi oleh para leluhur, gambaran-gambaran yang diturunkan

merupakan sesuatu yang disebut Jung sebagai ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran kolektif

meliputi elemen-elemen yang tidak pernah dialami seseorang secara individual, tetapi

merupakan sesuatu yang diturunkan oleh leluhur kita.

Seperti Freud, Jung mendasarkan teori kepribadiannya pada asumsi bahwa pikiran atau

psike, memiliki tingkat kesadaran dan ketidaksadaran. Namun, tidak seperti Freud, Jung sangat

menekankan bahwa bagian yang paling penting dari labirin ketidaksadaran seorang bukan

berasal dari pengalaman pribadi, melainkan dari keberadaan manusia dimasa lalu. Konsep ini
disebut jung sebagai ketidaksadaran kolektif. Poin penting dari teori Jung adalah kesadaran dan

ketidaksadaran personal.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Biografi Carl Jung

Carl Gustav Jung lahir 26 juli 1875 di kesswil, sebuah kota kecil dekat danau constance.

Ayahnya bernama Paul Jung, seorang pendeta desa dan ibunya bernama Emilie Preiswerk Jung,

Dia lahir di tengah keluarga besar yang cukup berpendidikan. Di anatara anggota keluarga besar

jung senior ada yang jadi pendeta dan punya pokiran yang eksentrik.

Jung senior mulai mengajari Jung bahasa latin ketika dia berusia 6 tahun, dan inilah yang

menjadi awal minatnya pada bahasa dan sastra _khususnya sastra kuno. Disamping bahasa-

bahasa eropa barat modern, jung dapat membaca beberapa bahasa kuno, termasuk sansekerta,

bahasa asli kitab suci umat hindu.

Semasa remaja, Jung adalah seorang yang penyendiri, tertutup dan sedikit tidak peduli

dengan masalah sekolah, apalagi dia tidak punya semangat bersaing. Dia kemudian ke sekolah

asrama di basel. Di sini dia merasa tertekan karena dicemburui teman-temannya. Lalu dia mulai

sering bolos dan pulang ke rumah dengan alas an sakit, mulai belajar hidup dalam perasaan

tertekan.

Walaupun awalnya bidang yang dia pilih adalah akeolog, namun dia masuk ke fakultas

kedokteran di university of basel. Karena bekerja bersama neurology terkenal, kraft-ebing, dia

kemudian menetapkan psikiatri sebagai karir pilihannya.


Setelah lulus, dia bekerja di Burghoeltzli mMntal Hospital di Zurich di bawah bimbingan

Eungene Bleuler, seorang pakar dan penemu nama skizofrenia. Tahun 1903, dia menikahi Emma

Rauschenbach. Dia juga mengajar di University of Zurich, membuka praktik psikiatri dan

menemukan beberapa istilah yang masih tetap dipakai sampai sekarang.

Setelah sekian lama mengagumi Freud, baru pada tahun 1907 dia dapat bertemu langsung

dengannya. Kisah mereka berdua berlanjut setelah pertemuan pertama ini, bahkan Freud

membatalkan kegiatannya hari itu dan mereka ngobrol selama 13 jam. Dampak pertemuan ini

sangat luar biasa bagi kedua pemikir ini Freud akhirnya menyadari bahwa Jung-lah “putra

mahkota” psikoanalisis dan pewaris tahtanya.

Tapi jung tidak sepenuhnya berpegang pada teori Freud. Hubungan mereka merenggang

pada tahun 1909, sewaktu keduanya pergi ke amerika.

2. Orientasi Model

3. Hakikat dan Tujuan

Tujuannya adalah mengubah perilaku dalam pengertian yang sangat luas. Dalam

pandangan psikoanalisa, tujuan konseling yaitu agar individu mengetahui dan memiliki ego yang

kuat (ego strength) konseling akan menempatkan ego pada tempat yang benar yaitu sebegai

pihak yang mampu memilih secara rasional menjadi mediator antara id dan super ego.

