KELOMPOK 10 KELAS B
Nama NPM
1. Dr. Syarifah Prita, Sp.A 2216020063
2. Dr. Franky Kurniawan 2216020038
3. Dr. Dayang Marta Susilawati 2216020048
4. Dr. Yosef Endang 2216020060
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Syarifuddin, M. H.
PENGERTIAN SPIRITUAL
Dalam Kamus Inggris-Indonesia yang ditulis oleh John M.Echols dan Hassan
Shadily menyebutkan bahwa karakter berasal dari bahasa Inggris yaitu ’character’ yang
berarti watak, karakter, atau sifat. Dalam Kamus Psikologi sebagaimana dikutip oleh M.
Furqon Hidayatullah dalam buku “Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat
dan Cerdas” dinyatakan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis
atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang
tetap.
Karakter, menurut Michael Novak yang dikutip oleh Thomas Lickona,
merupakan campuran kompatibel dari seluruh kebaikan yang diidentifikasikan oleh
tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana, dan kumpulan orang berakal sehat yang
ada dalam sejarah.
Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju suatu sistem, yang melandasi
pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Selanjutnya berdasarkan betapa
pentingnya akhlak atau karakter dalam pendidikan sehingga Allah mengabadikannya
dalam Alquran, Q.S. Al-Qalam (68: 4) yang artinya; “Dan Sesungguhnya kamu benar-
benar berbudi pekerti yang agung”.
Secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana
manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung pada kehidupan sendiri. Karakter
adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau
sekelompok orang.
Dalam Alquran, manusia mempunyai dua karakter yang berlawanan, yaitu
karakter baik dan buruk. Semua formulasi pengertian tersebut menuju pada suatu
pemahaman yang sama bahwa karakter menunjuk kepribadian, prilaku, sifat, tabiat
dan watak. Pembentukan karakter yang dimaksud dalam hal ini menunjukkan watak
dan prilaku yang dibawa sejak lahir berupa potensi untuk menjadi baik dan potensi
untuk menjadi jelek.
TERAPI SPRITUAL
Terapi spiritual adalah terapi yang berusaha membebaskan pikiran dari energi
negatif dan menggantinya dengan energi penyembuhan positif, memulihkan pikiran
dan tubuh.
Terapi spiritual adalah bentuk alternatif untuk membebaskan pikiran dari
energi negatif dan menggantinya dengan energi penyembuhan positif yang
memulihkan pikiran dan tubuh. Ini juga merupakan analisis kesadaran emosional dan
spiritual seseorang dari sudut pandang alami. Juga dikenal sebagai terapi holistik, itu
mencakup setiap dimensi dari fisik hingga mental.
Individu tertentu yang menderita depresi mental atau ketidakseimbangan
emosional lainnya dapat mengandalkan bentuk terapi spiritual untuk membantu
mereka mengatasi hambatan. Ini adalah jenis penyembuhan metafisik yang berasal
dari mengenali kekuatan penyembuhan batin sendiri. Dalam jenis terapi ini, individu
dapat menempatkan keyakinannya pada makhluk tertinggi untuk bimbingan atau
hanya menarik kekuatan dan keyakinan dari dalam. Dengan mendapatkan
kepercayaan diri untuk merasa diberdayakan, jenis terapi ini dapat mengatasi berbagai
bentuk penderitaan seperti kesedihan, masalah hubungan, atau stres sehari-hari.
Terapi spiritual adalah sebuah terapi yang dilakukan dengan cara mendekatkan
diri terhadap kepercayaan yang dianutnya. Bentuk dari terapi spiritual diantaranya
adalah dengan dzikir atau mendengarkan ayat-ayat suci Alquran. Bentuk terapi
tersebut dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endorfin
alami, meningkatkan perasaan rileks dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas
dan tegang, serta memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan
darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan aktivitas
gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat
baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan
metabolisme yang lebih baik.
Terapi spiritual Islami adalah suatu pengobatan atau penyembuhan gangguan
psikologis yang dilakuan secara sistematis dengan berdasarkan kepada konsep
Alqur’an dan Assunnah. Terapi spiritual Islami mengacu kepada konsep pensucian jiwa
(Tazkiyatunnufus), 3 tahap pensucian jiwa, yaitu: Takhali (tahap pensucian diri), Tahalli
(tahap pengembangan diri), dan Tajali (tahap penemuan diri).
