Anda di halaman 1dari 18

U

N G
I U
TERAPI ANALITIK JUNG V N
E A
R D
S A
2PA88: I R
BRIGITTA PRADNYA P. (11515405) T M
QONITA KHAIRUNNISA (15515475)
A A
S
PENGANTAR

“Psikologi analitik” Jung, sebagian berakar


pada psikoanalisis Freudian.
Jung dan Freud sangat berbeda dalam
pandangannya tentang ketidaksadaran.
 Freud  menekankan represi seksual
 Jung  ketidaksaran terdiri atas arketipe dan
representasi psikologis yang dibawa sejak lahir.
BIOGRAFI

 Lahir di Kesswil, Swiss (1875)


 Ayahnya adalah seorang pendeta Gereja Reformasi Swiss dan
ibunya adalah putri dari sebuah keluarga Basel yang cukup
berada.
 Sifat: Introver, sensitif, suka menyendiri, dan kesepian.
 Pernah mengalami periode fainting spells (sering pingsan
sebentar), yang berkaitan dengan sekolah.
 Melihat dirinya sebagai dua orang yang berbeda:
 Anak sekolah kurang cerdas, yang bekerja lebih keras dan lebih sopan,
dibanding anak laki-laki lain.
 Laki-laki tua yang tidak memercayai manusia tetapi dekat dengan alam,
mimpi, dan apapun yang dilakukan Tuhan melalui dirinya.
 Menjadi dosen di bidang psikiatri di University of Zurich dan
dokter senior di klinik psikiatri (1905).
 Mengembangkan ide tentang ketidaksadaran kolektif selama
periode konfrontasinya dengan ketidaksadarannya sendiri.
TEORI

A. KONSEP-KONSEP DASAR
Jung menggunakan istilah psyche untuk menyebut pikiran/jiwa,
dan membedakan tiga tingkat psikis kesadaran. Psikologinya
adalah psikologi dinamis yang memberikan perhatian pada
distribusi energi psikis diantara berbagai tingkat psikis yang
berbeda. Jung juga menyodorkan tipologi berbagai tipe
kepribadian.

B. STRUKTUR PSIKE

KETIDAK- KETIDAK-
KESADARAN SADARAN SADARAN
PRIBADI KOLEKTIF
TEORI

Ketidaksadaran Kolektif  Archetypes, Symbol,


Persona, Anima dan Animus, Shadow, dan Self.

C. DINAMIKA PSIKE
a. Energi Psikis
b. Oposisi
c. Kompensasi
d. Terobosan Konten Ketidaksadaran
e. Fungsi Transenden
TEORI

D. TIPE-TIPE PSIKOLOGIS
1. Sikap (Attitudes)
 Introversi  Aliran energi psikis ke arah dalam yang memiliki orientasi
subjektif. Memiliki pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri,
dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan persepsi yan bersidat individu.
Menerima dunia luar dengan sangat selektif menurut pandangan
subjektif mereka.
 Ekstraversi  Sikap yang menjelaskan aliran psikis ke arah luar
sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi objektif dan
menjauh dari subjektif. Mudah untuk dipengaruhi oleh sekelilingnya
dibanding oleh kondisi diri sendiri.cenderung berfokus untuk sikap
objektif dan menekan sisi subjektifnya.

2. Fungsi (Functions)
 Pikiran  Individu dikendalikan oleh pikiran reflektif.
 Perasaan  Individu dikendlaikan oleh nilai-nilai yang diletakkan pada
berbagai hal yang timbul dari perasaan.
TEORI

2. Fungsi (Functions)
• Sensasi  individu dikendalikan oleh kesadaran tentang fakta-fakta
eksternal yang tersedia melalui fungsi indra: melihat, mendengar,
meraba, mengecap, dan membau.
• Intuisi  Individu dikendalikan oleh firasat dan insights.

