N G
I U
TERAPI ANALITIK JUNG V N
E A
R D
S A
2PA88: I R
BRIGITTA PRADNYA P. (11515405) T M
QONITA KHAIRUNNISA (15515475)
A A
S
PENGANTAR
A. KONSEP-KONSEP DASAR
Jung menggunakan istilah psyche untuk menyebut pikiran/jiwa,
dan membedakan tiga tingkat psikis kesadaran. Psikologinya
adalah psikologi dinamis yang memberikan perhatian pada
distribusi energi psikis diantara berbagai tingkat psikis yang
berbeda. Jung juga menyodorkan tipologi berbagai tipe
kepribadian.
B. STRUKTUR PSIKE
KETIDAK- KETIDAK-
KESADARAN SADARAN SADARAN
PRIBADI KOLEKTIF
TEORI
C. DINAMIKA PSIKE
a. Energi Psikis
b. Oposisi
c. Kompensasi
d. Terobosan Konten Ketidaksadaran
e. Fungsi Transenden
TEORI
D. TIPE-TIPE PSIKOLOGIS
1. Sikap (Attitudes)
Introversi Aliran energi psikis ke arah dalam yang memiliki orientasi
subjektif. Memiliki pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri,
dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan persepsi yan bersidat individu.
Menerima dunia luar dengan sangat selektif menurut pandangan
subjektif mereka.
Ekstraversi Sikap yang menjelaskan aliran psikis ke arah luar
sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi objektif dan
menjauh dari subjektif. Mudah untuk dipengaruhi oleh sekelilingnya
dibanding oleh kondisi diri sendiri.cenderung berfokus untuk sikap
objektif dan menekan sisi subjektifnya.
2. Fungsi (Functions)
Pikiran Individu dikendalikan oleh pikiran reflektif.
Perasaan Individu dikendlaikan oleh nilai-nilai yang diletakkan pada
berbagai hal yang timbul dari perasaan.
TEORI
2. Fungsi (Functions)
• Sensasi individu dikendalikan oleh kesadaran tentang fakta-fakta
eksternal yang tersedia melalui fungsi indra: melihat, mendengar,
meraba, mengecap, dan membau.
• Intuisi Individu dikendalikan oleh firasat dan insights.
A. TAHAPAN KEHIDUPAN
Masa Kanak-kanak (Bayi Lahir – Masa Pubertas)
Masa Muda (Masa Puber – 35-40 tahun)
Usia Paruh Baya (35-40 tahun – Lanjut Usia)
Masa Lanjut Usia
A. TUJUAN TERAPI
Tujuan utama terapi untuk orang muda a/ adaptasi normal untuk
mengatasi neurosis yang berhubungan dengan penyusutan kembali ke
tugas-tugas kehidupan konkret.
Difokuskan untuk mencapai tujuan tertentu, mengatasi kompleks-
kompleks, memperkuat kesadaran dan fungsi ego.
Untuk orang di paruh kedua kehidupan, tujuannya untuk memahami
batin (inner being) dan makna kehidupannya.
B. PROSES TERAPI
Jung menetapkan 4 tahap dalam proses terapi analitik: confession,
elucidation, education, dan transformation.
Adaptsi normal biasanya akan dicapai dengan menjalani 3 tahap
pertama. Tahap ke-4, memenuhi kebutuhan lebih lanjut yang berada
diluar cakupan tahapan lainnya.
Proses terapi bervariasi tergantung beberapa faktor, misalnya: tahap
kehidupan klien, karakteristik kepribadian klien, dan sifat masalahnya.
TERAPI
C. RELASI TERAPEUTIK
Terapi berbeda di setiap kasus dengan setiap klien yang
membutuhkan pemahaman individual.
Hubungan didalam dan diantara terapis dan klien terjaid di
tingkat saar dan tidak sadar.
Terapis seharusnya tidak bersembunyi dibalik pandangan
profesionalnya, tetapi cukup manusiawi untuk membiarkan
dirinya terpengaruh oleh klien.
Relasi dalam terapi analitik berbeda-beda menurut tahap
terapinya.
Relasi terapeutik tidak hanya berlangsung melalui tatap
muka. Tetapi juga dalam mimpi dan khayalan terapis
maupun klien.
INTERVENSI TERAPEUTIK
A. ANALISIS TRANSFERENSI
Proyeksi tidak sadar yang diwarnai emosi, yang terjadi dari klien
kepada terapis. Proyeksi terjadi karena sebuah konten tidak
sadar yang diktifkan berusaha menemukan ekspresi.
Proyeksi transferensi membangkitkan emosional pada diri terapis.
Countertransference, terjadi ketika konten tidak sadar dari
proyeksi klien identik dengan proses tidak sadar terapis sendiri.
Proyeksi tranferensi bisa berasal dari ketidaksadaran pribadi dan
kolektif.
Tranferensi mengurangi energi psikis klien.
2 tahap terapi transferensi:
Menangani proyeksi transferensi yang merupakan pengulangan yang
didasarkan pada pengalaman pribadi klien sebelumnya dengan figur
otoritas.
Klien dapat belajar membedakan hubungan personalnya dengan terapis,
dengan gambaran arketipe impersonalnya.
INTERVENSI TERAPEUTIK
B. IMAJINASI AKTIF
Teknik yang dirancang oleh Jung untuk
membantu orang berhubungan dengan materi
tidak sadar.
Klien mulai berkonsentrasi pada titik awal,
setelah itu klien membiarkan ketidaksadaran
memproduksi serangkaian imaji, yang membuat
sebuah cerita lengkap.
Klien dapat menggunakan mimpi sebagai
stimulus untuk imajinasi aktif.
Setelah proses imajinasi aktif berhenti,
sebagian klien terus mengembangkan imaji-
imaji tidak sadar melalui melukis,
menggambar, memahat, merajut, menari, atau
menulis.
INTERVENSI TERAPEUTIK
C. ANALISIS MIMPI
Mimpi adalah ucapan/pernyataan dari
ketidaksadaran dan merupakan pintu ke rahasia
terdalam psike.
Mimpi juga bisa menunjukan solusi untuk berbagai
isu/masalah dan gambaran tentang masa depan.
Jung membedakan berbagai macam mimpi:
Mimpi Awal
Mimpi-mimpi Kecil
Mimpi-mimpi Besar
Tugas analisis mimpi:
1. Menentukan konteksnya (teknik Amplifikasi).
2. Interpretasi
3. Asimilasi
MATERI KASUS
A. DI BIDANG PENANGANAN
Samuels (1985) membagi perkembangan psikologi analitik menjadi
3 mazhab: Klasik, Perkembangan, dan Arketipe.
Jung lebih fleksibel dibanding Freud tentang efek (+) maupun (-)
countertransference.
Fordham (1957) menyatakan ada 2 macam countertransference:
syntonic dan illusory.