Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPRIBADIAN MUKMIN, MUSLIM, DAN MUHSIN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :

“TEORI KEPRIBADIAN TASAWUF”

Dosen Pengampu :

Ahmad Sauqi, S. Ag, M. Pd.I.

Disusun oleh kelompok 7 :

1. Mohammad Nuriyan Alhamdani (126303201007)


2. Nadila Zuana Pramesti (126303201019)
3. Dwi Anggraini (126303202032)
4. Izzata Zulfa Sholikha (126303202035)

TASAWUF DAN PSIKOTERAPI

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

OKTOBER 2021

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahhi Rabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.


yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dengan mengucap syukur
kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyusun makalah dengan judul “Kepribadian Mukmin, Muslim, dan Muhsin.”

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dari kami. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang
membangung dalam memperbaiki penulisan selanjutnya.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ahmad Sauqi, S. Ag, M. Pd.I. selaku
dosen mata kuliah Teori Kepribadian Tasawuf yang telah membimbing dan mengajarkan kami,
serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Atas segala keterbatasan yang kami miliki, apabila terdapat kekurangan dan kesalahan
kami mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bekal
pengetahuan dikemudian hari.

Jombang, 23 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI

Sampul ................................................................................................................................ 1
Kata Pengantar .................................................................................................................. 2
Daftar Isi ............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4
C. Tujuan ...................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5


A. Pengertian Kepribadian ............................................................................................. 5
B. Kepribadian Mukmin ................................................................................................ 5
C. Kepribadian Muslim ................................................................................................ 8
D. Kepribadian Muhsin................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11


A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. Saran ..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepribadian merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Kepribadian merupakan sesuatu yang melekat dalam diri manusia secara
menyeluruh dan mempunyai ciri khas yang berbeda-beda pada setiap individu.
Berbagai macam teori kepribadian telah dijelaskan oleh para ahli, mulai dari teori Barat
yang sangat terkenal yang diungkapkan oleh Sigmund Freud, dan juga terdapat teori
yang menjelaskan tentang kepribadian yang dihubungkan dengan psikologi Islam.
Sigmund Freud menjelaskan bahwa dalam struktur kepribadian manusia terdapat tiga
elemen, yaitu Id, ego, dan super ego. Kepribadian dalam psikologi Islam merupakan
gabungan antara sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia. Dalam konsep kepribadian
Islam, terdapat tiga macam kepribadian, yaitu kepribadian Mukmin, Muslim, dan
Muhsin. Ketiga macam kepribadian tersebut memiliki pengertian dan ciri-ciri yang
berbeda-beda.
Untuk memperjelas dan agar kita dapat memahmi langsung penjelasan
mengenai kepribadian dan macam-macam kepribadian dalam konsep kepribadian
Islam, maka makalah ini mencoba untuk menjelaskan mengenai hal-hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Jelaskan pengertian kepribadian!
2. Jelaskan pengertian kepribadian Mukmin!
3. Jelaskan pengertian kepribadian Muslim!
4. Jelaskan pengertian kepribadian Muhsin!

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kepribadian.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kepribadian Mukmin.
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kepribadian Muslim.
4. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kepribadian Muhsin.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia
menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi. Memahami
kepribadian berarti memahami aku, diri, self atau memahami manusia seutuhnya.
Sigmund Freud menjelaskan bahwa terdapat tiga elemen dalam struktur kepribadian,
yaitu id, ego, dan super ego.
Kepribadian menurut psikologi islami adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan
nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Aspek nafsani manusia memiliki tiga
daya, yaitu: (1) qalbu (fitrah ilahiyah) sebagai aspek supra-kesadaran manusia yang
memiliki daya emosi (rasa); (2) akal (fitrah insaniah) sebagai aspek kesadaran manusia
yang memiliki daya kognisi (cipta); (3) nafsu (fitrah hayawaniyah) sebagai aspek pra
atau bawah kesadaran manusia yang memiliki daya konasi (kehendak).
Konsep kepribadian menurut pemikiran al-Ghazali seperti, hakekat manusia,
dorongan dan emosi, struktur jiwa, tipologi kualitas insani, dan metode Perbaikan
Akhlak (Konseling). Dari keseluruhan konsep kepribadian al-Ghazali tersebut, yang
menjadi perhatian dalam pengaplikasian metode perbaikan akhlak seperti metode taat
syariat, metode pengembangan diri dan metode kesufian.