4. Hubungan konselor dan konseli

Konseling dalam psikoanalitik terdapat dua bagian yaitu hubungan antara konselor dan

konseli. Kedua hubungan tersebut berupa melakukan aliansi (working aliance) dan transferensi.

Kedua hubungan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Aliansi merupakan prakondisi
untuk terjadinya keberhasilan konseling, sejak sikap rasioanl ini di berikan kepada konseli untuk

percaya dan bekerja sama dengan konselor.

Konselor yang berhasil membangun hubungan aliansi dengan konseli dimungkinkan akan

lebih berhasil dalam proses selanjutnya. Melakukan sebuah aliansi merupakan sikap konseli

kepada konselor yang relative rasioanl, realistik, dan tidak neurotis. Aliansi ini terjadi pada awal

hubungan antara konselor dengan konseli.

Konselor perlu untuk mengembangkan hubungan hangat dengan konseli dan perhatian

sepenuhnya kepada konseli dan perhatian sepenuhnya kepada konseli, dengan tujuan untuk terus

menjaga kepercayaan konseli kepada konselor.

5. Karakteristik konselor dan konseli

6. peran dan Fungsi

7. Teknik Konseling

a. Tes asosiasi kata

jung bukanlah orang pertama yang menggunakan tes asosiasi kata, tetapi ia dianggap

telah membantu untuk mengembangkan dan mendefinisikan ulang tes tersebut. Ide awal

penggunaan tes ini adalah untuk membuktikan validitas hipotesis freud bahwa ketidaksadaran

akan mengoprasikan proses yan bersifat otonomi, namun, kegunaan tes ini dalam psikologi jung

adalah untuk feeling-toned complexe.


Jung menggunakan sekitar 100 kata yang di pilih dan di atur untuk menstimulusi atau

mengrangsang reaksi emosi. Ia mengintruksikan seseorang untuk merespon setiap stimulus kata

dengan kata pertama yang di pikirkan oleh responden. Jung merekam setiap respon verbal, waktu

yang di butuhkan untuk merespon, laju pernapasan, dan respon pada kulit terhadap reaksi yang di

hasilkan. Biasanya ia melakukan pengulangan eksperimen ini untuk meningkatkan konsistensi

tes dan pengulangan tesnya.

b. Analisis mimpi

8. Kelebihan dan kekurangan

1. Kelebihan

a. Dapat Menyelidiki Sejarah Manusia Tentang Asal Usul Ras dan Evolusi Kepribadian.

Jung berpendapat bahwa sejarah manusia itu dari nenek moyang kita. Sehingga evolusi

kepribadian manusia sangat erat kaitannya dengan nenek moyang dan pengaruh –pengaruhnya.

Maka dari itu Jung menjelaskan bahwa kepribadian manusia itu tidak lepas dari keberadaan

leluhur-leluhur kita.

b. Dapat Memberi Ide-ide yang Brilian terhadap Konsep Kepribadian.

Memang Jung itu tidak banyak dikenal dalam tulisan-tulisan. Tetapi Jung lebih banyak

memberi masukan ide mengenai tulisan tersebut. Ide yang Jung dapatkan biasanya secara tidak

sengaja atau spontan yang kebetulan pikiran Jung itu sama dengan pikiran orang pada waktu itu.
Akibat iklim intelektual yang sedang berlaku ternyata ide Jung itu menyebar luas. Contoh ide

tersebut adalah konsepsi tentang release diri. Konsepsi tersebut banya ditemukan di tulisannya

Gold-Stein, Rogers, Angyal, Allport dll. Jung tidak pernah tercantum namanya dalam tulisan

tersebut, hal ini tidak berarti bahwa Jung tidak berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Bisa jadi mereka meminjam ide Jung secara tidak sadar.

c. Keberanian dan keaslian pemikiran Jung tidak ada yang menyamainya.

