Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3 B

Psikologi Kepribadian

“Perspektif Psikoanalisis (C.Gustav Jung)”

Dosen Pengampu:

Dr. Marjohan, M.Pd., Kons

Oleh:
Afri Yuni Febrianti
22006055

DEPARTEMEN BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
MATERI

A. Sejarah Singkat Gustav Jung

Carl Jung lahir pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswyl (sebuah kota di
Danau Constance), Swiss. Pada usia 3 tahun, Jung dipisahkan dari ibunya. Jung
mengatakan bahwa wanita adalah “tidak dapat dipercaya dan pria adalah “dapat
dipercaya”. Setelah lulus, Jung melanjutkan studi kedokteran di University of
Basel. Pada tahun 1900, Jung berhasil menyelesaikan studinya dan berhasil
menjadi asisten psikiater bernama Eugen Bleuler di Rumah Sakit Psikiatri
Burgholtz di Zurich.

Jung remaja adalah orang yang tertutup dan acuh tak acuh terhadap
akademisi. Dia juga kurang memiliki rasa kompetitif. Dia kemudian dipindahkan
ke sekolah berasrama di Basel, Swiss. Dia saat ini depresi karena kecemburuan
teman-temannya. Kemudian, dia mulai membolos dan kembali ke rumah dengan
alasan sakit. Tertekan, dia melanjutkan studinya. Terleih pertama kali
mempelajari biologi hewan, paleontologi, dan arkeologi sebelum memutuskan
untuk mengejar karir di bidang kedokteran. Ketertarikannya pada penelitian
ilmiah berdampingan dengan studi seumur hidup tentang filsafat, mitologi, sastra
Kristen awal, mistisisme, Gotik, dan alkimia. Sejarah pemikiran dan visinya saat
ini, di mana ilmu eksakta dan humanisme bercampur, dapat menghasilkan ide
orisinal dan menyatukan dua konsep yang terpisah.

G. Jung memulai karir profesionalnya pada tahun 1902 di Paris, di mana


dia menghadiri kuliah pertama Pierre Janet sebelum pindah ke London. Jung
kemudian menikahi Emma Rauschenbach pada tahun 1903; dia tetap menjadi
mitra ilmiah dan teman sampai kematiannya pada tahun 1955. Studi
eksperimental pertama yang dia lakukan bekerja sama dengan Franz Rikin dan
ilmuwan lain pada tahun 1904 dengan judul "Diagnostische Theorie"
menghasilkan teori kompleks tentang kelompok psikologis/set emosional
( emosi). padat) ditekan. Pada tahun 1948, G. Jung mendirikan lembaga pelatihan
dan pendidikan bagi para analis di Zurich. Society for Analytical Psychology
melanjutkan pekerjaannya di Inggris, dan beberapa asosiasi lainnya di New York,
San Francisco, Los Angeles, dan beberapa negara Eropa. Asosiasi Kursi Swiss
dalam Psikologi Praktis, yang didirikan oleh Jung pada tahun 1935, dinamai
menurut namanya.

B. Teori Kepribadian Psikoanalitik

Dasar-dasar teori psikoanalitik Jung, antara lain:


1. Teorinya sendiri disebut Psikoanalitik
2. Pandangan Jung terhadap manusia yang dihubungkan dengan teleologi
(tujuan) dan kausalitas (sebab-akibat)
3. Penekanan Jung terhadap masa depan.
4. Teori Jung berbeda dengan teori yang lainnya.
5. Tingkah laku manusia ditentukan oleh sejarah individu dan rasnya
(kausalitas) maupun tujuan-tujuan.
6. Kepribadian manusia dipandang sebagai prospektif.

C. Struktur Kepribadian
1. Alam sadar (kesadaran)
Kesadaran mempunyai 3 komponen pokok, yaitu Ego, Fungsi Jiwa, dan
Sikap Jiwa yang memiliki peran penting dalam orientasi manusia
didunianya.
2. Ego
Ego adalah jiwa yang sadar terdiri atas persepsi, ingatan, pikiran dan
perasaan sadar. Dipandang dari segi pribadi, ego berada dalam kesadaran
jiwa.

D. Fungsi Jiwa

Suatu bentuk aktivitas yang secara teori tiada berubah dalam lingkungan
yang berbeda-beda. Jung membedakan 4 fungsi pokok.