B. Kepribadian Mukmin
Secara sederhana, orang mukmin diartikan sebagai orang yang taat menjalankan
segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Menurut Abdul Mujib,
mukmin adalah orang yang beriman, dan secara etimologi iman berarti pembenaran,
orang yang beriman adalah orang yang benar dalam memegang dan melaksanakan
amanat, sehingga hatinya merasa aman.
Tidak semua pembenaran dapat dinamakan sebagai iman. Iman tergambar pada
apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. yang tergambar pada rukun iman,
yaitu : 1) beriman kepada Allah, 2) beriman kepada Malaikat Allah, 3) beriman kepada
kitab-kitab Allah, 4) beriman kepada Rasul-rasul Allah, 5) beriman kepada hari akhir,
dan 6) beriman kepada qada dan qadar.

5
Yang termasuk dalam kepribadian mukmin (iman) adalah:
1. Iman kepada Allah yang melahirkan kepribadian Rabbani atau kepribadian
Ilahi. Kepribadian Rabbani ialah kepribadian individu yang mencerminkan
sifat-sifat ketuhanan.
2. Iman kepada malaikat yang melahirkan kepribadian Maliki. Kepribadian Maliki
adalah kepribadian individu yang mencerminkan sifat-sifat Malakiyyah.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah yang melahirkan kepribdian Qur’ani.
Keperibadian Qur’ani merupakan kepribadian individu yang mencerminkan
nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an.
4. Iman kepada Rasulullah yang melahirkan kepribadian Rasuli. Kepribadian
Rasuli merupakan kepribadian inidividu yang mencerminkan sifat-sifat
Rasuliyyah.
5. Iman kepada hari akhir yang melahirkan kepribadian Yawm akhir. Kepribadian
Yawm akhir adalah kepribadian individu yang didapat setelah mengimani,
memahami, dan mempersiapkan diri untuk memasuki hari akhir, dimana
seluruh perilaku manusia akan dimintai pertanggung jawaban.
6. Iman kepada qadla dan qadar yang melahirkan kepribadian takdiri. Kepribadian
takdiri adalah kepribadian individu yang didapat setelah mengimani,
memahami, mengaplikasikan ketentuan dan dan aturan Allah SWT. dalam
kehidupan, sehingga ia mendapatkan rahasia dan hikmah hidupnya menuju
keselamatan di dunia dan di akhirat.

Makna mukmin merupakan orang yang beriman, secara khusus dijelaskan


dalam al-Qur’an dengan lebih luas seperti dalam QS. al-Baqarah (2): 212 tentang
rezeki yang diterima orang yang mukmin dibanding dengan orang non-muslim.

‫ّٰللا يَرْ ُزقُ َم ْن يَّش َۤا ُء بِّغَي ِّْر‬


ُ ‫ُزيِّنَ ِّللَّ ِّذيْنَ َكف َُروا ْال َحيٰوة ُ الدُّ ْنيَا َويَ ْسخ َُر ْونَ مِّنَ الَّ ِّذيْنَ ٰا َمن ُْوا ۘ َوالَّ ِّذيْنَ اتَّقَ ْوا ف َْوقَ ُه ْم يَ ْو َم ْال ِّق ٰي َم ِّة ۗ َو ه‬
٢١٢-‫حِّ َساب‬

Artinya : “Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang
kafir, dan mereka menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang
bertakwa itu berada di atas mereka pada hari Kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada
orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.”

6
QS. al-Anfāl (8): 2-4 dan QS. Al-Fath (48): 4 yang menjelaskan keimanan orang
mukmin memiliki potensi untuk bertambah atas beberapa sebab.

٢ َ‫ع ٰلى َربِّ ِّه ْم يَت ََو َّكلُ ْون‬


َ ‫علَ ْي ِّه ْم ٰا ٰيتُهٗ زَ ادَتْ ُه ْم اِّ ْي َمانًا َّو‬ ُ ‫اِّنَّ َما ْال ُمؤْ مِّ ن ُْونَ الَّ ِّذيْنَ اِّذَا ذُك َِّر ه‬
َ ْ‫ّٰللا َو ِّجلَتْ قُلُ ْوبُ ُه ْم َواِّذَا ت ُ ِّليَت‬

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila


disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.”

٣ - َ‫ص ٰلوةَ َومِّ َّما َرزَ ْق ٰن ُه ْم يُ ْن ِّفقُ ْو ۗن‬


َّ ‫الَّ ِّذيْنَ يُ ِّق ْي ُم ْونَ ال‬

Artinya : “(Yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan yang menginfakkan


sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
ٰۤ ُ
٤ - ‫ولىِٕكَ هُ ُم ْال ُمؤْ مِّ ن ُْونَ َحقًّ ۗا لَ ُه ْم د ََرجٰ تٌ ِّع ْندَ َربِّ ِّه ْم َو َم ْغف َِّرة ٌ َّو ِّر ْزقٌ ك َِّر ْي ٌۚ ٌم‬ ‫ا‬

Artinya : “Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan


memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang
mulia.”

ُ‫ّٰللا‬ ۗ ِّ ْ‫ت َو ْاْلَر‬


‫ض َوكَانَ ه‬ ِّ ‫ب ْال ُمؤْ مِّ نِّيْنَ ِّليَ ْزدَاد ُْْٓوا اِّ ْي َمانًا َّم َع اِّ ْي َمانِّ ِّه ْم ۗ َو ِّ ه‬
ِّ ‫ّلِل ُجن ُْودُ السَّمٰ ٰو‬ ِّ ‫ي قُلُ ْو‬ ْْٓ ‫ه َُو الَّذ‬
ْ ِّ‫ِّي اَ ْنزَ َل ال َّس ِّك ْينَةَ ف‬
٤ - ‫ع ِّل ْي ًما َح ِّك ْي ًما‬
َ

Artinya : “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang


mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik
Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”
(QS. Al-Fath (48): 4)

Penjelasan al-Qur’an mengenai sifat orang mukmin di atas dapat dibilang cukup
komprehensif. Di dalam penjelasan ayat tersebut terdapat beberapa sifat orang mukmin
yang meliputi aspek individual, dan sosial. Dari aspek individual disebutkan dengan
seorang mukmin merupakan orang yang senantiasa bergetar ketika diingatkan tentang
Allah, kemudian ketika ayat al-Qur’an dibacakan maka akan berdampak terhadap
keimanan, tidak hanya didengarkan, melainkan juga diamalkan, melalui pelaksanaan
shalat dan menunaikan zakat. Orang yang demikian tersebut adalah sebenar-benarnya
orang beriman atau mukmin sejati sebab dapat memposisikan keimanan dari sisi ruhani
dan jasmani.

7
C. Kepribadian Muslim
Kepribadian secara utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh
lingkungan, khususnya pendidikan. Adapun sasaran yang dituju dalam pembentukan
kepribadian ini adalah kepribadian yang dimiliki akhlak yang mulia. Tingkat kemuliaan
akhlak yang erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Sebab Nabi Muhammad SAW
mengemukakan bahwa “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang
mukmin yang paling baik akhlaknya.”
Seseorang yang islam disebut muslim. Muslim adalah orang atau seseorang
yang menyerahkan dirinya secara sungguh-sungguh kepada Allah. Jadi, dapat
dijelaskan bahwa “wujud pribadi muslim” itu adalah manusia yang mengabdikan
dirinya kepada Allah, tunduk dan patuh serta ikhlas dalam amal perbuatannya, karena
iman kepada Allah Swt. Pola sesorang yang beriman kepada Tuhan, selain berbuat
kebajikan yang diperintahkan adalah membentuk keselarasan dan keterpaduan antara
faktor iman, islam dan ikhsan.
Orang yang dapat dengan benar melaksanakan aktivitas hidupnya seperti
mendirikan shalat, menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan penderitaan dan peperangan
maka mereka disebut sebagai muslim yang takwa, dan dinyatakan sebagai orang yang
benar. Hal ini merupakan pola takwa sebagai gambaran dari kepribadian yang hendak
diwujudkan pada manusia islam. Apakah pola ini dapat “mewujud” atau “mempribadi”
dalam diri seseorang, sehingga terlihat perbedaannya dengan orang lain, karena
takwanya, maka; orang itu adalah orang yang dikatakan sebagain seseorang yang
mempunyai “Kepribadian Muslim”.
Secara terminologi kepribadian Islam memiliki arti serangkaian perilaku
normatif manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial yang
normanya diturunkan dari ajaran islam dan bersumber dari Al-Quran dan al-Sunnah.
Kepribadian muslim dapat diartikan sebagai identitas yang dimiliki seseorang sebagai
ciri khas bagi keseluruhan tingkah laku sebagai muslim, baik yang disampaikan dalam
tingkah laku secara lahiriyah maupun sikap batinnya. Tingkah laku lahiriyah seperti
cara berkata-kata, berjalan, makan, minum, dan lain sebagainya. Sedangkan sikap batin
seperti penyabar, ikhlas, dan sikap terpuji yang timbul dari dorongan batin. Kepribadian
Muslim dapat dilihat secara individu dan juga secara kelompok atau ummah.
Membentuk kepribadian Islam (muslim) adalah dengan memberikan pemikiran-