Sepanjang sejarah perkembangan teori Jung memang terkenal teori yang beda dengan

yang lain. Jung berani mengungkapkan sisi lain dibalik kepribadian manusia. Jung menyebutnya

“Jiwa Manusia”. Dengan bertumbuhnya kecendurungan masyarakat Barat khususnya orang

muda yang berfikir kearah introvensi, fenomenologi, eksistensialisme, meditai, kerohanian, ilmu

mistik, ilmu gaib. Maka pendapat Jung akhir-akhir tahun ini mendapat tanggapan positif. Jung

menyelidiki sejarah manusia untuk mengungkap apa saja yang bisa diungkapnya tentang asal –

usul ras dan evolusi kepribadian.

2. Kekurangan

Carl Jung melanjutkan tulisan-tulisannya untuk menarik perhatian mahasiswa humaniora.

Meskipun tulisannya bersifat subjektif dan filosofis, psikologi Jungian telah menarik perhatian

banyak orang, baik awam maupun profesional. Pada satu sisi, penelitiannya mengenai agama dan

mitologi mungkin menarik beberapa pembaca, namun disisi lain, ada yang tidak menyetujuinya.

Meskipun demikian, Jung menganggap dirinya sebagai seorang ilmuwan dan merasa yakin

bahwa kajian ilmiah mengenai agama, mitologi, dongeng, dan khayalan filosofis, tidak

membuatnya menjadi sesuatu yang mistis dibandingkan dengan kajian Freud mengenai seks

yang membuat Freud menjadi seseorang dengan kelainan seksual. Meskipun begitu, seperti teori-
teori pada umumnya, psikologi analisis juga harus dapat memenuhi enam kriteria teori yang

bermanfaat. (Jess, Gregory, dan Tomi, 2017 : 140). Pertama, teori yang bermanfaat harus

menghasilkan hipotesis yang bisa diuji dan penelitian deskriptif. Kedua, sebuah teori harus

memiliki kemampuan untuk diverifikasi atau disanggah. Sayangnya, sama seperti teori Freud,

hampir mustahil untuk melakukan verifikasi atau pun penyanggahan pada teori Jung. Teori

utama Jung mengenai ketidaksadaran kolekif merupakan konsep yang sangat sulit untuk diuji

secara empiris.

Sebagian besar bukti mengenai konsep dari arketipe dan ketidaksadaran kolektif berasal

dari pengalaman mendalam yang dialami oleh Jung sendiri. Hal ini juga diakuinya, bahwa sulit

untuk berkomunikasi dengan orang lain, sehingga penerimaan orang mengenai konsep ini lebih

berdasarkan keyakinan daripada bukti empiris. Pada sisi lain, ada bagian dari teori Jung yang

terkait dengan penggolongan dan ilmu tipologi, yaitu mengenai aktivitas dan sikap, yang dapat

dikaji serta diuji dan sudah menghasilkan sejumlah penelitian. Myers-Briggs Type Indicator

sudah menghasilkan banyak penelitian.

Ketiga, suatu teori yang bermanfaat perlu mengorganisasi pengamatan ke dalam suatu

kerangka (pengetahuan) yang bermakna. Psikologi analitis merupakan teori yang unik karena

menambahkan suatu dimensi yang baru dalam teori kepribadian, yaitu ketidaksadaran kolektif.

Aspek dari kepribadian manusia yang berhadapan dengan hal-hal mistis, misterius, dan

parapsikologis itu tidak disinggung oleh hampir semua teori kepribadian. Meskipun

ketidaksadaran kolektif bukan satu-satunya penjelasan bagi suatu fenomena dan konsep lain

dapat dirumuskan untuk menjelaskan semuanya.


Kriteria keempat teori yang bermanfaat adalah kemampuan teori tersebut untuk

diterapkan. Apakah teori dapat membantu terapis, guru, orang tua, atau yang lain dalam

memecahkan permasalahan sehari-hari? Teori mengenai tipe atau sikap psikologis dan MBTI

digunakan oleh banyak praktisi klinis, tetapi kegunaan dari sebagian besar psikologi analitis

terbatas untuk terapis yang menggunakan ajaran Jungian dasar secara berkelanjutan. Konsep

ketidaksadaran kolektif tidak mudah diteliti secara empiris, tetapi mungkin berguna dalam

membantu orang memahami mitos budaya dan melakukan penyesuaian terhadap trauma-trauma

hidup. Secara keseluruhan, teori Jung dinilai rendah untuk kemampuan penerapannya.

