I. PENGANTAR
Apa yang disebut “psikologi analitik” oleh Jung sebagian berakar pada
psikoanalisis Freudian. Akan tetapi Jung mengembangkan teori dan praktik
psikodinamik yang sangat berbeda dengan Freud. Jung dan Freud sangat
berbeda dalam pandangannya tentang ketidaksadaran. Freud lebih
menekankan represi seksual, sedangkan Jung menganggap bahwa di tingkat
terdalamnya, ketidaksadaran terdiri atas arketipe, atau kemungkinan-
kemungkinan aprehensi (ketakutan atau kecemasan samar-samar terhadap
suatu peristiwa yang mungkin bisa terjadi di masa depan) dan representasi
psikologis yang dibawa sejak lahir, yang mungkin kemudian diekspresikan
dalam bentuk berbagai mitos dan simbol universal.
II. BIOGRAFI
Carl Gustav Jung lahir di Kesswil, sebuah desa kecil di tepi Danau
Constance di timur-laut Swiss pada Bulan Juli tahun 1875. Ayah Jung adalah
seorang pendeta Gereja Reformasi Swiss dan ibunya adalah putrid dari sebuah
keluarga Basel yang cukup berada.Jung adalah seorang anak yang introver,
sensitif, suka menyendiri, dan kesepian. Orangtuanya, Paul dan Emilie,
memiliki perkawinan yang penuh masalah.
Pada tahun 1879, kelaurga Jung pindah ke Klein Hungen, dekat Basel.
Jung pernah mengalami periode fainting spells (sering pingsan sebentar) yang
berkaitan dengan sekolah. Ia juga melihat dirinya sebagai dua orang yang
berbeda: anak sekolah yang kurang cerdas yang bekerja lebih keras dan lebih
sopan dibanding banyak anak laki-laki lain dan seorang laki-laki tua yang
tidak memercayai manusia, tetapi dekat dengan alam, mimpi, dan apapun
yang dilakukan Tuhan melalui dirinya.
Jung menjadi dosen di bidang psikiatri di University of Zurich dan
dokter senior di klinik psikiatri (1905). Mengembangkan ide tentang
ketidaksadaran kolektif selama periode konfrontasinya dengan
ketidaksadarannya sendiri.
Setelah putus hubungan dengan Freud, Jung mengalami krisis paruh-
baya berat yang berlangsung antara tahun 1913-1918, yang membawanya ke
tubir kegilaan. Ia mengembangkan ide tentang ketidaksadaran kolektif selama
periode konfrontasinya dengan ketidaksadarannya sendiri.
III. TEORI
a. Konsep-Konsep Dasar
Jung menggunakan istilah psyche untuk menyebut pikiran/jiwa,
dan membedakan tiga tingkat psikis kesadaran. Psikologinya adalah
psikologi dinamis yang memberikan perhatian pada distribusi energy
psikis diantara berbagai tingkat psikis yang berbeda. Jung juga
menyodorkan tipologi berbagai tipe kepribadian.
b. Struktur Psike
Kesadaran
Kesadaran adalah hal yang dapat dirasakan oleh ego
(pusatkesadaran, namun bukan inti dari kesadaran). Kesadaran
adalah sebuah fenomena intermittent (sebentar-sebentar) ketika
seseorang memasuki ketidaksadaran setiap kali mereka pergi
tidur. Pikiran sadar itu sempit karena pikiran itu setiap saat
hanya dapat menahan beberapa konten simultan. Kesadaran
bersifat sementara.
Ego member seseorang perasaan identitas dan
kontinuitas, dan ego juga mempunyai tugas-tugas ekesternal
maupun internal. Tugas eksternalnya adalah menyediakan
sistem hubungan antara kesadaran dan fakta-fakta serta data
yang berasal dari lingkungan, empat fungsi yang digunakan
ego untuk melaksanakan fungsi ini adalah sensasi, pikiran,
perasaan, dan intuisi. Tugas internal ego adalah menyediakan
sistem hubungan antara konten kesadaran dan proses
ketidaksadaran.
Ketidaksadaran pribadi
Ketidaksadaran pribadi mutlak bersifat pribadi, dan
dimasukkan ke dalam dua kategori utama.