3. Memadukan Sikap dan Fungsi untuk Membentuk Tipe


Psikologis

1. Tipe Pikiran-Ekstrover 5. Tipe Sensasi-Ekstraver


2. Tipe Pikiran-Introver 6. Tipe Sensasi-Introver
3. Tipe Perasaan-Ekstraver 7. Tipe Intuisi-Ekstraver
4. Tipe Perasaan- Introver
8. Tipe Intuisi-Introver
AKUISISI (PROSES PENDEWASAAN)

A. TAHAPAN KEHIDUPAN
 Masa Kanak-kanak (Bayi Lahir – Masa Pubertas)
 Masa Muda (Masa Puber – 35-40 tahun)
 Usia Paruh Baya (35-40 tahun – Lanjut Usia)
 Masa Lanjut Usia

B. PROGRESI DAN REGRESI


 PROGRESI Kemajuan proses adaptasi psikis sehari-hari, pemenuhan
terhadap tuntutan kondisi lingkungan yang terus menerus (adaptasi
kepada dunia luar).
 REGRESI  Gerakan mundur energi psikis ketika sebuah situasi yang
membuat frustrasi membendung energi libido (adaptasi ke dalam diri).

C. INDIVIDUASI (REALISASI DIRI)


Individuasi adalah proses menjadi seseorang atau seseorang secara utuh.
Orang yang mencapai realisasi diri, mampu menempatkan dirinya di dunia
eksternal dan internalnya.
TERAPI

A. TUJUAN TERAPI
 Tujuan utama terapi untuk orang muda a/ adaptasi normal untuk
mengatasi neurosis yang berhubungan dengan penyusutan kembali ke
tugas-tugas kehidupan konkret.
 Difokuskan untuk mencapai tujuan tertentu, mengatasi kompleks-
kompleks, memperkuat kesadaran dan fungsi ego.
 Untuk orang di paruh kedua kehidupan, tujuannya untuk memahami
batin (inner being) dan makna kehidupannya.

B. PROSES TERAPI
 Jung menetapkan 4 tahap dalam proses terapi analitik: confession,
elucidation, education, dan transformation.
 Adaptsi normal biasanya akan dicapai dengan menjalani 3 tahap
pertama. Tahap ke-4, memenuhi kebutuhan lebih lanjut yang berada
diluar cakupan tahapan lainnya.
 Proses terapi bervariasi tergantung beberapa faktor, misalnya: tahap
kehidupan klien, karakteristik kepribadian klien, dan sifat masalahnya.
TERAPI

4 TAHAP TERAPI ANALITIK


4. Transformation
(Transformasi)

1. Confession 2. Elucidation 3. Education


(Elusidasi/ Terapis maupun klien
(Pengakuan) (Edukasi/Pendidikan)
berada “dalam
Penjelasan) analisis”. Dalam
Membantu klien hubungan pribadi
Mengungkapkan mendapatkan mereka, ada faktor-
Proses kebiasaan baru dan faktor tidak dapat
berbagai rahasia menjelaskan dan diukur yang
adaptif untuk
dan menjernihkan menggantikan
mewujudkan sebuah
transformasi mutual,
menemukan konten yang kebiasaan merusak dengan kepribadian
emosi-emosi dibangkitkan oleh diri terkait lebih kuat dan lebih
transferensi.. neurosisnya. stabil, yang
yang terhambat. menentukan isu
finalnya.
TERAPI

C. RELASI TERAPEUTIK
 Terapi berbeda di setiap kasus dengan setiap klien yang
membutuhkan pemahaman individual.
 Hubungan didalam dan diantara terapis dan klien terjaid di
tingkat saar dan tidak sadar.
 Terapis seharusnya tidak bersembunyi dibalik pandangan
profesionalnya, tetapi cukup manusiawi untuk membiarkan
dirinya terpengaruh oleh klien.
 Relasi dalam terapi analitik berbeda-beda menurut tahap
terapinya.
 Relasi terapeutik tidak hanya berlangsung melalui tatap
muka. Tetapi juga dalam mimpi dan khayalan terapis
maupun klien.
INTERVENSI TERAPEUTIK