1. Fungsi pikiran yang bersifat Rasional.


2. Fungsi perasaan.
3. Fungsi pendirian, dan
4. Fungsi instuisi.

E. Sikap Jiwa

Arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam
bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Jung membagi sikap atau
orientasi kepribadian menjadi 2 macam, yakni:

1. Sikap kepribadian Ekstrovet, orientasi kedunia luar (dunia objektif)


Sikap kepribadian Introvet, mengarahkan pribadi kedunia dalam (dunia
subkjektif). Meliputi bias, fantasi, mimpi, dan persepsi individu.
2. Alam tidak sadar (ketidaksadaran)
Ketidaksadaran dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Ketidaksadaran Pribadi
ketidaksadaran ini berisi hal-hal yang diproleh individu selama
hidupnya. Hal ini terdiri atas :
a) Pengalaman yang terjadi saat sadar namun dilupakan atau
diabaikan.
b) Pengalaman yang terlalu lemah untuk membentuk kesan sadar
pada sang pribadi.
c) Kompleks merupakan kelompok yang terorganisir perasaan,
pikiran, dan ingatan yang terdapat pada ketidaksadaran pribadi.
b. Ketidaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran kolektif disebut juga transpersonal, merupakan
salah satu diantara segi – segi teori psikoanalitik Jung, yang paling
original dan kontroversial. Ketidaksadaran kolektif mengandung isi –
isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya, yaitu
pertumbuhan jiwa seluruh jenis manusia, melalui generasi yang
terdahulu. Jung sendiri merumuskan ketidaksadaran kolektif itu sebagai
suatu warisan kejiwaan yang besar daripada perkembangan
kemanusiaan, yang terlahir kembali dalam struktur tiap – tiap individu,
dan membandingkannya dengan apa yang disebut oleh Levy Bruhl
tanggapan mistik kolektif orang – orang primitif.
Ketidaksadaran adalah tidak disadari, pengetahuan mengenai
ketidaksadaran itu diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui
manifestasi daripada isi – isi ketidaksadaran itu. Manifestasi
ketidaksadaran itu dapat berbentuk symptom dan kompleks, mimpi,
archetypus.
c. Symptom dan Kompleks
Symptom adalah tanda bahaya, yang memberitahu bahwa ada
sesuatu dalam kesadaran yang kurang, dan karenanya perluperluasan ke
alam tak sadar. Kompleks – kompleks adalah bagian kejiwaan
kepribadian yang telah terpecah dan lepas dari kontrol kesadaran dan
kemudian mempunyai kehidupan sendiri dalam kegelapan alam
ketidaksadaran, yang selalu dapat menghambat atau memajukan
prestasi – prestasi kesadaran.
d. Archetypus
Archetypus istilah yang diambil Jung dari Agustinus merupakan
bentuk pendapat instinktif terhadap situasi tertentu, yang terjadi di luar
kesadaran.Archetypus – archetypus itu dibawa sejak lahir dan tumbuh
pada ketidaksadaran kolektif selama perkembangan manusia.
e. Mimpi, fantasi, khayalan
Mimpi sering timbul dari kompleks dan merupakan “pesan rahasia
dari sang malam”. Mimpi mempunyai hukum sendiri dan bahasa sendiri
dalam mimpi soal – soal sebab akibat, ruang dan waktu tidak berlaku;
bahasanya bersifat lambang dan karenanya untuk memahaminya perlu
ditafsirkan. Jung juga mengemukakan pula fantasi dan khayalan sebagai
bentuk manifestasi ketidaksadaran. Kedua hal yang terakhir ini
bersangkutan dengan mimpi, dan timbul pada waktu taraf kesadaran
merendah; variasinya boleh dikatakan tak terhingga, dari mimpi siang
hari serta impian tentang keinginan – keinginan sampai pada khayalan
khusus orang – orang yang dalam keadaan ektase.
REFERENSI

Hall, Calvin S., Gardner Lindzey, “Psikologi Kepribadian 1: Teori-Teori


Psikodinamik(Klinis)”, Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2009

Fordham, Fierda. 1998. Pengantar Psikologi Carl Gustav Jung. Teori-Teori dan
Teknik Psikologi Kedokteran (diindonesiakan oleh Istiwidayanti) Jakarta:
Bhratara Karya Aksara.

Jung, Carl Gustav. 2003. Memories. Dreams, Reflections (diindonesiakan oleh


Apri Danarto dan Ekandari) Yogyakarta: Penerbit Jendela.

Wellek, Rene dan Austin Waren, 1990. Teori Kesusastraan (diindonesiakan oleh
Melani Budianta) Jakarta: PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai