Anda di halaman 1dari 12

Transpersonal

Psychotheraphy
Pengantar Intervensi Psikologi
Kelompok 4
Muhammad Alif Abdi Manaf 200701502071
Nurindah Mawaddah MR 200701502079
Rahmat 200701502036
APA ITU PSIKOLOGI TRANSPERSONAL?
Psikologi transpersonal adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mengintegrasikan aspek spiritual dan
transendensi pengalaman manusia menggunakan kerangka psikologi modern. Beberapa ahli menganggap
psikologi transpersonal juga didefinisikan sebagai "psikologi spiritual" walaupun beberapa ahli psikologi di
Indonesia membedakan kedua hal tersebut.

Hal-hal yang dibahas dalam psikologi transpersonal menyangkut spiritual, pengembangan diri, diri yang
melampaui ego, pengalaman puncak, pengalaman mistik, kerasukan, krisis rohani, evolusi spiritual, praktik-praktik
spiritual, dan pengalaman hidup yang tersublimasi serta tidak umum.

Psikologi transpersonal telah membuat beberapa kontribusi dalam bidang akademik, studi tentang pembangunan
manusia, kesadaran dan spiritualitas.
SEJARAH TRANSPERSONAL

Daniel (2006) mencoba menuliskan sejarah singkat perkembangan transpersonal. Berikut ini adalah
beberapa ahli yang memberi kontribusi bagi perkembangan transpersonal hingga menjadi
psikoterapi;
● Roberto Assagioli (1888-1974) menghasilkan skema yang sangat kompleks untuk menjelaskan
pengembangan pribadi, dengan tingkat kesadaran tinggi, menengah dan rendah (di samping
ketidaksadaran kolektif eksternal) dan Transpersonal atau tingkat kesadaran yang tinggi
'hanyalah refleksi atau proyeksi. Dia menciptakan istilah psikosintesis (berbeda dengan
psikoanalisis) menggambarkan dua jalur individu untuk realisasi diri. Pertama, psikosintesis
pribadi, adalah fase persiapan mengembangkan pusat kesadaran untuk kepribadian (pada
tahap ini disebut 'I', aku) kepada subpersonalities jiwa yang terintegrasi. Kemudian, psikosintesis
spiritual, di mana 'I' (aku) mengakses energi spiritual kreatif dan mengubah apa yang disebut
superconscious, untuk menghasilkan sebuah pusat spiritual bagi kepribadian (sekarang
menjadi 'Self’). Kontak antara pusat sadar dan superconscious ini dicapai melalui teknik seperti
meditasi, dan menghasilkan koneksi ke seluruh umat manusia dan seluruh alam (fenomena ini
disebut kebutuhan biologis oleh Maslow).
SEJARAH TRANSPERSONAL

● Abraham Maslow (1908-1970), Segi tiga 'hierarki kebutuhan' digunakan sebagai alat pengembangan
yang populer dan diaplikasikan dengan berbagai cara oleh panduan self-help, konsultan
manajemen, dan berbagai macam lainnya.Ada kecenderungan mempelajari individuberprestasi tinggi
(orang yang mencapai aktualisasi diri, dalam terminologinya) daripada individu dengan defisit atau
penyakit. Dalam menjelaskan universalitas (budaya independen) nilai yang terkait dengan apa yang
disebut 'pengalaman puncak' individu aktualisasi diri, Maslow menjelaskan secara biologis tidak
seperti yang umum dilakukan transpersonalis yang menjelaskan spirit atau consciousness.Dia
berpendapat bahwa spiritualitas memiliki makna naturalistik yang tidak selalu berhubungan agama
atau metafisik, dan ia mengklaim bahwa semua momen kebahagiaan dalam (peak experiences)
bisa disamakan dengan inti pengalaman religius, bahkan jika konteksnya tidak agama.
TEORI YANG MENDASARI
TRANSPERSONAL
Teori-teori transpersonal umumnya menjelaskan pengalaman dan prosesproses perkembangan yang melampaui batas
kesadaran ego seseorang yang mengalaminya. Secara sederhana, fase perkembangan dalam pandangan teori-teori
transpersonal setidaknya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pre-egoic phase, egoic phase, dantrans-egoic phase.

• Teori Maslow Mengenai Self-actualization dan Self-transcendence


Self-actualization dan self-transcendence adalah dua istilah yang berkaitan secara erat. Self-actualization mengacu
pada kecenderungan yang terdapat padadiri manusia untuk mengekspresikan potensi bawaan yang terdapat pada dirinya,
seperti cinta, ketulusan, keindahan, kreatifitas dan keadilan. selfactualization memerlukan lingkungan yang mendukung,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Dalam konteks self-transcendence dapat dianggap sebagai kualitas
tertinggi dari kehidupan spiritual. Zohar menyebut transendensi sebagai sesuatu yang membawa seseorang melampaui
batas-batas pengetahuan dan pengalaman serta menempatkan keduanya dalam konteks yang lebih luas.
TEORI YANG MENDASARI
TRANSPERSONAL

• Model Spektrum Welber Mengenai Perkembangan Manusia


Pandangan Welber mengenai perkembangan spiritual manusia, barangkali, adalah yang
paling terkenal dan komprehensif. Pandangannya merepresentasikan upayanya
mengkombinaasikan konsep-konsep perkembangan dari filsafat timur dan barat, agama,
psikologi, sejarah, dan sosiologis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan teori yang dapat
mengidentifikasi baik perkembangan individu maupun masyarakat.