A. ANALISIS TRANSFERENSI
Proyeksi tidak sadar yang diwarnai emosi, yang terjadi dari klien
kepada terapis. Proyeksi terjadi karena sebuah konten tidak
sadar yang diktifkan berusaha menemukan ekspresi.
Proyeksi transferensi membangkitkan emosional pada diri terapis.
Countertransference, terjadi ketika konten tidak sadar dari
proyeksi klien identik dengan proses tidak sadar terapis sendiri.
Proyeksi tranferensi bisa berasal dari ketidaksadaran pribadi dan
kolektif.
Tranferensi mengurangi energi psikis klien.
2 tahap terapi transferensi:
Menangani proyeksi transferensi yang merupakan pengulangan yang
didasarkan pada pengalaman pribadi klien sebelumnya dengan figur
otoritas.
Klien dapat belajar membedakan hubungan personalnya dengan terapis,
dengan gambaran arketipe impersonalnya.
INTERVENSI TERAPEUTIK

B. IMAJINASI AKTIF
Teknik yang dirancang oleh Jung untuk
membantu orang berhubungan dengan materi
tidak sadar.
Klien mulai berkonsentrasi pada titik awal,
setelah itu klien membiarkan ketidaksadaran
memproduksi serangkaian imaji, yang membuat
sebuah cerita lengkap.
Klien dapat menggunakan mimpi sebagai
stimulus untuk imajinasi aktif.
Setelah proses imajinasi aktif berhenti,
sebagian klien terus mengembangkan imaji-
imaji tidak sadar melalui melukis,
menggambar, memahat, merajut, menari, atau
menulis.
INTERVENSI TERAPEUTIK

C. ANALISIS MIMPI
Mimpi adalah ucapan/pernyataan dari
ketidaksadaran dan merupakan pintu ke rahasia
terdalam psike.
Mimpi juga bisa menunjukan solusi untuk berbagai
isu/masalah dan gambaran tentang masa depan.
Jung membedakan berbagai macam mimpi:
Mimpi Awal
Mimpi-mimpi Kecil
Mimpi-mimpi Besar
Tugas analisis mimpi:
1. Menentukan konteksnya (teknik  Amplifikasi).
2. Interpretasi
3. Asimilasi
MATERI KASUS

 Indikasi sikap Jung terhadap case material (materi kasus)


dapat dilihat dari kutipan, “Analisis setiap individu itu sendiri
hany menunjukkan salah satu bagian dari salah satu aspek
proses yang lebih dalam, dan karena itu, hanya kebingungan
semata yang dapat dihasilkan dari riwayat-riwayat kasus
komparatif” (Jung, 1966: 161).

 Materi kasus mengilustrasikan terapi analitik berasal dari


sumber-sumber primer maupun sekunder.

 Dalam autobiografi-nya Memories, Dreams, Reflection, Jung


(1961) memberikan materi kasus, termasu kbanyak mimpi,
dari eksplorasi dan konfrontasinya dengan ketidaksadaran.
PERKEMBANGAN LEBIH LANJUT

A. DI BIDANG PENANGANAN
 Samuels (1985) membagi perkembangan psikologi analitik menjadi
3 mazhab: Klasik, Perkembangan, dan Arketipe.
 Jung lebih fleksibel dibanding Freud tentang efek (+) maupun (-)
countertransference.
 Fordham (1957) menyatakan ada 2 macam countertransference:
syntonic dan illusory.

B. CARA KERJA YANG BERBEDA


1. Terapi Kelompok
2. Terapi Perkawinan dan Keluarga
3. Terapi Tubuh/Gerakan
4. Terapi Seni
5. Terapi Kotak Pasir
6. Analisis Anak
PERKEMBANGAN LEBIH LANJUT

C. PERKUMPULAN DAN JURNAL


 (1922) Sebuah klub Jung didirikan di London.
 (1946) Society of Analytical Psychology (SAP) didirikan di
Inggris.
 (2004) International Association of Analytical Psychology,
meiliki >2500 anggota analis bersertifikat di 28 negara.
 Di dunia Barat, minat pada psikologi Jungian masih kuat.
 Banyak jurnal-jurnal profesional yang diterbitkan, dantaranya
: British Journal of American Psychology; San Fransisco Jung
Institute Library Journal, Psychological Perspectives dari Los
Angeles Intitute, dll

Anda mungkin juga menyukai