Anda di halaman 1dari 11

KONSEP PSIKOTERAPI SUFISTIK UNTUK

PEMBINAAN KESEHATAN MENTAL

KELOMPOK 9

1. MUHAMMAD NUR SYARIFULLAH 126303201009


2. MARCELLO IRWANDI YUSUF S P 126303201015
3. IMROAH NUR LAILA FITRIANI 126303202034
4. IZZATA ZULFA SHOLIKHA 126303202035
Pengertian Psikoterapi Sufistik

Psikoterapi berasal dari kata psycho yang artinya jiwa, dan therapy yaitu penyembuhan. Jadi psikoterapi sama
dengan penyembuhan jiwa. Psikoterapi (psychotherapy)adalah pengobata alam pikiran, atau lebih tepatnya,
pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik
yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya dengan cara memodifikasi
perilaku, pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam megatasi
masalah psikisnya.
Sedangkan Psikoterapi Islam menurut Hamdan Bakran adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu
penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan alquran dan as-Sunnah Nabi
SAW. Atau secara empiris adalah melalui bimbingan dan pengajaran Allah swt, malaikatnya, Nabi dan Rasul-
nya, atau ahli waris para Nabinya.
Pengobatan Spiritual

Tasawuf sebenarnya tidak pernah mengajarkan untuk menjauhi urusan dunia, hanya saja tasawuf yang
berlebihan dapat mengurangi perhatian kita terhadap kepentingan hidup yang sifatnya sekuler. Tradisi
membaca Al-Qur’an secara rutin sebagai bagian dari wirid. Berdoa lebih banyak dilakukan oleh sufi atau
orang yang menempuh jalan sufi, karena itu penyembuhan spiritual banyak dilakukan oleh mereka. Itu
sebabnya banyak sufi yang melakukan penyembuhan spiritual, disamping membaca doa, wirid, zikir
untuk mereka sendiri.

Diantara ayat Al-Qur’an yang dianggap mujarab mengobati penyakit adalah Surah Al Fatihah. Menurut
pengalaman banyak sufi, pembacaan surat Al Fatihah dengan keyakinan yang benar dan tulus akan dapat
menyembuhkan sebuah penyakit, baik spiritual maupun duniawi, baik lahir maupun batin.

Pembacaan surat Al Fatihah merupakan saslah satu praktik yang sering dilakukan oleh para sufi. Ditengah
makin mahalnya pengobatan medis saat ini penyembuhan spiritual dapat menjadi suatu alternatif, karena
penyembuhan spiritual tanpa biaya kalau dilakukan sendiri.
Teknik – teknik Terapi

Terapi adalah upaya pengobatan yang ditujukan untuk penyembhan kondisi


psikologis. Terapi sufistik adalah pengibatan dan penyembuhan terhadap
penyakit fisik, mental, atau kejiwaan, rohani atau spiritual, dengan
kerangka pemikiran tasawuf. Menurut Ibnu Qayyim Al- Jauziah,
psikoterapi dibagi menjadi dua bentuk, Yaitu :
a. Psikoterapi Tabiiyah
b. Psikoterapi Syariyyah
Objek Terapi Sufistik

Objek sufistik menurut M. Solihin (2004: 40) sasaran atau objek yang menjadi fokus
penyembuhan dan perawatan dari psikoterapi pendekatan sufistik di sini adalah manusia
(insan) yang secara utuh, yaitu berkaitan dengan gangguan pada beberapa aspek
berikut :
1. Mental
2. Spiritual
3. Moral (akhlak)
4. Fisik (jasmaniah)
Fungsi dan Tujuan Psikoterapi Sufistik
Tujuan Psikoterapi sufistik
Fungsi psikoterapi sufistik
Tujuan dari psikoterapi sufistik sebagai berikut :
Fungsi utama menurut M. Solihin (2004: 40) antara lain :
a. Memberikan pertolongan pada setiap individu agar
1. Fungsi pemahana (understanding)
sehat jasmaniah, rohaniah, spiritual, dan moral
2. Fungsi pengendalian (control)
b. Menggali dan mengembangkan sumber daya insani
3. Fungsi peramalan atau analisa kedepan (prediction)
c. Mengantarkan individu pada perubahan konstruksi
4. Fungsi pengembangan (develpment)
dalam kepribadian dan etos kerja
5. Fungsi pendidikan (education)
d. Meningkatkan kualitas keimanan, keislaman, keihsan-
Selain itu terdapat tiga fungsi yang lebih spesifik yaitu
an, dan ketauhidan dalam kehidupan sehari-hari
Sebagai berikut :
e. Mengantarkan individu untuk mengenal, mencintai,
6. Fungsi pencegahan dan berjumpa dengan esensi diri atau jati diri serta dzdat
yang maha suci, yaitu Allah SWT, (Hamdan Bakran
7. Fungsi penyembuhan atau perawatan
Adzaky, 2001: 272-273)
8. Fungsi penyucian
Teori Pembinaan Kesehatan Mental