1. Ada materi yang kehilangan intensitasnya karena
dilupakan atau direpresi.
2. Ada materi yang tidak pernah memiliki intensitas yang
cukup untuk mencapai kesadaran, tetapi entah
bagaimana telah memasuki psike (contoh: beberapa
kesan-peginderaan (sense-impression).
Ketidaksadaran kolektif
Ketidaksadaran kolektif ada di tingkat ketidaksadaran
yang terdalam terdapat gudang historis kolektif dan universal
yang isinya menjadi bagian dari umat manusia secara umum.
Jika konten ketidaksadaran pribadi berutang eksistensi pada
pada pengalaman pribadi, maka ketidaksadaran kolektif
berutang eksistensi pada keturunan (sudah mengakar dari masa
lalu seluruh spesies).
Arketipe (archetype) adalah kemungkinan-
kemungkinan atau pola-pola untuk representasi yang dibawa
sejak lahir. Arketipe merupakan bayangan-bayangan leluhur
atau arkaik (arche) yang datang dari ketidaksadaran kolektif.
Jike ketidaksadaran pribadi sebagian besar terdiri dari
kompleks-kompleks, konten ketidaksadaran kolektif pada
dasarnya terdiri atas arketipe-arketipe. Arketipe menyediakan
pola-pola instingtif untuk aktivitas mental.
Arketipe-arketipe yang penting dalam menentukan
perkembangan kepribadian termasuk persona, anima dana
nimus, shadow, dan self.
1. Persona
Persona adalah sisi kepribadian yang
ditunjukkan orang kepada dunia. Di itngkat pertama,
persona adalah istema daptasi seseorang atau cara
seseorang menghadapi dunia. Di tingkat yang lain,
persona bukan sekedar topeng seseorang, tetapi topeng
psike kolektif, “topeng yang mempura-purakan
individualitas, yang membuat orang lain dan dirinya
percaya bahwa dirinya adalah seorang individu, orang
hanya sekedar emmainkan peran yang dijadikan sarana
oleh psike kolektif untuk berbicara.”
3. Shadow
Shadow merupakan arketipe dari kegelapan dan
represi yang menampilkan kualitas-kualitas yang tidak
kita akui keberadaannya, serta berusaha disembunyikan
dari diri sendiri dan orang lain. Sebagian besar shadow
terdiri atas berbagai cirri sifat inferior kepribadian yang
tidak ingin diakui individu. Meskipun Jung
menekankan aspek-aspek yang lebi hgelap dari
shadow, ia mengakui bahwa shadow juga
memperlihatkan beberapa kualitas baik, seperti insting-
insting normal, reaksi-reaksi yang teapt, insight yang
realistis, dan impuls-impuls kreatif. Shadow bersifat
kompensatorik bagi kesadaran dan efeknya bisa positif
maupun negatif.
4. Self
Self adalah arketipe sentral, arketipe ketertiban.
Self yang mengekspresikan kesatuan kepribadian
sebagai sebuah keseluruhan meliputi komponen-
komponen sadar maupun tidak sadar. Symbol utama
kestuan arketipe self adalah mandala. Kata mandala
(lingkaran) adalah bentuk lingkaran yang sering kali
mengandung quaternity (kelompok empat).
c. Dinamika Psike
Energi psikis
Energi psikis (libido), adalah semua insting, termausk
lapar, seks, dan agresi. Energy psikis juga disediakan dari
sumber-sumber internal maupun lingkungan eksternal melalui
indra dan perasaan seseorang.
Oposisi
Semua energi berjalan dari oposisi, psike memiliki
sebuah polaritas abtin yang merupakan prasyarat esensial untuk
kehidupannya. Ketegangan dan konflik yang timbul dari
benturan dari Sesutu yang saling berlawanan merupakan hal
yang sentral bagi dinamika kepribadian Jungian.
Kompensasi
Fungsi kompensasi adalah menyeimbangkan atau
menyesuaikan energi (kesadaran dan ketidaksadaran) yang
didistribusikan ke seluruh bagian psike. Sebagian besar
kompensasi adalah sebuah proses tidak-sadar yang melibatkan
regulasi-diri apparatus psikis.