Menurut Wilber, cara-cara setiap orang (dan juga sistem) melihat dunia, menginterpretasikannya, dan
bertindak atasnya didasari oleh asumsi-asumsi, strategi cognitif, dan aturan-aturan yang dianutnya.
Dengan begitu, mereka cenderung melihat realitas dengan cara yang relatif etnosentris dan
egosentris.
KARAKTERISTIK TRANSPERSONAL

Cortright mengidentifikasi karakter pendekatan transpersonal sebagai


berikut:
• Suatu kerangka teoritis yang melihat kerja psikologis dalam konteks
proses spiritual;
• Perlu adanya kesadaran (consciousness);
• Multidimensi dan experiential (muncul dari pengalaman);
• Heart-centered;
• Sangat optimistik dan penuh harapan;
• Transformasi psycho-spiritual membentang jauh melampaui
penyembuhan dan pertumbuhan diri.
PENERAPAN TRANSPERSONAL
Seorang terapis transpersonal menggunakan teknik terapi tradisional serta metode yang berasal
dari: disiplin spiritual seperti meditasi, yoga, pelatihan pikiran, dan seni bela diri (misalnya, aikido)
(Faggianelli & Lukoff, 2006; Raja & Coney, 2006). Seorang terapis transpersonal mendorong klien
untuk memperhatikan kebutuhan tubuh dan pikiran dan untuk memahami hubungan timbal balik
antara keduanya.

Kebanyakan terapis yang menggunakan orientasi transpersonal dalam psikoterapi setuju bahwa:
satu-satunya elemen terpenting dalam pekerjaan konseling dengan individu adalah sikap (baik
sadar maupun) alam bawah sadar) dari terapis itu sendiri, termasuk keyakinan, harapan, dan
pribadinya tahap perkembangan transpersonal.

Jika klien ingin mengenal dirinya sendiri secara terdalam, maka dia harus dimulai
dari perasaan, emosi, keinginan, niat, dan dorongannya sendiri diri transpersonal,
dan diri batiniah itu berbicara melalui impuls seseorang. Psikoterapi transpersonal
menegaskan nilai intrinsik orang, bahwa pada dasarnya tidak ada yang salah
dengan individu, dengan mereka menjadi, atau dengan apa adanya. Individu hanya
menggunakan kemampuan mereka dan belajar bagaimana melakukannya dan
bagaimana mengontrol energi mereka.
STRUKTUR SESI TRANSPERSONAL

01 02
Memfasilitasi munculnya dan Bantu klien menembus di bawah pola
perkembangan identitas ego pertahanan ego yang tertanam kuat
yang stabil dan kohesif dalam dan menghadapi apa yang disebut
diri klien. "pemberian eksistensial" sebagai
manusia.
03
Bantu klien menyadari betapa terbatasnya
menganggap ego sebagai keseluruhan diri.
LANGKAH-LANGKAH TRANSPERSONAL

1. Memahaman bahwa ide, kepercayaan, dan ekspektasi, ketiganya memainkan


peran dalam perwujudan pengalaman pribadi.
2. Menyadari dan kemudian menelaah ide, kepercayaan, dan ekspektasi yang
dipunyai.
3. Memahami dan mengapresiasi kekuatan pikiran conscious.
4. Memilah-milah dan berdamai dengan kepercayaan-kepercayaanyang
bertentangan.
5. Meminta bantuan dan bimbingan dari hati nurani.
DAFTAR PUSTAKA

● Fourianalistyawati, E. (2011). Psikoterapi Transpersonal Dalam Kajian Islam Untuk


Meningkatkan Kesehatan Mental. Psycho Idea, 9(1).
● Freeman, A. (2006). A Daniel Come To Judgement? Dennett and the Revisioning of
Transpersonal Theory. Journal of Consciousness Studies, 13(3), 95–109.
● Puji, P. P., & Hendriwinaya, V. W. (2015). Terapi transpersonal. Buletin Psikologi, 23(2), 92-102.
● Ridho, M. (2016). Psikologi Transpersonal Dan Masalah Sosial: Review Atas Posisi Praktek
Konseling Social Yang Sensitive Atas Isu-isu Spiritual (Spiritually Sensitive Practice). LENTERA,
18(2).
● Sundberg, N. D., Winebarger, A. A., & Taplin, J. R. 2007. Psikologi Klinis. Terjemahan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
● Walsh, R., & Vaughan. (1993). On transpersonal definitions. Journal of Transpersonal
Psychology 25, 199-207.
THANKS J

Anda mungkin juga menyukai