Secara etimologis, kata pembinaan memiliki arti: 1) proses, cara, perbuatan membina; 2) pembaruan, penyempurnaan; 3) usaha,
tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Peneliti mengaitkan
“Pembinaan dengan bimbingan”. W.S. Winkel mengemukakan bahwa bimbingan berarti pemberian bantuan kepada sekelompok
orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup.

Adapun mental diartikan sebagai sesuatu hal yang berhubungan dengan batin. Menurut Samsul Munir Amin, mental yaitu yang
berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan atau proses berasosiasi dengan pikiran, akal dan ingatan.
Pembinaan mental merupakan bagian dari kegiatan bimbingan dan konseling, sehingga tujuan dari pembinaan mental tersebut
tidak terlepas dari tujuan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Pendekatan Psikoterapi Sufistik untuk Pembinaan Pribadi Bermental Sehat

Mustafa fahmi, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Mahmud menemukan dua pola dalam mendefInisikan
kesehatan mental :
a. Pertama, pola negative , bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari segala neurosis
dan pikosis.
b. Kedua Pola positif, bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap
diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya.pola yang kedua ini lebih umum dan lebih luar dari pola yang pertama
Kesehatan Mental Prespektif Tasawuf

Psikologi dan Tasawuf memiliki perbedaan yang sangat tajam karena keduanya memiliki pandang yang berbeda terhadap
objek kajian keilmuan yang ada. Perbedaan antara tasawuf dan psikologi memang tidak bersifat esensial. Dengan perbedaan
bidang kajian, sudut pandang, tujuan, dan pendekatan dan ini menjadi alasan kuat sebagai keseimbangan dan harmonisasi
keduanya. Tasawuf secara mendasar merupakan salah satu sara cara yang ditempuh oleh seseorang untuk mengendalikan
pergerakan nafsu dan sifat-sifat nafsu, baik yang buruk maupun yang terpuji. Sehingga kedudukan tasawuf dalam Islam
diakui sebagai ilmu agama yang berkaitan dengan aspek- aspek moral, etika dan akhlaqul karimah menjadikan substansi
dalam Islam. Tasawuf merupakan pengendali moral manusia seperti zuhud, sabar, tawakal, dan termasuk Qona’ah akan
dapat mengurangi kecenderungan pola hidup bermewah mewah dan individualisme sebagaimana yang terjadi kehidupan
melineal ini.
Terapi Sufistik dalam Pembinaan Mental
Di dalam al-Quran sebagai dasar dan sumber ajaran Islam banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan ketenangan
dan kebahagiaan jiwa sebagai hal yang prinsipil dalam kesehatan mental. Dalam tasawuf (terapi/konseling sufistik) ada
tingkatan-tingkatan yang harus dilalui oleh seseorang yang menjalani terapi, yaitu :
a. Takhalli (membersihkan diri dari sifat-sifat tercela), dalam hal ini Al Qur’an telah menginformasikan bahwa metode
yang unik dan manjur untuk mengatasi perasaan berdosa yakni melalui tobat.
b. Tahalli (mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji), pada tahapan ini konseli/klien dianjurkan untuk mengisi ketaatan lahir
dengan secara berkesinambungan dan istikomah. Contoh terapi yang dapat dilakukan diantaranya shalat, dzikir, doa, dan
tilawah Al- Qur’an.
c. Tajalli (kenyataan Tuhan), konsep ini bertitik tolak dari pandangan bahwa Allah SWT, dalam kesendirian-Nya (sebelum
ada Alam ini) ingin melihat diri-Nya di luar diri-Nya. Karena itu dijadikan-Nya alam ini. Maka dengan demikian alam ini
merupakan cermin bagi Allah SWT. Dalam hal ini diharapkan para konseli benar-benar memiliki kesehatan mental yang
prima dan berkepri-badian yang sehat.
TERIMAKASIH!!

Anda mungkin juga menyukai