8
pemikiran yang dibutuhkan untuk membentuk pola pikirnya kemudian pola jiwanya
(nafsiyah).

Adapun ciri-ciri kepribadian muslim meliputi lima rukun Islam, yaitu:

a. Membaca dua kalimat syahadat, yang melahirkan kepribadian syahadatain


b. Menunaikan shalat, yang melahirkan kepribadian mushalli
c. Mengerjakan puasa, yang melahirkan kepribadian sha’im
d. Membayar zakat, yang melahirkan kepribadian muzakki
e. Melaksanakan haji, yang melahirkan kepribadian hajji

Kepribadian atau watak, ciri khas atau karakter seseorang yang secara eksis dan
terus menerus dipertahankan, meskipun demikian kepribadian bisa berubah-ubah
sesuai dengan faktor yang mempengaruhi. Dalam islam kepribadian Muslim identik
dengan akhlak islam, ia merupakan perpaduan harmonis antara sistem kalbu, akal dan
nafsu yang menimbulkan tingkah laku dan merupakan ciri khas umat Islam. Karena itu
ciri khas kepribadian Muslim ialah yang selalu menjaga hatinya untuk taat kepada Allah
dan menjauhi semua larangan-Nya.

D. Kepribadian Muhsin
Muhsin berarti orang yang berbuat ihsan. Kata ihsan berasal dari hasuna yang
berarti baik atau bagus. Seluruh perilaku yang mendatangkan manfaat dan
menghindarkan kemudharatan merupakan perilaku yang ihsan. Hadis nabi SAW
menyebutkan bahwa ihsan bermuara pada peribadatan dan muwajahah, dimana ketika
sang hamba mengabdikan diri pada-nya, seakan-akan bertatap muka dan hidup bersama
dengan-nya, sehingga seluruh prilakunya menjadi baik dan bagus.
Yang dimaksud dengan kepribadian muhsin adalah kepribadian dapat
memperbaiki dan mempercantik individu, baik berhubungan dengan diri sendiri,
sesamanya, alam semesta dan kepada tuhan yang diniatkan hanya untuk mencari
ridhonya. Kepribadian muhsin dapat dibentuk dengan dua pola, yaitu:
a. Pola umum, yaitu segala perilaku baik yang dapat mempercantik diri
manusia yang objeknya tidak terbatas pada subjek tertentu. Contoh:
pemaaf, syukur, tawakal, dan sebagainya.
b. Pola khusus, yaitu segala sesuatu yang baik yang dapat mempercantik diri
manusia yang objeknya ditujukan pada subjek tertentu. Contoh: anak
menghormati orang tua, perilaku sayang orang tua kepada yang muda.