Teori kepribadian Jung konsisten secara internal, namun teori Jung tidak memiliki

seperangkat terminologi yang digambarkan secara operasional. Secara umum, Jung

menggunakan terminologi secara konsisten, tetapi ia sering kali menggunakan beberapa

terminologi untuk menguraikan konsep yang sama. Istilah regresi dan introversi berhubungan

sangat erat, sehingga dapat dikatakan kedua istilah itu menjelaskan proses yang sama. Hal ini

juga berlaku pada istilah progresi dan ekstraversi. Daftar istilah yang serupa ini dapat menjadi

penjang, misalnya individuasi dan realisasi diri. Kedua istilah ini bahkan tidak dibedakan secara

jelas. Bahasa Jung sering kali bersifat rahasia dan banyak dari istilahnya yang idak didefinisikan

dengan jelas. Seperti teori-teori kepribadian pendahulunya, Jung juga tidak menggambarkan

definisi isilah secara operasional. Oleh karena itu, konsistensi internal dalam teori Jung ini dinilai

rendah. Kriteria terakhir untuk teori yang bermanfaat adalah bersifat kesederhanaan. Psikologi

Jung bukanlah teori sederhana, tetapi kepribadian manusia juga tidak sederhana. Namun, teori

Jung lebih mengarah pada keidakefektifan (tidak praktis) daripada kegunaannya. Oleh karena itu,

nilai kesederhanaan pada teori ini rendah. Teori Jung bersifat kompleks dengan ruang lingkup

yang luas. Hal ini disebabkan kecenderungan Jung untuk mencari-cari data dari berbagai macam
disiplin ilmu dan kesediaannya untuk menjelajah sendiri ketidaksadarannya, bahkan sampai di

bawah level pribadi. Hukum kesederhanaan menyatakan, “Ketika terdapat dua teori yang

manfaatnya setara, teori yang lebih disukai adalah teori yang sederhana.” Bahkan, tentu saja

tidak pernah ada teori yang selalu sama. Namun, teori Jung menambahkan suatu dimensi

kepribadian manusia, tidak terlalu banyak berurusan dengan yang lain, sehingga menjadi lebih

rumit daripada yang diperlukan.

9. Implementasi teori Jung dalam Bimbingan dan Konseling

Jung melihat Neurosis sebagai upaya seseorang untuk mendamaikan aspek kontradiktif

dalam kepribadian. Satu sisi jiwa, yaitu sadar, adaptif, persona sosial, mungkin dominan pada

diri kita dibanding dengan sisi gelap yang merupakan aspek tak sadar diri. Metode khusus

psikoterapi Jung karena tidak memiliki perbedaan yang tegas dengan prosedur seperti yang

dilakukan Freud. Jung hanya menyatakan bahwa tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk

semua orang. Individu yang mengalami kesulitan menerima dorongan seksual dan agresif

mungkin memerlukan interpretasi Freudian. Tetapi orang lain, interpretasi Freudian mungkin

tidak cukup komprehensif.

Dalam psikoanalisis Freudian klasik, seorang analis tetap netral dan menjaga perasaan

pribadi dan reaksi dalam rangka untuk memfasilitasi transferensi, sedangkan analis Jung lebih

mengungkapkan diri, pratanda Rogerian dan terapi kontemporer lainnya. Terapi adalah

"prosedur dialektis," yang dialogis antara dokter dan pasien, sadar dan tidak sadar. Meskipun

sofa dapat digunakan untuk memfasilitasi prosedur seperti imajinasi aktif, untuk sebagian besar

analis dan pasien duduk saling berhadapan. Para analis Jung juga melihat pasien jauh lebih
jarang daripada Freudian. Frekuensi kunjungan bergantung pada tahap bahwa pasien telah

tercapai.

