Ashadi Cahyadi*
Abstrak
Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan
perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosional dengan cara
memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya seperti halnya proses reedukasi (pendidikan kembali),
sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
Dalam memahami tentang tujuan psikoterapi harusnya menengok dari beberapa teknik yang
digunakan, karena penggunaan teknik-teknik psikologis untuk penyembuhan gangguan atau
penyakit mental. Dalam kaitannya dengan tujuan psikoterapi dalam Islam dapat diartikan sebagai
perbaikan pengalaman dan penyesuaian atau bisa disebut membersihkan diri. Dengan demikian
psikoterapi dengan menggunakan pendekatan agama sebagai cara untuk mendiagnosa penyakit yang
berhubungan dengan gangguan rohani manusia.
109
El-Afkar Vol. 5 Nomor II, Juli- Desember 2016
bahkan kepada tidak sempurnanya amal sakit jiwa buruk akhlaknya, seperti ia
seseorang”5. bersifat nifak, memperturutkan hawa
Kata “qulubuhum maradh” terdapat nafsu, berlebihlebihan dalam bicara,
dalam Al-Qur’an untuk mengartikan marah, iri, dengki, cinta keduniaan, cinta
penyakit mental akibat dari orang-orang harta, bahil, riya, sombong, dan ghurur.
yang tidak dapat menerima ajaran agama Sifat-sifat tercela ini menurut kesehatan
Islam seperti diungkapkan dalam firman mental dapat dipandang sebagai
Allah : penyebab gangguan kejiwaan, karena
sifat-sifat tersebut dapat membawa
kepada ketidak tentraman jiwa. Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa psikoneurosa dalam Islam
merupakan gangguan kejiwaan yang
Artinya : Dan Adapun orang-orang yang di
dalam hati mereka ada penyakit.6 dialami manusia berkutat pada alam
perasaan hingga batiniyah karena adanya
penyimpangan kode etik dalam
Abdul Mujib dan Djusuf Mudzakir
pergaulan baik secara vertikal maupun
menyebutkan, bahwa horisontal, sehingga menimbulkan
psikoneurosis dalam Islam berbagai gejala yang menyebabkan
merupakan perilaku batiniah yang ketidak tentraman jiwa..
tercela yang tumbuh
akibat menyimpang (inhiraf) C. Macam-macam Psikoneurosa Dalam
terhadap kode etik pergaulan baik secara Islam
vertikal (Illahiyah) maupun horizontal
(Insaniyah). Dalam tulisan ini, penulis
Penyimpangan perilaku batiniyah menjelaskan beberapa bentuk
tersebut mengakibatkan penyakit dalam psikoneurosa dalam Islam yang memiliki
jiwa seseorang, yang apabila mencapai keterkaitan pada kepribadian perfeksionis,
puncaknya mengakibatkan kematian. adapun diantaranya adalah sebagai
Penderita penyakit batiniah ini secara fisik
berikut :
boleh jadi berpenampilan gagah, tegap,
dan kuat, namun batinnya rapuh,
1. Ujub
menderita, resah, gelisah, dan tidak
mampu menikmati kejayaan fisiknya 2. Kesombongan
Menurut Al Ghazali, semua 3. Keterperdayaan (Ghurur)
manusia itu dalam keadaan sakit 4. Amarah
(gangguan jiwa) kecuali manusia yang 5. Mengikuti Hawa Nafsu
dikehendaki Allah untuk tidak sakit,
seperti Nabi dan Rasul Allah. Cuma
D. Sebab-sebab Psikoneurosa (Penyakit
bedanya manusia itu ada di antara
Mental) Dalam Islam
mereka yang sadar akan penyakitnya, dan
ada pula diantara mereka yang tidak
Penyakit mental ditimbulkan oleh
sadar, karena takut makan obatnya.
berbagai macam sebab. Namun, seperti
Orang yang sakit jiwanya adalah orang
kita ketahui pengaruh itu dating dari dua
yang tidak memiliki hati dalan jiwa dalam
arah, yaitu faktor internal dan faktor
berakhlak (hina akhlaknya). Orang yang
eksternal. Faktor internal ini lebih sering
110
Ashadi Cahyadii
Psikoterapi dalam Pandangan Islam
dikatakan dari diri sendiri atau dapat juga Sehingga tidak mengherankan jika
dikatakan dari faktor keturunan ataupun Mc. Dougall dan C. Burt bahwa “naluri
pembawaan dari lahir. Sedangkan faktor itu adalah satu-satuan keturunan, maka
eksternal adalah faktor lingkungan yang manusia mewarisi naluri dalam berbagai
mempengaruhi seseorang, dimana ia tingkat. Oleh karena itu kadang-kadang
berinteraksi. terjadi persamaan kejahatan antara orang
1. Faktor Internal tua dan anaknya”. Berbeda dengan
Keturunan dapat menjadi pendapat di atas, Kartini dan Jenny
penyebab timbulnya penyakit mental Andari mengungkapkan pendapatnya
sebagaimana kehadiran agama pada sebagai berikut: “penyakit mental itu
manusia. Karena mental adalah jiwa yang tidak diturunkan oleh orang tua kepada
dikatakan dalam Al-Qur'an sebagai anaknya, seperti halnya penurunan ciriciri
“nafs”. Dalam pandangan Al-Qur'an nafs jasmaniah dan karakteristik pada
diciptakan dalam keadaan dua pilihan umumnya memang terdapat
hidup antara kebaikan dan keburukan. kemungkinan faktor-faktor genetik atau
Firman Allah SWT Q.S. Al-Isra’ : 84 konstitusional berupa kepekaan pada
seseorang terhadap berbagai tekanan
(stress) Ungkapan-ungkapan di atas
mempunyai alasan yang sama
kuatnya,namun tidak menutup
kemungkinan bahwa penyakit mental ini
disebabkan oleh dua faktor yang saling
mengisi antara keturunan dan lingkungan
serta sulitnya membedakan antara
keduanya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal disebabkan oleh
lingkungan tempat berinteraksi
yang kemudian peneliti bedakan
Artinya : Katakanlah: "Tiap-tiap orang dalam tiga bagian yaitu lingkungan
berbuat menurut keadaannya masingmasing". keluarga, lingkungan pendidikan
Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang dan lingkungan masyarakat. Hal ini dapat
lebih benar jalanNya.7 terbentuk mulai dari pergaulan berfikir,
berakhlak/bertingkah laku serta
Sebelum lebih lanjut, penulis akan pendidikan yang ia dapatkan. Semua itu
sedikit menjelaskan mengenai keturunan berpeluang dalam mempengaruhi rohani
itu sendiri agar tidak terjadi kesalahan atau kejiwaan seseorang9. Dalam arti yang
dalam pemahaman. Yang dimaksud luas lingkungan mencakup iklim dan
keturunan menurut Abdul Aziz Al-Qudsy geografis, tempat tinggal, adat istiadat,
adalah semua faktor yang dalam diri pengetahuan, pendidikan dan alam.
makhluk hidup, mulai dari detik
Dengan kata lain, lingkungan adalah
terjadinya pertemuan sel wanita dan sel
sesuatu yang tampak dan terdapat dalam
pria8.
arah kehidupan yang senantiasa
111
El-Afkar Vol. 5 Nomor II, Juli- Desember 2016
112
Ashadi Cahyadii
Psikoterapi dalam Pandangan Islam
114