9
Dalam muhsin ini sendiri, terdapat tiga pola yang dapat diterapkan, yaitu:

a. Pola hierarki, yang mana masing-masing karakter memiliki tata urut dan
tahapan. masing-masing karakter memiliki tangga yang harus dilalui untuk
mencapai tahap berikutnya, misal: individu memiliki karakter taubah,
artinya dengan zuhud, sabar, faqir, tawadhu, taqwa, tawakal, ridha, cinta
dan berakhir pada ma'rifah.
b. Pola proporsional, yang mana individu dapat memiliki bagian-bagian dari
kepribadian muhsin menurut keadaan yang dialami, baik menurut tata urut.
c. Pola ekletis yaitu menggunakan kepribadian muhsin secara campuran.
Sebab masing-masing kepribadian muhsin merupakan satu kesatuan yang
utuh. Contoh: seorang yang matrelialistis, dia tidak memiliki sifaty zuhud,
sabar, faqir, tawakal dan ridha. Untuk menghilangkan sifat matrelialis,
maka harus melakukan lima karakter muhsin secara bersamaan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia
menjadi satu kesatuan, dan tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi. Sigmund Freud
menjelaskan bahwa terdapat tiga elemen dalam struktur kepribadian, yaitu id, ego, dan
super ego. Kepribadian menurut psikologi islami adalah gabungan antara sistem kalbu,
akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Terdapat tiga macam
kepribadian dalam konsep kepribadian Islam, yaitu kepribadian mukmin, muslim, dan
muhsin.
Seseorang dikatakan memiliki kepribadian mukmin, muslim, dan muhsin
apabila sikap, perilaku, penampilan, dan tindakannnya dalam bimbingan terhadap
Tuhannya. Agar terwujud kepribadian mukmin, muslim, dan muhsin, hendaknya
sesorang yang memiliki kepribadian tersebut harus bersungguh-sungguh dalam
mempercayai-Nya dengan segala kesempurnaan-Nya, keagungan-Nya, keperkasaan-
Nya, dan kebijaksanaan-Nya. Orang mukmin jika diartikan secara sederhana adalah
orang yang taat menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kepribadian muslim adalah suatu proses kehidupan orang islam, dalam melakukan
perilaku yang baik sesuai dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan yang bertujuan
untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian hidup di dunia dan akhirat. Islam telah
menggambarkan cara yang benar untuk membentuk kepribadian, hati, akal, pikiran, dan
perilaku seseorang supaya ia bisa menjadi manusia yang sehat tubuh, akal dan jiwanya,
menjadi sebuah kekuaan dan unsur positif yang patut bagi masyarakatnya yang luas.
Kepribadian muhsin adalah kepribadian yang dapat mempercantik dan memperbaiki
individu, baik dengan diri sendiri, sesamanya, alam semesta dan kepada Allah yang
dimaksudkan untuk mendapatkan Ridha Allah.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini banyak kekurangan, baik dari segi
materi maupun dari segi penulisan. Kami mengharap kritik dan saran yang
membangung dari para pembaca demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami maupun bagi pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Saifurrahman. 2016. Pembentukan Kepribadian Muslim Dengan Tarbiyah Islamiyah. Jurnal


Tarbiyah Islamiyah. Vol. 1 No. 1 : 65-76.

Khulaisie, R.N. 2016. Hakikat Kepribadian Muslim, Seri Pemahaman Jiwa Terhadap Konsep
Insan Kamil. Jurnal Reflektka. Vol 11, No 1 : 39-57. DOI:
10.28944/reflektika.v11i1.36

Muzakky Althaf Husein, 2020. E-Journal: Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif Al-
Qur’an: Telaah Tafsir Jalālain. Cirebon.

Mansoer, Prod Dr Masri MA, 2020. Ciri-Ciri Mukmin Sejati. Jakarta.

Hamzah, dkk. 2017. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Kepribadian
Islam Siswa di SMA Negeri 2 Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal Al-
Hikmah. Vol. 14 No. 1

Cholid Nurviyanti, 2018. Konsep Kepribadian Al-Ghozali Untuk Mencapai Hasil Konseling
yang Maksimal. Bangka Belitung.

Husnah, L. 2016. Peran Guru Akidah Akhlak Sebagai Model Dan Teladan Dalam
Pembenttukan Kepribadian Siswa di MTs Sunan Kalijogo Kranding Mojo Kediri.
Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. Tulungagung.

12

Anda mungkin juga menyukai