Selama tahap awal perawatan, ada kebutuhan untuk pengakuan. Pengakuan seperti itu

biasanya disertai oleh pelepasan emosional, dan Jung dipandang sebagai tujuan dari metode

katarsis berasal oleh Breuer dan Freud. Namun Jung menunjukkan bahwa pelepasan emosional,

dalam dirinya sendiri, bukan terapi lebih dari amukan ledakan emosional lainnya adalah kuratif

dalam dan di antara mereka diri. Bagi Freud, sadar pemahaman dan wawasan intelektual

menerjemahkan katarsis efektif. Jung menekankan bahwa kehadiran yang lain, terapis yang

mendukung pasien secara moral dan spiritual serta intelektual, membuat pengakuan kuratif.

Proyeksi dan transferensi memainkan peran penting dalam analisis Jung, walaupun Jung

menambahkan konsep Freud mengenai transferensi, Transferensi mengakui bahwa tidak hanya

orang-orang penting dari masa lampau pasien tetapi juga tipikal gambar diproyeksikan analis.

Jung juga dilihat komponen transferensi seksual sebagai upaya simbolis pada bagian pasien

untuk mencapai integrasi yang lebih tinggi kepribadian. Berbeda dengan Freud, Jung tidak

berpikir bahwa transferensi adalah prasyarat yang diperlukan untuk terapi.

Sedangkan Freud mimpi diperlakukan sebagai ekspresi keinginan tak sadar, Jung

memberi mereka fungsi prospektif maupun retrospektif satu. Fungsi prospective Jung berarti

bahwa mimpi merupakan upaya oleh orang untuk mempersiapkan untuk peristiwa di masa

depan. Mimpi juga memiliki fungsi kompensasi, mereka adalah upaya untuk melengkapi sisi

pasien sadar dan berbicara untuk sadar.

Dalam menafsirkan mimpi, Jung lebih sering menggunakan metode amplifikasi (1951)

dibandingkan metode asosiasi bebas. Dalam asosiasi bebas, masing-masing elemen mimpi
adalah tempat untuk memulai rantai asosiasi yang dapat mengarah jauh dari unsur aslinya.

Dalam amplifikasi, satu berfokus berulang kali pada elemen dan memberikan beberapa asosiasi

untuk itu. Mimpi ini diambil persis seperti itu tanpa usaha tepat untuk membedakan antara nyata

dan laten isinya. Terapis bergabung dengan pasien dalam upaya untuk menafsirkan mimpi,

menambahkan asosiasi pribadi dan sering merujuk pada mitologi, dongeng, dan sejenisnya

dalam rangka untuk mantan cenderung makna mimpi. Sedangkan Freud cenderung berurusan

dengan mimpi-mimpi sendiri-sendiri, Jung terkonsentrasi pada serangkaian mimpi. Analisis dari

serangkaian mimpi terbentang kehidupan batin si pasien, yang diambil sebagai panduan untuk

benar-makna kehidupan bagi pasien.

Sebagai seorang terapis, Jung juga menghargai penggunaan imajinasi aktif sebagai sarana

untuk memfasilitasi pemahaman diri dan penggunaan produksi artistik oleh pasien. Dia

mendorong pasiennya untuk menggambar, memahat, melukis, atau mengembangkan bentuk seni

lain sebagai alat untuk mendengarkan kedalaman batin mereka. Dalam semua ini, dia

menekankan ketaatan kepada terbukanya kehidupan batin yang sesuai, pemenuhan etika

kemanusiaan seseorang
SUMBER REFERENSI

Boeree, George C., 2017. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog.

Yogyakarta: Prismasiphie

Jess, Feist., Gregory J.F, dan Tomi-Ann R. 2017. Teori Kepribadian (Edisi 8). Jakarta: Salemba

Humanika.

Anda mungkin juga menyukai