Fungsi transenden
Fungsi transenden adalah proses dan sekaligus metode
dalam ketidaksadaran untuk mengompensasi kekurangan-
kekurangan dalam pikiran sadar untuk membuat kemajuan kea
rah merealisasikan pembeberan potential for wholeness
original individu (potensi individu secara menyeluruh).
d. Tipe-Tipe Psikologis
Sikap: introversi dan ekstraversi
a) Introversi
Introversi adalah aliran energi psikis ke arah dalam yang
memiliki orientasi subjektif. Memiliki pemahaman yang
baik terhadap dunia dalam diri, dengan semua bias,
fantasi, mimpi, dan persepsi yan bersidat individu.
Menerima dunia luar dengan sangat selektif menurut
pandangan subjektif mereka. Introversi ditandai oleh
interes seseorang pada dunia internalnya.
b) Ekstraversi
Ekstraversi adalah sikap yang menjelaskan aliran psikis ke
arah luar sehingga orang yang bersangkutan akan
memiliki orientasi objektif dan menjauh dari subjektif.
Mudah untuk dipengaruhi oleh sekelilingnya dibanding
oleh kondisi diri sendiri.cenderung berfokus untuk sikap
objektif dan menekan sisi subjektifnya. Ekstraversi
ditandai oleh interes pada dunia luar.
c. Individuasi
Individuasi adalah proses menjadi seseorang atau seseorang
secara utuh. Orang yang mencapai realisasi diri, mampu menempatkan
dirinya di dunia eksternal dan internalnya.
V. TERAPI
a. Tujuan Terapi
Tujuan utama terapi untuk orang muda adalah adaptasi normal
untuk mengatasi neurosis yang berhubungan dengan penyusutan
kembali ke tugas-tugas kehidupan konkret, dan difokuskan pada
mencapai tujuan-tujuan tertentu, mengatasi kompleks-kompleks dan
memperkuat kesadaran dan fungsi ego (mendidik kemauan sadar).
Untuk orang yang berada di paruh kedua kehidupan, tujuan
terapi adalah untuk memahami batin (inner being)-nya dan makna
kehidupannya.
Bagi individu-individu yang teradaptasi dengan baik (well-
adapted) secara sosial, yang bagi mereka normalisasi tidak memiliki
arti apapun, tujuan utama terapinya adalah realisasi diri yang
melibatkan pemahamn yang lebih mendalam tentang psike mereka dan
memasukkan lebih banyak materi tidak sadar sebagai sebuah
keseimbangan baru antara kesadaran dan ketidaksadaran yang akan
tercipta.
b. Proses Terapi
Jung membuat empat tahap dalam psikoterpai analitik,
confession, elucidation, education, dan transformation. Adaptasi
normal biasanya hanya akan dicapai dengan melalui tiga tahap yang
pertama. Tahap keempat – transformasi – memenuhi kebutuhan lebih
lanjut yang berada diluar cakupan tahap-tahap lainnya, tetapi bukan
kebenaran finalnya. Proses terapi bervariasi tergantung faktor-faktor,
seperti tahap kehidupan klien, karakteristik peribadian klien, dan sifat
masalahnya.
1. Confession (Pengakuan)
Tahap dimana klien emngungkapkan berbagai rahsaia
dan menemukan emosi-emosi yang terhambat.
2. Elucidation (Penjelasan)
Tahap ini adalah tahap dimana terapis menjelaskan dan
menjernihkan konten yang dibangkitkan oleh transferensi
(contoh: menganalisis mimpi-mimpi klien).
3. Education (Pendidikan)
Edukasi membantu klien mendapatkan kebiasaan baru
dan adaptif untuk menggantikan kebiasaan merusak-diri (self-
defeating) terkait neurosisnya.
4. Transformation (Trnasformasi)
Dalam hubungan pribadi diantara klien dan terapis ada
faktor-faktor yang tidak dapat diukur yang mewujudkan
sebuah transformasi yang mutual, dengan kepribadian yang
lebih kuat dan lebih stabil yang menentukan isu finalnya.