Terapi spiritual Islami terbukti efektif memberikan pengaruh terhadap
penanggulangan depresi maupun gangguan psikologis lainnya. terapi spiritual sangat
berpengaruh untuk membangun rasa penerimaan diri (self acceptance) sehingga klien
akan mampu mengekspresikan perasaannya kepada kehidupan dan kesehatan mental
yang lebih baik. Pendekatan spiritual berperan penting dalam mengekspresikan
perasaan dan memberikan kenyamanan bagi klien. Pada terapi spiritual islami, qalbu
dan akal pikiran sebagai sasaran terapi dalam menangani berbagai penyakit psikologis.
Terapi spiritual islami bersifat fleksibel, prefentif, kreatif, dan rehabilitasi.
Terapi spiritual islami mengacu kepada konsep pensucian jiwa (Tazkiyatunnufus) Imam
Al-Ghazali. Beliau membagi 3 tahap pensucian jiwa (tersebut diatas), yaitu: Takhali (tahap
pensucian diri), Tahalli (tahap pengembangan diri), dan Tajali (tahap penemuan diri).
1. Takhalli (pensucian diri). Tahap ini bertujuan untuk membersihkan diri dari sifat-sifat
buruk, negative thinking, dan segala kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukan manusia.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mensucikan diri, seperti: Mandi taubat, Sholat
taubat, dan memperbanyak Istighfar kepada Allah SWT.
2. Tahalli (pengembangan diri). Pada tahap ini manusia dilatih untuk mengembangkan
potensi-potensi positif yang ada dalamdirinya dengan membangun nilai-nilai kebaikan dan
kebermaknaan dalam hidupnya.
3. Tajalli (penemuan diri). Pada tahap ini manusia telah mengenali dirinya. Ada 4 masalah
pokok yang kenali pada tahap ini, yaitu :
- siapa diri manusia;
- darimana manusia berasal;
- untuk apa manusia ada, dan
- kemana setelah manusia tiada.
Keempat hal tersebut terintegrasi dalam satu kata kunci, yaitu terbangunnya paradigma
Ilahiyah dalam diri manusia.
Adapun terapi spiritual islami bersifat :
- pleksibel, yaitu dapat dilakukan kapan saja baik secara individual maupun secara
kelompok;
- preventif, yaitu: dapat dilakukan bagi setiap orang yang tidak menderita penyakit
psikologis;
- kuratif, yaitu dilakukan dalam rangka pengobatan atau penyembuhan bagi orang yang
mengalami penyakit psikologis;
- rehabilitasi, yaitu tahap pemulihan bagi setiap orang yang baru pulih dari penyakitnya.
Terapi spiritual Islami memandang bahwa keimanan dan kedekatan kepada Allah
adalah merupakan kekuatan yang sangat berarti bagi upaya perbaikan pemulihan diri dari
gangguan depresi ataupun problem-problem kejiwaan lainnya, dan menyempurnakan kualitas
hidup manusia. Pada dasarnya terapi spiritual islami tidak hanya sekedar menyembuhkan
gangguan- gangguan psikologis tetapi yang lebih substansial adalah bagaimana membangun
sebuah kesadaran diri (self awareness) agar manusia bisa memahami hakikat dirinya. Karena
pada dasarnya mereka yang terlibat dalam psikoterapi tidak hanya sekedar menginginkan
kesembuhan tetapi mereka juga bertujuan untuk mencari makna hidupnya, dan
mengaktualisasi diri
Dua sasaran yang dianggap penting pada terapi spiritual islami, yaitu Qalbu (qalbiyah)
dan Akal (aqliyah) manusia. Kedua hal tersebut merupakan hal yang sangat urgen dan
menentukan kondisi kejiwaan manusia. Bahkan cara kerja dalam diri manusia baik secara
psikologis maupun fisiologis saling terkait erat satu sama lain. Imam Al-Ghazali menyebutkan
bahwa dalam diri manusia qalbu bertindak sebagai raja dan akal sebagai perdana menteri yang
akan menginterpretasi dan melaksanakan apa yang menjadi keinginan sang raja. Munculnya
konflik, stress, depresi dan ketidaktbahagiaan adalah karena adanya keresahan, kegelisahan
dan ketidak tenangan dalam hati. Bila hati sedang sakit maka tindak dan perilaku manusia akan
menyimpang (abnormal) atau mental menjadi tidak sehat karena hati merupakan pangkal dari
segala perbuatan. Dalam konteks ini sejalan dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang
berbunyi: Artinya: Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, apabila
daging itu baik maka seluruh tubuh menjadi baik, tetapi apabila ia rusak maka semua tubuh
menjadi rusak, ketahuilah bahwa ia itu adalah qalbu.
KESIMPULAN