Terapis harus menjadi pendidik diri (self educator) yang baik
pula agar kepribadiannya tidak bereaksi secara negatif
terhadap klien.
c. Relasi Terapeutik
Terapi berbeda di setiap kasus dengan setiap klien yang
membutuhkan pemahaman individual. Hubungan didalam dan diantara
terapis dan klien terjaid di tingkat sadar dan tidak sadar. Oleh karena
penanganan adalah sebuah proses dialektikal yang terapisnya
berpartisipasi sama banyaknya dengan klien, maka kepribadian terapis
dank lien mungkin lebih penting bagis hasil terapi disbanding apa
yang dikatakan atau dilakukan terapis. Terapis seharusnya tidak
bersembunyi dibalik pandangan profesionalnya, tetapi cukup
manusiawi untuk membiarkan dirinya terpengaruh oleh klien.
Persis seperti pasien yang memproyeksikan materi tidak sadar
kepada terapis, hal yang sebaliknya bisa terjadi, yang akan merugikan
hasil terapeutik. Hal ini sebagai salah satu ontoh kontaminasi tidak
sadar, transferensi dapat membangkitkan countertransference.
Relasi dalam terapi analitik berbeda-beda menurut tahap
terapinya, misalnya, relasi yang terbangun selama tahap pengakuan
dapat menjadi dasar bagi pengembangan relasi transferensi. Relasi
terapeutik tidak hanya berlangsung melalui tatap muka. Tetapi juga
dalam mimpi dan khayalan terapis maupun klien.
VI. INTERVENSI TERAPEUTIK
a. Analisis Transferensi
b. Imajinasi Aktif
c. Analisis Mimpi
Mimpi adalah ucapan/pernyataan dari ketidaksadaran dan
merupakan pintu ke rahasia terdalam psike. Mimpi juga bisa
menunjukan solusi untuk berbagai isu/masalah dan gambaran tentang
masa depan. Jung menganggap mimpi berisi makna utuh dan tidak
memiliki pandangan palsu. Symbol-simbol mimpi adalah ekspresi
konten yang belum dikenali secara sadar atau diformulasikan secara
sadar.
Jung membedakan berbagai macam mimpi:
Mimpi Awal
Mimpi awal adalh mimpi yang terjadi pada awal
analisis dan mungkin berkaitan dengan sikap klien terhadap
terapis.
Mimpi-mimpi Kecil
Mimpi kecil adalah mimpi yang berhubungan dengan
hal yang relatif tidak penting.
Mimpi-mimpi Besar
Mimpi-mimpi besar bersifat numinous (suci, kudus),
istilah favorit Jung untuk pengalaman yang tidak
terekspresikan, misterius menakutkan, dan sangat misterius.
Mimpi Tunggal
Serangkaian Mimpi
Terapi tubuh/gerakan
Dalam imajinasi aktif, melalui gerakan tubuh dan tari,
Jung percaya bahwa tubuh menyimpan, mengalami, dan
mengomunikasikan banyak, atau mungkin lebih banyak
pengalaman emosional daripada kata-kata.
Terapi seni
Terapi seni adalah sebuah cara sadar untuk
mengekspresikan elemen-elemen ketidaksadaran. Jung merasa
bahwa menggambar sebuah gambaran dari mimpi atau dari
imajinasi aktif sangat berharga bagi orang yang tidak
bersinggungan dengan perasaan dan yang berusaha mengatasi
pengalaman-pengalamannya melalui logika semata.
Terapi kotak pasir
Dora Kalff mengembangkan ide Jung dengan mengisi
sebuah kotak persegi berukuran kira-kira 30 x 20 x 3 inci
dengan pasir untuk menjadi dunia miniature yang dapat
dibentuk dengan menata ratusan patung-patung kecil yang
disediakan oleh analis.
Analisis anak
Analis bukan hanya menangani si anak, tetapi bilaman
perlu mengintervensi untuk memperbaiki situasi keluarga dan
kehidupan anak itu. Analis anal lebih banyak menggunakan
beragam metode sentuhan dan nonverbal. Anak-anak didorong
unutk mengekspresikan mimpi, ketakutan, dan khayalan
mereka melalui terapi kotak pasir, seni dan kerajinan, tanah
liat, memainkan alat music, dan gerakan tubuh.